Dinamika Kepribadian
beberapa waktu,
juga menjadi fokus anak bagi hubungan antarpribadi, membentuk bagaimana dia
Kohut (1971, 1977) percaya bahwa bayi secara alamiah bersifat narsistik. Mereka
adalah pribadi yang berpusat pada diri sendiri (self-centered), yang mencari secara
khusus kesejahteraan mereka sendiri dan berharap dikagumi atas siapa diri mereka
dan apa yang sudah mereka lakukan. Diri paling dini menjadi terkristalkan di
2. Kebutuhan untuk mencapai gambaran ideal dari salah satu atau kedua
orangtuanya.
terbentuk ketika bayi yang berhubungan dengan objek-diri yang menjadi cermin
kepribadian yang sehat.Namun keduanya tetap harus berubah ketika anak tumbuh
dewasa. Jika mereka masih tidak bisa membedakan dirinya, maka mereka akan
diri harus berubah menjadi sebuah pandangan yang realistik mengenai diri, dan
gambar orangtua yang ideal harus tumbuh menjadi gambar orangtua yang
realistik.
Dua gambar diri ini tidak akan hilang sepenuhnya. Manusia dewasa yang sehat
akan meneruskan sikap yang positif terhadap dirinya sembari terus melihat
kualitas-kualitas yang baik pada orangtua dan figur-figur lain pengganti orangtua.
kebutuhan infantilnya ini dan terus memusat pada diri sendiri.Akibatnya, dia terus
dirinya.Freud percaya bahwa pribadi narsistik seperti itu tidak bisa disembuhkan
Narsisisme
Narsisisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah ini
pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil
dari tokoh dalam mitos Yunani, Narcissus, yang dikutuk sehingga ia mencintai
ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.
Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir, bahkan Andrew
sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti
bergantung pada standar dan prestasi orang laindemi membuat dirinya bahagia.
seseorang, dimana pada kondisi tersebut cara berpikir, cara memahami situasi dan
kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi normal. Kondisi itu
berperan dalam suatu hubungan. Seseorang yang narsis biasanya memiliki rasa
percaya diri yang sangat kuat, namun apabila narsisme yang dimilikinya sudah
mengarah pada kelainan yang bersifat patologis, maka rasa percaya diri yang kuat
tersebut dapat digolongkan sebagai bentuk rasa percaya diri yang tidak sehat,
karena hanya memandang dirinya lah yang paling hebat dari orang lain tanpa bisa
2. Struktur Kepribadian
Kohut mengadakan hipotesa bahwa hubungan yang memadai dengan hasil
objek diri yang sehat dalam pembentukan bipolar nuclear self memiliki tiga
komponen:
1. Nuclear ambitions, merupakan perjuanganbelajar anak untuk kekuasaan dan
sukses dicerminkan oleh objek diri;
2. Nuclear ideals, merupakan tujuan dan gambar ideal yang berasal dari
pengakuan anak dari kekuatan memuaskan dan menenangkan yang
dimodelkan olehobjek diri; dan
3. Basic talents and skills, terletak antara dua kutubambisi dan cita-cita,
membentuk semacam ketegangandimana aktivitas psikologis orang tersebut
didorong oleh ambisi dan dipimpinoleh cita-cita dalam pengejaran tujuan
hidup menggunakan bakat dan keterampilan apa yang dia miliki (Kohut,
1977, hal. 188).
Nuclear ambitions terbentuk sejak awal kehidupan, atau sekitar tahun
kedua atau ketiga, sedangkan nuclear ideals sekitar usia empat atau lima tahun
(Kohut, 1977, hal. 179). Kohut membayangkan nuclear self sebagai entitas
bipolar, dengan ambisi dan cita-cita sebagai penahan kutub yang berlawanan.
Proses sentral dalam pembentukan dua kutub ini adalah hubungan dengan empati
objek diri. Bagaimanapun, nuclear self bukan hanya copy langsung dari objek
diri. Ini adalah asimilasi beberapa aspek karakteristik kepribadian, tetapi fitur
utama dari objekdiri yang depersonalisasi dan umum dalam proses Kohut disebut
transmuting internalization.
Transmuting internalization adalah jenis pencernaan psikologis dimana
fitur yang dapat digunakan dan yang baik dari objek diri dimasukkan ke dalam
diri anak. Frustrasi ringan dan kegagalan dalam empati oleh objek diri mendorong
anak untuk melihat mereka sebagai hanya manusia. Sesekali kegagalan di
empati pada bagian dari objek diri mengizinkan anak untuk membangun struktur
diri sendiri tanpa perlu memasukkan seluruh kepribadian orang lain.
Kohut telah menjelaskan empat distorsi yang berbeda dari kegagalan pada
objek diri, yaitu:
1. The under-stimulated self yaitu kondisi patologis di mana individu merasa
kosong, bosan, dan mati rasa karena objek diri (selfobject) mereka tidak
menyesuaikan dengan kebutuhan diri mereka untuk mirroring dan idealizing.
2. The fragmenting self yaitu sebuah kondisi patologis di mana orang merasa
terfragmentasi, tidak terkoordinasi, dan kurang keseimbangan dan kohesi
karena objek diri (selfobject) yang menimbulkan beberapa cedera narsis pasti
pada anak disaat yang sangat rentan.
3. The over-stimulated self yaitu sebuah kondisi patologis di mana individu itu
tidak tepat dirangsang dalam ambisi atau cita-citanya. Kekaguman yang tidak
proporsional, perhatian, dan persetujuan diberikan oleh objek diri (selfobject)
untuk kebutuhan megah dan mengidealkan anak. Individu sekarang hidup
dalam ketakutan.
4. The overburdened self yaitu sebuah kondisi patologis di mana individu tidak
memiliki kemampuan untuk menenangkan diri di saat stres karena objek diri
(selfobject) tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk bergabung dengan
kekuatan dan ketenangannya sendiri. Orang tersebut mudah kewalahan dan
merasa bahwa dunia adalah tempat yang mengancam dan berbahaya.
Kohut (1971,1977) percaya bahwa bayi mempunyai sifat narsistik alami.
Mereka berpusat pada diri sendiri (self centered) dan mencari kesejahteraan untuk
mereka sendiri secara ekslusif serta berharap dikagumi orang lain sebagai diri
mereka sendiri dan atas apa yang mereka lakukan. Diri terbentuk diseputar
kebutuhan narsistik, yaitu:
1. Kebutuhan untuk menampilkan kemegahan diri
2. Kebutuhan untuk mencapai suatu gambaran ideal mengenai salah satu atau
kedua orangtuanya.
Keinginan untuk menampilkan kemegahan diridibangun ketika bayi
berhubungan dengan objek diri yang menjadi cerminan (mirroring selfobject)
yang merefleksikan pembenaran dari perilakunya. Bayi kemudian membentuk
gambaran diri yang mendasar dari pesan-pesan seperti jika orang lain melihat
saya sempurna, maka saya memang sempurna. Sementara gambaran orangtua
yang ideal berlawanan dengan gambaran diri yang megah karena hal tersebut
menyiratkan adanya orang lain yang sempurna juga. Meskipun demikian,
gambaran tersebut juga memenuhi kebutuhan narsistik karena mereka mengadopsi
sikap Anda sempurna, tetapi saya juga bagian dari Anda.
Kedua gambaran diri yang narsistik tersebut merupakan bagian yang
penting bagi pengembangan kepribadian yang sehat. Bagaimanapun, keduanya
harus berubah seiring dengan tumbuhnya anak menjadi dewasa. Jika mereka tak
berubah, maka akan mengakibatkan suatu kepribadian orang dewasa yang
narsistik secara patologis. Gambaran kemegahan ini harus berubah menjadi suatu
pandangan yang realistis terhadap diri sendiri. Gambaran orangtua yang ideal juga
harus tumbuh menjadi gambaran yang realistis dari orangtua. Kedua gambaran
diri sebenarnya tidak hilang sama sekali. Orang dewasa yang sehat tetap memiliki
sikap-sikap yang positif terhadap diri sendiri dan tetap melihat kualitas baik pada
orangtua mereka. Bagaimanapun, orang dewasa yang narsistik tidak melampaui
kebutuhan yang bersifat kekanakan ini dan tetap menjadi individu yang berpusat
pada diri sendiri. Mereka juga melihat seluruh isi dunia sebagai pengagumnya.
Freud menganggap orang narsistik semacam itu sebagai calon yang lemah untuk
psikoanalisis. Sebaliknya, Kohut malah menganggap bahwa psikoterapi bisa
berjalan secara efektif terhadap pasien-pasien semacam itu.
Para terapis yang menganut pandangan self-psychology berpendapat
bahwa tugas mereka adalah membantu memperbaiki kerusakan yang disebabkan
oleh hubungan dan lingkungan. Mereka mempermudah perasaan diri (self) yang
sehat dalam diri pasien, suatu tingkat penghargaan diri sendiri yang memuaskan
dan agak stabil, dan kemampuan untuk membanggakan diri karena prestasi-
prestasinya. Teori ini juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran dalam diri
pasien supaya ia merespon kebutuhannya sendiri dan kebutuhan orang lain.