Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perguruan tinggi adalah salah satu tempat yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang sesuai dengan
perkembangan kondisi pembangunan pada masa yang akan datang. Seorang
mahasiswa yang menempuh studi di Jurusan Teknik khususnya Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota, kegiatan praktek langsung ke lapangan merupakan
hal mutlak yang harus dilakukan untuk mendukung kelancaran studi. Hal ini akan
sangat membantu mahasiswa ketika masuk dalam persaingan dunia kerja yang
menuntut kemampuan praktis yang baik. kegiatan Kerja Praktek akan disingkat
dengan KP. Pelaksanaan KP yang juga diwajibkan oleh Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional Yogyakarta (STTNAS) sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan studi, merupakan suatu langkah yang sangat baik untuk diikuti oleh
mahasiswa. Dengan adanya KP, mahasiswa secara mandiri dapat
mengaktualisasikan diri dengan secara langsung mengikuti proses kerja di instansi
baik instansi pemerintah maupun swasta sebagai pengamat maupun langsung
bekerja di lapangan. (sumber: STTNAS Yogyakarta, 2014)
Berdasarkan persyaratan akademis pada Jurusan Teknik Perencanaan
Wilayah & Kota, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS) Yogyakarta, setiap
mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan Kuliah Kerja Praktek (KP) dengan
persyaratan telah menempuh studi sebanyak 110 SKS. Dengan melaksanakan Kerja
Praktek, mahasiswa dapat ikut serta dalam kegiatan praktis di bidang perencanaan
wilayah dan kota serta mengenali dan memahami masalah-masalah tata ruang yang
ada di suatu wilayah.
Langkah awal dalam pelaksanaan Kerja Praktek adalah mahasiswa secara
mandiri mencari tempat yang sesuai persyaratan, baik instansi pemerintah maupun
lembaga swasta yang berkaitan dengan orientasi studi. Hal ini terkait erat dengan
pengidentifikasian proyek yang akan dilaksanakan oleh instansi/lembaga tersebut.
Selanjutnya mahasiswa mengajukan surat permohonan untuk melakukan Kerja
Praktek (KP) di tempat tersebut melalui Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah &
Kota, kemudian dari Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah & Kota surat

Laporan Kerja Praktek 1


permohonan tersebut dilanjutkan ke BAA (Bagian Administrasi Akademik).
Selanjutnya dari BAA dibuat surat kepada instansi/lembaga yang bersangkutan dan
menunggu untuk mendapatkan surat balasan yang memberitahukan bahwa
mahasiswa tersebut diterima Kerja Praktek di instansi/lembaga tersebut. Setelah itu,
surat balasan tersebut diajukan ke BAA untuk mendapatkan Surat Tugas Kerja
Praktek, kemudian surat tugas yang telah diperoleh diajukan ke jurusan untuk
dibuatkan surat pengantar kepada dosen pembimbing, setelah dosen pembimbing
ditunjuk, selanjutnya dilakukan tahapan pelaksanaan Kerja Praktek di Instansi KP
dan penyusunan laporan hingga tahap penilaian KP.

1.2. Tujuan dan Sasaran Kerja Praktek


1.2.1. Tujuan Kerja Praktek
Kerja Praktek dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja di lapangan dengan menerapkan
ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah. Dalam Kerja Praktek ini, mahasiswa
diharapkan ikut aktif dalam kegiatan kerja di bidang perencanaan wilayah dan kota
sehingga dapat mengenali dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang
terkait dengan tata ruang di wilayah kerja praktek. Sedangkan tujuan Kerja Praktek
adalah:
1. Menerapkan ilmu perencanaan yang diperoleh selama kuliah dalam kehidupan
nyata di luar kegiatan kuliah/studio.
2. Melatih dan memperluas wawasan, pengembangan kreativitas dan pemecahan
permasalahan pembangunan di bidang Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK).
3. Melihat dan memahami administrasi suatu perkantoran/perusahaan/instansi
yang meliputi struktur organisasi, tata kerja dan pola manajemen.
4. Melatih bekerja sama dengan bidang/orang lain di luar disiplin ilmu Perencanaan
Wilayah dan Kota (PWK)
1.2.2. Sasaran Kerja Praktek
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Kerja Praktek dan dalam
mewujudkan maksud dan tujuan di atas adalah:
1. Mengenal lebih detail suatu instansi yang berkaitan dengan bidang
perencanaan dalam hal ini Kantor Housing Resource Center (HRC) selaku
tempat praktikan melakukan Kerja Praktek.

Laporan Kerja Praktek 2


2. Terlibat langsung dalam Penyusunan Profil Kelurahan Bumijo

3. Menyusun laporan Kerja Praktek (KP) yang memuat gambaran dan


pemahaman yang diperoleh praktikan selama berada di instansi Kerja
Praktek (KP).
1.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek
1.3.1. Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup kerja praktek meliputi tiga kegiatan utama, yaitu :
1. Melakukan Kerja Praktek (KP) di Instansi Kerja Praktek (IKP)
2. Menyusun Laporan Kerja Praktek (LKP) dan selama menyusun LKP
mahasiswa wajib melakukan asistensi dibawah bimbingan dosen dan
pembimbing yang ditunjuk dari Instansi tempat KP.
3. Seminar KP, yang mengangkat masalah-maslah berkaitan dengan bidang
yang ditangani selama melakukan kerja praktek.
1.4. Kedudukan Praktikan dalam IKP
Kedudukan pratikan dalam kerja praktek adalah terlibat langsung dalam
proses pengolahan data dan analisis sosial budaya. Praktikan mengikuti proses dari
kegiatan diskusi atau rapat di kantor, survey, pengolahan data dan analisis. Untuk
lebih jelas kedudukan pratikan dapat dilihat pada Gambar 1.1 Bagan Kedudukan
Praktikan.
GAMBAR 1.1
BAGAN KEDUDUKAN PRATIKAN
Mahditia Paramita
(CEO HRC)

Endah Dwi Fardhani


(Manajer Project)

Singgih Pintoko Pamerti Code


(Koordinator Penelitian) (Partner HRC)

Dinda Nirmala Praktikan STTNAS Praktikan Lainnya


(Peneliti) (Peneliti) (Peneliti)
Sumber: Deskripsi Penulis, 2016

Laporan Kerja Praktek 3


1.5. Alur Kerja Praktek
Mata kuliah Kerja Praktek (KP) merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
saling berhubungan, yang melibatkan mahasiswa sebagai praktikan, dalam proses
penyusunan produk Rencana Tata Ruang di instansi praktisi. Adapun pelaksanaan
mata kuliah KP dibagi dalam 3 tahap yaitu :
1. Tahap pelaksanaan Kerja Praktek (KP) di instansi yang telah disetujui.
2. Tahap penyusunan laporan Kerja Praktek (KP).
3. Tahap penyusunan makalah seminar Kerja Praktek (KP) yang selanjutnya akan
dipresentasikan dalam seminar Kerja Praktek (KP).
Sedangkan sebelum pelaksanaan lapangan, calon praktikan harus
melakukan prosedur sebagai berikut :
1. Mahasiswa calon praktikan telah menyelesaikan minimal 110 SKS dan nilai D
<20%.
2. Permohonan Kerja Praktek di instansi yang berkaitan dengan bidang
perencanaan, selanjutnya setelah mendapat persetujuan dari instansi yang
dituju, praktikan melaksanakan prosedur resmi (administrasi) hingga dikeluarkan
Surat Tugas Kerja Praktek.
3. Selanjutnya dilakukan tahap pelaksanaan Kerja Praktek dan penyusunan
laporan hingga tahap seminar Kerja Praktek.
Untuk lebih jelasnya, keseluruhan proses di atas dapat dilihat pada Gambar
1.2. Alur Prosedur Kerja Praktek Jurusan Teknik PWK STTNAS Yogyakarta Tahun
2017.

Laporan Kerja Praktek 4


GAMBAR 1.2
ALUR PROSEDUR KERJA PRAKTEK
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA - STTNAS YOGKARTA
TAHUN 2017

Sumber : Petunjuk Pelaksanaan KP Teknik PWK STTNAS, 2017

Laporan Kerja Praktek 5


1.6. Sistematika Penulisan
Laporan Kerja Praktek ini disusun dengan melakukan pengelompokan
kedalam beberapa bab menurut isinya. Susunan laporan kerja praktek tersebut
adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan kerja praktek, ruang lingkup kerja
praktek, kedudukan praktikan dalam proyek di instansi, alur kerja praktek
dan sistematika penulisan laporan kerja praktek.

Bab II Manajemen dan Struktur Organisasi Instansi


Berisi tentang sejarah berdirinya perusahaan Housing Resource Center
(HRC), visi dan misi yang ingin dicapai oleh perusahaan, managemen
perusahaaan, bidang-bidang pelayanan yang dilakukan pada perusahaan,
serta regulasi yang digunakan sebagai pedoman untuk membuat
perencanaan.
Bab III Pembahasan Materi Kerja Praktek
Berisi tentang gambaran umum proyek yakni latar belakang proyek,
maksud dan tujuan, sasaran yang dicapai, ruang lingkup, dasar hukum,
gambaran umum wilayah perencanaan, dan materi kerja praktek.
Bab IV Penutup
Berisi tentang kesimpulan, kesan-kesan dan saran praktikan selama
menjalani Kerja Praktek. Kesan-kesan terhadap management HRC,
Managemen pekerjaan/proyek, maupun lingkungan kerja. Serta saran dari
praktikan terhadap HRC dan intansi terkait lainnya, pihak jurusan dan calon
praktikan.

Laporan Kerja Praktek 6


BAB II
MANAJEMEN STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Sejarah HRC (Housing Resource Center)


Housing Resource Center (HRC) digagas oleh pemerhati perumahan dan
permukiman pada Oktober 2006. Didukung dengan MoU (Memorandum of
Understanding) antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan Pemerintah DIY,
HRC diinisiasi sebagai kebutuhan yang mendesak untuk ditangani. HRC berperan
sebagai perantara untuk mewujudkan sinergi berbagai sumber daya dari
pemerintah, kalangan profesi, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat, dalam
upaya bersama menyelenggarakan perumahan yang layak huni, terjangkau, dan
berkesinambungan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2008, HRC bekerja sama dengan United Nations (UN) yang
diwakili oleh anak lembaga UN, Slum Upgrading Facility atau SUF. Kerja sama yang
dilakukan berupa pendampingan dalam program slum upgrading yang dilaksanakan
oleh SUF di Jakarta, Solo, dan Yogyakarta. Saat itu, tanggung jawab HRC adalah
mengidentifikasi proyek dan kemanfaatan program SUF, memperkirakan nilai land
tenure dan land use yang sesuai dengan penataan kota, mengestimasi biaya
proyek, hingga mengoordinasi masyarakat untuk melakukan Community Action
Planning (CAP). Kerja sama dengan UN ini telah membawa HRC ke tingkat yang
lebih tinggi sebagai lembaga yang madani, profesional, dan inovatif dalam
memobilisasi sumber daya perumahan dan perkotaan.
Misi HRC adalah menjadi sumber daya bidang perumahan dan permukiman
yang mendukung pembangunan perumahan dan perkotaan yang sehat, layak huni,
terjangkau, dan berkelanjutan, dengan basis komunitas. Untuk mewujudkan ini, HRC
telah bekerja sama dengan banyak pihak dan instansi terkait seperti Kementerian
Perumahan Rakyat, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Departemen
Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (DPU-ESDM). Selain dengan
pemerintah, HRC sebagai lembaga riset yang independen juga membangun jaringan
dengan kelompok akademisi, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas
Islam Indonesia (UII), hingga yang terbaru adalah National University of Singapore
(NUS). Kerja sama yang dilakukan berbentuk riset, pengerjaan naskah akademis,
hingga penerbitan publikasi dalam bentuk buku atau laporan. Kedepannya, HRC

Laporan Kerja Praktek 7


akan memperkuat diri agar dapat mencapai visi sebagai organisasi terdepan di
bidang sumber daya perumahan dan perkotaan. Tentu saja dengan
mempertahankan nilai-nilai utama yaitu profesional, mandiri, integratif, serta fokus
pada kebutuhan komunitas.
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1. Visi
Menjadi organisasi terdepan yang madani, profesional, dan inovatif dalam
memobilisasi sumber daya perumahan dan perkotaan dalam rangka mewujudkan
perumahan dan perkotaan yang sehat, layak huni, dan terjangkau.
2.2.2. Misi
Sumber daya bidang perumahan dan permukiman yang mendukung
pembangunan perumahan dan perkotaan yang sehat, layak huni, terjangkau, dan
berkelanjutan yang berbasis komunitas.
2.3. Manajemen Organisasi HRC (Housing Resource Center)
Organisasi dikenal sebagai alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan.
Manajemen pada hakekatnya berarti proses pelaksanaan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Untuk itu manajemen perusahaan sedapat mungkin menganut fungsi-fungsi
manajemen baik yang bersifat organik dan fungsional. Manajemen Housing
Resource Center (HRC) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Struktur Organisasi HRC.

Laporan Kerja Praktek 8


GAMBAR 2.1.
STRUKTUR ORGANISASI HRC

Sumber: Housing Resource Center (HRC), 2016

Laporan Kerja Praktek 9


2.4. Organisasi Pelaksana Kegiatan
Personil Kegaiatan dan Urairan Tanggung Jawab Managemen HRC adalah sebagai
berikut :
1. Ir. Mahditia Paramita, MaHS., PhD Cand
Mahditia Paramita adalah pendiri sekaligus Direktur Eksekutif dari Housing Resource
Center atau HRC. Mahditia meraih gelar Master of Architecture of Human Settlements di
Katholieke Universiteit Leuven, Belgia, dan Teknik Arsitektur (Ir.) dari Universitas Gadjah
Mada, Indonesia. Mahditia juga merupakan kandidat doktor pada Program Studi Kebijakan
Publik di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Beliau telah terlibat dalam
berbagai project penelitian maupun perencanaan dan menjadi konsultan bagi pemerintah
pusat dan daerah di Indonesia.
2. Endah Dwi Fardhani
Endah Dwi Fardhani adalah Manajer Project HRC sejak Tahun 2009. Endah Dwi
Fardhani (Dhanik) menyelesaikan studi S1 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Jurusan
Teknik Arsitektur. Di HRC, Dhanik mengkoordinir berbagai project yang ditangani bersama
dengan berbagai mitra HRC, diantaranya Kementerian PU, Kementerian Perumahan
Rakyat, DPU-ESDM DIY, dan berbagai Pemerintah Daerah.
3. Astri Tuwanita adalah Manajer Penelitian dan Pengembangan
4. Intan Nuring adalah Manajer Event dan Publikasi
5. Kartika Aryani adalah Manajer Promosi dan Kerjasama.
6. Kuswari Darojat adalah Ahli Perencanaan Kota
7. Aziz Yon Haryono adalah Ahli Perencanaan
8. Totok Pratopo adalah Ahli Pemberdayaan Masyarakat
9. Fitriana Eka Darmayanti
Fitiriana Eka Darmayanti adalah Koordinator Administrasi Project. Fitriana Eka
Darmayanti merupakan lulusan S1 Ekonomi Manajemen, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Yogyakarta. Pengalamannya dalam bidang administrasi project menjadi
bekalnya bergabung dengan HRC sejak tahun 2012 sebagai Senior Admin.
10. M. Ferita T. Nugrahini
M. Ferita T. Nugrahini adalah Koordinator Proyek. M. Ferita Tri Nugrahani lulusan S1
Planologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STT Nas). Pengalamannya menangani
project terus terasah sejak bergabung dengan HRC tahun 2012. Ferita telah banyak
menangani project antara lain Program Pengembangan Kota Hijau yang dibawahi langsung
oleh Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012-2013. Selain itu, Ferita juga terlibat dalam
berbagai penelitian yang dilakukan oleh HRC. Saat ini, ia dipercaya sebagai Koordinator
Project.

Laporan Kerja Praktek 10


11. Dinda Nirmala Nurul Puspita
Dinda Nirmala Nurul Puspita adalah Peneliti Pengembangan Kawasan dan
Pembiayaan Perumahan
12. Vidya Spay adalah Peneliti Tata Kota dan Lingkungan
13. Rifka Sibarani adalah Peneliti Lingkungan dan Kebijakan
14. Singgih Pintoko adalah Koordinator Penelitian
15. Muhammad Budi Setiawan
Muhammad Budi Setiawan adalah Koordinator Publikasi. Muhammad Budi Setiawan
menyelesaikan studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Yogyakarta. Sejak kuliah,
hobinya dalam desain selalu diasah. Sejak bergabung dengan HRC tahun 2013 sebagai
Koordinator Grafis, kemampuannya semakin bertambah. Salah satu hasil karyanya dapat
dilihat dalam buku NTT.
16. Nur Eka bekerja di HRC bagian Event dan Training
17. Bety Agustina
Bety Agustina bergabung dengan HRC sejak tahun 2010 setelah lulus dari Sekolah
Menengah Kejuruan PIRI 3 Yogyakarta. Keterampilannya yang didapat sejak bangku
sekolah dalam bidang administrasi perkantoran terus diasah sebagai Admin di HRC. Tidak
hanya itu, kemapuannya semakin berkembang di bidang lain dengan mengurusi program
magang di HRC, administrasi proyek, dan lain-lain.
18. Fitriyono
Fitriyono bergabung di HRC sejak tahun 2011 setelah menamatkan Sekolah
Menengah Kejuruan, Jurusan Audio Video. Kemampuannya yang baik dalam pemeliharaan
dan perawatan komputer diaplikasikan dalam penanganan mengurusi logistik HRC. Selain
itu, pengalamannya juga semakin berkembang dengan mengurusi pajak internal kantor.
2.5. Uraian Tugas Praktikan
Dalam proyek Penyusunan Profil Kelurahan Bumijo, praktikan melakukan pekerjaan
membantu staf ahli, praktikan melakukan semua proses pekerjaan mulai dari survey,
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data, serta membantu setiap kegiatan di
Kantor HRC. Tugas utama dari praktikan adalah mengolah data dan analisis data sosial dan
budaya yang terkait dalam Penyusunan Profil Kelurahan Bumijo.
2.6. Bidang Pelayanan
2.6.1. Penelitian Kebijakan Perumahan Perkotaan
Penelitian dan pengembangan kebijakan perumahan perkotaan telah dilakukan HRC
untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan perumahan. HRC telah melakukan beberapa
kegiatan terkait penelitian dan pengembangan kebijakan perumahan perkotaan seperti
penanganan kawasan, pra sertifikasi tanah, studi kelayakan, dan studi kebijakan.
a. Pengguna layanan penelitian kebijakan perumahan perkotaan adalah:

Laporan Kerja Praktek 11


1. Pemerintah pusat dan daerah (provinsi & kabupaten/ kota) yang berinisiatif untuk
melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan program (bagian dari kegiatan
persiapan maupun monitoring evaluasi)
2. Swasta/LSM/NGO/lembagamlain yang memerlukan kegiatan penelitian terhadap
suatu rencana terkait terkait pada bidang permukiman danperkotaan
b. Tantangan yang dihadapi oleh Pengguna Jasa
Kebutuhan terhadap pengembangan program dan analisis kebijakan sangat tinggi.
Hal ini mencakup studi kelayakan pembangunan, perumusan strategi kebijakan dan
rekomendasi, evaluasi dan monitoring kegiatan.
c. Jasa yang ditawarkan HRC
1. Studi kelayakan
2. Post evaluation study
3. Process dan monitoring study
4. Penelitian tematik dan stratejik bidang perumahan permukiman dan perkotaan
5. Kegiatan yang dilakukan HRC
6. Penelitian sekunder dan primer
7. Kompilasi, pengolahan dan penyajian data dan analisa
8. Perumusan kebijakan, strategi dan rekomendasi
9. Diseminasi Informasi
2.6.2. Penataan Kawasan
Inisiatif ini dimulai pada tahun 2007 menjawab kebutuhan masyarakat terhadap
kebutuhan terhadap cetakbiru (blueprint) kawasan dan kemendesakan dialami ketika
pascagempa di Kawasan Serut, Palbapang, Bantul. Penataan kawasan ini dilakukan secara
bertahap tergantung pada kematangan dari masyarakat. Setelah 3 tahun difungsikannya
tata kawasan ini, manfaatnya mulai dirasakan masyarakat sehingga pada 2011 disusunlah
penataan kawasan jangka panjang yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat
Dusun Serut.
a. Pengguna Layanan
1. Warga masyarakat lingkup dusun, desa / kelurahan hingga kecamatan
2. Pemerintah daerah yang berinisiatif menata dan mengembangkan daerahnya,
terutama bagian wilayah kota skala mikro dan meso
b. Tantangan yang dihadapi oleh Pengguna Jasa
1. Tuntutan dalam perencanaan dan penataan lingkungan permukiman skala mikro
sampai meso yang sesuai dengan kaidah peraturan perancangan kawasan atau
kode bangunan (building codes) daerah setempat

Laporan Kerja Praktek 12


2. Tuntutan pewujudan rancangan kota dan bagian mikro dan meso wilayah kota yang
mengutamakan konsep keamanan, ketangguhan, efisiensi konsumsi energi, dan
ramah lingkungan
c. Jasa yang ditawarkan HRC
1. Desain rancang kawasan skala mikro-meso
HRC menawarkan desain kota atau kualitas fisik yang di sebut dengan
desain meso dan desain bangunan atau teknik desain mikro.
2. Rancang tata ruang kawasan permukiman (skala mikro-meso) dan perkotaan
HRC menawarkan jasa untuk rencana tata ruang kawasan permukiman
(skala mikro-meso) untuk wilayah perkotaan dan perdesaan baik untuk desain
kualitas fisik dan teknik desain mikro atau bangunan.
3. Rencana aksi jangka pendek (action plan) kegiatan
HRC menawarkan jasa dalam bidang kegiatan rencana aksi jangka pendek
seperti program strategis dengan menggunakan kegiatan pendataan Penguasaan,
Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T) dalam bentuk peta kadastral.
4. Rencana pembangunan jangka menengah kawasan skala mikro-meso
HRC menawarkan jasa dalam bidang kegiatan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk perioda 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJP
Daerah serta memerhatikan RPJM Nasional.
5. Pendataan dan pembuatan database kawasan permukiman
HRC menawarkan jasa dalam bidang Database kawasan permukiman yaitu
kumpulan informasi permukiamn yang disimpan di dalam komputer secara sistematik
sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh
informasi dari database tersebut.
6. Analisa potensi/masalah lingkungan permukiman
HRC menawarkan jasa dalam bidang analisa potensi/masalah lingkungan
permukiman karena HRC memiliki tenaga ahli dalam bidang analisa potensi dan
maslah permukiman wilayah dan kota baik permukiman kumuh dan masalah lain
yang berkaitan dengan permukiman.
7. Perancangan tata ruang dan kawasan permukiman
HRC menawarkan jasa dalam bidang tata ruang dan kawasan permukiman
baik untuk wilayah dan kota karena HRC memiliki tenaga yang mendukung juga.
8. Perencanaan program-program investasi
HRC menawarkan jasa dalam bidang perencanaan program-program
investasi yaitu kegiatan komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode

Laporan Kerja Praktek 13


waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu
mengkompensasi pengorbanan investor berupa, keterikatan aset pada waktu
tertentu, tingkat inflasi, dan ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang.
9. Pembangunan jangka menengah-panjang
HRC menawarkan jasa dalam bidang rencana menengah baik Rencana
Pembangunan jangka panjang Nasional, dan Rencana Pembangunan Jangka
panjang Daerah.
10. Koordinasi, pemberdayaan (empowering), asistensi masyarakat lokal untuk proses
perencanaan partisipatif
HRC menawarkan jasa dalam bidang Koordinasi, pemberdayaan
(empowering), asistensi masyarakat lokal untuk proses perencanaan partisipatif yaitu
proses perencanaan yang diwujudkan dalam musyawarah ini, dimana sebuah
rancangan rencana dibahas dan dikembangkan bersama semua pelaku
pembangunan (stakeholders). Pelaku pembangunan berasal dari semua aparat
penyelenggara negara (eksekutif,legislatif, dan yudikatif), masyarakat, rohaniwan,
dunia usaha, kelompok profesional, organisasi-organisasi non-pemerintah.
2.6.3. Perbaikan Kualitas Perumahan dan Permukiman
Program ini bertujuan untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam
mewujudkan kualitas lingkungan antara lain dengan pemprofilan masyarakat, perhitungan
volume perbaikan rumah, sosialisasi, hingga monitoring kemajuan pekerjaan dari
pelaksanaan perbaikan tersebut.
a. Pengguna Layanan
1. Pemerintah daerah yang berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya melalui peningkatan kualitas hunian (fisik dan legal) dan lingkungan
permukiman
2. Masyarakat umum (individual dan komunal) yang ingin meningkatkan kualitas hunian
dan lingkungan permukiman setempatnya sesuai dengan persyaratan kesehatan,
keamanan, dan kenyamanan
b. Tantangan yang dihadapi oleh Pengguna Jasa
1. Tantangan menyukseskan program perkotaan bebas kawasan kumuh
2. Tuntutan penyediaan rumah layak huni dan terjangkau (affordable) bagi setiap
penduduk Indonesia
3. Tantangan pembangunan dan peningkatan kualitas hidup manusia dimulai dari
rumah dan lingkungannya
c. Jasa yang ditawarkan HRC
1. Sosialisasi program Perbaikan Kualitas Perumahan dan Permukiman (rumah dan
PSU lingkungan permukiman sehat)

Laporan Kerja Praktek 14


2. Bantuan teknis proses sertifikasi tanah dan rumah tinggal
3. Bantuan teknis identifikasi jenis dan besaran bantuan untuk peningkatan kualitas
hunian (fisik) dan PSU lingkungan
4. Pendataan dan profiling penerima bantuan
5. Pembuatan RAB program bantuan
6. Koordinasi, asistensi, dan monitoring evaluasi proses penyaluran dan implementasi
penggunaan bantuan
2.6.4. Konsultasi Desain Rumah
Bentuk pelayanan ini menawarkan jasa konsultasi dan desain rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah serta diseminasi informasi dalam subsidi keuangan,
lahan, material, peraturan pemerintah, prosedur ijin perencanaan, tenaga kerja dan
teknologi.
a. Pengguna Layanan
1. Masyarakat umum (individual maupun komunal) terutama berpenghasilan rendah
yang membutuhkan pendampingan dalam mewujudkan pembangunan rumah dan
lingkungan permukiman sehat
2. Masyarakat umum maupun pengusaha skala mikro yang membutuhkan informasi
terkait sumberdaya perumahahan perkotaan
b. Tantangan yang dihadapi oleh Pengguna Jasa
Sulitnya memperoleh pelayanan informasi, konsultasi dan bantuan teknis tentang
sumber daya perumahan secara lengkap
c. Jasa yang ditawarkan HRC
1. Informasi mengenai syarat-syarat pengajuan subsidi perumahan
2. Bantuan teknis desain rumah sehat, yang bisa ditindak lanjuti dengan pembuatan
RAB dan gambar teknik
3. Jasa konsultasi mengenai memiliki rumah yang sehat
4. Diseminasi Informasi Subsidi Rumah
5. Memberikan nama dan alamat BMT yang melayani penyaluran subsidi
6. Menjelaskan syarat pengajuan subsidi rumah (checklist)
7. Melakukan simulasi penghitungan cicilan berdasarkan kategori penghasilan
8. Konsultasi dan Desain Rumah Sederhana Sehat
9. Menggambar desain rumah secara manual dengan skalatis
10. Memberikan konsultasi mengenai rumah sehat berdasar pedoman rumah sehat
11. Memberikan konsultasi rencana pengembangan rumah.
2.6.5. EDU HRC (Program Internship)
EDU Housing Resource Center (HRC) memiliki misi sebagai pembuka jalan,
penghubung, dan pemadu serasi bagi sumber daya bidang perumahan dan permukiman

Laporan Kerja Praktek 15


yang mendukung pembangunan perumahan dan permukiman layak huni, terjangkau, dan
berkelanjutan yang berbasis komunitas. Sesuai dengan inisitatif untuk pelayanan
perumahan, HRC menyelenggarakan kegiatan EduHRC untuk peningkatan kompetensi bagi
semua pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan misinya, yaitu dengan jejaring,
informasi, dan pelatihan.
Program Internship merupakan bagian dari program Edu HRC yang berfokus pada
pelaksanaan fungsi edukasi bidang perumahan perkotaan bagi masyarakat (khususnya
mahasiswa). Output program ini memberikan manfaat pengetahuan praktis bagi mahasiswa
yang mendukung ilmu akademik sekaligus memperluas jaringan kerjasama HRC dengan
perguruan tinggi.
Tujuan utama program ini adalah memperbesar minat generasi muda terhadap
bidang perumahan perkotaan, kaderisasi tenaga ahli yang kompeten serta memberikan
pengalaman kerja secara profesional dibidang perumahan perkotaan.
a. Syarat Pendaftaran Internship HRC
1. Merupakan Mahasiswa dari Jurusan yang berhubungan dengan program kerja di
HRC
2. Mampu bekerja sesuai program yang diberikan kepada peserta kerja praktek
3. Mampu bekerja secara mandiri maupun kelompok
4. Mempunyai minat yang tinggi serta mau belajar keras dan cukup kreatif
5. Siap berkarya serta berkontribusi untuk permukiman dan perkotaan Indonesia
b. Peserta Program
Program Internship HRC dapat diikuti oleh mahasiswa dari jurusan : Perencanaan
Wilayah dan Kota (Planologi), Arsitektur, Geografi, Ekonomi, Hukum, Ilmu Sosial dan
Politik, MIPA-Statistik, Sastra, Ilmu Komputer dan Sistem Informasi
c. Peraturan Internship HRC
1. Berpakaian rapi, menggunakan ID Card dan bersepatu
2. Menggunakan waktu seoptimal mungkin dalam setiap pelaksanaan tugas,
3. Tepat waktu
4. Menepati jadwal piket.
5. Mengisi daftar hadir
6. Membuat rangkuman/notulensi (berkelompok sesuai pembagian tugas yang
ditentukan oleh HRC) pada setiap forum yang diselenggarakan HRC maupun ketika
mewakili HRC mengikuti forum di luar
7. Aktif/mengajukan pertanyaan kepada pembicara
8. Menyelesaikan semua tugas yang diberikan
9. Terlibat aktif dalam kepanitiaan kegiatan
10. Membantu pekerjaan operasional HRC

Laporan Kerja Praktek 16


11. Menjaga keamanan, kerapian, kebersihan dan ketertiban
12. Menyimpan setiap progress hasil tugas/ pekerjaan di flash disk EduHRC sesuai
dengan folder masing-masing.
d. Internship HRC berhak :
1. Mendapatkan bimbingan dalam pelaksanaan tugasnya
2. Menggunakan segala fasilitas sesuai peraturan HRC
3. Mendapatkan ID Card
4. Mendapat penggantian biaya transportasi
5. Mendapat makan siang
6. Mendapatkan penghargaan berupa Sertifikat dan Surat Rekomendasi dari Manajer
HRC setelah masa praktek selesai
7. Syarat dan ketentuan berlaku , hal-hal yang belum tercantum diatas
dapat dibicarakan selanjutnya.
2.7. Regulasi
Adapun berbagai regulasi yang mejadi pedoman dan landasan bagi Housing
Resource Center untuk menunjang berbagai program dan kegiatan yang dilakukan adalah
sebgai berikut :
1. UU Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
2. UU Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun
3. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
5. UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
6. UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
7. PP Nomor 41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal Atau Hunian
Oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia
8. PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
9. PP Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan
Siap Bangun (Lisiba)
10. PP Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
11. PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
12. KEPRES Nomor 69 Tahun 2001 tentang Komite Nasional Agenda Habitat II
13. KEPRES Nomor 22 Tahun 2006 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan
Rumah Susun Di Kawasan Perkotaan
14. PERPRES Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum
15. PERPRES Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

Laporan Kerja Praktek 17


16. PERPRES Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.

Laporan Kerja Praktek 18


BAB III
PEMBAHASAN MATERI KERJA PRAKTEK

3.1. Latar Belakang


Kelurahan Bumijo merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Kecamatan Jetis,
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelurahan ini terletak di kawasan perkotaan
Yogyakarta dengan akses langsung menuju jalan Wates Kulonprogo. Letak lokasi kelurahan
Bumijo cukup strategis, karena tidak berada jauh dari kawasan Malioboro dan tugu Jogja.
Selama masa perkembangan Kelurahan ini berbagai upaya dilakukan demi kemajuan
Kecamatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dibangunnya Bank Sampah dimana sampah organik maupun non organik yang ada
dimanfaatkan dan diolah menjadi barang guna seperti kertas, plastik, dan botol.
Sebagai kawasan perkotaan Kelurahan ini memiliki luas wilayah 58 ha. Yang dimana
dari pemanfaatan lahan sebagian besar kawasannya di sektor perekonomian. Kelurahan
Bumijo sendiri adalah salah satu dari 3 kelurahan yang berada di Kecamatan Jetis. Di
samping itu, Kecamatan jetis juga memiliki peran penting dalam sinergitas yang harus
dibentuk dalam perkembangan wilayah Kota Yogyakarta karena dilihat dari letak geografis
dan administrasinya, Kecamatan Jetis memiliki letak dan lokasi yang strategis dan menjadi
pusat kegiatan bagi daerah-daerah di sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan
tata ruang yang lebih baik untuk Kecamatan Jetis agar tetap terjaga stabilitas pelayanan
Kecamatan terhadap daerah-daerah sekitarnya.
Dalam penyusunan perencanaan tata ruang Kecamatan Jetis, kajian yang akan
diambil dalam penulisan laporan ini adalah perencanaan kawasan Kecamatan Jetis dimulai
dari kawasan terkecilnya yaitu perencanaan desa/kelurahan. Dilihat dari potensi dan
masalah yang paling berpengaruh dalam perencanaan tata ruang Kecamatan Jetis,
Kelurahan Bumijo memiliki potensi yang cukup besar dalam keberlangsungan Kecamatan
Jetis dalam melayani kebutuhan masyarakat Kecamatan Jetis dan daerah sekitarnya.
Kelurahan Bumijo memiliki 13 RW (Rukun Warga) yang terbentuk berdasarkan blok-
blok kawasan permukiman. Kelurahan Bumijo juga memiliki inovasi dan prestasi yang cukup
banyak sehingga memiliki nilai tambah dan memudahkan dalam awal perencanaan tata
ruang dalam perkembangan Kecamatan Jetis. Dalam kondisi eksistingnya, Kelurahan
Bumijo merupakan pusat kegiatan dari Kecamatan Jetis dan merupakan salah satu
kelurahan yang menjadi pondasi utama dalam kemajuan perkembangan kawasan
Kecamatan Jetiis.
Kelurahan Bumijo memiliki potensi unggul dalam bidang Perekonomian. Dominasi
lahan yang ada di Kelurahan Bumijo adalah permukiman dengan penggunaan lahan yang
Variatif. Mata pencaharian penduduk Dusun Salakan didominasi oleh sektor ekonomi dan

Laporan Kerja Praktek 19


jasa. Sedangkan masalah yang sedang dihadapi oleh Kelurahan Bumijo adalah sarana dan
prasarana yang belum optimal dan penggunaan lahan permukiman yang kurang terkontrol.
Dalam mendukung kegiatan perekonomian dan melayani kebutuhan masayarakat
Kelurahan Bumijo, maka dilakukan sebuah penyusunan dan perencanaan profil Kelurahan
Buimjo dalam mengembangkan sarana dan prasarana dusun yang terintegrasi serta
penataan penggunaan lahan permukiman serta pengembangan potensi Kelurahan Bumijo
dalam berbagai sektor.
Potensi yang begitu banyak dan belum dimanfaatkan secara maksimal maka dari itu
dapat disimpulkan memang perlu adanya perencanaan pengembangan Kelurahan Bumijo
yang tentu saja dapat memberi dampak baik itu pada segi ekonomi, sosial, dan lingkungan
secara positif. Sehingga kedepannya diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan
Masyarakat Kelurahn Bumijo ke taraf dan kualiatas hidup yang lebih baik.
3.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran
3.2.1. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah membuat Profil Kelurahan Bumijo untuk melihat
kondisi eksisting Kelurahan Bumijo secara detail sekaligus menentukan arahan
pengembangan yang terintegrasi dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi wilayah.
3.2.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan profil Kelurahan Bumijo untuk mengidentifikasi potensi
malasah dan karakteristik Kelurahan Bumijo.
3.2.3. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam pembuatan Profil Kelurahan Bumijo yaitu :
1. Kondisi fisik Kelurahan Bumijo yaitu sarana dan prasarana serta penggunaan lahan di
kelurahan tersebut
2. Mengetahui kondisi sosial kependudukan yang ada di Kelurahan Bumijo
3. Mengetahui kondisi perekonomian di Kelurahan Bumijo
4. Mengetahui perkembangan wilayah Kelurahan Bumijo
5. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang ada di Kelurahan Bumijo
3.3. Ruang Lingkup
3.3.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah yang menjadi lokasi perencanaan yaitu Kelurahan Bumijo
yang terletak di Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelurahan
Bumijo sendiri terdiri dari 13 RW (Rukun Warga) dan 56 RT (Rukun Tetangga). Kelurahan
Bumijo mempunyai luas wilayah 58,8 ha,.
Secara administratif letak Kelurahan Bumijo memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut :

Laporan Kerja Praktek 20


1. Sebelah Utara : Kel. Kricak, Kel. Cokrodiningratan dan Kel. Gowongan
2. Sebelah Selatan : Kel. Sosromendutan, dan Kel. Pringgokusuman
3. Sebelah Timur : Kel. Cokrodiningratan, dan Kel. Gowongan
4. Sebelah Barat : Kel. Tegalrejo

GAMBAR 3.1
PETA ADMINISTRASI KELURAHAN BUMIJO

Laporan Kerja Praktek 21


3.3.2. Ruang Lingkup Subtansi
Lingkup substansi mengenai tatanan kawasan Kelurahan Bumijo untuk
meningkatkan kualitas lingkungan permukiman Kelurahan Bumijo. Lingkup yang menjadi
kajian, yaitu :
1. Kondisi eksisting wilayah (ekonomi, sosial, dan lingkungan).
2. Kondisi permukiman Dusun Salakan.
3. Potensi dan masalah (ekonomi, sosial, dan lingkungan).
4. Kebijakan dan strategi.
5. Proses perencanaan kawasan dan arahan pengembangan.
3.4. Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan sebagai pertimbangan, pengarahan, dan pedoman
dalam Penyusunan Profil Kelurahan Bumijo antara lain :
1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
2. RTRW Kota Yogyakarta Tahun 2010 2030
3.5. Teori Kerja Praktek
3.5.1. Penataan Ruang

3.6. Materi Kerja Praktek


3.6.1. Minggu I
Pada minggu ini praktikan memahami materi dari penyusunan profil Dusun Bumjo,
mengumpulkan dokumen atau dasar hukum yaitu RTRW Kota Yogyakarta, dan mengikuti
diskusi bersama LPM dan komunitas pecinta lingkngan tentang Pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat di sekitar bantaran sungai kali code, yang di selenggarakan oleh
HRC.
3.6.2. Minggu II
Pada minggu ini praktikan membuat best practice. Best practice adalah suatu ide
atau gagasan mengenai suatu tehnik, metode, proses, aktivitas, insentip atau penghargaan
yang lebih efektif dalam mencapai keberhasilan yang luar biasa dibandingkan dengan
tehnik, metode, proses lain. Best practice yang dibuat praktikan yaitu mencari informasi
tentang Kampung Wayang di Sosrokusuman, Kota Yogyakarta dan membuat kuesioner best
practice. Pada minggu ini praktikan survei lapangan yaitu Kelurahan Bumijo dalam rangka
pengenalan dengan pihak kelurahan.
3.6.3. Minggu III

Laporan Kerja Praktek 22


Pada minggu ini praktikan survei lapangan di Kelurahan Bumijo dalam rangka
wawancara Ibu Lurah Bumijo dan pengenalan dengan ketua RW yang ada di Kelurahan
Bumijo

.
3.6.4. Minggu IV
Pada minggu ini praktikan menyusun laporan bab I Pendahuluan pada Tahap
Kegiatan:
1. Tahap kegiatan
Tahapan penyusunan Profil Kelurahan Bumijo diimulai dari tahap persiapan, tahap
pengumpulan data, tahap kompilasi data, tahap analisis, tahap perumusan strategi serta
arahan pengembangan Dusun Salakan.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum pembuatan
profil Kelurahan Bumijo yang dimulai dari tahap studi literatur, penyusunan desain
survei dan checklist data, tahap pembuatan jadwal kegiatan dan persiapan keperluan
pra survei.
b. Tahap Pengumpulan
Tahap pengumpulan data yang dipakai dalam penyusunan profil ini
menggunakan metode pengumpulan data secara deskriptif, yaitu data-data yang
telah diperoleh baik secara langsung dari obyek (survey primer) maupun secara tidak
langsung dari pihak lain atau instansi (survey sekunder). Secara garis besar terbagi
menjadi dua yaitu :
1) Survei Primer
Data yang diperoleh dari survei lapangan langsung mengamati obyek
yang menjadi sasaran. Adapun bentuk survei primer yaitu :
a) Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan dengan mengamati keadaan wilayah studi,
letak fasilitas kegiatan sosial budaya kependudukan, permasalahan, potensi
dan lainnya.
b) Wawancara/Interview
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk menjaring aspirasi dan
persepsi stakeholder (masyarakat, pemerintah, swasta) terhadap
perencanaan wilayah.
2) Survey Sekunder

Laporan Kerja Praktek 23


Survey sekunder merupakan pengambilan data yang diperoleh dari sumber
lain (buku-buku yang berkaitan study atau instansi-instansi tertentu) yang sudah
diolah sebelumnya.

c. Tahap Pengolahan Data


Pada tahap pengolahan data dilakukan rekpitulasi data dengan
mengelompokan data dan melakukan verifikasi data yang relevan dengan penelitian.
d. Tahap Analisis
Analisis data dengan menggunakan teknik analisis sesuai dengan metode
analisis data yang digunakan agar memperoleh output strategi yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Analisis yang digunakan untuk memperoleh
Rumusan Permasalahan serta potensi.
e. Tahapan Penyusunan Strategi dan Arahan Pengembangan
Tahap ini merupakan tahap akhir yang dilakukan dalam kegiatan penyusunan
buku Profil Kelurahan Bumijo. Penyusunan strategi ini dibuat berdasarkan hasil
analisis potensi dan masalah yang diperoleh kemudian dibuat lagi arahan
pengembangan yang merupakan hasil akhir.
2. Pendekatan dan Metodologi
a) Pendekatan
Dalam suatu perencanaan wilayah perlua adanya strategi yang harus
dilakukan. Oleh sebab itu, dalam perencanaan wilayah ini maka dilakukan suatu
pendekatan untuk menentukan strategi tersebut yaitu pendekatan secara partisipatif
yang merupakan pola pendekatan perencanaan wilayah yang melibatkan peran serta
masyarakat dan selanjutnya menggunakan anaisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, Threats) untuk menentukan strategi yang pada akhirnya akan menjadi
suatu arahan pengembangan dengan melihat permasalahan serta potensi yang ada
pada wilayah perencanaan tersebut.
b) Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pembuatan profil yaitu :
1. Foto Mapping
Foto Mapping adalah kegiatan mengambil gambar kondisi-kondisi wilayah
perencanaan sekaligus lokasi pengambilan gambar tersebut. Gambar yang
diambil yaitu sesuai dengan kebutuhan yang dapat menjelaskan kondisi fisik,

Laporan Kerja Praktek 24


sosial, dan ekonomi yang bisa menjadi suatu informasi baik potensi maupun
masalah di Kelurahan Bumijo.
2. Pemetaan
Untuk memetakan hasil kondisi eksisting dilapangan seperti sarana dan
prasarana, deliniasi wilayah, penggunaan lahan hal ini perlu dilakukan pemetaan
dengan melakukan survei lapangan. Kemudian hasil dari pemetaan di lapangan
di aplikasikan kedalam sistam informasi geografis (SIG) yang menjadi data dasar
dalam merencanakan wilayah terutama untuk mengetahui deliniasi wilayah yang
akan direncanakan.
3. Wawancara
Wawancara merupakan metode analisis yang dipakai dalam mengumpulkan
data primer dengan cara mengkomunikasi langsung dengan masyarakat serta
pemang-pemangku kepentingan.
Praktikan juga membantu dan mengikuti dalam acara diskusi bersama Salah satu
perencana dari Cina. Pada minggu ini juga praktikan survey lapangan yaitu membagikan
form kebutuhan data kepada Ketua RW dan survey kondisi jalan di masing-masing RW.
3.6.5. Minggu V
Pada minggu ini praktikan megumpulkan dan mengkompilasi data kependudukan
yaitu menghitung jumlah penduduk dari Kartu Keluarga (KK) per RW Kelurahan Bumijo.
a. Jumlah Penduduk Menurut RT
TABEL III.1
JUMLAH PENDUDUK MENURUT RW
KELURAHAN BUMIJO TAHUN 2017

RW Jumlah Penduduk

1 594
2 471
3 497
4 607
5 742
6 748
7 908
8 1146
9 1111
10 713
11 1310
12 790
13 550
Total 10187
Sumber: Dokumen Kelurahan Bumijo, 2017

Laporan Kerja Praktek 25


GAMBAR 3.1
GRAFIK JUMLAH PENDUDUK MENURUT RW
KELURAHAN BUMIJO TAHUN 2017

Jumlah Penduduk Kelurahan Bumijo Tahun 2017


1400
1200
1000
800
600 Jumlah
Penduduk
400
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Sumber: Tabel Jumlah Penduduk per RW Kelurahan Bumijo, 2017


Dari data diatas, jumlah penduduk di Kelurahan Bumijo adalah 10.187 jiwa. Jika
dilihat berdasarkan jumlah penduduk per RW di Kelurahan Bumijo, maka RW dengan jumlah
penduduk terbanyak adalah RW 11 yang sebanyak 1.310 jiwa sedangkan jumlah penduduk
terendah adalah RW 02 dengan jumlah penduduk 471 jiwa.
b. Jumlah Penduduk Menurut Kartu Keluarga (KK)
TABEL III.2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KARTU KELUARGA (KK)
KELURAHAN BUMIJO TAHUN 2017
RW JUMLAH
1 224
2 156
3 161
4 202
5 234
6 250
7 289
8 371
9 370

Laporan Kerja Praktek 26


10 230
11 447
12 271
13 164
TOTAL 3370
Sumber: Dokumen Dusun Salakan, 2017

Jumlah KK yang paling banyak terdapat pada RT 05 dengan jumlah 66 KK,


sedangkan yang paling sedikit terdapat pada RT 08 adalah 24 KK.
c. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
TABEL III.3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN
KEURAHAN BUMIJO TAHUN 2017
Penduduk
RW Total
Laki-laki Perempuan
1 235 359 594
2 235 236 471
3 258 239 497
4 302 305 607
5 364 378 742
6 375 373 748
7 423 485 908
8 548 598 1146
9 536 575 1111
10 374 339 713
11 630 680 1310
12 380 410 790
13 272 278 550
Sumber: Dokumen Dusun Salakan, 2017

GAMBAR 3.2
GRAFIK JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN
KELURAHAN BUMIJO 2017

Laporan Kerja Praktek 27


Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

800
700
600
500 Laki-laki
400 Perempuan
300
200
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Sumber: Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dusun Salakan, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut jenis kelamin lebih
banyak yaitu perempuan dengan jumlah penduduk 773 jiwa di bandingkan dengan jumlah
penduduk laki-laki yaitu 743.
3.6.6. Minggu VI
Pada minggu ini praktikan megumpulkan dan mengkompilasi data kependudukan
yaitu menghitung jumlah penduduk dari Kartu Keluarga (KK) per RT Dusun Salakan adalah
sebagai berikut:
a. Jumlah Penduduk Menurut Umur
TABEL III.4
KELOMPOK UMUR MENURUT JENIS KELAMIN
KELURAHAN BUMIJO TAHUN 2017
Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah
0-4 319 359 678
5-9 423 370 793
10-14 409 388 797
15-19 409 396 805
20-24 385 390 775
25-29 347 384 731
30-34 435 418 853
35-39 423 461 884
40-44 393 392 785
45-49 358 353 711
50-54 338 370 708
55-59 276 343 619
60-64 229 277 506
65+ 263 361 624
Jumlah 5007 5262 10269
Sumber: Dokumen Kelurahan Bumijo, 2017

Laporan Kerja Praktek 28


a. Piramida Penduduk
GAMBAR 3.3
PIRAMIDA PENDUDUK
KELURAHAN BUMIJO TAHUN 2017

Piramida Penduduk Kelurahan Bumijo Tahun 2017

65+
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
Laki-Laki
30-34
Perempuan
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4

-600 -400 -200 0 200 400 600

Sumber: Tabel Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin Kelurahan Bumijo, 2017
Bentuk piramida penduduk Kelurahan Bumijo pada tahun 2017 berbentuk Stasioner,
sebagian besar berada dalam kelompok umur muda. Bentuk piramida ini menggambarkan
tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap.
b. Jumlah Penduduk Menurut Agama
TABEL III.5
JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA
KELURAHAN BUMIJO TAHUN 2017

RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW RW
AGAMA Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

ISLAM 586 384 300 470 618 539 657 965 865 529 1094 526 483 8016

KRISTEN 66 37 42 37 46 70 102 59 78 60 107 77 20 801

KATHOLIK 32 77 152 91 65 135 146 121 168 123 109 172 47 1438

HINDU 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 0 7

BUDHA 0 0 0 9 12 4 3 0 0 1 0 10 0 39

Sumber: Dokumen Kelurahan Bumijo, 2017

Laporan Kerja Praktek 29


Dari data tabel III.5 diatas penduduk di Kelurahan Bumijo paling banyak
beragama islam dengan jumlah 8016 jiwa, Kristen 801 jiwa dan Khatolik 1438 Jiwa.
c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
TABEL III.6
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS PEKERJAAN
KELURUHAN BUMIJO TAHUN 2017
PEKERJAAN RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 RW 5 RW 6 RW 7 RW 8 RW 9 RW 10 RW 11 RW 12 RW 13

BELUM/TIDAK BEKERJA 137 80 77 95 117 119 138 192 180 123 217 136 86

MENGURUS RUMAH TANGGA 128 82 86 98 127 119 151 183 168 113 214 133 84

PELAJAR/MAHASISWA 118 135 101 132 169 163 212 293 260 161 278 159 141
PENSIUNAN 2 7 3 12 16 15 24 36 13 17 12 15 5
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) 3 9 6 9 25 15 22 41 26 20 28 12 7
TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) 3 1 0 0 0 0 0 2 0 3 1 0 0
KEPOLISIAN RI (POLRI) 0 0 1 0 30 0 3 1 0 1 2 0 0
PERDAGANGAN 5 7 7 0 3 2 5 5 32 11 15 7 4
KARYAWAN SWASTA 147 91 127 167 138 186 208 215 199 161 280 173 128

KARYAWAN BUMN 0 3 1 2 1 4 4 6 3 1 1 3 1

KARYAWAN HONORER 0 0 1 0 0 0 4 2 6 3 1 1 0

BURUH HARIAN LEPAS 48 13 27 18 25 21 22 27 75 11 87 40 26


WIRASWASTA 78 61 41 57 76 91 79 108 114 68 148 97 47
PEKERJAAN LAINNYA 3 0 5 9 1 1 3 2 6 0 6 2 2

Sumber: Dokumen Kelurahan Bumijo , 2017


GAMBAR 3.5
GRAFIK JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS PEKERJAAN
KELURAHAN BUMIJOTAHUN 2017

Grafik Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Kelurahan Bumijo Tahun 2017
350
BELUM/TIDAK BEKERJA

MENGURUS RUMAH
300
TANGGA
PELAJAR/MAHASISWA
250
PENSIUNAN

200 PEGAWAI NEGERI SIPIL


(PNS)
TENTARA NASIONAL
150 INDONESIA (TNI)
KEPOLISIAN RI (POLRI)

100 PERDAGANGAN

KARYAWAN SWASTA
50
KARYAWAN BUMN

0 KARYAWAN HONORER
RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 RW 5 RW 6 RW 7 RW 8 RW 9 RW 10 RW 11 RW 12 RW 13

Sumber: Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan, 2017

Laporan Kerja Praktek 30


3.6.7. Minggu VII
Pada minggu ini praktikan mengumpulkan data kelembagaan kelurahan Bumijo dan
mempresentasikan kemajuan atau progres dalam pembuatan buku profil Kelurahan.
3.6.8. Minggu VIII
Pada minggu ini praktikan menganalisis data kependudukan Dusun Salakan.
a. Kepadatan Penduduk
TABEL III.7
KEPADATAN PENDUDUK KELURAHAN BUMIJO
TAHUN 2017
Kepadatan
Luas Jumlah
Penduduk
Wilayah (Ha) Penduduk (Jiwa)
(Jiwa/Ha)
58 10306 0,0056
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Dari data diatas, kepadatan penduduk Kelurahan Bumijo tahun 2017 dengan
wilayah kelurahan seluas 58 ha dan jumlah penduduknya sebanyak 10306 jiwa jadi
kepadatan penduduk di Kelurahan Bumijo adalah 0,0056 jiwa/ha.
b. Sex Ratio
TABEL III.8
SEX RATIO MENURUT RW
KELURAHAN BUMIJO TAHUN 2017
Penduduk
RW Sex Ratio (%)
Laki-laki Perempuan
1 235 359 65,5%
2 235 236 99,6%
3 258 239 107,9%
4 302 305 99,0%
5 364 378 96,3%
6 375 373 100,5%
7 423 485 87,2%
8 548 598 91,6%
9 536 575 93,2%
10 374 339 110,3%
11 630 680 92,6%
12 380 410 92,7%
13 272 278 97,8%
Total 4932 5255 1234,4%
Sumber: Hasil Analisis, 2017

Laporan Kerja Praktek 31


Dari data Sex Ratio Menurut RW Kelurahan Bumijo Tahun 2016 jumlah penduduk
laki-laki 4932 jiwa dan perempuan 5255 jiwa. Jadi dalam 100 orang perempuan terdapat
1234,4 laki-laki.
c. Proyeksi Penduduk
TABEL III.9
PROYEKSI PENDUDUK
KELURAHAN BUMIJO TAHUN 2020, 2025, DAN 2030
Proyeksi penduduk
Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Pertumbuhan Penduduk
2022 2027 2032
2013 5031 4334 9365
2014 5105 5300 10405
2015 5042 5292 10334 0,024 11.616 13.093 14.758
2016 5013 5268 10281
2017 5021 5285 10306
Sumber: Hasil Analisis, 2017

3.6.9. Minggu IX, X, dan XIS


Pada minggu ini praktikan membuat best practice yaitu tentang Kampung Wayang
dan Seni mural di Kampung Sosrokusuman, Suryatmajan, Danurjan, Kota Yogyakata,
Daerah Istimewa Yogyakarta.

Laporan Kerja Praktek 32


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kerja praktek merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa agar
mampu menerapkan disiplin ilmu yang telah di pelajari selama duduk di bangku perkuliahan,
dengan adanya Kerja praktek ini, praktikan dapat mempelajari bagaimana proses
penyusunan Profil Kelurahan Bumijo secara langsung, baik itu dalam hal melakukan survey
data sekunder maupun primer sampai dengan pengolahan data dari hasil survey sehingga
dapat menghasilkan produk perencanaan, serta praktikum juga mendapatkan banyak
pengalaman dalam dunia kerja yang mungkin tidak akan didapatkan dibangku perkuliahan.
4.2. Kesan
4.2.1. Manajemen Housing Resorce Center (HRC)
Housing Resource Center (HRC) mengembangkan berbagai kegiatan terkait
perumahan dan pembangunan perkotaan. Pada saat ini HRC mulai membuka kantor
pelayanan di beberapa daerah, hal ini membuktikan bahwa keberadaan HRC dengan
pelayanan jasa yang diberikan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah dearah
yang akan mengembangkan perumahan dan pembangunan perkotaan. Selain itu HRC juga
melakukan pengembangan kawasan perencanaan dusun dan desa, penataan rumah di
kawasan agropolitan, dan minapolitan, penataan kawasan potensial. Pada skala
permukiman, HRC mengembangkan studi kelayakan dan pembiayaan kawasan, melalui
slum upgrading dan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman. Manajemen HRC
berbanding lurus dengan banyaknya bidang pelayanan yang diberikan. Dalam
manajemennya setiap bidang telah disusun secara baik sehingga dalam memberikan
pelayanan jasa yang diminta sangat baik. Pembagian manajemen yang dilakukan secara
detail berdampak baik dalam setiap proses pekerjaan yang dilakukan. Selama melakukan
KP, praktikan cukup terbantu dengan proses administrasi baik sehingga segala kegiatan
yang dilaksanakan berjalan dengan baik.
4.2.2. Manajemen Pekerjaan
Manajemen pekerjaan baik, sebab pada awal praktikan melakukan KP, telah
membuatkan timeline sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan dapat terorganisir. Pihak HRC
juga memberikan pengalaman-pengalaman pekerjaan yang banyak kepada praktikan tanpa
mengganggu tugas inti dari praktikan seperti ikut dalam diskusi atau rapat dan membantu
mengerjakan pekerjaan yang ada, pihak HRC selalu mengutamakan tugas inti dari praktikan
kemudian baru memberikan tugas tambahan. Dalam manajemen pekerjaan pihak HRC
selalu memantau hasil pekerjaan praktikan dengan cara melakukan presentasi untuk
melaporkan progres yang telah dibuat praktikan. Hal ini cukup membantu praktikan untuk

Laporan Kerja Praktek 33


mengevaluasi hasil kerja yang telah dibuat. Selama KP praktikan harus mengikuti jam kerja
kantor yang ada. Pada waktu yang sudah ditentukan praktikan diajarkan bertanggung jawab
dalam mengikuti aturan jam kantor tersebut dengan cara tidak boleh meninggalkan kantor
sebelum jam kerja berakhir.
4.2.3. Lingkungan Kerja
Lingkungan yang baru pada awalnya membuat praktikan belum bisa bergerak aktif
untuk menanyakan tugas-tugas yang akan diberikan, namun setelah terbiasa dengan
kondisi yang ada praktikan merasa sangat nyaman karena konsep kekeluargaan yang
diterapkan oleh para karyawan HRC sehingga sangat memudahkan praktikan dalam
menanyakan tugas-tugas yang harus di kerjakan oleh praktikan. Konsep yang diterapkan
adalah dengan makan siang bersama setiap harinya. Lingkungan yang diciptakan oleh
pihak HRC sangat membangun semangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang ada. Pihak
HRC mengikutsertakan praktikan dalam kegiatan atau event-event yang dilaksanakan.
4.3. Saran
4.3.1. Housing Resorce Center (HRC)
Saran untuk Housing Resource Center (HRC) bila terdapat mahasiswa yang akan
melaksanakan KP di HRC perlu dijelaskan secara terbuka kegiatan seperti apa yang akan
dilakukan oleh praktikan. Proyek yang dikerjakan harus disesuaikan dengan KAK, apabila
proyek yang dikerjakan tidak memiliki KAK maka pihak HRC seharusnya membuatkan KAK
yang sesuai dengan proyek yang dilaksanakan, sehingga sasaran yang diharapkan dapat
sesuai.
4.3.2. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Saran untuk Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta, baik
untuk kemajuan maupun kelancaran kegiatan KP pada praktikan selanjutnya yaitu jurusan
sebaiknya membuat daftar tempat-tempat praktek yang telah bekerjasama, setelah itu
disebarkan kepada mahasiswa yang akan melaksanakan KP. Hal ini akan mempermudah
mahasiswa untuk bergerak cepat mencari proyek yang sesuai dengan bidang ilmu PWK
4.3.3. Calon Praktikan
Kerja praktek (KP) adalah mata kuliah yang mengaplikasikan segala teori yang telah
didapatkan pada proses perkuliahan, oleh karena itu dalam kerja praktek mahasiswa
dituntut aktif. Adapun beberapa saran dari praktikan bagi calon praktikan :
a. Seorang praktikan harus lebih menyiapkan diri dengan kemampuan seperti pemetaan,
GPS, analisis, dan sebagainya sehinnga tidak mengalami kesulitan disaat praktikan
melakukan KP.
b. Calon praktikan jangan malu untuk terus bertanya, baik kepada dosen maupun senior-
senior yang telah melakukan KP. Tujuannya adalah supaya praktikan dapat banyak
menerima masukan demi kelancaran KP yang akan dilakukan.

Laporan Kerja Praktek 34


c. Efisien waktu dalam penyelesaian laporan dan tugas-tugas lainnya agar tidak membuat
pratikan merasa terbebani.

Laporan Kerja Praktek 35

Anda mungkin juga menyukai