Anda di halaman 1dari 64

BAB 4

PENGUJIAN MINYAK BUMI DAN


PRODUKNYA
Pengujian fisis
kimia

Fisis memerlukan alat-alat dan prosedure-


prosedur standar.

Komite D-2 American Society for Testing and


Material menerbitkan publikasi tahunan
Petroleum Product and Lubricant
memuat alat-alat dan prosedur standar
pengujian minyak bumi dan produknya.
Atau standar dari Standard Methods for Testing
Petroleum and its Product
Publikasi tahunan dari The Institute of
Pteroleum.
Pengujian bersifat cepat, mudah dibuat publikasi
oleh teknisi laboratorium biasa dan hasil
pengujian dapat diinterpretasikan sbg fungsi
produk selama penggunaan.
Pengujian untuk mengontrol operasi
kilang terhadap bahan baku, produk
antara, produk jadi (dalam tangki penyimpan,
kereta tangki, pipa saluran, tangker, dsb)
Beberapa pengujian yang umum dilakukan:

1. Specific Garvity dan API Gravity

Specific gravity : perbandingan massa volume


cairan tertentu pada 15oC(60oF) terhadap
massa air yang volumnya sama pada suhu
yang sama.

API gravity : Suatu fungsi specific gravity 60/60oF


yang dinyatakan dengan :
Specific gravity dan API gravity dapat ditentukan
dengan beberapa cara, antara lain dengan
hidrometer (ASTM D1298)

menentukan s.g. minyak mentah, produk


minyak bumi atau campuran minyak bumi
dengan bukan minyak bumi berupa cairan dan
memiliki RVP 26 lb.
Harga terukur pada hidrometer pada suhu
pada saat diukur, dikembalikan pada 60oF
dengan menggunakan tabel standar
internasional.

Pengukuran yang teliti jika suhu contoh di


sekitar suhu standar 60oF
pengukuran pada suhu antara 0o 195oF
masih dimungkinkan.
2. Reid Vapor Pressure (RVP / ASTM D 323-79)

Dikenakan pada minyak mentah yang volatil dan


produk minyak bumi yang tidak kental dan
volatil, kecuali gas minyak bumi cair.

Alat pengukur tekanan uap Reid :


- Sebuah ruangan bensin/sample
- Sebuah ruangan udara
- Sebuah manometer
Setiap bagian bisa dilepas-pasang.
Prosedure:
1. Setelah ruangan sample diisi penuh dengan
contoh yang telah didinginkan, kemudian
dihubungkan dengan ruangan uap dan
manometer
2. Alat tekan dicelupkan dalam sebuah penangas
air pada suhu tetap 100oF.
3. Secara periodik, alat pengukur tekanan ini
digojok sampai kesetimbangan dicapai
(tekanan menunjukkan tetap).
4. Tekanan yang terbaca pada manometer
setelah kesetimbangan Reid Vapor
Pressure
Untuk minyak bumi, umumnya nilai tekanan uap
sebenarnya lebih tinggi dari RVP nya

umumnya 1 sampai 9,75 kali lebih besar


dari RVP nya

terjadi karena evaporasi senyawa-senyawa


yang memiliki tekanan uap paling tinggi
cenderung terjadi selama test Reid,
meninggalkan residu di daerah Bom (tekanan
uap yang lebih rendah) dibanding di daerah
sampel.
Rata-rata perbandingan tekanan uap yang ada
sbb :

Perbandingan /Rasio tekanan uap


sebenarnya : RVP
Rata-rata Range

Crude oil low V.P 4.52 1.67 - 10.0

Crude Oil - 4-12 V.P 1.72 1.0 - 3.2

Hydrocarbon, bottle 1.40 1.17 - 1.6


gas, etc
Natural gasoline 1.085 1.03 - 1.14

Gasoline 1.07 1.03 - 1.45


Kepentingan pengukuran RVP:
1. Keamanan dalam pengangkutan (dilengklapi
dengan pressure vacuum valve/pvv)
udara dapat keluar/masuk dengan sendiri
melalui pvv menyesuaikan tekanan RVP.
2. Menghindari vapor lock dalam sistem
umpan bensin, starting characteristic
bahan bakar bensin
3. Menentukan tipe tangki penyimpan yang
digunakan.
3. Distilasi ASTM

Distilasi ASTM (ASTM D 86-78) dikenakan


kepada produk minyak bumi seperti bensin
motor, bensin pesawat terbang, bahan bakar
turbin pesawat terbang, nafta, kerosin, minak
gas, dan minyak bakar distilat.

Contoh susunan alat distilasi seperti pada


gambar berikut
Rangkaian alat distilasi
Prosedure:
100 ml contoh dimasukkan ke dalam labu
distilasi kapasitas 125 ml, didistilasi menurut
prosedure tertentu dan seterusnya dicatat
suhunya pada berbagai prosentase distilat yang
ditampung.

IBP: Initial Boiling Point suhu dimana


distilat pertama-tama menetes dari ujung
kondensor.
EP: End Point suhu tertinggi yang
ditunjukkan termometer pada akhir distilasi.
Percentage Recovery : prosentase distilat yang dapat
ditampung
Percentage Residue : prosentase residu yang
tertinggal dalam labu setelah distilasi selesai.
Total recovery dan Percentage loss dihitung
berdasarkan:

Percent total recovery = percent recovery +


percent residue

Percent Loss = 100 percent total recovery


Dari data distilasi dibuat kurva distilasi yang
menunjukkan suhu-suhu pada berbagai persen
penguapan pada kondisi pengujian.

Tiap bensin memiliki kurva distilasi tertentu.


Dengan membandingkan kurva-kurva distilasinya
ditentukan volatilitas relatif bensin.

Bensin dg RVP sama belum tentu mempunyai kurva


distilasi yang sama sifat volatilitasnya
juga berbeda.
4. Flash Point dan Fire Point

Flash point : suhu terendah dimana uap minyak


dan produknya dalam campurannya dengan
udara akan menyala kalau terkena api pada
kondisi tertentu

Fire Point : suhu terendah di mana uap minyak


bumi dan produknya menyala dan terbakar
secara terus-menerus kalau terkena nyala api
pada kondisi tertentu.
3 macam alat pengujian yang dipakai:

a. Cleveland open cup (ASTM D 92)


untuk semua produk minyak bumi, kecuali yang
flash point Cleveland open cup-nya di bawah
175oF (79oC)
b. Pensky-Matens Closed cup (ASTM D 93-80)
untuk menentukkan flash point minyak bakar,
minyak pelumas, dan suspensi padatan.
c. Abel-closed cup (IP 170/75)
Untuk produk minyak bumi yang memiliki flash
point antara 0oF (-18oC) dan 160oF (71oC).
Pensky-Martens Closed cup
Prosedure:
- Contoh dipanaskan dengan kecepatan
pemanasan tetap (9 sampai 10oF atau 5 sampai
6oC / menit untuk Cleveland dan Pensky-
Martens, 2oF atau 1oC / menit untuk Abel
tester).
- Pada interval kenaikan suhu tertentu, setelah
contoh mencapai suhu tertentu, nyala penguji
(test flame) diarahkan pada permukaan contoh
30 sampi 50oF atau 17 sampai 28oC di
bawah flash point yang diperkirakan,
dan setiap kenaikkan suhu 5oF atau 2oC untuk
Cleveland dan pensky-Martens).
160F atau 9oC di bawah flash point yang
diperkirakan dan setiap kenaikkan 1oF atau
0,5oC untuk Able tester.
- Suhu dimana uap-uap minyak menyala , dicatat
sebagai Flash point.

Penentuan Fire point dengan Cleveland


merupakan kelanjutan dari penentuan Flash
point.
Jika pemberian nyala penguji mengakibatkan uap
contoh menyala dan terbakar secara terus-
menerus paling sedikit 5 detik suhu ini
disebut Fire point.

Tujuan pengujian:
a. Keamanan sampai suhu berapa orang
masih bisa bekerja dengan aman tanap
menimbulkan kebakaran.
b. Menunjukkan volatilitas relatif produk minyak
bumi.
5. Color

Cara pengukuran:
a. Lovibond Tintometer (IP 17/52)
praktis untuk semua produk minyak bumibaik
yang diberi zat warna atau tidak, kecuali
minyak hitam (balck oil) dan bitumen.
b. Saybolt Chromometer (ASTM D 156-64)
untuk minyak yang telah diolah seperti bensin
motor, bensin pesawat terbang yang tidak
diberi warna, bahan bakar propulsi jet, nafta
kerosin, malam parafin, minyak putih farmasi.
c. ASTM Colorimeter (ASTM D 1500-64)
untuk produk minyak bumi seperti pelumas,
minyak pemanas, bahan bakar diesel, malam
parafin.

Prosedure:
Dengan membandingkan warna contoh dengan
tebal contoh tetap (alat a dan c) atau tebal
contoh berubah-ubah (alat b)

Metode dengan Lovibond Tintometer :


Lovibond Tintometer
Saybolt Chromometer
- Metode A menggunakan warna standar
Lovibond
- Metode B menggunakan gelas standar IP.

Skala warna Saybolt harga berkisar dari


-16 (warna paling gelap) sampai +30 (warna
paling terang).

Skala warna ASTM dari 0 (warna paling


terang) sampai 8 (warna paling gelap)
Untuk contoh yang mempunyai warna ASTM
lebih gelap dari 8, contoh dicampur dengan
kerosin yang mempunyai warna Saybolt +21
dengan perbandingan : 15% volume contoh dan
85% volume kerosin.

Kegunaan Pengujian warna:


Sebagai petunjuk tentang kesempurnaan
dalam proses pengolahan.
Warna produk yang mengalami diskolorasi
dapat disebabkan karena adanya dekomposisi
termal atau terikutnya bahan yang berwarna
gelap ke dalam produk.
6. Viskositas

Kekentalan minyak/viskositas ditentukan


dengan viskosimeter.

Umumnya dipakai viskosimeter pipet yang


bekerja berdasarkan hukum Poiseuille :
Dimana :
r : jari-jari tabung kapiler
: koefisien vsikositas
t : waktu alir
L : panjang pipa kapiler
V : volume cairan yang mengalir

Viskosimeter tipe pipet ini dapat menentukan


vsikositas kinematis produk minyak bumi baik
transparan atau pun tidak (ASTM D 445-79).
Supaya aliran cairan dalam pipa kapiler
viskosimeter laminer digunakan
viskosimeter yang mempunyai ukuran pipa
kapiler sedemikian sehingga waktu alirnya lebih
dari 200 detik.

Kekentalan kinematis dapat dihitung :


= C.t

Dimana : : kekentalan kinematis, cstokes


t : waktu alir, detik
C : konstanta kalibrasi viskosimeter.
Beberapa macam viskosimeter:

Vane - Viscosimeter
Kekentalan Saybolt : waktu alir dalam detik yang
diperlukan untuk mengalirkan contoh sebanyak
60 cc dari suatu tabung viskosimeter pada suhu
tetap melalui lubang yang telah dikalibrasi pada
dasar tabung.

2 macam Viskosimeter Saybolt, yang dibedakan


berdasar ukuran lubang pada dasar tabung
viskosimeter :
a. Viskosimeter Saybolt Universal
b. Viskosimeter Saybolt Furol
Hubungan antara kekentalan Saybolt Universal dan
Saybolt Furol :

Kekentalan Saybolt Universal = 10 x kekentalan


Saybolt Furol

Kekentalan minyak pelumas dinyatakan dengan


kekentalan Saybolt Universal pada suhu 100, 130
atau 210oF.
Kekentalan minyak bakar dinyatakan dengan
kekentalan Saybolt Furol pada 122 atau 210oF
Hubungan antara kekentalan kinematis dengan
kekentalan Saybolt Universal (US Bureau of
Standards) :

Kekentalan kinematis (cs)

,
= = ,

Dimana : t : kekentalan Saybolt Universal


z : viskositas dalam ceti poise
S : spesific gravity
7. Smoke Point (IP 57/55)

Adalah tinggi nyala maksimum dalam milimeter


di mana kerosin terbakar tanpa timbul asap
apabila ditentukan dalam alat standar pada
kondisi tertentu.

Prosedure :
- Contoh kerosin dibakar dalam lampu standar
- Nyala dibesarkan dengan jalan menaikkan
sumbu sampai timbul asap.
- Kemudian nyala dikecilkan sampai asap tepat
hilang.
- Tinggi nyala dalam keadaan terakhir ini dalam
milimeter smoke point.

Kegunaan Pengujian:
untuk menentukkan kualitas kerosin yang
penggunaannya terutama sebagai bahan bakar
lampu penerangan.
Alat penguji Smoke Point
8. Copper Strip Corrosion (ASTM D 130-80)

Pengujian untuk mengetahui sifat korosi bensin


pesawat terbang, bahan bakar turbin pesawat
terbang, bensin mobil, senyawa hidrikarbon
dengan RVP kurang dari 18 lb, bahan bakar traktor
pertanian, dsb.
Prosedure:
- Rendam sample lempengan tembaga yang telah
dipolis dan dipanaskna pada suhu tertentu dan
lama waktu tertentu (tergantung jenis sample).
- Pada akhir pemanasan, lempengan tembaga
diambil, dicuci dan dibandingkan dengan ASTM
Copper Strip Corrosion Standard.
Korosi produk minyak bumi terhadap logam-
logam disebabkan oleh senyawa belerang yang
dikandungnya. Tidak semua senyawa belerang
bersifat korosif terhadap logam.

Alat Copper Strip


Corrosion
Standard alat Copper Strip Corrosion
9. Condradson Carbon Residue (ASTM D 189-
76)

Carbon residue : sisa karbon yang tertinggal,


yang terbentuk setelah penguapan dan pirolisa
produk minyak bumi.

Sisa karbon tidak seluruhnya berbentuk karbon,


tetapi berupa kokas yang masih dapat diubah
lebih lanjut dengan pirolisa.
Prosedure :
- Contoh ditempatkan dalam sebuah krus selama
waktu tertentu dengan tujuan untuk distilasi
destruktif.
- Sisa yang tertinggal dalam krus dihitung sebagai
prosentase berat terhadap contoh mula-mula
Condradson Carbon Residue Petunjuk
kecenderungan produk minyak bumi memberikan
deposit kokas dalam pemakaian.

Pengujian ini diberlakukan untuk minyak gas, bahan


bakar solar,minyak bakar dan minyak pelumas
Alat penguji Residu Karbon
10. Cloud Point dan Pour Point

Cloud Point : suhu tertinggi di ana awan/kabut


embrio kristal malam tampak pada dasar
tabung penguji kalau minyak didinginan pada
kondisi tertentu (pada titik kabut).
Berdasar ASTM D 2500-66.

Dikenakan pada produk minyak bumi yang


transparan pada etebalan 1,5 in (38 mm),
dengan cloud point di bawah 120oF (49oC)
Pour point : suhu terendah dimana produ minyak
bumi masih bisa mengalir apabila didinginkan
pada kondisi tertentu (solid point + 5oF)
Berdasar ASTM D 97-66.
Dikenakan pada setiap minyak bumi.

Pengujian ini dapat membantu menentukan


kandungan malam relatif jika cloud
point dan pour point tinggi maka kandungan
malam relatif tinggi.
Prosedure penentuan Cloud point :
- Sample didinginkan dengan kecepatan
pendinginan tertentu.
- Pada setiap penurunan suhu 2oF contoh
diperiksa.
- Suhu dimana terlihat adanya awan pada dasar
tabung penguji Cloud point sample.
Prosedure penentuan Pour Point :
- Dilakukan pemanasan pendahuluan terhadap
sample.
- Kemudian sample didinginan dengan
kecepatan pendinginan tertentu.
- Setiap penurunan suhu 5oF dilakukan
pemeriksaan sifat alir sample.
- Suhu terendah dimana sample masih bisa
mengalir Pour point sample.
Alat pengukur Cloud dan Pour point
11. Octane Number/Angka Oktan

Kecenderungan mengetuk bensin dinyatakan


dengan octane number atau angka oktan.
Angka oktan : prosentase volume iso-oktan dalam
campurannya dengan n-heptan.

Bensin premium memiliki anga oktan 88


maksudnya bensin tersebut mempunyai sifat
ketukan sama dengan bahan bakar
pembanding (reference fuel) yang terdiri dari
campuran 88% volum i-oktan dan 12% volume
n-heptan.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya
mempunyai bilangan oktan ~70.

Untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut,


ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
- Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam
fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai
bercabang melalui proses reforming
Contohnya mengubah n-oktana menjadi
isooktana.
- Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik
ke dalam campuran akhir fraksi bensin.

- Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam


bensin untuk memperlambat pembakaran
bensin.
Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh
karena Pb bersifat racun, maka
penggunaannya sudah dilarang dan diganti
dengan senyawa organik, seperti etanol dan
MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).
Untuk mengetes Nilai Oktan dari suatu bahan
bakar memakai alat uji khusus.

Nilai oktan sendiri menyatakan ...


jumlah iso-oktan pada sebuah 100 bagian
bahan bakar (bahan bakar mesin
bensin)/campuran iso-oktan dan n heptan.
Alat uji angka oktan....
berupa engine yang rasio kompresinya dapat
diatur.

Oktan 100 berarti....


dalam 100 gram bahan bakar maka jumlah
iso-oktan ada 100 gram pula. Hal ini dijadikan
standar dalam pengujian, standar yang
dimaksud adalah kecenderungan engine
untuk knocking (mengelitik).
Misalkan kecenderungan untuk mengelitik bahan
bakar oktan 100 adalah A, lalu kita punya
bahan bakar lain B yang akan kita uji.
Bahan bakar B tersebut dimasukkan ke dalam
engine uji kemudian kita liat kecenderungan
mengelitiknya, lalu kita bandingkan dengan
referensi A tadi.

Mesin penguji yang digunakan adalah standard


CFR (Co-Operative Fuel research Commite).
Ada 2 macam cara menentukan angka oktan
besin mesin motor :
a. Cara Riset (research method) atau cara F-1
(ASTM D 908) :
Menggunakan mesin penguji dengan
kecepatan mesin 600 rpm, suhu udara masuk
125oF, suhu jacket 212oF dan perbandingan
campuran untuk ketukan maksimum.
b. Cara Motor (motor method) atau cara F-2
(ASTM D 357) :
Menggunakan mesin penguji dengan
kecepatan mesin 900 rpm, suhu udara masuk
100oF, suhu jaket 212oF, suhu campuran 300oF
dan perbandingan campuran untuk ketukan
masimum.
Kondisi pengujian angka oktan dengan cara riset
lebih ringan dibandingkan dengan cara motor,
sehingga angka oktan riset biasanya lebih
tinggi dari angka oktan motor untuk
kebanyakan bensin.

Perbedaan angka oktan yang ditentukan oleh


kedua metode diatas
kepekaan/sensitivity bensin.
Sensitivity bensin tergantung dari komposisi
senyawa hidrokarbon.

- Senyawa HC parafin dan i-parafin mempunyai


sensitivity rendah
- Senyawa naften mempunyai sensitivity
sedang (kira-kira 5 satuan angka oktan)
- Senyawa olefin mempunyai sensitivity tinggi
(sekitar 15 satuan angka oktan).

Untuk pengujian angka oktan bensin pesawat


terbang, ada 2 cara:
a. aviation Method atau cara F-3 (ASTM D
614):
serupa dengan cara motor tetapi kondisi lebih
berat, yaitu kecepatan perputaran 1200 rpm,
suhu pendinginan 374oF dan suhu campuran
220oF.
b. Supercharge Method atau cara F-4 (ASTM D
909) :
Menggunakan mesin penguji CFR dengan
perbandingan kompresi tetap. Kecepatan
perputara 1800 rpm dan suhu pendingin
375oF.
Cara F-1, F-2 dan F-3 menggunakan mesin
penguji CFR dengan perbandingan kompresi yg
berubah-ubah.

Contoh salah satu


alat penguji angka
oktan
Terima kasih
Lanjut Bab 5

Anda mungkin juga menyukai