PEMBAHASAN
Lisosom adalah organel yang polimorfik, artinya mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi.
Heterogenitas ini menunjukkan bahwa lisosom merupakan organel yang sangat dinamis. Seperti halnya RE dan
aparatus golgi, lisosom juga tersusun dari membran seperti halnya membran sel, tetapi hanya terdiri atas satu lapis
sel saja. Lisosom berupa kantong terikat membran yang berbentuk agak bulat dikelilingi membran tunggal yang
digunakan sel untuk mencerna makromolekul. Lisosom memiliki ukuran diameter 1,5 mikron. Di dalamnya,
organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase, ataupun sulfatase. Terdapat empat macam bentuk lisosom yaitu satu macam lisosom primer dan tiga
macam lisosom sekunder.
1. Lisosom primer adalah lisosom yang baru terbentuk dari aparatus golgi dan belum tergabung dengan
materi yang akan dicerna. Lisosom primer belum terlibat pada aktivitas pencernaan sel.
Gambar 4. Autofagi
Autofagi merupakan proses yang digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti
organel yang tidak berfungsi lagi. Selama proses ini berlangsung, sebuah organel seperti mitokondria akan
diselubunginoleh membran ganda yang merupakan derivat dari sisterna RE. Membran RE kemudian bergabung
dengan lisosom untuk membentuk autofagolisosom. Mula-mula bagian dari retikulum endoplasma kasar
menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
dari trans golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut) ketika proses autofagolisosom selesai,
organel yang dicerna dikeluarkan sebagai residual body.
Selain itu ada fungsi lisosom wawasan baru yaitu temuan terbaru menunjukkan peran sentral lisosom
dalam mengendalikan sel terhadap nutrisi. Target mamalia dari rapamycin kompleks 1 (mTORCl) adalah kinase
yang mengatur respon seluler terhadap asam amino yang diatur oleh lokasi perakitan untuk mTORCl pada
membran lisosomal. Pada lokasi mTORCl phosphorylate hilir eferktor yang memodulasi sel metabolisme dan
blok autophagy. Studi baru menunjukkan bahwa lisosom spesial menghubungkan mTOR dan autophagy dalam
kompartemen kopling selama ras diinduksi penuaan. Kedekatan auto lisosom dan badan golgi ke lokasi mTORCl
autophagy degradasi protein bergantung sintesis protein sekretori mTOR paradox fenotip yang diamati didalam
sel pikun yang menampilkan tingkat induksi tinggi autofag dan sintesis protein sekresi.
5.3 Biogenesis Lisosom
Biogenesis lisosom meliputi sintesis membran dan enzimnya, membran lisosom berasal dari membran jala
trans Golgi. Sintesis enzim berawal dari REK, kemudian ditranspor ke AG (secara berurutan dari cis< media <
trans). Dari AG dibawa dalam vesikel transport ke endolisosom dan akhirnya ke lisosom. Jala trans Golgi terjadi
pemilahan materi, yaitu materi lisosom, untuk membran sel atau untuk sekresi. Pemilahan materi didasarkan pada
peptide sinya (isyarat) yang dipunyai oleh masing masing protein. Peptide sinyal untuk enzim hydrolase (enzim
untuk lisosom) adalah manose 6 fosfat (M6P). pada bagian tertentu dari membran jala trans Golgi terdapat protein
transmembran yang bertindak sebagai reseptor untuk M6P. protein dengan sinyal M6P akan terikat pada reseptor
M6P, sehingga terpisah dari protein yang lain. Kemudian dari bagian membran tersebut terbentuk vesikel transport
yang membawa enzim yang baru disintesis ke endolisosom dan akrirnya ke lisosom.
Gambar 5. Biogenesis Lisosom
Pada tahun 1965 De Duve dkk menemukan organel yang unik dari sel-sel hati, yang mengandung
beberapa enzim oksidase dan enzim katalase. Karena enzim-enzim tersebut berperan dalam pembentukan dan
pembongkaran hidrogen peroksida (H2O2), maka organel tersebut dinamakan peroksisom.
Peroksisom ditemukan pada semua sel hewan, ragi dan sel tumbuhan tertentu. Pada sel tumbuhan, karena
fungsinya berkaitan dengan siklus glioksilat maka disebut glioksisom.
Peroksisom berbentuk bulat telur, diameter 0,5 m 0,7 m, hanya dibungkus dengan satu membran
dan tidak mempunyai DNA dan ribosom seperti mitokondria dan kloroplas. Jumlah peroksisom pada sel hewan
bervariasi antara 70-100 peroksisom.
Peroksisom merupakan organel yang menyerupai kantong berbentuk agak bulat, mengandung butiran
kristal, dan diselubungi membran kristal. Peroksisom terbentuk dan tumbuh melalui penggabungan protein dan
lipid di dalam sitosol, kemudian setelah mencapai ukuran tertentu akan membelah untuk memperbanyak diri.
Peroksisom memiliki kemampuan untuk membelah diri sehingga dapat membentuk peroksisom anak.
Peroksisom ditemukan di semua sel eukaryotik. Mereka terdiri dari enzim oksidatif seperti katalase dan urate
oksidase, pada berbagai konsentrasi yang tinggi di beberapa sel. Seperti mitokondria, peroksisom merupakan
tempat besar untuk penghasilan oksigen. Peroksisom terdiri dari satu atau lebih enzim yang menggunakan
oksigen molekuler untuk mengubah atom hidrogen pada subtrat organik yang spesifik pada reaksi oksidasi yang
menghasilkan hidrogen peroksida sebagai hasil samping.
2.5 Fungsi Peroksisom
Pada peroksisom sel-sel hati ditemukan empat macam enzim yang fungsinya berkaitan dengan
metabolisme hidrogen peroksida (H2O2). Tiga macam enzim yaitu urat oksidase, D-amino oksidase, dan asam
hidroksilat oksidase berperan memindahkan atom H dari substrat organik melalui reaksi oksidatif dan
menghasilkan hidrogen peroksida.
RH2 + O2------------------------------------------ R + H2O2
(R = Substrat Organik)
Melalui reaksi peroksidatif, katalase mengoksidir bermacam-macam substrat seperti fenol, asam format,
formaldehida dan alkohol dan menghasilkan H2O.
Katalase
H2O2 + RH2 ----------------------------------------- R + H2O
Peroksisom menghasilkan banyak H2O2, tetapi hanya sebagian kecil yang berdifusi ke sitosol karena
sebagian besar sudah dibongkar oleh enzim katalase di dalam peroksisom sendiri. Sebagian besar H 2O2 dalam
sitoso; dihasilkan oleh mitokondria dan membran RE.
Meskipun dalam satu individu macam enzim peroksisom dalam sel-sel yang berbeda sangat bervariasi
dan dapat disesuaikan dengan perubahan lingkungan sel. Misalnya ragi yang dikultur dalam larutan gula
peroksisomnya kecil-kecil; tetapi bila dikultur dalam metanol peroksisomnya berkembang menjadi besar dan
banyak mengandung enzim untuk mengoksidir meanol. Bila dikultur dalam asam lemak, peroksisomnya besar-
besar dan banyak mengandung enzim untuk memecah asam lemak menjadi asetil koenzim A.
Peroksisom sel tanaman terdapat pada sel-sel daun dan biji yang sedang berkecambah. Peroksisom pada
sel daun berperan dalam fotorespirasi. Pada fotorespirasi , asam glikolat yang dihasilkan dari fotosintesis
dikeluarkan dari kloroplas dan masuk ke peroksisom. Dengan menggunakan oksigen asam glikolat dioksidir oleh
enzim asam glikolat oksudase menghasilkan H2O2, yang selanjutnya dipecah oleh enzim katalase menghasilkan
H2O2. Jadi keseluruhan proses fotorespirasi melibatkan dua organela yaitu kloroplas dan peroksisom.
Pada biji yang berkacambah peroksisom berperanan dalam pengubahan asam lemak yang tersimpan
dalam biji menjadi gula yang diperlukan untuk perkecambahan. Pengubahan asam lemak menjadi gula melibatkan
siklus glioksilat dihasilkan 2 molekul koenzim A yang selanjutnya dirubah menjadi asam suksinat. Asam suksinat
kemudian dilepas dari peroksisom dan dirubah menjadi glukose. Siklus glioksilat tidak dapat terdapat di dalam
sel hewan, oleh karena itu sel hewan tidak dapat merubah asam lemak menjadi karbohidrat.
2.6 Biogenesis Peroksisom
Mekanisme biogenesis peroksisom rumit dan belum jelas benar. Enzim-enzim dalam peroksisom tidak
ditemukan dalam AG dan RE, hal ini menunjukkan bahwa enzim-enzim tersebut tidak disintesis pada RE, tetapi
ternyata pada kedua membrane tersebut komponen proteinnya berbeda.
Peroksisom tidak mempunyai DNA dan ribosom, jadi semua proteinnya disintesis pada ribosom sitoplasma
yang dikendalikan oleh DNA inti. Protein ini untuk membrane dan enzim diangkut dari sitosol dengan cara pos
translasi. Salah satu enzim yang telah banyak dipelajari adlah katalase. Katalase merupakan rakitan dari empat
monomer yang di sintesis pada ribosom sitoplasma, yang selanjutnya dibawa ke peroksisom untuk dirakit. Pada
monomer terdapat peptide sinyal, terdiri dari 3 asam amino, yang mengarahkan monomer ke peroksisom. Pada
permukaan sitoplasmik membrane peroksisom terdapat reseptor yang dapat mengenali enzim yang dikirim ke
sitosol, sehingga enzim tersebut dapat sampai ke peroksisom.
Semula diduga membrane peroksisom terbentuk dari pertunasan merman RE. Tetapi kenyataanya
menunjukkan bahwa pembentukan baru berasal dari peroksisom yang sudah ada lewat pembelahan. Peroksisom
induk tumbuh karena penambahan protein dari sitosol, kemudian membelah membentuk dua peroksisom
anak. Lipida yang diperlukan untuk membrane disintesis di dalam RE, kemudian dipindahkan ke peroksisom.