Bangsa Indonesia memiliki kehidupan sosial budaya yang berdasarkan kepribadian bangsa, dan bukan meniru budaya bangsa lain. A. Keanekaragaman Bangsa Indonesia sebagai Kepribadian Nasional Indonesia yang majemuk dapat dilihat dari dua sudut pandang, secara horisontal maupun vertikal. Secara horisontal artinya adanya perbedaan tetapi tidak menunjukkan tingkatan, sebagai berikut: 1. Perbedaan Fisik dan Ras a. Golongan Melanosoid (terdapat di papua, Kai, dan Aru) b. Golongan Monggoloid (Sebagian besar kepulauan Indonesia, Sunda besar) c. Golongan Weddoid (orang Kubu, Sakai Mentawai, Enggano dan Tomuna) 2. Perbedaan Suku Bangsa Di Indonesia kurang lebih hidup 300 suku bangsa dengan jumlah yang beragam. 3. Perbedaan Agama 4. Perbedaan Jenis Kelamin Secara vertikal yakni terdapat perbedaan dan menunjukkan suatu tingkatan. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas Individu. Misalnya, tingkatan pendidikan, kemampuan ekonomi, jabatan, pangkat, dan ada pula yang mendasarkan pada keturunan / darah.
B. Latar Belakang Kemajemukan Bangsa
1. Latar belakang Historis, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan (Cina Selatan), yang berpindah pada zaman es (Quartair). Dimana saat itu daratan Kalimantan, Jawa dan Sumatra bersatu dengan Asia, sedangkan daratan Papua bersatu dengan Australia. 2. Secara Geografis, kondisi kepulauan di Indonesia berbeda, seperti perbedaan Iklim, curah hujan, suhu, kelembaban udara, jenis tanah, morfologi tata air, flora dan faunanya. Terdapat pula dataran (sawah dan ladang) pegunungan, rawa-rawa dan sungai. 3. Secara sosiologis dan Kultural, dampak teknologi manusia yang berkembang selama berabad abad menghasilkan peradaban yang berbeda.
C. Keanekaragaman Kebudayaan yang Merupakan Unsur Kebangsaan dan Kepribadian
Nasional Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Budaya, yang berarti akal. Kebudayaan artinya semua hasil karya manusia yang berdasarkan cipta, rasa, karsa dan karya. 1. Kebudayaan Daerah yang sebagai Unsur Kebudayaan Nasional Pasal 32 UUD 1945 menegaskan : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Artinya kebudayaan Nasional tumbuh dari kebudayaan daerah dan unsur-unsur kebudayaan asing yang dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaan nasional. Kebudayaaan nasional harus merupakan cerminan kebudayaan daerha agar kebudayaan tersebut tetap dekat dengan masyarakat. Agar kebudayaan nasional tetap dinamis dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, kebudayaan nasional harus mau menerima pengaruh kebudayaan-kebudayaan asing yang bisa memperkaya kebudayaan nasional. Apabila tidak demikian maka kebudayaan nasional ini akan terisolasi dari pergaulan dunia. 2. Pengenalan Keanekaragaman Budaya di Indonesia Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan memiliki adat istiadat yang berbeda, masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan daerahnya dan memiliki bahasa daerah sendiri-sendiri. Tetapi walaupun berbeda-beda tetap bersemboyan Bhineka Tunggal Ika. Ciri-ciri umum kebudayaan daerah di Indonesia, di antaranya sebagai berikut : a. Kesenian, b. Bahasa, c. Sistem kemasyarakatan, d. Mata Pencaharian e. Religi/kepercayaan f. Peninggalan sejarah 3. Suku-suku Bangsa Indonesia a. Di Pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Batak, Minangkabau, Lampung, dan Bengkulu. b. Di pulau Jawa, terdapat suku Sunda, Jawa, dan Madura c. Di Kalimantan ada suku Banjar dan Dayak. d. Di Sulawesi terdapat suku Bugis, Makassar, Toraja, dan Manado. e. Di Nusa Tenggara ada suku Bali, Lombok, Sumbawa, Sasak, Bima dan Timor. f. Di Irian ada suku Domas dan suku Dani. g. Di Maluku ada suku Ambon, Ternate, Sangihe, dan Halmahera dst. 4. Budaya Daerah Ada berbagai macam budaya setiap daerah masing-masing yang khas di daerahnya, seperti bahasa, tari daerah dan lagu-lagu daerah. Misalnya di Jawa Tengah menggunakan bahasa Jawa, salah satu tariannya adalah Tari Gambyong, lagu daerahnya misalnya lagu Gundul Pacul. 5. Membina dan Melestarikan Budaya Daerah dan Nasional Mengembangkan kesadaran membina dan melestarikan budaya daerah, misalnya dengan cara mempelajari kebudayaan dari berbagai daerah, menyaring kebudayaan yang datang dari luar (budaya asing) dll. Salah satu manfaat adanya pembinaan dan pelestarian budaya daerah dan nasional adalah supaya bangsa Indonesia mengenal dan mencintai budaya sendiri.
D. Bhinneka Tunggal Ika dan Integrasi Nasional
Konsep Bhinneka Tunggal Ika lahir dilatarbelakangi oleh keanekaragaman suku bangsa Indonesiaa yang ingin bersatu dalam wadah negara kesatuan RI. Untuk mewujudkan suatu kesatuan nasional tersebut dikenal istilah Integrasi Nasional, yaitu suatu proses dan hasil kehisupan sosial yang dicapai melalui beberapa tahap yaitu akomodasi, kerja sama, koordinasi dan asimilasi. Integrasi Nasional memberikan dampak positif dalam proses pembangunan, antara lain terpeliharanya stabilitas nasional, yaitu suatu keadaan negara yang aman, tenteram, adil, makmur lahir dan batin sehingga dapat mencapai tujuan nasional. Faktor-faktor penunjang Integrasi Nasional, sebagai berikut : 1. Bahasa Nasional 2. Pancasila sebagai Dasar Negara 3. Kesadaran dan solidaritas kelompok 4. Perundang-undangan yang bersifat Nasional
E. Landasan Hukum Bhinneka Tunggal Ika
1. Pancasila sila ketiga : Persatuan Indonesia 2. Pembukaan UUD alinea kedua 3. Batang Tubuh UUD 1945 a. Pasal 1 ayat (1): Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. b. Pasal 32 : Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan Nasional. c. Pasal 35 : Bendera negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. d. Pasal 36 : Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. 4. Pembinaan Kebudayaan
F. Misi Bangsa Indonesia di Era Global
Misi bangsa Indonesia di era global, antara lain: 1. Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3. Peningkatan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari 4. Menjamin kondisi aman, damai tertib dan ketentraman masyarakat 5. Perwujudan sistem hukum nasional 6. Perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi 7. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional. 8. Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pembangunan daerah 9. Perwujudan kesejahteraan rakyat. 10. Perwujudan aparat negara yang berfungsi melayani masyarakat, profesional, berdaya guna, produktif, transparan, bebas dari KKN. 11. Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu 12. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, bebas dan proaktif bagi kepentingan nasional