Tujuan dari praktikum kali ini yaitu adalah untuk memperoleh besarnya tahanan geser tanah pada tegangan normal tertentu dan untuk mendapatkan kuat geser tanah
11.2 Landasan Teori
Sebagai suatu bahan konstruksi teknik, tanah adalah bahan yang tidak dapat menahan tarik, dan juga diperhitungkan tidak dapat menahan desak. Semua bahan yang bekerja pada tanah dilawan oleh kuat geser tanah. Masalah stabilitas pada tanah meliputi antara lain kemampuan tanah memikul beban pondasi, tekanan tanah pasif dan aktif, dan stabilitas lereng. Kuat geser tanah adalah kemampuan ultimit tanah melawan tegangan geser yang timbul akibat beban yang bekerja pada tanah. Tanah dapat melawan geser dengan dua komponen, yaitu gesekan intern dan kohesi, Pedoman ini mencakup metode pengukuran kuat geser tanah menggunakan uji geser langsung UU. Interpretasi kuat geser dengan cara ini bersifat langsung sehingga tidak dibahas secara rinci. Jika kondisi tanah kenyang air atau ada air dalam tanah (misal bendungan pada saat penuh air berarti ada rembesan air), maka analisis harus dilakukan dengan menggunakan tekanan efektif (') dan digunakan parameter ' dan c'. Bidang keruntuhan geser yang terjadi dalam pengujian geser langsung adalah bidang yang dipaksakan, bukan merupakan bidang terlemah seperti yang terjadi pada pengujian kuat tekan bebas ataupun triaksial. Dengan demikian selama proses pembebanan horisontal, tegangan yang timbul dalam bidang geser sangat kompleks, hal ini sekaligus merupakan salah satu kelemahan utama dalam percobaan geser langsung. Keadaan yang khusus yaitu pada tanah lempung kenyang air tetapi terjadi keruntuhan (longsoran, pergeseran) yang berlangsung secara cepat, maka analisis dilakukan dengan tegangan total. material tanah lempung tidak mempunyai nilai , tetapi mempunyai nilai c (cohession), sementara pasir tidak mempunyai nilai c, dan mempunyai nilai , material diluar pasir dan lempung mempunyai dua parameter c dan (umumnya lanah/silt).untuk uji tekan bebas parameter yang didapat adalah quu, dan kuat geser nya (shear strength) nya adalah quu/2, dari hasil uji kuat geser yang didapat melalui test, umumnya untuk keperluan praktis dikenal dengan bantuan korelasi antar parameter baik melalui hasil test lainnya. Banyak para ahli yang mengatakan bahwa kita tidak boleh mengambil nilai korelasi dua kali, artinya misalnya kita mempunyai data nilai parameter x, sementara kita butuh parameter z dimana ada hubungan korelasi antara x-y dan y-z, namun kita tidak dianjurkan untuk mencari parameter z dengan data x, karena itu termasuk nilai korelasi 2x tahap yang berbeda. Uji geser langsung merupakan pengujian yang sederhana dan langsung. Pengujian dilakukan dengan menempatkan contoh tanah kedalam kotah geser. Kotak ini terbelah dengan setengah bagian bawah merupakan bagian yang tetap dan bagian atas dapat bergerak. Kotak ini tersedia dalam beberapa ukuran, namun ukuran yang umum digunakan adalah dengan diameter 6,4 cm atau 5x5 cm2 untuk persegi. Contoh tanah diletakkan dalam kotak kemudian sebuah blok pembebanan termasuk batu berpori diletakkan di atas contoh tanah yang kemudian diberikan suatu beban normal. Kedua bagian kotak ini akan menjadi sedikit terpisah dan blok pembebanan serta setengah bagian atas kotak bergabung menjadi satu.
Sumber: puteriaswaja, 2017
Foto 11.1 Alat Uji Geser Langsung Kekuatan geser tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut tiap satuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah tersebut. Kuat geser dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Tekanan efektif atau tekanan antar butir. 2. Kerapatan partikel 3. Saling keterkuncian antar butir; butiran-butiran yang menyudut akan lebih saling terkunci dan memiliki kuat geser yang lebih tinggi dibanding butiran- butiran yang membulat. Prinsip dasar dari pengujian ini adalah pemberian beban secara horisontal terhadap benda uji melalui cincin/kotak geser yang terdiri dari dua bagian dan dibebani vertikal dipertengahan tingginya, dimana kuat geser tanah adalah tegangan geser maksimun yang menyebabkan terjadinya keruntuhan.
11.3 Alat dan Bahan
11.3.1 Alat Shear box / kotak geser Bagian untuk menggeser shear box Proving ring Dial untuk mengukur deformasi vertikal dan horizontal Batu pori dari bahan yang tidak berkarat (k = 0,1 cm/det) Pelat untuk menjepit contoh tanah Ring untuk mengambil / mencetak tanah dari tabung sampel Dolly, untuk memindahkan contoh tanah dari ring ke shear box Timbangan dengan ketelitian0,01 gr Kertas filter Oven Stopwatch Pisau atau palet 11.3.2 Bahan Tanah kohesif dan non kohesif dengan dimensi yang sesuai dengan cylinder ring. 11.4 Prosedur Percobaan Siapkan semua peralatan yang diperlukan Keluarkan shear box dari tempat airnya. Jadikan satu shear box bagian atas dan bawah dengan memasang baut penguncinya. Masukkan pelat dasar pada bagian paling bawah dari shear box dan diatasnya dipasang batu pori yang sebelumya telah dicelupkan dalam aquades atau direbus dahulu dengan mengeluarkan udara yang ada di dalam pori-porinya. Diatas batu pori diberi kertas filter yang sebelumnya juga telah dicelupkan dalam aquades. Dan diatas kertas filter ini dimasukkan pelat berlubang yang beralur, alur ini harus menghadap keatas dan arah alurnya harus tegak lurus arah pergeseran, hal ini dimaksudkan agar contoh tanah benar-benar terjepit secara kuat pada waktu dilakukan pergeseran. Masukkan kembali shear box kedalam tempat airnya dan tempatkan kedudukannya dengan mengencangkan dua buah baut penjepit yang ada. Masukkan contoh tanah kedalam shear box dengan susunan. Atur agar pelat pendorong tepat menempel pada shear box bagian bawah. Cara menggerakkannya ialah : Lepaskan kunci penggerak manual dengan menarik clutch, sekarang penggeser dapat digerakkan dengan memutar handwheel. Memutar handwheel searah jarum jam akan menyebabkan pergeseran ke kanan atau maju dan sebaliknya. Setelah penggeser tepat bersinggungan dengan shear box bagian bawah, maka kembalikan lagi clutch pada kedudukan terkunci, yaitu dengan jalam menarik dan memutarnya. Piston proving ring diatur agar tepat menyinggung shear box bagian atas, ini berarti proving ring belum menerima beban. Jadi dial proving ring juga harus diatur tepat pada nol, dengan demikian juga dial pengukur deformasi horizontal. Atur kedudukan loading yoke dalam posisi kerja, tempatkan juga kedudukan dial untuk mengukur deformasi vertikal. Atur kedudukan dial pada posisi tertentu. Siapkan beban konsolidasinya. Lengan pembebanan ini mempunyai perbandingan panjang 1 : 10, jadi beban yang bekerja juga mempunyai perbandingan 1 : 10. Contoh tanah siap digeser dengan lebih dahulu menentukan kecepatan penggeserannya. Atur susunan gigi agar kecepatan penggeseran sesuai dengan yang diinginkan. Kecepatan penggeseran yang umumnya dipakai ialah : 0,30 mm/menit. Periksa sekali lagi apakah jarum dial proving ring dan dial deformasi horizontal tepat pada posisi normal. Sekarang penggeseran dapat dimulai, tapi jangan lupa melepaskan kedua baut yang menyatukan shear box bagian atas dan bawah. Periksa juga clutch, apakah sudah terkunci. Hidupkan tombol POWER, lampu indikator akan menyala. Penggeseran dapat dimulai dengan menekan tombol B D, karena posisi gigi pada D. Lakukan pencatatan waktu pada saat penggeseran dimulai dan amati bahwa jarum dial proving ring dan dial deformasi horizontal mulai bergerak, apabila kedua jarum dial tersebut belum menyentuh, hentikan dengan menekan tombol B D, dan atur ujung dial pada kedudukan yang tepat. Lakukan pembacaan dan pencatatan dial proving ring, dial deformasi vertikal atau dial settlement, tiap dial deformasi horizontal bergerak 20 devisi. Lakukan pembacaan sampai contoh tanah runtuh, yang dapat diketahui dari dial proving ring yang mulai turun. Setelah mencapai maksimum lakukan pembacaan terus sebanyak 4 kali. Atau hentikan penggeseran kalau dial proving ring sudah mencapai 670 devisi. Setelah penggeseran selesai, maka kembalikan shear box pada posisi sebelum digeser, dengan menggerak mundur secara manual. Lepaskan beban konsolidasi dan keluarkan shear box dari tempatnya. Keluarkan contoh tanah dari shear box, timbang berat contoh tanah ini dan masukkan oven selama 24 jam dalam suhu 105 C, untuk mengetahui kadar air akhirnya. Ulangi semua prosedur di atas dengan dua buah contoh tanah lagi.
11.5 Rumus-rumus yang Digunakan
Beberapa rumus yang digunakan diantaranya adalah : N P n= S= A A Keterangan : S = kuat geser, kg/cm2 N = Beban normal, kg A = Luas permukaan bidang geser, cm2 P = Pembebanan geser, kg Dari beberapa nilai kuat geser maksimum (s) yang didapatkan kemudian dibandingkan terhadap tegangan normal masing-masing, akan didapatkan nilai parameter kohesi dan sudut geser dalam, dengan demikian maka : S= n.tan +C Keterangan : = Tegangan normal, kg/cm2 = Sudut geser dalam C = Kohesi
11.6 Daftar Pustaka
1. Anonimus, 2013, Sifat Mekanika Tanah Part 2, massagung.wordpres s.com Diakses pada 1 Juni 2017 pada pukul 20.00 WIB 2. Febrianto, Adriyan, 2012, Mekanika Batuan, www.academia.edu Diakses pada 1 Juni 2017 pada pukul 20.15 WIB 3. Staff Assisten Lab. Tambang, 2017, Diktat Penuntun Praktikum Geomekanika, Lab. Tambang UNISBA. 4. Yahya, Muhammad, 2011, Pengujian Direct Shear, yahyamohandes.blogspot.ae. pada 1 Juni 2017 pada pukul 20.30 WIB