Anda di halaman 1dari 3

Penatalaksanaan Transient Ischemic Attack

Manajemen medis bertujuan untuk mengurangi risiko baik jangka pendek dan
jangka panjang dari stroke. Terapi antitrombotik harus dimulai sesegera mungkin
setelah perdarahan intrakranial dapat disingkirkan, mengingat risiko tinggi jangka
pendek TIA adalah stroke. Berdasarkan pedoman AHA/ASA stroke pada pasien
dengan stroke atau transient ischemic attack, adalah sebagai berikut :
1. Transient Ischemic Attack Non-cardioemboli

Agen antiplatelet dianjurkan daripada antikoagulan oral


sebagai terapi awal. Pemberian Aspirin (50-325 mg /day), kombinasi
aspirin/extended-release dipyridamole, dan clopidogrel semua masuk

akal pilihan lini pertama (rekomendasi kelas I).[1]

Kombinasi aspirin / extended-release dipyridamole


(Aggrenox) bisa lebih baik dibanding aspirin saja (rekomendasi kelas

IIa) dan dapat dimulai dalam waktu 7 hari setelah kejadian.[1]

Clopidogrel dapat diberikan selain aspirin (rekomendasi kelas


IIb). Aspirin bila kombinasi dengan clopidogrel meningkatkan risiko
perdarahan dan tidak rutin dianjurkan untuk pasien dengan TIA

(rekomendasi kelas III).[1]

2. Transient Ischemic Attack Cardioemboli

Pada pasien dengan atrial fibrilasi setelah TIA, antikoagulasi


jangka panjang dengan warfarin (INR gol, 2-3) biasanya dianjurkan.
Aspirin, 325 mg/day, dianjurkan bagi mereka yang tidak mampu
untuk membeli antikoagulan oral. Pedoman AHA / ASA 2010
pencegahan stroke setelah TIA atau stroke, clopidogrel tidak boleh
dikombinasi dengan aspirin, karena risiko pendarahan

clopidogrel+aspirin sama dengan warfarin.[1]


Pada penyakit katup aorta, terapi antiplatelet dapat
dipertimbangkan. . Untuk katup prostetik, antikoagulan oral dengan
warfarin (INR tujuan 2,5-3,5) dianjurkan. Bagi mereka dengan TIA
meskipun terapi INR telah diberikan, aspirin, 75-100 mg/day, dapat
ditambahkan ke rejimen. Untuk katup bioprosthetic, pasien dengan
TIA dan tidak ada sumber lain tromboemboli dapat dipertimbangkan

untuk antikoagulasi oral dengan warfarin (INR gol 2-3).[1]

2.8 Prognosis Transient Ischemic Attack


Secara pasif dilaporkan, pasien dengan TIA menunjukkan bahwa
dalam
jangka pendek berkembang menjadi stroke dengan perkiraan 3% dalam 2
hari, 5% dalam 7 hari, 8% dalam 30 hari, dan 9% dalam 90 hari.[1]
Sejumlah skor stratifikasi risiko yang tersedia untuk membantu
dalam
menentukan prognosis, namun yang paling banyak divalidasi adalah skor
ABCD2.[1]

Tabel 01: Skor ABCD2. [1,9]


Aspek Penilaian Point
A: (Age) Usia 60 tahun 1
B: (Blood Pressure) Tekanan darah 140/90 mmHg 1
C: (Clinical Features) Gambaran klinik
- Kelemahan Unilateral 2
- Gangguan Bicara 1
D: (Duration) Lama waktu keluhan
- 60 menit 2
- 10 59 menit 1
D: (Diabetes Melitus) 1
Total 0-7 point

Individu dengan skor ABCD2 lebih dari 6 mempunyai resiko


untuk
menjadi stroke sekitar 8% dalam waktu 2 hari, sementara mereka yang
memiliki
skor ABCD2 kurang dari 4 mempunyai resiko untuk menjadi stroke
sekitar 1% dalam waktu 2 hari. [1]

Anda mungkin juga menyukai