Ketidakefektifan bersihan jalan napas Setelah dilakukan asuhan keperawatan x 24 1. Stabilisasi dan membuka jalan napas:
jam diharapkan masalah ketidakefektifan o Posisikan pasien dan kepala sesuai
bersihan jalan napas dapat teratasi dengan dengan kebutuhan
o Suction mulut dan orofaring
Batasan karakteristik: Kriteria Hasil: o Monitor adanya sesak napas,
mengorok saat tube oro/nasofaring
Batuk yang tidak efektif 1. Frekuensi napas normal terpasang pada tempatnya
Dispnea 2. Irama napas normal o Bantu pemasangan tube endotrakeal
Gelisah 3. Kedalaman inspirasi dengan mengumpulkan peralatan
Kesulitan verbalisasi 4. Kemampuan untuk mengeluarkan secret intubasi dan peralatan darurat yang
Mata terbuka lebar 5. Ansietas dibutuhkan, atur posisi pasien, berikan
Ortopenea 6. Ketakutan pengobatan sesuai resep, dan monitor
Penurunan bunyi napas 7. Tersedak pasien akan adanya komplikasi saat
Perubahan frekuensi napas 8. Suara napas tambahan pemasangan
Perubahan pola napas 9. Tidak ada pernapasan cuping hidung o Jelaskan pada pasien dan keluarga
Sianosis 10. Tidak ada penggunaan otot bantu napas tentang prosedur intubasi
Sputum dalam jumlah yang berlebihan 11. Pasien tidak mendesah saat bernapas o Berikan oksigen 100% selama 3-5
Suara napas tambahan 12. Dispnea saat istirahat menit sesuai yang dibutuhkan
Tidak ada batuk 13. Dispnea dengan aktivitas ringan o Auskultasi dada setelah intubasi
14. Batuk
o Observasi kesimetrisan pergerakan
15. Akumulasi sputum
dinding dada
16. Respirasi agonal
Faktor yang berhubungan: o Monitor status pernapasan sesuai
kebutuhan
Lingkungan 2. Pengisapan lendir pada jalan napas:
o Tentukan perlunya suction
Perokok mulut/trakea
Perokok pasif o Auskultasi suara napas sebelum dan
Terpajan asap setelah tindakan suction
Obstruksi jalan napas o Instruksikan kepada pasien untuk
menarik napas dalam sebelum
Adanya jalan napas buatan dilakukan suction nasotracheal dan
Benda asing dalam jalan napas gunakan oksigen sesuai kebutuhan
Eksudat dalam alveoli o Gunakan alat steril setiap tindakan
Hyperplasia pada dinding bronkus suction trakea
Mukus berlebihan o Monitor adanya nyeri
Penyakit paru obstruksi kronis o Monitor status oksigenasi pasien
Sekresi yang tertahan o Lakukan fisioterapi dada minimal 2
Spasme jalan napas jam setelah makan
Fisiologis o Monitor status respirasi dan kardiologi
o Gunakan bantal untuk menopang
Asma
posisi pasien
Disfungsi neuromuskular o Anjurkan untuk batuk selama dan
Infeksi setelah tindakan
Jalan napas alergi o Monitor jumlah dan karakteristik
sputum
o Sedot sputum
3. Terapi oksigen:
o Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi
trakea dengan tepat
o Batasi (aktivitas) merokok
o Pertahanan kepatenan jalan napas
o Siapkan peralatan oksigen dan berikan
melalui system humidifier
o Berikan oksigen tambahan seperti
yang diperintahkan
o Monitor aliran oksigen
o Monitor posisi perangkat (alat)
pemberian oksigen
o Monitor efektifitas terapi oksigen
o Amati tanda-tanda hipoventilasi
induksi oksigen
o Pantau adanya tanda-tanda keracunan
oksigen dan kejadian atelektasis
Ketidakefektifan pola napas Setelah dilakukan asuhan Penghisapan lendir pada jalan nafas
berhubungan dengan keperawatan selama x 24 jam
Lakukan tindakan pencegahan umum
Ansietas Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan,
Cedera medulla spinalis kaca mata, dan masker) sesuai dengan
Derformitas diding dada NOC : kebutuhan
Deformitas tulang Tentukan perlunya suction mulut atau trakea
Disfungsi neuromuscular Status pernafasan : ventilasi Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
Gangguan musculoskeletal tindakan suction
Gangguan neurologis ( EEG,trauma Informasikan kepada pasien dan keluarga
Kriteria Hasil
kepala, dan gangguan kejang) tentang pentingnya tindakan suction
Hiperventilasi Frekuensi pernafasan Aspirasi nasopharynx dengan kanul suction
Imaturitas neurologis Irama pernafasan sesuai dengan kebutuhan
Keletihan Kedalaman inspirasi Instruksikan kepada pasien untuk menarik nafas
Keletihan otot pernafasan Suara perkusi nafas dalam sebelum dilakukan suction nasotrakeal
Nyeri Kapasitas vital dan gunakan oksigen sesuai kebutuhan
Obesitas Hasil rontgen dada Gunakan alat steril setiap tindakan sucion trakea
Posisi tubuh ynag menghambat Volume tidal Instruksikan kepada napas untuk mengambil
ekspansi paru Pengenbangan dinding dada tidak napas pelan dan dalam selama kanul suction
Sindrom hipoventilasi simetris masuk melalui jalur nasotrakeal
Gangguan suara saat auskultasi Gunakan angka terendah pada dinding suction
Gangguan ekspirasi yang diperlukan untuk membuang sekresi
(misalnya, 80-120 mmHg untuk pasien dewasa)
Monitor status oksigenasi pasien (nilai SaO3 atau
SvO3), status neurologis (misalnya, status
mental, tekanan intra kranial, tekanan perfusi
serebral dan status hemodinamik (misalnya,
nilai MAP dan irama jantung) segera
sebelumnya selama dan setelah suction)
Berdasarkan durasi setiap suction trakea buang
sekret dan [cek] respon pasien terhadap suction
Bersihkan areal sekitar stroma trakea setelah
menyelesaikan suction trakea sebagaimana
mestinya
Hentikan suction trakea dan sediakan oksigen
tambahan jika pasien pernah mengalami
bradikardi, peningkatan ektopi, ventrikel dan
atau desaturasi
Instruksikan pasien dan atau keluarga untuk
melakukan suction sebagaimana mestinya
Bantuan ventilasi
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer Setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen Asam Basa
selama ...x... jam, perfusi jaringan
Batasan Karakteristik: mempertahankan keefektifan jalan nafas
perifer pasien menjadi efektif dengan
klien dengan menggunakan nasal kanul
Bruit Femoral kriteria hasil:
atau masker oksigen
Edema
NOC: memposisikan klien untuk mendapatkan
Indeks ankle-brakhial <0,90
ventilasi yang adekuat dengan
Kelambatan penyembuhan luka perifer Perfusi Jaringan : Perifer
memberikan posisi semi fowler pada
Klaudikasi intermiten
Pengisian Kapiler jari pasien
Nyeri ekstremitas Pengisian Kapiler jari kaki
mempertahankan kestabilan akses selang
Paresthesia Suhu kulit ujung kaki dan intravena dengan terapi diuretik
Pemendekan jarak bebas nyeri yang tanagn memonitor kencenderungan PH arteri
Kekuatan denyut nadi karotis
ditempuh dalam uji berjalan 6 menit PaCo2 dan HCo3 dengan pemeriksaan
(kanan)
Pemendekan jarak total yang ditempuh Analisa Gas Darah (AGD)
Kekuatan denyut nadi karotis
dalam uji berjalan 6 menit (400-700m mengobservasi pola pernafasan dengan
(kiri)
pada orang dewasa) Kekuatan denyut nadi melihat retraksi dada dan abdomen klien
Penurunan nadi perifer brachialis (kanan) berikan pasien terapi yang mengandung
Kekuatan denyut nadi
Perubahan fungsi motorik HCO3 dengan dosis yang tepat
brachialis (kiri)
Perubahan karakteristik kulit (mis. mengatasi demam klien dengan
Denyut femoralis (kanan)
Warna, elastisitas, rambut, kelembapan, Denyut femoralis (kiri) memberikan obat oral parasetamol dan
Kekuatan denyut pedal (kanan)
kuku, sensasi, suhu) intravena
Kekuatan denyut pedal (kiri)
Perubahan tekanan darah di ekstremitas Tekanan darah diastolik dalam memberikan pengobatan nyeri pada klien
Tidak ada nadi perifer batas normal sesuai dengan takaran yang tepat
Tekanan darah sistolik dalam
Waktu pengisian kapiler > 3 detik memberikan terapi oksigen pada klien
batas normal
Warna kulit pucat saat elevasi melalui nasal kanul atau masker oksigen
Nilai rata-rata tekanan darah
Warna tidak kembali ke tungkai 1 menit Bruit diujung kaki dan tanagn dengan tepat
MAP dalam batas normal
setelah tungkai diturunkan Monitoring Asam Basa
Nadi teraba kuat
Faktor yang Berhubungan: Tidak terjadi udeme pada
mengambil spesimen AGD, Urine, dan
perifer.
Diabetes Melitus Nyeri diujung kaki dan tangan serum untuk Pemeriksaan Laboratorium
Gaya hidup kurang gerak yang terlokalisasi keseimbangan asam basa
Hipertensi Nekrosis menganalisa hasil pemeriksaan
Mati rasa
Kurang pengetahuan tentang factor Tingling laboratorium AGD, serum, dan urine
Muka tidak lagi pucat
pemberat (mis. Merokok, gaya hidup pada pasien yang mengalami kondisi
Tidak terjadi keram otot
monoton, trauma, obesitas, asupan Kerusakan integritas kulit dengan effect yang lambat pada nilai Ph
Rubor
garam, imobilitas) <7,35
parastesial
Kurang pengetahuan tentang proses monitor tanda dan gejala kekurangan
penyakit (mis. Diabetes, HCo3 yang ditandai dengan pernafasan
hiperlipidemia) kusmaul, kelemahan, disorientasi, sakit
Merokok kepala, anoreksia, koma, PH urine <6
Tinggikan anggota badan yang terkena 20
derajat atau lebih dari jantung
Monitor tanda dan gejala kelebihan HCo3
dan alkalosis metabolik ditandai dengan
mati rasa, kesemutan pada ekstremitas,
hipertonus otot,brakikardi, kekakuan, pH
urine >9
Anjurkan latihan ROM pasif atau aktif,
terutama latihan ekstremitas bawah,
selama istirahat.
Monitor tanda dan gejala turunnya nilai
PaCo2 dan alkalosis respiratori yang
ditandai dengan sering mendesah,
menguap, kejang, parastesia, kedutan,
kesemutan, mati rasa, pandangan kabur,
dan pusing
Monitor tanda dan gejala kelebihan
PaCo2 dan asidosis respiratori ditandai
dengan tremor pada tangan, bingung,
perasaan mengantuk sampai dengan
koma, sakit kepala, respon verbal lambat,
mual muntah, ekstremitas berkeringat dan
hangat
(NOC) (NIC)
2. Perawatan jantung
a. Pastikan tingkat aktifitas pasein yang tidak
membahayakan curah jantung atau
mempropokasi serangan jantung
b. Dorong adanya peningkatan aktifitas
bertahap ketika kondisi pasien sudah sudah
ditstabilkan (mis,. Dorong aktifitas yang
lebih ringan atau waktu yang lebih singkat
dengan waktu istirahat yang seing dalam
melakukan aktifitas)
c. Evaluasi episode nyeri dada (intensitas,
lokasi, durasi, dan factor yang memicu
serta meringankan nyeri dada)
d. Lakukan penilaian kompreensif pada
sirkulasi perifer (mis., cek nadi perifer,
edema, pengisian ulang kapiler, warna dan
suhu ekstrimitas) secara rutin sesuai
kebijakan agen
e. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
f. Monitor disritmia jantung, termasuk
gangguan ritme dan konduksi jantung
g. Catat tanda dan gejala penuruna curah
jantung
h. Monitor keseimbangan cairan (intake dan
outpun serta berat badan harian)
i. Monitor sesak nafas, kelelahan, takipnea
dan orthupenea
j. Evaluasi perubahan tekanan darah
k. Sediakan terapi antiaritmia sesuai
kebijakan unit (mis., obat antiaritmia,
kardioversi atau defirbrilasi) sebagaimana
mestinya
NCP SISTEM
PERSYARAFAN
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Edema Serebral
perfusi jaringan otak keperawatan selama ... x ... jam Monitor adanya kebingungan, perubahan pikiran, keluhan
Dispnea setelah dapat berkurang dengan kriteria hasil : cara yang tepat
Posisikan sesuai body alignment yang tepat
beraktivitas NOC : Hindari menggunakan kain linen kasur yang
Gangguan sikap berjalan Ambulasi
Gerakan lambat teksturnya kasar
Gerakan spastic Tidak terganggu untuk menopang Jaga kain linen kasur tetap bersih, kering, dan
Gerakan tidak berat badan bebas kerutan
terkoordinasi Tidak terganggu untuk berjalan Aplikasikan papan untuk kaki di tempat tidur
Instabilitas postur dengan langkah yang efektif (pasien)
Kesulitan membolak blik Tidak terganggu untuk berjalan Gunakan alat di tempat tidur yang melindungi
posisi dengan pelan pasien
Kerterbatasan rentang Tidak terganggu untuk berjalan Aplikasikan alat untuk mencegah footdrop
Tinggikan teralis tempat tidur, dengan cara yang
gerak dengan kecepatan sedang
Ketidaknyamanan Tidak terganggu untuk berjalan tepat
Melakukan aktivitas lain Letakkan alat untuk memposisikan tempat tidur
dengan cepat
sebagai pengganti Tidak terganggu untuk berjalan dalam jangkauan yang mudah
Letakkan lampu panggilan berada dalam
pergerakan (misal menaiki tangga
Tidak terganggu untuk berjalan jangkauan (pasien)
meningkatkan perhatian
Letakkan meja di samping tempat tidur berada
menuruni tangga
pada aktivitas orang lain,
Tidak terganggu untuk berjalan dalam jangkauan pasien
mengendalikan perilaku, Tempelkan trapeze (segi tiga) di tempat tidur,
menanjak
fokus pada aktivitas Tidak terganggu untuk berjalan dengan cara yang tepat
sebelum sakit) Balikkan (pasien), sesuai dengan kondisi kulit
menurun
Penurunan kemampuan Balikkan pasien yang tidak dapat mobilisasi
Tidak terganggu untuk berjalan
melakukan keterampilan paling tidak setiap 2 jam, sesuai dengan jadwal
dalam jarak yang dekat (< 1 blok/20
motorik halus yang spesifik
meter)
Penurunan keterampilan Monitor kondisi kulit (pasien)
Tidak terganggu untuk berjalan
Ajarkan latihan di tempat tidur, dengan cara yang
melakukan motorik kasar dalam jarak yang sedang (> 1 blok <
Penurunan waktu reaksi tepat
5 blok) Fasilitasi penggiliran kecil dari berat badan
Tremor akibat bergerak
Tidak terganggu untuk berjalan Bantu menjaga kebersihan (misalnya dengan
Faktor yang Berhubungan : dalam jarak yang jauh (5 blok atau menggunakan deodorant atau parfum)
Agens farmaseutikal Aplikasikan aktivitas sehari hari
lebih)
Ansietas Berikan stoking antiemboli
Tidak terganggu untuk berjalan
Depresi Monitor komplikasi dari tirah baring (misalnya
Disuse mengelilingi kamar kehilangan tonus otot, nyeri punggung,
Fisik tidak bugar Tidak terganggu untuk berjalan
konstipasi, peningkatan stress, depresi,
Gangguan fungsi kognitif
mengelilingi rumah
Gangguan metabolism kebingungan, perubahan siklus tidur, infeksi
Tidak terganggu untuk
Gangguan musculoskeletal saluran kemih, kesulitan dalam berkemih,
Gangguan neuromuscular menyesuaikan dengan perbedaan
Gangguan pneumonia)
tekstur permukaan/lantai
sensoriperseptual Tidak terganggu untuk berjalan
Gaya hidup kurang gerak Peningkatan Mekanika Tubuh
mengelilingi rintangan
Indeks massa tubuh diatas Kaji komitmen pasien untuk belajar dan
persentil ke-75 sesuai usia Ambulasi kursi roda menggunakan postur (tubuh) yang benar
Intoleran aktivitas Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam
Kaku sendi Tidak terganggu untuk perpindahan
Keenganan memulai mengembangkan peningkatan mekanika tubuh,
ke dan dari kursi roda
pergerakan Tidak terganggu untuk menjalankan sesuai indikasi
Kepercayaan budayab Kaji pemahaman pasien mengenai mekanika
kursi roda dengan aman
tentang aktivitas yang Tidak terganggu untuk menjalankan tubuh dan latihan (misalnya mendemonstrasikan
tepat kursi roda dalam jarak dekat kembali teknik melakukan aktivitas/latihan yang
Kerusakan integritas Tidak terganggu untuk menjalankan benar)
struktur tulang kursi roda dalam jarak sedang Informasikan pada pasien tentang struktur dan
Keterlambatan Tidak terganggu untuk menjalankan fungsi tulang belakang dan postur yang optimal
perkembangan kursi roda dalam jarak jauh untuk bergerak dan menggunakan tubuh
Kontraktur Tidak terganggu untuk menjalankan Edukasi pasien tentang pentingnya postur
Kurang dukungan kursi roda melewati pembatas lantai (tubuh) yang benar untuk mencegah kelelahan,
lingkungan (missal fisik Tidak terganggu untuk menjalankan
ketegangan atau injuri
kursi roda melewati pintu keluar
atau social) masuk Edukasi pasien mengenai bagaimana
Kurang pengetahuan Tidak terganggu untuk menjalankan
menggunakan postur (tubuh) dan mekanika
tentang nilai aktivitas fisik kursi roda melewati jalan yang
tubuh untuk mencegah injuri saat melakukan
Malnutrisi
landai/menurun
Nyeri berbagai aktivitas
Penurunan kekuatan otot Kaji kesadaran pasien tentang abnormalitas
Penurunan kekuatan Pergerakan
muskuloskeletalnya dan efek yang mungkin
pengendali otot Keseimbangan tidak terganggu
timbul pada jaringan otot dan postur
Penurunan ketahanan Koordinasi tidak terganggu
Edukasi penggunaan matras/tempat duduk atau
Cara berjalan tidak terganggu
tubuh Gerakan otot tidak terganggu bantal yang lembut, jika diindikasikan
Penurunan massa otot Gerakan sendi tidak terganggu Instruksikan untuk menghindari tidur dengan
Program pembatasan Kinerja pengaturan tubuh tidak
posisi tengkurap
gerak terganggu Bantu untuk mendemonstrasikan posisi tidur
Kinerja transfer tidak terganggu
yang tepat
Berlari tidak terganggu
Bantu untuk menghindari duduk dalam posisi
Melompat tidak terganggu
Merangkak tidak terganggu yang sama dalam jangka waktu yang lama
Berjalan tidak terganggu Instruksikan pasien untuk menggerakkan kaki
Bergerak dengan mudah tidak
terlebih dahulu kemudian badan ketika memulai
terganggu berjalan dari posisi berdiri
Gunakan prinsip mekainak tubuh ketika
menangani pasien dan memindahkan peralatan
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasikan
latihan postur (tubuh) yang sesuai
Bantu pasien untuk memilih aktivitas pemanasan
sebelum memulai latihan atau memulai
pekerjaan yang tidak dilakukan secara rutin
sebelumnya
Bantu pasien melakukan latihan fleksi untuk
memfasilitasi mobilisasi punggung sesuai indikasi
Edukasi pasein/keluarga tentang frekuensi dan
jumlah pengulangan dari setiap latihan
Monitor perbaikan postur (tubuh)/mekanika
tubuh pasein
Berikan informasi tentang kemungkinan posisi
penyebab nyeri otot atau sendi
Peningkatan tekanan intracranial terganggu oksimetris, kedalaman, pola, laju/tingkat, dan usaha
Komunikasi yang tepat dengan
(TIK) lebih dari 10 mmHg secara (bernafas)
situasi Monitor parameter hemodinamik invasive, yang
berulang selama lebih dari 5 menit Mematuhan perintah
sesuai
setelah adanya berbagai stimuli Respon motor untuk stimulasi Monitor ICP dan CPP
eksternal Monitor reflex kornea
berbahaya tidak terganggu
Monitor reflex batuk dan muntah
Peningkatan tekanan intracranial Hadir untuk rangsangan
Monitor bentuk otot, gerakan motoric, gaya
(TIK) tidak proporsional setelah lingkungan tidak teganggu
berjalan, dan proprioception
Aktifitas kejang tidak ada
terjadi stimulus Monitor pronator drif
Fleksi abnormal tidak ada
Monitor kekuatan tegangan
Tekanan intracranial (TIK) dasar Ekstensi abnormal tidak ada
Monitor terhadap adanya tremor
Stupor tidak ada
lebih dari 10 mmHg Monitor kesimetrisan wajah
Tidak sadarkan diri tidak ada
Uji response tekanan volume yang Monitor tonjolan lidah
Delirium tidak ada
Monitor respon cara berjalan
beragam (Volume : rasio tekanan Koma tidak ada
Monitor EOMs dan karakteristik tatapan mata
2, indeks volume tekanan < 10) Monitor gangguan visual: diplopia, distagmus,
penyempitan lapangan pandang, penglihatan kabur,
Faktor yang Berhubungan : dan ketajaman visual
Cedera otak (mis., kerusakan Catat keluhan sakit kepala
Monitor karakteristik berbicara: kelancaran, adanya
serebrovaskuler, penyakit
aphasia, atau kesulitan menemukan kata
neurologi, trauma, tumor) Monitor respon terhadap stimuli: verbal, taktil, dan
Hipotensi sistemik disertai
(respon) bahaya
hipertensi intracranial Monitor perbedaan terhadap tajam/tumpul atau
Peningkatan tekanan intracranial
panas/dingin
(TIK) secara kontinu 10-15 mmHg Monitor paresthesia: mati rasa dan kesemutan
Penurunan perfusi serebral kurang Monitor indra penciuman
dari 50-60 mmHg Monitor pola berkeringat
Monitor respon Babinski
Monitor respon cushing
Monitor balutan drynasekraniotomi/ laminectomy
Monitor respon terhadap obat
Konsultasikan dengan rekan kerja untuk
mengkonfirmasi data
Identifikasi pola yang muncul dalam data
Tingkatkan frekuensi pemantauan neurologis, yang
sesuai
Hindari kegiatan yang bisa meningkatkan tekanan
intracranial
Beri jarak kegiatan keperawatan yang diperlukan
yang bisa meningkatkan tekanan intracranial
Beritahu dokter mengenai perubahan kondisi pasien
Mulailah melakukan tindakan pencegahan sesuai
peraturan, jika perlu
Faktor Resiko terjadi kerusakan integritas kulit dengan dengan adanya kemerahan, kehangatan
Batasan Karakteristik : melakukan aktivitas perawatan diri atau kursi untuk mandi, bak tempat mandi, mandi dengan
Ketidakmampuan membasuh mandi untuk diri sendiri dengan kriteria berdiri, dengan menggunakan cara yang tepat atau
tubuh hasil: sesuai dengan keinginan pasien
Ketidakmampuan mengakses NOC : Cuci rambut sesuai dengan kebutuhan atau keinginan
kamar mandi Perawatan Diri : Mandi Mandi dengan air yang mempunyai suhu yang
Disfungsi motilitas gastrointestinal Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC Label: Bowel Management
Batasan Karakteristik: ..x.. jam diharapkan mampu Catat tanggal buang air besar
Akselerasi pengosongan lambung mempertahankan motilitas terakhir
Diare gastrointestinal dengan kriteria : Monitor buang air besar
Distensi abdomen NOC Label: Bowel Elimination termasuk frekuensi, konsistensi,
Feses kering, keras Pola eliminasi tidak terganggu bentuk, volume, dan warna,
Control gerakan usus tidak
Kesulitan mengeluarkan feses dengan cara yang tepat
terganggu
Kram abdomen Monitor bising usus
Warna feses tidak terganggu
Mual Jumlah feses untuk diet tidak Lapor peningkatan frekuensi
Muntah terganggu dan/atau bising usus bernada
Feses lembut dan berbentuk
Nyeri abdomen tinggi
Kemudahan BAB tidak
Peningkatan residu lambung Lapor berkurangnya bising usus
terganggu
Perubahan bising usus Tekanan sfingter tidak terganggu Monitor adanya tanda dan gejala
Otot untuk mengeluarkan feses
Regurgitasi diare, konstipasi, dan impaksi
tidak terganggu
Residu lambung berwarna empedu Masukkan supositoria rektal
Pengeluaran feses tanpa bantuan
Tidak flatus Suara bising usus sesuai dengan kebutuhan
Tidak ada lemak dalam feses
Mendorong penurunuan
Tidak ada darah dalam feses
Factor yang berhubungan Tidak ada mucus dalam feses makanan pembentuk gas, yang
Tidak ada konstipasi
Ansietas sesuai
Tidak ada diare
Gaya kurang gerak Tidak ada nyeri pada saat BAB Dapatkan guaiac untuk
Imobilitas [melancarkan] feses, dengan
Noc Label: gastrointestinal function
Intoleransi makanan Toleransi [terhadap makanan] cara yang tepat
Malnutrisi tidak terganggu
Nafsu makanan tidak terganggu
Memakan kontaminan (mis., radioaktif, NIC Label: Gastrointestinal
Waktu pengosongan lambung
makanan, air) Intubation
tidak terganggu
Pemberian makanan enteral Frekuensi BAB tidak terganggu Pilih jenis dan ukuran selang
Warna feses tidak terganggu
Penuaan nasogastric dengan
Konsistensi feses tidak
Prematuritas mempertimbangkan penggunaan
terganggu
Program pengobatan Jumlah feses tidak terganggu dan rasionalisasi dilakukannya
Bising usus tidak terganggu
penyisispan
Warna cairan lambung tidak
Jelaskan kepada pasien dan
terganggu
Jumlah residu cairan lambung keluarga mengenai alasan
ketika aspirasi tidak terganggu menggunakan selang
pH cairan lambung tidak
gastrointestinal
terganggu
Masukkan selang sesuai dengan
Serum albumin tidak terganggu
Hematokrit tidak terganggu protocol institusi
Glukosa darah tidak terganggu
Berikan pasien segelas air atau
Tidak ada distensi perut
Tidak ada mual kepingan es untuk menelan
Tidak ada muntah
selama penyisipan [dilakukan]
Tidak ada Konstipasi
Tidak ada diare Posisikan pasien di sisi kanan
untuk memfasilitasi pergerakan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Diare Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Diare
Batasan Karakteristik : selama x jam diharapkan pasien Tentukan riwayat diare
ada dorongan untuk defekasi mampu : selang ke [arah] duodenum
Ambil tinja untuk pemeriksaan
bising usus hiperaktif Kontinensi usus Berikan
kultur dan sensitifitas obat-obatan yang dapat
bila diare
defekasi feses cair >3 dalam Mengnenali keinginan untuk berlanjut meningkatkan peristaltic usus
2jam defekasi Tentukan penempatan selang
Evaluasi profil pengobatan
kram Mempertahankan pola pengeluaran feses yang
terhadap adanya efek benar dengan mengamati
samping
nyeri abdomen yang bisa diprediksi pada gastrointestinaltanda dan gejala [selang] masuk
Mempertahankan kontrol pengeluaran ke trakea, memeriksa warna
Ajari pasien cara penggunaan
Factor yang berhubungan : feses obat antidiare secaradan/atau
tepat tingat pH aspirasi,
fisiologis : Mengeluarkan feses paling tidak 3 kali Instruksikan pasien memeriksa
atau rongga mulut,
inflamasi gastrointestinal per hari dan/atau mencatat penempatan
anggota keluarga untuk
iritasi gastrointestinal Tekanan sfingter memadai untuk film x-ray, jika diperlukan
mencatat warna, volume,
kram mengontrol buang air besar frekuensi, dan konsistensi tinja
malabsorpsi Persarafan sfingter fungsional Evaluasi kandungan nutrisi dari
parasit Merespon keinginan untuk BAB secara makanan yang sudah
tepat waktu dikonsumsi sebelumnya
psikologis : Tiba di toilet antara dorongan untuk BAB Berikan makanan dalam porsi
dan waktu untuk mengeluarkan feses kecil dan lebih sering serta
ansietas Menjaga lingkungan yang bebas tingkatkan porsi secara
tingkat stress tinggi hambatan untuk eliminasi mandiri bertahap
Minum cairan secara adekuat Anjurkan pasien untuk
situasional : Mengonsumsi serat dengan jumlah mencoba menghindari makanan
adekuat yang mengandung laktosa
makan melalui selang Menggambarkan hubungan asupan Identifikasi faktor yang bisa
melakukan perjalanan makanan dengan konsistensi feses menyebabkan diare (misalnya
pemaparan pada kontaminan Memantau jumlah dan konsistensi feses medikasi, bakteri, dan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Mekanis
Abses rektal
Fisura anak rektal
Gangguan neurologis (mis, EEG positif,
trauma kepala,gangguan kejang)
Hemoroid
Kehamilan
Ketidakseimbangan elektrolit
Obesitas
Obstruksi pasca-bedah
Pembesaran prostat
Penyakit Hirschsprung
Prolapse rektal
Rektokel
Striktur anak rektal
Tumor
Ulkus rektal
Farmakologis
Agens farmaseutikal
Penyalahgunaan laksatif
Fisiologis
Asupan cairan tidak cukup
Asupan serat tidak cukup
Dehidrasi
Kebiasaan makan buruk
Ketidakadekuatan gigi geligi
Ketidakadekuatan hygiene oral
Penurunan motilitas traktus
gastrointestinal
Perubahan kebiasaan makan (mis.,
makanan,waktu makan)