Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

SEORANG PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA PARANOID

Oleh :
Siva Abdi Negara Oroh
15014101166
Masa KKM : 02 Mei 2016 29 Mei 2016

Pembimbing :
dr. Herdy Munayang. MA

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus dengan judul

Seorang Pasien dengan Skizofrenia Paranoid

Telah dikoreksi, dibacakan dan disetujui pada Mei 2016

Pembimbing

dr. Herdy Munayang. MA


DAFTAR ISI

Laporan kasus

I. Identitas Pasien ....................................................................... 1


II. Riwayat Psikiatri ..................................................................... 1
III. Riwayat Kehidupan Pribadi .................................................... 4
IV. Pemeriksaan Status Mental ..................................................... 8
V. Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut ................................... 10
VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna ................................................ 11
VII. Diagnosis Multiaksial ............................................................ 12
VIII. Problem ................................................................................. 12
IX. Terapi .................................................................................... 12
X. Prognosis ............................................................................... 13
XI. Anjuran ................................................................................. 13
XII. Diskusi .................................................................................. 13
XIII. Wawancara Psikiatri .............................................................. 15

Daftar Pustaka ................................................................................ 19


Lampiran ....................................................................................... 20

i
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Harmain Safrudin
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Gorontalo, 12 februari 1991
Status pernikahan : Belum menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Suku/bangsa : Minahasa/Indonesia
Alamat : Maasing Ling. 2 Kec. Tuminting
Pekerjaan : Tidak ada pekerjaan
Agama : Islam
Tanggal MRS : 05 Mei 2016
Cara MRS : Pasien datang diantar oleh keluarga (Ibu
kandung)
Tanggal Pemeriksaan : 05 Mei 2016 - 06 Mei 2016
Tempat pemeriksaan : Bangsal Observasi
RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Riwayat Psikiatri diperoleh pada tanggal 06 Mei 2016, diruangan Observasi
RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado dari :
- Catatan rekam medis
- Autoanamnesis dengan pasien
- Aloanamnesis dengan :
Ny. K.H (76 tahun), ibu kandung, agama islam, suku minahasa,
pendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar), ibu rumah tangga.

1
A. Keluhan Utama
Marah-marah, Memberontak, Mengancam keluarga, Bicara Kacau

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien masuk rumah sakit di bawa oleh keluarga (ibu kandung)
dengan keluhan marah-marah, memberontak dan hendak memukul
ibunya. Menurut ibunya, pasien tiba tiba mengamuk dan ingin
membunuh ibunya. Walaupun dibantu oleh tetangga pasien tetap
memberontak dan akhirnya dibantu polisi untuk masuk ke rumah
sakit. Pasien juga berbicara kacau dan berperilaku kacau. Pasien
mengamuk dan ditegur oleh ibunya, kemudian pasien marah-marah
dan hendak memukul ibunya. Saat dibawa ke rumah sakit keadaan
pasien tenang.
Pasien sudah pernah masuk dan keluar RS. Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Manado sejak 2010 sampai sekarang dengan keluhan
sering berbicara kacau dan memberontak. Menurut ibu pasien, pasien
sering menghayal dan sering terdiam selama beberapa jam sampai
pasien tersadar dengan jatuh. Menurut pasien dia sangat ingin
memukul orang dan pasien sering merasa dirinya ingin dikebukin,
diikat, dimarahi, dan sering mendengar bisikan ada yang ingin
membunuhnya dan akan menguburnya hidup hidup. Pada saat tidur
Pasien merasa ada seorang wanita yang datang kepadanya dan
memintanya kawin tapi pasien menolaknya.
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya seperti ada orang yang
mengejar dirinya tapi pasien tidak tau siapa yang mengejarnya. Pada
saat tidur juga pasien merasa bahwa dirinya di taruh di kuburan.
Pasien merasa sesuatu di rekayasa dan pasien merasa sesuatu di
rekayasa oleh vampir. Pasien merasa sering disakiti dan merasa
trauma.
Penyakit pasien pernah di obati sebelumnya dan berobat ke
rumah sakit ratumbuyisang. Dan pasien mengalami perubahan pada
saat berobat. Pasien rajin meminum obat dan sering meminta obatnya

2
sendiri. Pasien juga kadang kadang merasa cemas dan kadang kadang
merasa sedih atau murung. Tidak ada perubahan nafsu makan, tidak
sulit tidur dan sering kesulitan berkonsentrasi. Pasien tidak ada
masalah dalam keluarga ataupun teman.
Menurut ibunya, gejala awal pasien muncul ketika pasien masih
duduk di kelas 2 SMP, setelah keluarga pasien selesai membangun
rumah. Pasien mulai memukul mukul tembok rumah, bergoyang
goyang, menari tarian india ditambah juga ada kekasih pasien yang
pada saat itu akhirnya menikah dengan pria lain. Pasien juga pernah
membunuh orang tepatnya di pasar bersehati tapi dibebaskan oleh
pihak berwajib karena memiliki kelainan jiwa. Pasien sering
menunduk selama berjam jam, pernah berjalan seperti kadal, dan
pernah ditemukan di sungai dan pernah menerobos pintu yang sedang
diperbaiki.
Pasien belum pernah pacaran sebelumnya dan tidak pernah
mengalami masalah serius saat sekolah dan di tempat kerja. Pasien
juga mengaku mempunyai hubungan yang baik dengan ibu, ayah dan
adik-adiknya. Sejak pasien di rawat, pasien dikunjungi satu minggu
sekali oleh keluarga.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Menurut rekam medis, diketahui pasien sudah keluar masuk di
RS. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang sejak tahun 2010 sampai Mei
2016 dengan diagnosis Skizofrenia Paranoid.
2. Riwayat Gangguan Medis Umum
Pasien tidak memiliki kelainan bawaan sejak lahir, riwayat
kejang dan trauma kepala.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak menggunakan zat psikoaktif sebelumnya, pasie
n merokok dan tidak minum alkohol

3
III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
A. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien anak ke 6 dari 6 bersaudara. Penderita merupakan anak
yang disayangi oleh orang tua dan keluarganya. Pasien lahir
pervaginam di Rumah Sakit dan di bantu oleh bidan. Lahir dalam
keadaan sehat dan tanpa cacat. Waktu lahir pasien tidak terlilit tali
pusat. Berat badan 3000 gram. Waktu hamil ibu pasien dalam keadaan
sehat.
B. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan anak lain.
Pasien diasuh oleh ibu dan ayahnya. Sejak kecil pasien merupakan
anak yang aktif. Pasien mendapat ASI sampai usia 2 tahun.
Petumbuhan dan perkembangan masa kanak sesuai dengan usia
pasien. Pasien juga mulai belajar berbicara beberapa kata, merangkak,
duduk sendiri, berdiri dan berjalan. Pasien juga diajarkan untuk buang
air besar dan buang air kecil pada tempatnya.
C. Masa Kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Pada stadium falik pasien mengatakan bahwa pasien sadar
bahwa dirinya berjenis kelamin laki-laki. Pada stadium latensi, pasien
memiliki cukup banyak teman. Secara fisik, pasien tumbuh seperti
anak-anak seusianya. Pasien tidak ada kesulitan dan masalah dengan
lingkungan sekitarnya dan pendidikan formalnya. Pasien mulai ada
inisiatif untuk bermain dan mengerjakan tugas.
D. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak seusianya.
Pasien tidak pernah terlibat masalah yang berarti dengan teman teman
maupun keluarganya. Pasien tidak melanjutkan pendidikan ke Sekolah
Menengah Atas karena tidak mempunyai biaya.
E. Masa Dewasa
1. Riwayat Pendidikan
Pasien hanya bersekolah sampai tamat SMP dan tidak
melanjutkan ke SMA karena tidak mempunyai biaya.

4
2. Riwayat Pekerjaan
Setelah tamat SD pasien hanya membantu orang tua
dirumah. Pada usia 20 tahun pasien bekerja sebagai buruh di
pasar bersehati.
3. Riwayat Psikoseksual
Orientasi seksual pasien adalah lawan jenisnya. Pasien
belum pernah menikah.
4. Kehidupan Beragama
Pasien adalah seorang Islam yang aktif dalam mengikuti
acara-acara yang diselenggarakan di Mesjid.
5. Riwayat Pelanggaran Hukum
Penderita pernah melakukan pelanggaran hukum dengan
melakukan penikaman pada seseorang di pasar bersehati dan tidak
diproses hukum karena memiliki gangguan kejiwaan.
6. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien sekarang masih berada di kamar observasi RS. Prof.
Dr. V. L. Ratumbuysang. Rumah pasien berada di Maasing
Lingkungan II kecamatan tuminting dan tinggal bersama dengan
ibu kandungnya. Pasien belum menikah. Menurut ibunya, sejak
sakit pasien menjadi orang yang pendiam. Menurut pasien, ia
dirumah harus mengerjakan pekerjaan rumah dan menjaga ibu
kandungnya.

5
Denah Rumah

T
e
K1 R

K2 T

K3

D WC
CC
Ket:
K1 : Kamar pasien
K2 : Kamar orang tua pasien
K3 : Kamar adik pasien

7. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara. Hubungan
dengan keluarganya baik

6
Silsilah keluarga/Genogram

Keterangan ;

: Perempuan : Meninggal

: Laki-laki : Pasien

8. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya


Sekarang pasien mengatakan bahwa pasien memang sakit dan
tidak tau penyebab sakitnya. Sebelumnya waktu awal di bawa ke
rumah sakit pasien mengatakan dia tidak sakit, dia hanya suka
memberontak saja dan kemudian dibawah ke rumah sakit.

7
9. Persepsi Keluarga tentang Pasien
Menurut Ibunya, pasien kini sudah lebih baik daripada tahun-
tahun sebelumnya. Tapi, pasien memang harus dijaga dengan
baik.

8
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki sesuai dengan usia, kulit sawo matang, berbadan
kurus, menggunakan pakaian berwarna merah tua dan celana
panjang berwarna hitam tua. Pasien bersikap santai dan tampak
tenang saat diwawancarai.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Aktivitas motorik pasien bagus dan kooperatif. Gaya berjalan
pada pasien ini baik. Selama wawancara, pasien duduk dengan
tenang dan tidak ada gerakan isyarat atau kedutan. Perilaku pasien
baik.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif sampai selesai wawancara.
B. Mood dan Afek
Mood : Eutimia
Afek : Luas
Keserasian : Serasi
C. Karakteristik Bicara
Selama wawancara pasien menyimak pertanyaan, kadang menjawab
sesuai pertanyaan, kadang tidak. Akan tetapi, secara keseluruhan
masih bisa menjawab pertanyaan dan dapat dimengerti. Artikulasi
jelas, volume sedang dan intonasi jelas.
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi
Pada saat pemeriksaan pasien masih mengalami halusinasi
visual dan halusinasi audiotorik. Pasien merasa ia melihat ada seorang
wanita yang datang kepadanya dan memintanya kawin tapi pasien
menolaknya. Pasien sering mendengar bisikan ada yang ingin
membunuhnya dan akan menguburnya hidup hidup.

9
E. Pikiran
1. Bentuk pikir : Tidak ada gangguan spesifik pada bentuk pikiran
2. Arus pikir : Koheren, menjawab sesuai pertanyaan
3. Isi pikiran : Waham kejaran
F. Sensorium dan Fungsi Kognisi
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi
Waktu : Baik. Pasien dapat membedakan siang dan malam
serta mengetahui nama hari pada saat itu.
Tempat : Baik. Pasien dapat mengetahui dirinya berada di
Rumah Sakit.
Orang : Baik. Pasien dapat mengenali orang-orang di
sekitarnya.
3. Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang : Tidak ada gangguan
Daya ingat jangka sedang : Tidak ada gangguan
Daya ingat segera : Tidak ada gangguan
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial : baik
Uji daya nilai : baik
H. Tilikan
Derajat 4 : penderita sadar dirinya sakit dan membutuhkan bantuan
tapi penderita tidak tahu dari mana faktor penyebabnya.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya.

10
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : T : 110/70 mmHg, N : 86x/m, R : 20x/m,
S : 36.0oC
Kepala : Conjungtiva anemis -/-, sclera icterus -/-
Thoraks : Rhonki -/-, wheezing-/-
Abdomen : Datar, lemas, peristaltic usus (+) Normal
Hepar/Lien : Tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, turgor kulit kembali cepat

B. Pemeriksaan Neurologis
GCS : E4M6V5
TRM : Tidak dievaluasi
Mata : Gerakan normal searah, pupil bulat isokor, reflex cahaya +/+

Pemeriksaan Nervus Kranialis


a. Nervus Olfaktorius (N.I)
Tidak dilakukan evaluasi
b. Nervus Optikus (N.II)
Tidak dilakukan evaluasi
c. Nervus Okulomotoris (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan
Nervus Abducens (N.VI)
Selama wawancara, dapat diamati bahwa pasien memiliki gerakan
bola mata yang wajar.
d. Nervus trigeminus (N.V)
Selama wawancara berlangsung, terlihat wajah pasien simetris.
e. Nervus Facialis (N.VII)
Selama wawancara berlangsung, terlihat wajah pasien simetris.
f. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)

11
Selama wawancara pasien mampu menjawab pertanyaan dengan
tepat. Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran pasien normal.
Saat berjalan pasien terlihat stabil dan tidak terjatuh.
g. Nervus Glossofaringeus (N.IX)
Tidak dilakukan evaluasi
h. Nervus Vagus (N.X)
Tidak dilakukan evaluasi
i. Nervus Aksesorius (N.XI)
Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat
menggerakkan kepala kekiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa
nervus Aksesorius pasien dalam keadaan normal.
j. Nervus Hipoglosus (N.XII)
Tidak dilakukan evaluasi

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Berdasarkan anamnesis dan beberapa data yang diperoleh dari rekam
medik, didapatkan pasien laki-laki berumur 25 tahun, pendidikan terakhir
SMP, agama Islam, suku minahasa. Keluhan saat ini pasien mendengar
bisikan-bisikan, merasa seperti ada orang yang sedang mengejarnya dan
melihat ada seorang wanita yang datang kepadanya dan memintanya kawin
tapi pasien menolaknya.
Riwayat penyakit sebelumnya, pasien sebelumnya sempat dirawat di
RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang sejak tahun 2010, keluhan : suka
menyendiri, bicara-bicara sendiri, riwayat halusinasi auditorik (+), waham
kejaran (+).
Pasien tenang, cukup kooperatif menjawab, artikulasi jelas, volume
sedang dan intonasi baik. Pemeriksaan status mental, mood pasien eutimia,
afek luas, serasi. Bentuk pikiran ditemukan koherensi. Isi pikiran waham
ditemukan waham kejaran. Tingkat tilikan derajat 4 penderita sadar dirinya
sakit dan membutuhkan bantuan tapi penderita tidak tahu dari mana faktor
penyebabnya.

12
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Ciri Kepribadian Paranoid
Aksis III : Tidak ada (none)
Aksis IV : Tidak ada pekerjaan, masalah pendidikan, tindakan
kekerasan.
Aksis V : GAF current 70-61 : beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
GAF Scale HLPY 80-71 : gejala sementara, dan dapat
diatasi, disabilitas ringan dalam social, pekerjaan, dll

VIII. PROBLEM
A. Organobiologi
Tidak adanya faktor genetik
B. Psikologi
Halusinasi audiotorik dan halusinasi visual
C. Lingkungan dan sosial ekonomi
Tidak terdapat permasalahan dalam sosial ekonomi dan keluarga,
dimana keluarga pasien menerima keadaan pasien saat ini.

IX. TERAPI
A. Psikofarmako
Risperidon 2 mg tablet 2x1
B. Psikoterapi
1. Terhadap pasien
Psikoterapi Suportif
Pada pasien diberikan motivasi dan memberikan dukungan
agar pasien tidak merasa putus asa dan semangat juangnya
dalam menghadapi hidup ini.
2. Terhadap keluarga
Konseling Keluarga

13
Menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai
berbagai kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan
penyakit, dan pengobatan sehingga keluarga dapat
memahami menerima kondisi pasien untuk minum obat dan
kontrol secara teratur serta mengenali gejala-gejala
kekambuhan. Memberikan pengertian dan dukungan kepada
keluarga akan pentingnya peran keluarga pada perjalanan
penyakit.

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

XI. ANJURAN
Dianjurkan kepada keluarga pasien agar mengawasi pasien sehingga
pasien mengonsumsi obatnya dengan teratur. Usahakan pasien berada dalam
pengawasan keluarga, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga
dalam perjalanan penyakit.

XII. DISKUSI
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir
1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Gejala
skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda.
Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan
antara 25-35 tahun.1 Pada skizofrenia, setidaknya harus ada satu dari
beberapa gejala , antara lain : 1) Delusi, 2) Halusinasi, 3) Bicara kacau, 4)
Perilaku katatonik, 5) Gejala negatif.2
Ada beberapa subtipe skizofrenia yang diidentifikasi berdasarkan
variabel kliniknya, yaitu : skizofrenia paranoid, skizofrenia disorganisasi
(hebefrenik), skizofrenia katatonik, skizofrenia tak terinci, depresi pasca

14
skizofrenia, skizofrenia residual, skizofrenia simpleks, skizofrenia lainnya,
dan skizofrenia yang tak tergolongkan.1
Diagnosis dari pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan status mental. Dari anamnesis ditemukan gejala gejala yang
mengarah pada diagnosis skizofrenia paranoid. Tipe paranoid ditandai oleh
keasyikan (preokupasi) pada satu atau lebih waham atau halusinasi auditorik
yang menonjol, dan tidak ada perilaku spesifik lain yang mengarahkan pada
tipe terdisorganisasi atau katatonik. Secara klasik, skizofrenia tipe paranoid
ditandai terutama oleh adanya waham persekutorik (waham kejar) atau
waham kebesaran. Kekuatan ego pasien paranoid cenderung lebih besar dari
pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenia paranoid
menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuan mentalnya, respons
emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenia.3
Menurut anamnesis, ditemukan adanya gejala-gejala sesuai dengan
kriteria diatas. Dalam kasus ini ditemukan pasien termasuk dalam halusinasi
visual dan auditorik (+) yaitu melihat ada seorang wanita dengan pakaian
berwarna merah muda mengendarai sepeda serta mendengar suara-suara
yang tidak jelas seperti suara radio. Gejala paranoid juga terlihat pada
pasien ini karena pasien merasa ada orang yang mengejar dirinya dan hal ini
membuat pasien merasa tidak nyaman.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan mood eutimia, yaitu
suasana perasaan dalam rentang normal individu yang mempunyai
penghayatan perasaan yang sama dengan irama hidupnya. Afek yang
dijumpai pada pasien ini adalah afek luas, yaitu menggambarkan ekspresi
emosi yang luas dengan sejumlah variasi yang beragam dalam ekspresi
wajah, irama suara maupun gerakan tubuh, serasi dengan suasana perasaan
yang dihayatinya.2
Skizofrenia diobati dengan golongan obat anti psikotik. Pada pasien
ini diberikan obat trifluoperazine sebagai anti psikotik. Trifluoperazine
merupakan golongan Phenothiazine rantai piperazine yang bekerja
memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak,
khususnya di system limbic dan system ekstrapiramidal (Dopamine D2

15
receptor antagonist). Untuk menekan efek samping dari Trifluoperazine,
maka diberikan Tryhexilphenidil (THP) untuk menekan efek
ekstrapiramidal. Selain itu, pasien juga diberikan Risperidone yang
termasuk dalam antipsikosis turunan benzisoxasole. Risperidone adalah
suatu obat antipsikotik dengan aktivitas antagonis yang bermakna pada
reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2) dan pada reseptor dopamine tipe 2 (D2).
Data penelitian menyatakan bahwa obat ini mungkin lebih efektif dalam
mengobati gejala positif maupun gejala negatif dari skizofrenia.3,4
Edukasi terhadap pasien dan keluarga perlu diberikan agar pasien dan
keluarga dapat memahami gangguannya, cara pengobatan, serta efek
samping yang dapat muncul. Kesadaran dalam kepatuhan dan keteraturan
minum obat dari pasien juga perlu ditingkatkan.1,2
Terapi keluarga juga perlu diberikan terhadap keluarga pasien dalam
bentuk psikoedukasi berupa penyampaian informasi kepada keluarga
mengenai penyebab penyakit yang dialami pasien serta pengobatannya
sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi pasien. Peran
keluarga dekat dalam kasus ini sangatlah penting, terutama dalam hal
motivasi dan perhatian, sehingga pasien merasa nyaman.1,5

XIII. WAWANCARA PSIKIATRI


Wawancara dilakukan di bangsal Waraney RS. Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang pada tanggal 6 dan 8 April 2016
Wawancara dengan pasien
Keterangan :
A : Pemeriksa (dokter muda)
B : Pasien

A : Selamat siang bapak


B : siang
A : Bapak kita dokter muda siva, boleh mo tanya-tanya ?
B : Oh boleh dok
A : Bapak nama sapa dang ?

16
B : Safrudin Harmain
A : Umur dang ?
B : 50 taong
A : Alamat ?
B : Sumompo
A : Tempat tanggal lahir dimana dang ?
B : Manado 1987
A : Pendidikan terakhir apa ?
B : SMP N 5
A : Pekerjaan pak ?
B : Megamall pe cleaning service
A : suku ?
B : minahasa
A : agama ?
B : islam
A : masuk rs tanggal ?
B : Kemarin
A : pemeriksaan kemarin ?
B : Belum ada pemeriksaan
A : keluhan bapak masuk rs apa dang pak ?
B : untuk sembuh dari penyakit nembole tasalah sadiki langsung bapukul
A : So pernah berobat pak ?
B : sudah malalayang dg disini
A : dong kase obat apa pak ?
B : plasma 1, 2, 3, 4
A : apakah bapak sering melihat lihat sesuatu ?
B : ada, sesuatu yang direkayasa, ada kalanya rekayasa itu beking mati
orang, cuma sebagai penghiburan hati
A : Apa yang bapak ja lia ley ?
B : vampir
A : apakah ada yang bababise pa bapak ?

17
B : ada yang babise pa kita dong bilang saya tidak boleh salah sedikit, kalo
salah langsung dikebukin, saya merasa seolah olah dorang ingin ika pa
kita dengan gebukin pa kita
A : sapa yang mau ika ?
B : kalo itu menjadi rahasia tuhan, ada kalanya sabda nabi bilang tidak
boleh buka aib. Sabda nabi bilang kalo salah minta maaf, agar tidak
terjadi hal hal yang tidak diinginkan seperti pembunuhan
A : ada babalia dg barasa apa ley ?
B : ada seorang wanita yang datang kemudian meminta kawin, cuman aku
tidak terima, dia berpesan tetaplah di rumah sakit, kemudian aku
ditaruh di kuburan, perempuan itu tidak mau dimadu
A : baiklah pak terima kasih
B : terima kasih

Wawancara dengan ibu pasien


Keterangan :
A : Pemeriksa (dokter muda)
C : ibu pasien

A : Sore....
C : Sore...
A : Oma permisi mo tanya-tanya tanya boleh ??
C : Oh io boleh
A : Oma nama siapa ?
C : Karsun Harmain
A : Umur ?
C : 68 taong
A : kapan pak udin da maso rs oma ?
C : kemarin malam jam 3
A : Kenapa sampe di bawa ka rumah sakit ?
C : marah dengan babacakar, seakan akan dia mau bunuh pa torang, kalo
ada piso dia so tikang sto pa torang

18
A : Karena kenapa ?
C : Datang kage kage
A : sejak kapan dang bagitu?
C : so 4 kali serangan deng ini, dia mangamu amper siang
A : Ada halusinasi bagitu pak udin ?
C : banya khayalan, kalo sobabadiam banya khayalan.
A : sering berbicara kacau?
C : oh sering dia bacarita kacau
A : so berapa kali serangan oma?
C : so 4 kali deng ini, kita heran abis obat 1 bulan so nemau mau minum
obat eh
A : bagimana pak udin kesehariannya oma ?
C : dia kalo babadiam khayal terus, kalo ada kesibukan nda mau timbul
depe panyaki, deng kalo so banya reaksi sudah itu, lengkali dia manngis,
kebanyakan depe kemauan iko terus, dia ja bilang seolah olah dorang
mau ika dg mau pukul padia kong dia ja babalia ada vampir kata deng
ada cewe pangge kaweng pa dia. Jangan sampe salah bacarita jang dia
mangamu
A : So pernah berobat sebelumnnya ?
C : sudah berobat di sini noh
A : Udin pernah operasi oma ?
C : pernah 1 kali
A : ja minum alkohol dg pakai obat terlarang ?
C : nda noh
A : makase dg oma neh atas waktunya
C : iyoo dokter makase

19
DAFTAR PUSTAKA

1. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of


Mental Disorder. DSM-5. 2013
2. Kusumawardhani A, Husain AB, Adikusumo A, dkk. Buku Ajar Psikiatri.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan-Sadock synopsis psikiatri: ilmu
pengetahuan perilaku/psikiatri klinis. Jilid I. Tangerang: Binarupa Aksara
Publisher. 2010
4. Maslim R. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya. 2007
5. Sadock BJ, Virginia A. Kaplan & Sadocks comprehensive textbook of
psychiatry, 8th edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2005

20
21

Anda mungkin juga menyukai