Anda di halaman 1dari 18

ISAK NO.

9 15 Desember 2009
INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

INTERPRETASI
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERUBAHAN ATAS LIABILITAS


AKTIVITAS PURNAOPERASI,
RESTORASI DAN LIABILITAS SERUPA
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk
No. 9

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
ISAK No.

9 INTERPRETASI
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERUBAHAN ATAS LIABILITAS AKTIVITAS


PURNAOPERASI, RESTORASI DAN LIABILITAS
SERUPA

Hak cipta 2009, Ikatan Akuntan Indonesia

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:


Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982
tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan
atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp I00.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam
ayat (I), dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan / atau denda paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jalan Sindanglaya No.1
Menteng
Jakarta 10310
Telp: (021) 3190-4232
Fax: (021) 724-5078
Email: iai-info@iaiglobal.or.id.dsak@iaiglobal.or.id
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

Desember 2009

PENGANTAR

Dengan diadopsinya IAS 16 Property, Plant, and Equipment dan IAS 37 Provisions,
Contingent Liabilities and Contingent Assets menjadi PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap
dan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi maka
IFRIC dan SIC yang terkait perlu untuk diadopsi untuk melengkapi adopsi IAS 16 dan IAS
37.

Untuk itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan memandang perlu untuk mengadopsi
IFRIC 1 Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities menjadi
ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa

Jakarta, 15 Desember 2009


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua


Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua
Agus Edy Siregar Anggota
Etty retno Wulandari Anggota
Merliyana Syamsul Anggota
Meidyah Indreswari Anggota
Riza Noor Karim Anggota
Setiyono Miharjo Anggota
Saptoto Agustomo Anggota
Jumadi Anggota
Ferdinand D, Purba Anggota
Irsan Gunawan Anggota
Budi Susanto Anggota
Ludovicus Sensi Wondabio Anggota
Eddy R. Rasyid Anggota
Liauw She Jin Anggota
Sylvia Veronica Siregar Anggota

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

Perbedaan ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan


Liabilitas Serupa mengadopsi IFRIC 1 Changes in Existing Decommissioning, Restoration
and Similar Liabilities per 1 September 2004, kecuali untuk IFRIC 1 paragraf 09 dan 09A
yang menjadi ISAK 9 paragraf 09 tentang tanggal efektif.

DAFTAR ISI
Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

Paragraf
PENDAHULUAN ................................................................................................... 01-03
Referensi
Latar Belakang ......................................................................................................... 01
Ruang Lingkup ......................................................................................................... 02
Permasalahan............................................................................................................. 03

INTERPRETASI .................................................................................................... 04-08

TANGGAL EFEKTIF ........................................................................................... 09

KETENTUAN TRANSISI .................................................................................... 10

CONTOH ILUSTRASI

INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.9

PERUBAHAN ATAS LIABILITAS AKTIVITAS PURNAOPERASI, RESTORASI


DAN LIABILITAS SERUPA

Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

PENDAHULUAN

Referensi
PSAK 1(revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 16 (revisi 2007) : Aset Tetap
PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan
PSAK 26 (revisi 2008) : Biaya Pinjaman
PSAK 48 (revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset
PSAK 57 (revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontijensi.

Latar Belakang

01. Banyak entitas mempunyai kewajiban untuk membongkar, memindahkan, dan


merestorasi aset tetap. Dalam Interpretasi ini, kewajiban tersebut diartikan sebagai
"liabilitas purnaoperasi (decommissioning), liabilitas restorasi dan liabilitas serupa". Dalam
PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap, biaya perolehan aset tetap termasuk estimasi awal biaya
pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan biaya restorasi lokasi aset, yang mana
kewajiban atas biaya itu timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas
menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan
persediaan selama periode tersebut. PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi,
dan Aset Kontijensi mengatur persyaratan cara mengukur liabilitas purnaoperasi, liabilitas
restorasi, dan liabilitas serupa. Interpretasi ini memberikan panduan bagaimana mencatat
dampak perubahan pengukuran liabilitas purnaoperasi, liabilitas restorasi, dan liabilitas
serupa yang ada.

Ruang Lingkup

02. Interpretasi ini diterapkan atas setiap perubahan pengukuran atas liabilitas
purnaoperasi, liabilitas restorasi, dan liabilitas serupa yang ada yang:
Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

(a) diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai dengan PSAK 16 (revisi
2007): Aset Tetap; dan
(b) diakui sebagai liabilitas sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontijensi. Misalnya, liabilitas purnaoperasi, liabilitas
restorasi, dan liabilitas serupa dapat terjadi karena purnaoperasi pabrik, rehabilitasi
kerusakan lingkungan dalam industri ekstraktif, atau pemindahan peralatan.

Permasalahan

03. Interpretasi ini membahas bagaimana dampak dari peristiwa berikut ini yang
mengubah pengukuran liabilitas purnaoperasi, liabilitas restorasi, atau liabilitas serupa yang
dicatat sebagai:
(a) perubahan estimasi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi
(misalnya, arus kas) yang disyaratkan untuk menyelesaikan kewajiban;
(b) perubahan tingkat diskonto berdasarkan pada harga pasar kini yang didefinisikan
dalam PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontijensi
paragraf 47 (termasuk perubahan nilai waktu dari uang dan risiko spesifik terhadap
liabilitas tersebut); dan
(c) peningkatan yang mencerminkan berlalunya waktu (unwinding of the discount).

INTERPRETASI

04. Perubahan pengukuran atas liabilitas purnaoperasi, liabilitas restorasi, dan


liabilitas serupa yang merupakan hasil perubahan waktu estimasi atau jumlah arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi yang disyaratkan untuk

menyelesaikan kewajiban, atau perubahan tingkat diskonto dicatat sesuai dengan paragraf
05-07 di bawah ini.

Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

05. Jika aset terkait diukur dengan menggunakan model biaya:


(a) bergantung pada huruf (b), maka perubahan liabilitas ditambahkan pada, atau
dikurangi dari, biaya perolehan aset terkait pada periode berjalan.
(b) jumlah yang dikurangkan dari biaya perolehan aset tidak boleh melebihi jumlah
tercatatnya. Jika penurunan liabilitas melebihi jumlah tercatat aset, maka kelebihan
tersebut diakui segera dalam laporan laba rugi.
(c) jika penyesuaian menghasilkan tambahan biaya perolehan aset, maka entitas
mempertimbangkan apakah hal ini merupakan indikasi bahwa nilai tercatat yang baru
atas aset mungkin tidak terpulihkan seluruhnya. Jika terdapat indikasi tersebut, maka
entitas melakukan uji penurunan nilai atas aset dengan mengestimasikan jumlah
terpulihkannya, dan mencatat setiap rugi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48
(revisi 2009): Penurunan Nilai Aset.

06. Jika aset terkait diukur menggunakan model revaluasi:


(a) perubahan liabilitas mengubah surplus atau defisit revaluasi sebelumnya yang telah
diakui atas aset tersebut, sehingga:
(i) penurunan liabilitas (bergantung pada huruf (b))
diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan meningkatkan surplus
revaluasi dalam ekuitas kecuali jika kenaikan tersebut diakui dalam laporan
laba rugi sejauh hal itu membalikkan defisit atas aset yang sebelumnya diakui
dalam laporan laba rugi.
(ii) kenaikan liabilitas diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan mengurangi surplus revaluasi dalam
ekuitas sejauh terdapat saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.

(b) dalam hal penurunan liabilitas melebihi nilai tercatat aset seandainya aset tersebut
diakui menggunakan model biaya, maka kelebihan tersebut diakui segera dalam
laporan laba rugi.
Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

(c) perubahan dalam liabilitas merupakan indikasi bahwa aset tersebut mungkin harus
dinilai kembali untuk memastikan nilai tercatat tidak berbeda secara material dengan
nilai yang ditentukan menggunakan nilai wajar pada akhir tanggal pelaporan.
Revaluasi tersebut dipertimbangkan dalam menentukan jumlah yang dicatat dalam
laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sebagaimana diatur dalam
huruf (a). Jika suatu revaluasi diperlukan, maka seluruh aset pada kelompok tersebut
dinilai kembali.
(d) PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan mensyaratkan pengungkapan
dalam laporan laba rugi komprehensif atas setiap komponen pendapatan dan beban
komprehensif lain. Untuk memenuhi persyaratan ini, perubahan surplus revaluasi
yang timbul dari perubahan liabilitas diidentifikasikan dan diungkapkan secara
terpisah.

07. Jumlah tersusutkan yang telah disesuaikan akan disusutkan selama umur
manfaatnya. Oleh karena itu, ketika manfaat aset tersebut telah berakhir, semua perubahan
liabilitas diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Hal ini diterapkan baik untuk
model biaya maupun model revaluasi.

08. Penghitungan diskonto {unwinding of the discount) secara periodik diakui dalam
laporan laba rugi sebagai biaya keuangan saat terjadinya. Perlakuan kapitalisasi yang diatur
dalam PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman tidak diperkenankan.

TANGGAL EFEKTIF

Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

09. Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2011.

KETENTUAN TRANSISI

10. Perubahan kebijakan akuntansi dicatat sesuai persyaratan PSAK 25 (revisi 2009):
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.

CONTOH ILUSTRASI

Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

Contoh berikut melengkapi, Namun bukan bagian dari ISAK 9.

Bukti Umum

CIOI. Entitas memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dan liabilitas
pumaoperasi yang terkait dengan PLTN tersebut. PLTN mulai dioperasikan pada 1 Januari
2007. PLTN memiliki umur manfaat 40 tahun. Biaya perolehan awal PLTN adalah
Rp 120.000; jumlah ini termasuk biaya liabilitas purnaoperasi sebesar Rpl0.000, yang
merupakan nilai kini dari estimasi arus kas terutang 40 tahun mendatang sebesar Rp70.400
dengan tingkat diskonto yang disesuaikan sebesar 5%. Laporan keuangan entitas berakhir
pada 31 Desember.

Contoh 1: Model Biaya

CI02. Pada 31 Desember 2016, PLTN berusia 10 tahun. Akumulasi penyusutan


adalah Rp30.000 (Rp12.000 x 10/40 tahun). Karena unwinding of discount (5%) selama 10
tahun, maka liabilitas pumaoperasi meningkat dari Rp 10.000 menjadi Rp16.300.

CI03. Pada 31 Desember 2016, tingkat diskonto tidak berubah. Namun demikian,
entitas mengestimasi, sebagai dampak kemajuan teknologi, nilai kini neto atas liabilitas
purnaoperasi telah menurun sebesar Rp8.000. Oleh karena itu, entitas menyesuaikan
liabilitas purnaoperasi dari Rp 16.300 menjadi Rp8.300. Pada tanggal tersebut, entitas
membuat jurnal sebagai berikut untuk mencerminkan perubahan liabilitas:

Db Liabilitas purnaoperasi 8.000


Kr. Biaya perolehan asset 8000

CI04. Setelah penyesuaian, nilai tercatat aset adalah Rp82.000 (Rp120.000 - Rp8.000
- Rp30.000), yang akan disusutkan selama sisa Umur manfaat 30 tahun sehingga beban
Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

penyusutan untuk tahun berikutnya sebesar Rp2.733 (Rp82.000/30). Biaya keuangan tahun
berikutnya untuk unwinding of the discount menjadi Rp415 (Rp8.300 x 5%).

CI05. Jika perubahan liabilitas akibat perubahan tingkat diskonto, bukan akibat
perubahan estimasi arus kas, maka akuntansi untuk perubahan tersebut akan sama namun
biaya keuangan untuk tahun berikutnya akan mencerminkan tingkat diskonto yang baru.

Contoh 2: Model Revaluasi

CI06. Entitas mengadopsi model revaluasi dalam PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap
di mana pabrik direvaluasi dengan keteraturan yang cukup sehingga jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dengan nilai wajamya. Kebijakan entitas adalah mengeliminasi
akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi terhadap nilai tercatat bruto aset.

CI07. Jika pada aset yang direvaluasi terdapat liabilitas purnaoperasi, maka penting
untuk memahami dasar penilaian yang digunakan.

Misalnya:
(a) Jika aset dinilai dengan dasar arus kas yang didiskontokan, maka beberapa penilai
dapat menilai aset tanpa mengurangi penyisihan terhadap biaya purnaoperasi
(penilaian bruto), sementara penilai lain dapat menilai aset setelah dikurangi
penyisihan terhadap biaya purnaoperasi (penilaian neto), karena pada saat perolehan
aset, entitas secara umum mengasumsikan adanya kewajiban purnaoperasi. Untuk
tujuan pelaporan keuangan, kewajiban purnaoperasi diakui sebagai kewajiban
terpisah, dan bukan sebagai pengurang aset. Dengan demikian, jika aset dinilai
dengan dasar neto, maka diperlukan penyesuaian atas penilaian dengan
menambahkan penyisihan terhadap liabilitas, sehingga liabilitas tersebut tidak dicatat
dua kali.

(b) Jika aset dinilai dengan dasar biaya penggantian yang disusutkan, maka penilaian
mungkin tidak termasuk jumlah untuk komponen purnaoperasi dari aset. Jika
Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

demikian, maka suatu jumlah tertentu diperlukan sebagai penambah penilaian untuk
mencerminkan biaya penggantian yang disusutkan atas komponen tersebut.

CI08. Misalkan penilaian berdasarkan arus kas nilai pasar terdiskonto adalah
Rp 115.000 pada 31 Desember 2009. Nilai tersebut termasuk penyisihan sebesar Rp11.600
untuk liabilitas purnaoperasi yang mencerminkan tidak adanya perubahan terhadap estimasi
awal, setelah unwinding of the diskonto selama tiga tahun. Jumlah yang termasuk dalam
laporan posisi keuangan pada tanggal31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Rp

Aset pada saat penilaian (1) 126.600


Akumulasi penyusutan -
Liabilitas purnaoperasi (11.600)
Saldo laba (2) 115.000
Surplus revaluasi (3) (10.600)
15.600

Catatan:
(l) Penilaian yang diperoleh adalah Rp 115.000 ditambah biaya purnaoperasi sebesar
Rp 11.600, termasuk dalam penilaian namun diakui sebagai liabilitas terpisah
= Rp126.600.
(2) Beban penyusutan atas biaya perolehan awal selama tiga tahun adalah sebesar
Rp9.000 (Rp120.000 x 3/40)

I Untuk contoh dari prinsip ini. lihat PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset dan PSAK /3
(revisi 2007): Properti Investasi

ditambah akumulasi diskonto dari Rp10.000 dengan bunga majemuk 5% sebesar


Rp 1.600; total Rp 10.600.
Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

(3) Jumlah revaluasian Rp126.600 dikurangi nilai buku neto sebelumnya sebesar
Rp 111.000 (biaya perolehan Rp 120.000 dikurangi akumulasi penyusutan sebesar
Rp9.000).

CI09. Beban penyusutan tahun 2010 sebesar Rp3.420 (Rp126.600 x 1/37) dan beban
diskonto tahun 2010 sebesar Rp600 (5% dari Rp11.600). Pada 31 Desember 2010, liabilitas
purnaoperasi (sebelum penyesuaian) adalah Rp 12.200 dan tingkat diskonto tidak berubah.
Namun demikian, pada tanggal tersebut, entitas mengestimasi bahwa, sebagai hasil
kemajuan teknologi, nilai kini liabilitas purnaoperasi turun sebesar Rp5.000. Dengan
demikian, entitas menyesuaikan liabilitas purnaoperasi dari Rp12.200 menjadi Rp7.200.

CIlO. Seluruh jumlah penyesuaian ini dimasukkan dalam surplus revalusi, karena
jumlah tersebut tidak melebihi jumlah tercatat aset, yang dicatat berdasarkan model biaya.
Jika hal tersebut telah dilakukan, maka kelebihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi
sesuai dengan paragraf 6(b). Entitas membuat jurnal berikut untuk mencerminkan
perubahan tersebut:

Db. Liabilitas purnaoperasi 5.000


Kr. Surplus revaluasi 5.000

CI11. Entitas memutuskan bahwa penilaian menyeluruh atas aset diperlukan pada
tanggal 31 Desember 2010, untuk memberikan keyakinan bahwa nilai tercatat aset tidak
berbeda secara material dengan nilai wajarnya. Seandainya nilai aset sekarang adalah
Rp 107.000 neto setelah penyisihan Rp7.200 untuk penurunan liabilitas purnaoperasi yang
seharusnya diakui sebagai liabilitas terpisah. Penilaian aset untuk tujuan pelaporan
keuangan, sebelum dikurangi penyisihan ini, sebesar Rp114.200. Jurnal tambahan berikut
diperlukan:

Db. Akumulasi penyusutan (1) 3.420


Kr. Aset pada saat penilaian 3.420
Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

Db. Surplus revaluasi (2) 8.980


Kr. Aset pada saat penilaian (3) 8.980

Catatan:
(1) Mengeleminasi akumulasi penyusutan sebesar Rp3.420 sesuai dengan kebijakan
akuntansi entitas.
(2) Mendebit surplus revaluasi karena defisit yang timbul pada saat penilaian kembali
tidak melebihi jumlah kredit surplus revaluasi aset tersebut.
(3) Penilaian terdahulu (sebelum penyisihan biaya aktivitas purnaoperasi) sebesar
Rp126.600, dikurangi akumulasi penyusutan Rp3.420, dikurangi penilaian baru
(sebelum penyisihan biaya aktivitas purnaoperasi) Rp 114.200.

CI12 Setelah penilaian tersebut, jumlah yang termasuk dalam laporan posisi
keuangan adalah:
Rp
Aset pada saat penilaian 14.200
Akumulasi penyusutan -
Liabilitas aktivitas purnaoperasi (7.200)
Aset neto 107.000

Saldo laba (I ) (14.620)


Surplus revaluasi (2) 11.620

Catatan:
(1) Sebesar Rp 10.600 pada 31 Desember 2009 ditambah beban penyusutan tahun 2010
sebesar Rp3.420 dan beban diskonto sebesar Rp600 = Rp14.620.
(2) Sebesar Rp15.600 pada 31 Desember 2009, ditambah penurunan liabilitas sebesar
Rp5.000, dikurangi Rp8.980 defisit revaluasi = Rp11.620.
Contoh 3 : Ketentuan Transisi

Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

CIl3 Contoh berikut mengilustrasikan penerapan retrospektif dari Interpretasi ini.


Penerapan restrospektif disyaratkan dalam PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.
Contoh ini mengasumsikan entitas:
(a) menerapkan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontijensi pada 1 Januari 2011.
(b) menerapkan Intepretasi ini pada 1 Januari 2011.
(c) mengakui perubahan estimasi arus kas untuk penyelesaian liabilitas aktivitas
purnaoperasi sebagai penghasilan atau beban, sebelum mengadopsi Interpretasi ini.

CI14. Pada 31 Desember 2007, akibat unwinding of the discount (5%) untuk satu
tahun, liabilitas purnaoperasi meningkat dari Rp 10.000 menjadi Rp 10.500. Sebagai
tambahan, berdasarkan bukti yang ada, entitas mengestimasi nilai kini liabilitas
purnaoperasi telah meningkat sebesar Rp 1.500 sehingga liabilitas purnaoperasi meningkat
dari Rp10.500 menjadi Rp12.000. Sesuai dengan kebijakan entitas, peningkatan liabilitas
diakui dalam laporan laba rugi.

CI15. Pada 1 Januari 2011, entitas membuat jurnal berikut yang mencerminkan
penerapan Interpretasi ini:

Db. Biaya perolehan aset 1.500


Kr. Akumulasi penyusutan 154
Kr. Saldo laba awal 1.346

CIl6 Biaya perolehan aset disesuaikan sebesar peningkatan jumlah yang diestimasi
atas biaya purnaoperasi pada 31 Desember 2007 yang telah dikapitalisasi pada tanggal
tersebut. Biaya tambahan ini telah disusutkan selama 39 tahun. Oleh karena itu, jumlah
akumulasi penyusutan pada 31 Desember 2011 menjadi Rp154 (Rpl.500 x 4/39 tahun).

Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAk No. 9

C1l7. Karena, sebelum menerapkan Interpretasi ini pada 1 Januari 2011, entitas
mengakui perubahan liabilitas purnaoperasi dalam laporan laba rugi, maka penyesuaian neto
Rp1.346 yang diakui sebagai kredit terhadap saldo laba awal. Jumlah ini tidak disyaratkan
untuk diungkapkan dalam laporan keuangan, dikarenakan penyajian kembali yang
dijelaskan di bawah ini.

CII8. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi


dan Kesalahan mensyaratkan laporan komparatif untuk disajikan kembali dan penyesuaian
terhadap saldo laba awal pada saat periode komparatif awal untuk diungkapkan. Berikut
adalah jumal yang sama pada tanggal 1 Januari 2011. Beban penyusutan untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2011 meningkat sebesar Rp39 dari jumlah yang dilaporkan
sebelumnya:

Db. Biaya perolehan 1.500


Kr. Akumulasi penyusutan 115
Kr. Saldo laba awal 1.385

Hak cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

Anda mungkin juga menyukai