PENDAHULUAN
mempunyai ciri yang khas. Perjalanan penyakit ini berlangsung selama kurang
lebih 3 minggu dengan gejala seperti demam, nyeri, pusing, mual muntah
( Praja, 2010). Penyakit typhoid ini sering menyerang anak usia sekolah akibat
mengancam jiwa. Masalah yang sering muncul pada klien dengan typhoid
disebabkan karena intake dan output tidak seimbang. Pada klien typhoid
seluruh dunia dengan kejadian 500 600 ribu per kasus kematian tiap tahun.
Negara yang paling banyak terkena penyakit typhoid adalah Negara Asia
1
2
terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081
kasus, dengan jumlah orang yang meninggal sebesar 274 orang (Candrawati,
Thypoid masih merupakan infeksi tropic sistematik yang bersifat endemis, dan
mulai bulan Januari 2016 sampai dengan September 2016penyakit typhoid ini
menempati urutan pertama dari 10 penyakit anak yang terjadi di ruang anak
RSUD Blambangan. Pada tahun 2014 angka kejadian typhoid sebanyak 272
anak, dengan prosentase 13% dari prosentase penyakit di ruang anak. Pada
tahun 2015 angka kejadian typhoid sebanyak 432 anak, dengan prosentase
15% dari prosentase penyakit di ruang anak. Pada tahun 2016 sampai dengan
kenaikan presentasi dan jika direkapitulasi setiap harinya ada 1 dan 2 klien
typhoid.
Mekanisme masuknnya Sallmonella Typhi adalah di awali dengan infeksi
yang terjadi di pada sistem pencernaan. Basil di serap oleh usus halus, melalui
3
tubuh terutama pada hati dan limfe. Basil yang tidak di hancurkan di usus
halus akan berkembang biak di dalam hati dan limfe, sehingga mengalami
dalam tubuh melalui aliran darah dan menyebar sampai ke dalam kelenjar
perdarahan serta perforasi usus. Infeksi kuman pada usus halus yang
( Safitri, 2014).
Upaya pencegahan typhoid dalam promotif dapat dilakukan dengan
dengan cara sosialisasi cara cuci tangan, sosialisasi budaya merebus air sampai
mendidih sebelum diminum dan sosialisasi ASI pada ibu menyusui. Adapun
menyediakan sumber air yang baik, penyediaan jamban yang sehat, dan
pada klien dengan typhoid dapat dianjurkan minum air putih secukupnya dan
anjurkan klien untuk istrahat, dan kolaboratif dengan tim medis dan dokter
dalam pemberian cairan. Sedangkan pada kasus berat harus dirawat di rumah
(Nursalam, 2013).
1.2 Batasan Masalah
4
Masalah pada studi kasus ini di batasi pada Asuhan Keperawatan Pada
2016.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat sebagai tambahan ilmu bagi profesi
c) Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan yang positif untuk mengembangkan
volume cairan.
d) Bagi Klien dan Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi