Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menghadapi krisis moneter dan ekonomi perlu dicari peluang ke sektor-


sektor ekonomi yang secara komparatif dan kompetitif mampu memanfaatkan
sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. Sub sektor perikanan yang merupakan
andalan harus mampu mencari terobosan karena potensi sumber daya perikanan
laut saja 6,1 juta ton per tahun baru dimanfaatkan 57 %.
Alasan yang utama yang mendasar sub sektor perikanan menjadi andalan
yaitu pertama: Sumber daya perikanan di Indonesia masih cukup melimpah. Data
terakhir menunjukkan potensi sumber daya perikanan laut 6,1 juta ton pertahun
baru dimanfaatkan 57 %, kedua: Kontribusi sub sektor perikanan menunjukkan
kecenderungan meningkat. Data produk domestik bruto ( PDB ) selama tahun
1993 1996 menunjukkan peningkatan rata-rata 5,08%. Ketiga : Sumber daya
perikanan sudah sangat dikenal sebagai sumber daya yang menghasilkan
komoditas dengan nilai gizi dan nilai ekonomi tinggi.
Dilain pihak perkembangan kawasan Asia Pasific sebagai masa depan dunia
merupakan petensi pasar bagi produk perikanan, yang permintaannya meningkat
3,47 % pertahun. Salah satu hambatan yang dirasakan dalam pemasaran produk
perikanan saat ini adalah bentuk produk yang dipasarkan ( termasuk ekspor )
masih didominasi Primary Products yang memerlukan proses lebih lanjut
disamping persyaratan mutu produk yang cukup ketat.

Salah satu strategi untuk memperluas pemasaran dicoba diteliti melalui


pengembangan produk perikanan sebagai terobosan baru dalam menghadapi
persaingan pemasaran ikan olahan ( Tuna Loin, Sashimi, Steak Tuna ). Sehingga
dapat memberikan nilai tambah melalui mutu, gaya, kemasan bentuk produk
menyerap tenaga kerja dan meningkatkan harga / yang pada gilirannya
mendapatkan keuntungan untuk mengembangkan perusahaan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut diatas, beberapa hambatan yang


perlu diketahui dan dicari pemecahannya adalah produk perikanan yang
dipasarkan ( bentuk utuh ) saat ini masih didominasi Primary Product
dengan harga jual relatif rendah; dapat dilakukan processing melalui
strategi pengembangan produk yang siap saji ( Ready to eat ). Upaya
pencapaiannya perlu didukung melalui strategis pengembangan produk dan upaya
pemasaran. Kendala kendala pemasaran ikan seperti tuna utuh didalam negeri
dan diluar negeri, termasuk faktor-faktor yang perlu dikaji karena negara-negara
eksportir ikan tuna lainnya merupakan hambatan ekspor ikan tuna dari Indonesia,
sehingga dengan cara pengembangan produk benar-benar dapat diterima
masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri.
Untuk mengembangkan produk baru perikanan menjadi produk olahan
yang siap saji; perlu dikaji secara hati-hati. Identifikasi permasalahan yang dapat
dikemukan dalam pemasaran produk perikanan, tuna / cakalang dalm bentuk
utuh (Primary Product) antara lain :
a. Apakah dalam pengembangan produk baru menjadi olahan dapat
meningkatkan volume penjualan.
b. Apakah perlu menambah kemasan dan promosi dalam pengenalan produk
baru berbentuk olahan.
c. Apakah penambahan biaya produksi masih cukup efisien dan kompetitif guna
menetapkan harga jual yang menguntungkan.
d. Apakah masih dapat meningkatkan permintaan dengan produk baru.
e. Apakah ada peluang menambah lapangan pekerjaan
f. Ada hasil sampingan ( tulang, kepala, insang, isi perut apakah dapat
ekonomis apabila diproses lebih lanjut menjadi tepung ikan ( nilai tambah ).
g. Konsumen sulit memasak dan kurang praktis dikonsumsi oleh keluarga kecil.
h. Ukuran terlalu besar ( paling kecil satu ekor beratnya 30 Kg ).

Dari identifikasi masalah diatas, maka akan dirumuskan masalah utama dalam
upaya pengembangan produk ikan dikaitkan dengan strategi pemasaran yang
berorientasi eksport maupun lokal melalui Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta
yaitu :

Apakah kegiatan pemasaran produk olahan benar-benar mempunyai prospek


pemasaran yang dapat menjanjikan; sebagai akibat :

a. Pengaruh kenaikan biaya produksi yang ada pada gilirannya meningkatkan


harga.
b. Pengaruh produksi hasil olahan terhadap volume penjualan.
c. Permintaan hasil produk olahan dapat ditingkatan.
Perumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah apakah pengaruh variabel
X1 (Nilai Penjualan) ; X2 (Produksi) dan X3 (Permintaan Produk)
dapat dipakai untuk meramalkan terhadap volume penjualan (Y) dengan
rumus regresi linear berganda :

Y = bo + b1 x 1 + b2 x 2 + b3 x 3 + e

Apabila prospek cukup menarik, akan ditujukan dengan trend produksi selalu
meningkat sesuai dengan permintaan yang akan datang.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan disamping sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Falsafah Sains Program Studi Pasca Sarjana pada Teknologi Kelautan diharapkan
penulisan tentang Pengembangan Produk Perikanan Menjadi Komoditas Olahan
sebagai salah satu strategi memperluas pemasaran yang berorientasi ekspor
maupun lokal di Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta dapat dipakai

untuk :

a. Mengetahui prospek melalui cara-cara pengembangan produk komoditas


perikanan ( ikan tuna / cakalang ).
b. Mengetahui strategis pengembangan produknya cukup berhasil dalam upaya
meningkatkan nilai tambah komoditas perikanan.
D. Kegunaan Penulisan

Diharapkan hasil penulisan yang disusun melalui kajian falsafah


sains dapat :

a. Membuka peluang usaha dan kesempatan kerja pada saat krisis ekonomi
di Indonesia saat ini.

b. Sumbangan informasi tentang starategi


pengembangan produk perikanan secara riel dapat memberikan nilai
tambah.

c. Peningkatan nilai tambah produk


perikanan melalui pengembangan produk merupakan peningkatan
penanganan pasca panen, sehingga strategis memperluas pemasaran baik
eksport maupun lokal.

d. Pengembangan produk diarahkan agar


dapat dihasilkan Secondary Product atau End Products untuk
menggantikan Primary Products yang selama ini merupakan ciri dari
produk hasil perikanan yang dipasarkan baik dalam maupun luar negeri (
ekspor ).

1.5. Kerangka Pemikiran

Falsafah dasar dalam penulisan ini adalah pemasaran produk perikanan yang
masih didominasi dalam bentuk Primary Product dengan harga jual
relatif rendah apabila di proses lebih lanjut menjadi product yang siap
saji ( Ready to eat ) dapat meningkatkan nilai tambah produk sehingga
mendorong harga jual dan keuntungan yang lebih baik.

Gambar berikut menunjukkan pemasaran Primary Product yang secara


sederhana masih dilaksanakan.

Gambar 1.diatas menunjukkan bahwa sejak ikan ditangkap dilaut dan


dibawa kapal perikanan; kemudian mendaratkan ikan di Pelabuhan Perikanan.
Selanjutnya dipasarkan (lokal maupun ekspor) sampai ditangan konsumen (
lokal dalam bentuk ikan utuh = Primary Product ) artinya ikan tidak
mengalami proses olahan dan masih berbentuk utuh sejak ditangkap dilaut sampai
dipasaran.
Dalam kaitannya dengan pengembangan perikanan disini, kerangka pikir
yang dikemukakan adalah pemasaran ikan melalui perubahan bentuk, gaya,
kemasan yang siap saji ( end product ) sehingga mempunyai nilai tambah.
Dengan pengembangan produk tersebut dicoba analisa melalui metode regresi
linear berganda untuk melihat pengaruh dari berbagai variabel ( x1 ) terhadap
volume penjualan ( y ). Apabila ada pengaruh positip berarti strategi memperluas
pemasaran melalui pengembangan produk perikanan cukup menjanjikan untuk
dikembangkan. Pola pikir diatas dapat diilustrasikan pada gambar berikut.
Gambar 2 menunjukkan bahwa ikan setelah di tangkap dilaut masuk ke industri
processing di Pelabuhan Perikanan ( input / row material ) untuk diproses
sehingga bentuk ikan tidak utuh termasuk fillet dengan gaya dan
kemasan yang dapat menarik konsumen. Tahap berikutnya ( out put /
produk baru ) memasuki saluran distribusi ( pemasaran dengan
melalui promosi, penetapan dan sebagainya ) yang pada akhirnya akan
sampai pada konsumen baik ekspor maupun lokal.
1.6. Hipotesis

Dari data yang diperoleh di beberapa industri pengolahan, maka


hipotesis yang akan dirumuskan sesuai dengan tujuan penulisan

adalah :

Hipotesis 1 :

Ho : m < o : Terima Ho, berarti tidak ada pengaruh yang kuat antara nilai
produksi (x1), trend produksi (x2) dan permintaan produk baru (x3)
terhadap volume penjualan (y) sehingga prospek pemasangan kurang
menjanjikan.

H1 : m > o : Tolak Ho; berarti ada pengaruh antara nilai produksi (x1); Trend
produksi (x2) maupun permintaan produk baru (x3) terhadap volume
penjualan (y) sehingga pemasaran cukup menjanjikan (cerah).

II. TINJAUAN ONTOLOGI

2.1. Teori Pengembangan Produk

Secara filosophic pengembangan produk dilakukan adalah untuk memperbaiki


penampilan produk, sehingga pembeli lama mau membeli lagi produk dengan
penampilan baru (bentuk, ukuran, gaya, kemasan). Karena pelanggan merasa
mendapat kepuasan dari produk lama.

Pendapat dari Pearce dan Robinson (1997) yang menyatakan bahwa


pengembangan produk seringkali digunakan untuk memperpanjang daur hidup
produk yang sudah ada, atau untuk memanfaatkan reputasi ataupun merk favorit.
Pemikirannya adalah menarik pelanggan yang puas untuk membeli produk baru
sebagai akibat pengalaman positif mereka dengan produk sebelumnya.

Langkah dan sasaran dalam upaya pengembangan produk disajikan


pada tabel 1 berikut :

Anda mungkin juga menyukai