Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut definisi, glaukoma merupakan kumpulan beberapa penyakit
dengan tanda utama tekanan intraokuler yang tinggi dengan segala akibatnya yaitu,
penggaungan dan atrofi saraf optik serta defek lapang pandang yang khas. Bagian
mata yang penting pada glaukoma adalah sudut filtrasi.
Salah satu penyebab glaukoma disebabkan oleh obstruksi aliran aqueous
humor. Sumbatan aliran keluar disudut antara kornea dan iris ( glaukoma sudut
tertutup akut ) dapat timbul mendadak akibat infeksi atau cedera. Usia yang
berhubungan dengan fibrosis di sudut tersebut, atau saluran lain yang berperan dalam
mengalirkan aqueous humor, dapat secara perlahan meningkatkan tekanan
intraokulus.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Agar mahasisiwa/I mampu mengetahui serta memahami tentang glaukoma, mampu
menyusun rencana asuhan keperawatan glaukoma sesuai dengan teori dan standar
proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus :
Mahasiswa/I mampu menjelaskan tentang konsep penyakit.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan tentang pengertian glaukoma.
Mahasiswa/I mengerti dan memahami penyebab dari glaukoma.
Mahasiswa/I mengetahui Tanda dan Gejala dari Glaukoma.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan patofisiologi penyakit.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan pemeriksaan fisik.
Manasiswa/I mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostic.

1|Page
Mahasiswa/I mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan pencegahan penyakit.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan dan memahami komplikasi penyakit.
Mahasiswa/I mampu melakukan pengkajian serta menentukan diagnose.
Mahasiswa/I mampu menyusun intervensi sesuai teori para ahli.
Mahasiswa/I mampu melaksanakan implementasi sesuai teori para ahli.
Mahasiswa/I mampu melakukan evaluasi.
Mahasiswa/I mampu melakukan pendokumentasian sesuai teori para ahli.

2|Page
KONSEP PENYAKIT

A. Anatomi dan fisiologi mata


Mata adalah organ penglihatan yang mana memiliki struktur yang sangat
khusus dan kompleks. Menerima dan mengirimkan data ke korteks serebral. Indra
penglihatan yang terletak pada mata ( organ visus ) terdiri dari organ okuli assesoria
(alat bantu mata) dan okulus (bola mata).

1. Organ okuli assesoria


Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat disekitar bola mata yang
sangat erat hubungannya dengan mata dan terdiri dari :
a. Kavum orbita
Merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya
mengarah ke depan dan ke dalam. Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang:
os.frontalis, os. Zigomatikum, os. Sfenoidal, os. Etmoidal, os. Palatum, os. Lakrimal,
rongga mata mempunyai beberapa celah yang berhubungan dengan rongga otak,
rongga hidung, rongga etmoidalis, rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otak,
fasia, saraf dan pembuluh darah.

b. Supersilium ( alis mata )


Merupakan batas orbita dan potongan kulit tebal yang melengkung, dan ditumbuhi
oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar matahari.

c. Palpebra ( kelopak mata )


Merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak didepan bulbus okuli.
Kelopak mata berfungsi sebagai pelindung mata terhadap gangguan yang datang dari
luar misalnya serangga. Pada bagian kelopak mata yang berlipat-lipat terhadap
tarsus, yang mana pada kedua tarsus terdapat kelenjar tarsalia. Kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat.

3|Page
d. Aparatus lakrimalis (air mata)
Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus
ekskretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus konjungtiva.

e. Muskulus okuli (otot mata)


Merupakan otot ekstrinsik mata, yang terdiri dari 7 buah otot, dimana 6 buah otot
diantaranya melekat dengan os. Kavum orbitalis dan 1 buah mengangkat kelopak
mata ke atas.
Muskulus levator palpebris superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak mata.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
Muskulus rektus okuli medial ( otot disekitar mata ), fungsinya menggerakkan bola
mata
Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah
dank e dalam.
Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar bola mata ke atas, ke bawah
dan ke luar.

f. Konjungtiva
Merupakan membran mukosa yang melapisi bagian dalam kelopak mata ( palpebra )
dan kemudian berlanjut ke batas korneosklera permukaan anterior bola mata ( bulbar
).

2. Okulus
Okulus ( mata ) meliputi bola mata ( bulbus okuli )
a. Tunika okuli
Tunika okuli terdiri dari :
Kornea, merupakan selaput yang tembus cahaya.
Sklera, merupakan lapisan fibrosa yang elastis yang merupakan bagian putih mata.

b. Tunika vaskulosa okuli


Tunika vaskuli okuli merupakan lapisan tengah dan sangat peka oleh rangsangan
pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi 3 bagian, yaitu :

4|Page
Koroid, merupakan selaput yang tipis dan lembab. Dimana fungsinya memberikan
nutrisi pada tunika.
Korpus siliaris, merupakan lapisan yang tebal dan berfungsi dalam terjadinya
akomodasi.
Iris, merupakan bagian terdepan tunika vaskuola okuli, yang berwarna karena
mengandung pigmen. Di bagian tengah terletak bagian yang berlubang yang di sebut
pupil. Pupil berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata.

c. Tunika nervosa
Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata yang disebut retina. Retina
dibagi atas 3 bagian :
Pars optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan khatulistiwa
bola mata.
Pars siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpussiliar
Pars iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.

5|Page
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai oleh
peninggian tekanan intraokuler, penggaungan dan degenerasi pupil saraf optic serta
defek lapang pandangan yang khas.
(Sidarta Ilyas dkk. 1998 . Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Gaya Baru)

Glaukoma merupakan kumpulan beberapa penyakit dengan tanda utama tekanan


intraokuler yang tinggi dengan segala akibatnya yaitu, penggaungan dan atrofi saraf
optik serta defek lapang pandangan yang khas. Bagian mata yang penting pada
glukoma adalah sudut filtrasi.
(dr. Nana Wijaya S.D. 1983. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : dr. Nana Wijaya S.D)

Glaukoma ditandai dengan berkurangnya lapang pandangan akibat kerusakan saraf


optikus. Kerusakan ini berhubungan dengan derajat TIO yang terlalu tinggi
tekanannya, semakin cepat kerusakan saraf optikus tersebut berlangsung.
Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan patologis yang menghambat peredaran
normal humor aqueus.
(Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth)

Glaukoma adalah salah satu penyebab yang paling sering dari kebutaan. Ini
penyakit mata dimana tekanan intraoluler menjadi sangat patologik, kadang-kadang
meningkatkan cara cepat sampai 60 dan 70 mmHg. Tekanan ini meningkat diatas 20

6|Page
sampai 30 mmHg dapat menyebabkan hilangnya pengelihatan bila dibiarkan selama
jangka waktu lama
(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1997)

Glaukoma bulin hijau pada mata karena tekanan di dalam mata bertambah tinggi
akibat cairan bening kornea dan lensa mata tertahan.
(Kamus Lengkap Kedokteran, 2003)

Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokulus (lebih besar dari pada
20 mmHg). Tekanan yang sangat tinggi, kadang-kadang mencapai 60-70 mmHg.
Menyebabkan tekanan saraf optikus sewaktu saraf tersebut keluar dari bola mata
sehingga terjadi kematian serat-sarat saraf.
(Buku Saku Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin)

Glaukoma adalah penyakit mata yang dikarakteristikan dengan peningkatan tekanan


okular (TIO). Peningkatan tekanan menyebabkan kerusakan iskemik pada diskus
optik dan sel-sel saraf dari retina, dengan kehilangan progresif dari penglihatan
perifer.
(Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah)

B. Penyebab
1. Infeksi
2. Hypermetrop/ presbiop
3. Post Operasi
4. Katarak
5. Heriditer
6. Trauma
7. Gejala Peningkatan TIO
8. Uveitis
9. Pembedahan mata
10. Penggunaan kortikostiroid maupun topikal jangka panjang

C. Klasifikasi
7|Page
1. Glaukoma Primer
Glaukoma sudut terbuka ( Glaucoma Simpelex / Cronis )
Paling sering ditemukan, penderita tidak mengeluh adanya rasa nyata sehingga
biasanya sudah dalam stadium lanjut.

Glaukoma sudat tertutup (Glaukoma sudut sempit)


Prodomal : Serangan ringan yaitu penurunan visus
Acut : tiba-tiba merah, bengkak, muntah dan sakit kepala.
Absolut : Glaukoma yang menetap yaitu apabila glaukoma tidak diobati secara tepat
dan tepat.

Glaukoma sekunder :
Yang terjadi :
Perubahan dalam lensa
Trauma
Pasca bedah pemakaian obat-obatan : Kortikosteroid topical

Glaukoma Kongenital :
Glaukoma yang dibawa sejak lahir disebabkan karena kelainan pertumbuhan
sudut kamera akuli anterior / sejak lahir tekanan bola mata sudah meninggi.

D. Gejala dan Tanda


Glaukoma sudut terbuka:
Mata putih baik, fundusco py (TIO) lebih dari 20 mmHg, pembuluh darah mengarah
kenasal.

Glaukoma sudut tertutup:


Mata sehat, sering mendapat serangan misalnya:
Sakit kepala pada waktu membaca, nonton yang lama
Mata merah
Tempat mata pupil melebar
Sakit akan sembuh sendiri setelah makan obat / setelah tidur

8|Page
Glaukoma sudut Kongenital
Biasanya pada anak, kornea putiih dan elastis, besar dan menonjol seperti mata
sapi.

E. Patofisiologi
Rongga arterior mata berada didepan dan sedikit kesamping dari
lensa, terdapat/ bermuara aqueous humor, merupakan cairan bening yang menuju
ke lympha. Aqueos humor diproduksi secara terus-menerus dalam badan siliaris
yang terdapat dibagian posterior iris dan mengalir melewati pupil kedalam camera
okuli anterior. Aqueous humor disalurkan melalui canal Schlemm disekitar mata dan
berada pada bagian sudut camera okuli anterior dimana terjadi pertemuan iris perifer
dan kornea dalam keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan
penyerapan aqueous humor, akan menyebabkan atau menjadikan tekanan intra
okuli relative konstan. TIO normal berkisar 10-20 mmHg dan rata-rata 16 mmHg.
Tekanan intra okuli bervariasi dan naik sampai 5 mmHg Glaukoma
terjadi dimana adanya peningkatan TIO yanga dapat menimbulkan kerusakan dari
saraf-saraf optic. Peningkatan tekanan disebabkan abstruksi / sumbatan dari
penyerapan aqueous humor.

PATOFISIOLOGI

Trauma, peningkatan TIO, uveitis


Cairan dalam bilik anterior


Tegang

Kerusakan saraf optikus

9|Page
Gangguan visua Nyeri Gangguan lapang penglihatan

F. Pemeriksaan fisik
Untuk sudut terbuka primer:
Melaporkan kehilangan penglihatan perifer lambat (penglihatan terowongan)
Untuk sudut tertutup primer:
Awitan tiba-tiba dari nyeri berat pada mata sering disertai dengan sakit kepala/mual,
dan muntah.
Keluhan-keluhan sinar halo pelangi, penglihatan kabur, dan penurunan persepsi
sinar.
Pupil terfiksasi sedara sedang dengan sklera kemerahan karena radang dan kornea
tampak berawan.

G. Pemeriksaan diagnostik
Tonometri digunakan untuk mengukur TIO. Glaukoma dicurigai bila TIO lebih besar
dari 22 mmHg
Genioskopi memungkinkakn halo oftalmologi melihat secara langsung ruang anterior
untuk membedakan antara glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka.
Oftalmoskopi memungkinkan pemeriksa melihat secara langsung diskus optik dan
struktur mata internal.
Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus, atau vitreus tumor,
kesalahan refraksi atau penyakit sistem saraf atau penglihatan ke retina atau jalan
optik.
Penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, masa tumor pada hipofisi/otak, karotis
atau patologis arteri serebral atau glukoma.
Mengkaji intraokuler (TIO) normal 12-25 mmHg
Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.
Digunakan dalam menentukan adanya tipe glaukoma bila TIO normal atau hanya
meningkat ringan.

10 | P a g e
Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema,
perdarahan, retina & mikroaneurisme
LED menunjukkan anemia siskemik/infeksi
EKG : dilakukan untuk memastikan aterosklerosis, PAK
Menentukan adanya kontrol diabetes.

H. Penatalaksanaan
Menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten dengan mempertahankan penglihatan.
Penatalaksanaan bisa berbeda bergantung pada klasifikasi penyakit dan responnya
terhadap nyeri.
Terapi obat
Pembedahan laser
Pembedahan konvensional dapat digunakan untuk mengontrol kerusakan progresif
yang diakibatkan oleh glaukoma.
Pemberian tetes mata setiap hari untuk menurunkan sekresi atau meningkatkan
penyerapan, aqueous tumor.
Pada penutupan sudut akut, dapat digunakan diueretik untuk menurunkan tekanan
intraokulus.

I. Pencegahan
Pasien berusia di atas 40 tahun harus diperiksa secara teratur tekanan bola
matanya agar bisa dideteksi dini dan diobati bila terjadi peningkatan.

J. Komplikasi
pada semua jenis glaukoma dapat timbul kebutaan. Glaukoma sudut tertutup akut
adalah suatu kedaruratan medis.

11 | P a g e
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN
GLAUKOMA
A. PENGKAJIAN
1. Identitas :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :

2. Keluahan utama :
Nyeri ringan sampai berat
Penyempitan lapangan pandang
Peningkatan TIO

3. Riwayat penyakit dahulu :


Diabetes mellitus
Hipertensi sistemik
Katarak

4. Riwayat penyakit sekarang :


Nyeri ringan sampai berat
Penyempitan lapang pandang
Peningkatan TIO

12 | P a g e
5. Riwayat penyakit keluarga :
Ada anggota keluarga yang sedang menderita DM, hipertensi sistemik, katarak.

B. DATA DASAR PENGKAJIAN


1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : perubahan aktivitas biasanya sehubungan dengan gangguan penglihatan

2. Makanan / cairan
Gejala : mual / muntah (glaukoma akut)

3. Neurosensori

Gejala : gangguan penglihatan (kabur / tidak jelas). Sinar terang menyebabkan silau
dengan kehilangan bertahap perifer penglihatan berawan / kabur tampak lingkaran
cahaya/ pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer fotofobia (glaukoma akut)

Tanda : pupil menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan
(glaukoma darurat)

4. Nyeri / kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan / mata berair (glaukoma kronis) nyeri tiba-tiba
/ berat menetap / tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoa akut)

5. Penyuluhan / pembelajaran

Gejala : riwayat keluarga glaukoma. Gangguan sistem vaskuler terpajan sinar


radiasi, Steroid / toksisitas fenotiazin.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO
2. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan peningkatan TIO perdarahan
intraokuler.
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri

13 | P a g e
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya
nyeri, kemungkinan / kenyataan kehilangan penglihatan
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi, salah interprestasi informasi

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I : nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO
Tujuan :
Menyatakan nyeri hilang
Menunjukkan postur tubuh rileks dan mampu tidur / istirahat dengan tepat

INTERVENSI RASIONAL
1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi,
1. Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada
lamanya, intensitas (0-10) harus dibandingkan dengan gejala nyeri
pasien sebelumnya.
2. Kaji ulang faktor yang meningkat 2.
/ Membantu dalam membuat diagnosa
menurunkan nyeri. dan kebutuhan terapi.

3. Berikan aktivitas hiburan


3. Fokus perhatian kembali meningkatkan
relaksasi dan dapat meningkatkan
kemampuan koping.

4. Catat respon terhadap obat & laporan


4. Nyeri berat yang tidak hilang dengan
pada dokter bila nyeri hilang
tindakan rutin dapat menunjukkan
terjadinya komplikasi / kebutuhan
terhadap intervensi lebih lanjut.
5. Sediakan waktu untuk mendengarkan
dan mempertahankan kontak dengan
5. Membantu dalam menghilangkan cemas
pasien sering. dan memusatkan kmbali perhatian yang
daapt menghilangkan nyeri.

14 | P a g e
Diagnosa 2 : resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan peningkatan TIO.
Pendarahan
Intraokuler.
Tujuan :
Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
INTERVENSI RASIONAL

15 | P a g e
1. Bantu pasien menata lingkungan. Jangan
1. Menfasilitasi kemandirian dan menurunkan
mengubah penataan meja kursi tanpa resiko cedera.
pasien pada keluarga.
2. Orientasi pasien pada keluarga. 2. Meningkatkakn keamanan mobilitas dalam
lingkungan.
3. Bahas perlunya penggunaan prisai metal
3. Tameng logam / kaca mata melindungi
dan kaca mata bisa diperhatikan. mata dari cedera.

4. Jangan memberikan tekanan pada mata


yang terkena trauma.
4. Tekanan pada mata dapat mengakibatkan
kerusakan serius lebih lanjut.
5. Gunakan prosedur yang memadai ketika
5. Cedera dapat terjadi bila wadah obat
memberikan obat mata. menyentuh mata.
6. Dorong nafas dalam, batuk untuk bersihan
6. Batuk meningkatkan TIO.
paru.
7. Anjurkan menggunakan teknik
7. Meningkatkan relaksasi dan koping
manajemen stress contoh bimbingan menurunkan TIO.
imajinasi visualisasi.
8. Digunakan untuk melindungi dari cedera
8. Pertahankan perlindungan mata.
kecelakaan dan menurunkan gerakkan
mata.

Diagnosa 3 : gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri.


Tujuan :
Memberikan kenyamanan pada pasien.
Mengurangi rasa nyeri.

INTERVENSI RASIONAL

16 | P a g e
1. Memberikan kompres dingin. 1. Mengurangi edema akan mengurangi rasa
nyeri.
2. Kurangi tingkat pencahayaan, cahaya
2. Tingkat pencahayaan yang lebih rendah,
diredupkan, diberi tirai atau kain. lebih nyaman setelah pembedahan.

3. Dorong penggunaan kaca mata hitam


3. Cahaya yang kuat menyebabkan rasa
pada cahaya mata.
nyaman setelah penggunaan tetes mata
dilator.

Diagnosa 4 : Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status


kesehatan,
adanya nyeri, kemungkinan/ kenyataan kehilangan penglihatan.
Tujuan :
Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi.
Menunjukkan keterampilan dalam pemecahan masalah.

INTERVENSI RASIONAL

17 | P a g e
1. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman
1. Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien
nyeri / timbulnya gejala tiba-tiba terhadap ancaman diri, potensial siklus
pengetahuan kondisi saat ini. ansietas, dan dapat mempengaruhi upaya
medik untuk mengontrol TIO.
2. Berikan informasi yang akurat dan jujur.
2. Menurunkan ansietas sehubungan dengan
Diskusikan kemungkinan bahwa ketidaktahuan / harapan yang akan datang
pengawasan dan pengobatan dapat dan memberikan dasar fakta untuk
mencegah kehilangan penglihatan membuat pilihan informasi tentang
tambahan. pengobatan.

3. Dorong pasien untuk mengakui masalah


3. Memberikan kesempatan untuk pasien
dan mengekspresikan perasaan.
menerima situasi nyata mengklasifikasikan
salah konsepsi dan pemecahan masalah.

4. Identifikasi sumber / orang yang menolong.


4. Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak
sendiri dalam menghadapi.

Diagnosa 5 : kurang pengetahuan tentang kondisi, prognisis, pengobatan


berhubungan dengan

Tidak mengenal sumber informasi, salah interprestasi informasi.

Tujuan :

Menyatakan pemahaman kondisi prognosis, dan pengobatan.


Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala dengan proses penyakit.
Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.

INTERVENSI RASIONAL

18 | P a g e
1. Diskusikan perlunya menggunakan
1. Vital untuk memberikan informasi pada
identifikasi. perawat pada kasus darurat untuk
menurunkan resiko menerima obat yang
dikontradiksikan.
2. Tunjukkan teknik yang benar untuk
2. Meningkatkan keefektifan pengobatan.
memberikan tetes mata, izinkan pasien Memberikan kesempatan untuk pasien
mengulang tindakan. memnunjukkan kompetensi dan
menanyakan pertanyaan.
3. Penyakit ini dapat dikontrol, bukan diobati
3. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal dan mempertahankan konsistensi program
obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat obat.
yang harus dihindari, contoh tetes midriatik
( atropine / propantelin hormone ),
pemakaian steroid topikal.
4. Tekanan pentingnya pemeriksaan rutin. 4. Pentingnya untuk mengawasi kemajuan /
pemeliharaan penyakit untuk
memungkinkan intervensi dini dan
mencegah kehilangan penglihatan lanjut.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Sesuai dengan intervensi

F. EVALUASI
Sesuai dengan tujuan

BAB IV
PENUTUP
19 | P a g e
A. Kesimpulan
Glaukoma adalah suatu rangkaian kelainan yang ditandai penggaungan saraf optic,
ada efek lapangan pandang, tekanan intraokuler yang tinggi yang bisa merusak mata.
Glaukoma merupakan salah satu penyebab yang paling sering dari kebutaan.
Penyakit mata dimana tekanan intraokuler menjadi sangat patologik, kadang-kadang
meningkatkan cara cepat sampai 60 dan 70 mmHg. Tekanan ini meningkat di atas 20
sanpai 30 mmHg dapat menyebabkan hilangnya penglihatan bila dibiarkan selama
jangka waktu lama.

B. Saran
Dalam menyusun Asuhan Keperawatan pasien dengan glaukoma ini. Saya harapkan
dari para pembaca kritik dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga Asuhan
Keperawatan dengan glaukoma ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

20 | P a g e
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC

Mansjoer Arif.2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta. Medis Aesculapius

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan & Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Sidarta Ilyas dkk.1981. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Gaya Baru.

Dr. Nana Wijaya S.D.1983. Ilmu penyakit Mata. Jakarta. Dr. Nana Wijaya S.D

SAP PENKES

21 | P a g e
1. Anjurkan pasien menghindari membersihkan mata dengan larutan yang tidak
dianjurkan.
2. Menghindari menggosok-gosok mata.
3. Hindari ketegangan-ketegangan pada mata.
4. Gunakan kaca mata yang aman bila melakukan aktivitas yang memungkinkan injury
pada mata.
5. Hindari mengobai sendiri penyakit mata untuk mencegah kelainan pada mata.

RENCANA PASIEN PULANG

22 | P a g e
Pasien yang didiagnosis menderita glaukoma harus menghadapi cara belajar hidup
dengan kondisi kesehatan kronik. Anggota tim perawatan kesehatan, khususnya
perawatan, dan membantu mereka yang sulit menyesuaikan dengan menyediakan
informasi yang dibutuhkan untuk memahami penyakit, penanganan, dan tanggung
jawab mereka dalam penanganannya. Pasien yang telah memperoleh informasi
mempunyai kemungkinan berperan aktif dalam perawatan dirinya. Partisipasi klien
adalah keharusan karena penurunan TIO yang optimal dan pengontrolan kerusakan,
bergantung pada kepatuhan pasien terhadap program terapi dan mengunjungi
pemeriksaan tindak lanjut.

Pasien mendapat instruksi tertulis yang berisi nama masing-masing obat dan
menerangkan wadahnya (mis. Tutup hijau, berlabel kuning), frekuensi dan waktu
pemberian. Pasien harus sudah memahami cara kerja yang diharapkan dan
kemungkinan efek sampingnya. Pentingnya membuat pemberian obat sebagai
bagian rutinitas sehari-hari harus ditekankan sehingga dosisnya obat harus
dilanjutkan meskipun TIO telah terkontrol.

Pasien harus waspada bahwa tanggung jawab mereka meliputi perawatan mata yang
baik, pemeliharaan kesehatan fisik yang baik. Dan gaya hidup yang konsisten dengan
tingkat stres yang rendah. Perawatan mata meliputi menjaga mata bersih dan bebas
dari iritan, menghindari menggosok mata, penggunaan kosmetik non-alergenik, dan
penggunaan masker mata saat berenang dan mengenakan kaca mata pelindung
ketika memainkan olahraga atau bekerja di lapangan atau tempat lainnya yang
mengandung bahaya.

Selalu memperhatikan bagaimana penampilan dan yang dirasakan dimata juga


sangat penting. Perubahan yang tak lazim harus dilaporkan pada dokter, meliputi
iritasi berlebihan, berair, pandangan kabur, berkabut, cairan, pelangi disekitar lampu
pada malam hari, pendaran cahaya dan benda mengapung pada lapang penglihatan.
Karena penanganan glaukoma lebih berupa control dan bukannya penyembuhan ,
maka biasanya berupa penatalaksanaan seumur hidup. Pemeriksaan tindak lanjut
sangat penting untuk menentukan keefektifan terapi, untuk memantau TIO dan

23 | P a g e
mengkaji lapang penglihatan dan diskus optikus. Frekuensi kunjungan tindak lanjut
kerusakan yang telah ditimbulkan.

Memelihara kesehatan yang baik dan membatasi stress mempunyai efek positif pada
tekanan mata. Mempertahankan nutrisi yang baik dan pembatasan garam,
menghindari asupan cairan yang berlebihan, menjaga berat badan yang menadai,
berolahraga dan menyempatkan waktu untuk rekreasi dan relaksasi akan sangat
membantu.

24 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai