Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AM DENGAN DIABETES

MELITUS TIPE II DI RUANG MAWAR RSUP SANGLAH


TANGGAL 14-16 DESEMBER 2015

OLEH:

KADEK LISA PRADNYAMITA


P07120013027
3.1 R3GULER

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AM DENGAN DIABETES
MELITUS TIPE II DI RUANG MAWAR RSUP SANGLAH
TANGGAL 14-16 DESEMBER 2015

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 14 Desember 2015 Pukul 15.30 WITA di
ruang mawar bed no. 22 RSUP Sanglah dan masuk RS pada tanggal 10 Desember
2015 pukul 11.46 WITA. Data diperoleh melalui sumber data pasien dan catatan
medis pasien dengan NO.CM 15060301 yang dilakukan dengan metode wawancara
(anamnesa), observasi, dan pemeriksaan fisik.

1. Identitas Pasien Identitas Penanggung


Nama : AM : SB
Umur : 41 Tahun : 43 th
Jenis Kelamin : Perempuan : Laki-laki
Pendidikan : SD : SD
Pekerjaan : Wiraswasta : Pegawai Mebel
Agama : Islam : Islam
Status : Menikah : Menikah
Alamat : Jalan Tukad Buaji GG Carik II No 5 Denpasar
Diagnosa Medis : DM tipe II+ Susp PNA (S)+ CAP PSI cls III+ Anemia
Ringan HM ec Susp AUB
Sumber Biaya : JKBM Kelas III
Hubungan dengan pasien : Suami Pasien

2. Riwayat Kesehatan
I. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan MRS
Pasien masuk rumah sakit karena mengeluh badannya panas sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit serta merasakan nyeri pada daerah perut hingga
pinggang badannya yang terasa sangat lemas, serta mual.
b. Keluhan utama
Pada saat pengkajian, pasien mengeluh merasakan badanya terasa lemas
c. Riwayat Penyakit
Pada saat pengkajian pasien mengatakan bahwa penyakit DM yang diderita
pasien, diketahui semenjak 1 tahun yang lalu. Sebelum diketahui menderita
DM, pasien mengatakan pasien mengeluh lemas seluruh badan, sering haus,
nafsu makan meningkat namun badan tetap kurus serta sering terbangun pada
malam hari untuk BAK sehingga tidur malam terganggu. Karena hal tersebut,
pasien akhirnya memeriksakan keadaannya ke RSUD Wangaya dan pasien
didiagnosa menderita DM tipe II. Sejak saat itu pasien dianjurkan untuk
mengonsumsi obat diabetes dalam bentuk tablet (pasien lupa nama obat)
namun sejak 3 bulan sebelum masuk RSUP Sanglah pasien tidak
mengonsumsi obat tersebut. Tiga hari sebelum masuk RSUP Sanglah pasien
mengeluh badannya panas, panas mendadak tinggi, mual (+), muntah (-), nyeri
pinggang kiri 1-2 hari sebelum panas muncul, nyeri tidak menjalar, nyeri
dikatakan tidak hilang dengan perubahan posisi maupun beraktivitas, pasien
mengeluh sering BAK 2 hari terakhir, badannya terasa lemas. Karena hal
tersebut pasien dibawa oleh suaminya ke UGD RSUP Sanglah dan pasien
didiagnosa DM tipe II+ Susp PNA (S)+ CAP PSI cls III+ Anemia Ringan HM
ec Susp AUB. Pasien kemudian dianjurkan untuk melakukan rawat inap di
ruang Mawar RSUP Sanglah dan selam dirawat pasien mendapatkan terapi
a. Oksigen 4 lpm NC
b. IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
Fungsinya : NaCl 0.9 % atau disebut dengan garam fisiologis, karena
sifatnya yang tidak toksik adalah untuk melenturkan otot yang tegang,
mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi
(peradangan), mencegah terjadinya infeksi sekaligus memiliki fungsi
antiseptik terhadap luka, menghaluskan kulit (cleansing), memacu
pertumbuhan sel kulit sekaligus mengembalikan menjadi seperti semula
(rejuvenating), dapat mengangkat jaringan nekrotik pada luka. Selain itu
garam memiliki fungsi astringent, yaitu fungsi untuk mengerutkan
jaringan dan/ atau menghentikan atau membatasi sekresi, pengeluaran atau
perdarahan.Natrium klorida 0.9 % adalah larutan fisiologis yang terdapat
dalam tubuh, oleh karena itu maka larutan ini tidak menimbulkan reaksi
hipersensitifitas terhadap tubuh. Larutan fisiologis ini merupakan larutan
isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari
kondisi kering, menjaga kelembapan di sekitar luka dan membantu dalam
proses penyembuhan. Kontraindikasi: hipernatremia, asidosis,
hipokalemia.
c. Paracetamol 3x500 mg PO
Fungsinya,sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak
tahan asetosal.Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri
pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.
Menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi. Kontraindikasi:
hipersensitifitas terhadap paracetamol dan defisiensi glokase-6- fosfat
dehidrogenase, gangguan fungsi hati.
d. Drip insulin mulai 1 unit/jam + D5% , switch : Lantus 1 x 6 unit SC,
Novorapid 3 x 6 unit SC
Fungsi insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah
penggunaan lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan
glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan
membantu penyimpanan glikogen di dalam sel otot dan hati. Insulin
endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedang insulin
eksogen adalah insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk
farmasi. Indikasi penggunaan insulinpada ; DM gestasional dan
penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Ketoasidosis diabetik.
Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik. Penyandang DM yang mendapat
nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk
memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap akan
memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi
peningkatan kebutuhan insulin. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang
berat. Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
e. Cefriaxon 2 x1 gr IV drip dalam NS 100 cc habis dalam 1 jam
Cefriaxon adalah obat antibiotika yang digunakan untuk infeksi saluran
napas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi
tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal.
f. Azythromycin 1 x 500 mg PO
Azythromycin adalah golongan antibiotik makrolida yang dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi akibat bakteri seperti
infeksi telinga, kelamin, kulit, sinusitis, bronkitis, pneumonia, tonsilitis
dan faringitis. Azythromycin bekerja dengan cara menghentikan
perkembangan bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut.
g. SF 3 x 200 mg PO
Indikasi: anemia hipokronik dan makrositik, ibu hamil
Efek samping: nyeri lambung, konstipasi, diare dan kolik
h. Vit C 3 x 100 mg PO
Vitamin C bermanfaat sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, tulang, sendi dan
sebagainya.Vitamin C mampu menurunkan kadar gula yang terdapat
dalam tubuh dan dapat mencegah efek buruk dari diabetes bagi
penderitanya.

II. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Kesehatan Sebelumnya
- Riwayat MRS
Pasien mengatakan sudah pernah dirawat di RS Wangaya karena penyakit
diabetes yang diderita.
- Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat ataupun
binatang tertentu.
- Riwayat Pemakaian Obat
Pasien mengatakan mendapatkan terapi obat untuk penyakit diabetes
dalam bentuk tablet (pasien lupa nama obat) namun 3 bulan yang lalu
pasien tidak meminumnya lagi karena pasien merasa keadaannya sudah
membaik
- Riwayat Imunisasi
Pasien mengatakan sudah lupa dengan imunisasi yang sudah
dilakukannya.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
yang sama.
Genogram :

X X X X

X X X X X X

X X

X X

Keterangan :
X = Laki laki meninggal = Perempuan

X = Perempuan meninggal = Laki - laki

= laki-laki = Garis keturunan

= Dalam 1 rumah
= Pasien

3. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernapas
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
pasien tidak mengalami gangguan dalam bernafas, masih mampu bernapas
dengan normal melalui hidung (airway bebas).
b. Makan dan minum
Saat pengkajian pasien dan keluarga pasien mengatakan:
- Makan : sebelum masuk rumah sakik, pasien mengatakan biasa makan 1
porsi nasi lengkap dengan sayur dan lauk, dengan frekuensi makan 3 x
sehari setelah pasien dirawat inap, makanan pasien mampu menghabis 1
porsi makanan yang diberikan pihak rumah sakit. dengan frekuensi 3 x
sehari. Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan dalam nafsu makan.
- Minum : Pasien mengatakan sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
jumlah cairan atau konsumsi airnya sama yakni kurang lebih 6 8 gelas
per hari.
1. Antropometri: TB = 155cm ; BB = 47 kg, IMT : 19,58 kg / m2
2. Biokimia: HGB= 7.3 g/dL, Glukosa: 187 mg/dL
3. Clinical: Kesadaran compos mentis, kondisi umum lemah, GCS
E4V5M6
4. Diet: DM 1900 kalori
c. Eliminasi
Pada saat pengkajian pasien mengatakan:
- BAK : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasa BAK 4 5 x
sehari, berwarna kuning jernih , bau khas urine, volume 1500 ml / hari.
Pada saat pengkajian pasien mengatakan keinginan untuk BAK meningkat
5 hari terakhir, pasien sudah BAK 5 kali dari tadi pagi 06.00-15.30. Urine
berwarna kuning, bau khas urine, volume 750 cc/9 jam
- BAB : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasa BAB 1 x
sehari dengan konsistensi padat, berbentuk silinder, bau khas feses, serta
tidak merasakan nyeri saat BAB, pada saat pengkajian pasien mengatakan
baru BAB 1 kali dari pertama kali masuk rumah sakit dengan konsistensi
padat, berbentuk silinder, bau khas feses.
d. Gerak dan aktivitas
Sebelum MRS, pasien mengatakan masih dapat beraktivitas dan bekerja
seperti biasanya, namun setelah MRS, pasien mengeluhkan sulit beraktivitas /
bergerak karena pasien merasakan badannya lemas sehingga pasien lebih
banyak bed rest di atas TT dan sesekali duduk diatas tempat tidur.
ADL 0 1 2 3 4 KET.
Makan dan minum V 0 = Mandiri
Toileting V 1 = Dengan alat bantu
Mobilisasi dari TT V 2 = dibantu orang lain
Berpakaian V 3 = dibantu orang lain
dan alat
Berpindah V 4 = Tergantung total
Ambulansi V
e. Istirahat tidur
Saat pengkajian pasien dan keluarga pasien mengatakan sebelum dan sesudah
masuk rumah sakit, pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pola tidur.
pasien biasa tidur siang selama 2 jam dan tidur malam mulai jam 21.30 dan
bagun di pagi hari pada pukul 06.00 wita.
f. Kebersihan diri
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien biasa
mandi 2 kali sehari. Setelah masuk rumah sakit pasien biasa di lap oleh
suaminya 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
g. Pengaturan suhu tubuh
Saat pengkajian suhu tubuh pasien dalam batas normal yakni 37 O C.
h. Rasa nyaman
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien tidak
pernah mengalami gangguan rasa aman. Sesudah sakit pasien mengatakan
merasa sering pusing dan nyeri pada perut sebelah kiri, nyeri dirasakan hilang
timbul, nyeri terkadang sampai ke kaki, skala nyeri 3 (0-10)
i. Rasa aman
Sebelum MRS, pasien biasa beraktivitas dan bekerja, namun setelah MRS,
Pasien menyatakan mengalami kesulitan dalam gerak dan aktivitas karena
merasa lemas sehingga perlu bantuan dalam mobilisasi, sehingga pasien
kurang aman jika ditinggal pergi sendiri seperti contohnya ke kamar mandi.
Skala risiko jatuh (Skala Morse):
- Usia = kurang dari 60 tahun (0)
- Defisit sensoris = kacamata bukan bifokal (0)
- Aktifitas = ADL dibantu sebagian (2)
- Riwayat jatuh = tidak pernah (0)
- Kognisi = orientasi baik
- Pengobatan dan Penggunaan Alat Kesehatan = 2
- Mobilitas = dibantu sebagian (3)
- Pola BAB/BAK = teratur (0)
- Komorbiiditas = diabetes (0)
Total score = 7 ( risiko rendah)
Keterangan :
Risiko rendah : 0-7
Risiko tinggi : 8-13
Risiko sangat tinggi 14
j. Sosialisasi dan komunikasi
Pasien mengatakan, baik sebelum maupun sesudah masuk rumah sakit tidak
mengalami gangguan dalam bersosialisasi dan komunikasi baik dengan
keluarga maupun lingkungan disekitar ia dirawat.
k. Prestasi dan produktivitas
Pasien mengatakan tidak pernah mendapatkan penghargaan tertentu baik
dalam lingkungan sekolah ataupun lingkungannya.
l. Ibadah
Pasien mengatakan yakin akan kepercayaan atas agama yang dianutnya. Saat
sakit pasien biasa berdoa dari tempat tidur.
m. Rekreasi
Pasien mengatakan biasa pasien menghibur diri dengan mengobrol bersama
suami dan senang menonton TV
n. Pengetahuan
Pasien mengatakan kurang memahami mengenai penyakitnya,bagaimana cara
mengatur agar gula darah tetap terkontrol dan tidak melonjak secara tiba-tiba,
serta batas kadar glukosa normal

4. Data Pemeriksaan Fisik


A. Keadaan Umum
- Kesadaran : Compos mentis (GCS = 15, E4V5M6)
- Postur Tubuh : Tegak
- Kebersihan Diri : Baik
- Turgor Kulit : Elastis
- Warna Kulit : Sawo matang
B. Status Gizi : TB = 155cm ; BB = 47 kg, IMT : 19,58 kg / m2 (status
gizi baik)
C. Gejala Kardinal
- TD : 110 / 80 mmHg
- S : 370 C
- N : 80 x / menit
- RR : 20 x / menit
D. Keadaan Fisik
a. Kepala :Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, nyeri tekan (-),
benjolan (-)
b. Mata :Bentuk mata simetris, sklera putih, konjungtiva pucat, pupil
isokhor
c. Hidung : Bentuk hidung simetris, sekret (-), benjolan dan nyeri tekan (-)
d. Mulut :Bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering, bau mulut (-)
e. Telinga :Bentuk telinga simetris, serum (-), pendengaran baik
f. Leher :Pembesaran vena jugularis & kelenjar tiroid (-), benjolan (-)
g. Thorax
- Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Pulmo : sonor paru kanan dan kiri
- Auskultasi :Suara napas vesikuler, bunyi jantung S1 S2 tunggal reguler,
tidak ada murmur
h. Abdomen :
- Inspeksi :Bentuk normal, tidak ada lesi, perut tidak buncit
- Auskultasi :Bising usus + (8 x/mnt)
- Palpasi :Tidak ada nyeri tekan pada absomen semua kuadran
- Perkusi : Suara timpani pada lambung (kuadran I)
i. Ekstremitas
- Atas:
Terpasang infus Ns.0,9 % pada tangan kanan 20 tpm, edema (-),
nyeri tekan (-), akral hangat, jari tangan lengkap, lesi(-)
- Bawah :
Tidak terpasang infus, edema (-), nyeri tekan (-), akhral hangat, tidak
ada luka ( tidak ada diabetik foot), jari kaki lengkap
j. Anus dan genetalia
Tidak terobservasi

5. Pemeriksaan Penunjang Terkait


a) Hasil pemeriksaan urin tanggal 10 Desember 2015
Parameter Hasil Satuan Nilai Remarks Metode
rujukan
Klinik rutin
UL
Specifik gravity 1,015 negatif
pH 5 7,35-7,45 rendah reflaktan
Leucocyte 25 (+) Leuco/ul negatif
Nitrit negatif negatif
Protein ( urine ) 75 (++) mg/dL negatif
Glukosa (urine ) 1000 (4+) mg/dL normal
KET 150 (4+) negatif
Urobilinogen normal mg/dL normal
Bilirubin (urine) negatif mg/dL negatif
ERY 25 (++) Ery/dL negatif
Color p.yellow p.yellow
Sedimen urine
Lekosit 6-8 /lp <6
Eritrosit 1-3 /lp <3
-Silinder Granuler + /lp
Sel Epitel
Gepeng 4-6 /lp
Bulat - /lp
Kristal
Uric Acid - /lp
(sedimen)
-Ca Oxalat - /lp
-Triple Phospat - /lp
-Lain lain Bakteri ++ /lp
b) Pemeriksaan Kimia Klinik tanggal 10 Desember 2015
Parameter Hasil Satuan Nilai Remarks Metode
Rujukan
Kimia Klinik
HbA1C 8.79 % >6.5 Tinggi IFCC

c) Pemeriksaan Kimia Klinik tanggal 10 Desember 2015


Parameter Hasil Satuan Nilai Remarks Metode
Rujukan
Kimia Klinik
Natrium (Na) 128 mmol/L 136-145
Kalium (K) 3.6 mmol/L 3.50-5.10
Analisis Gas
Darah
pH 7.38 7.35-7.45
pCO2 31 mmHg 35.0-45.0
pO2 71 mmHg 80.00-100.00
Beecf -6.8 mmol/L -2 -2
HCO3- 18.3 mmol/L 22.00-26.00
SO2c 94 % 95-100%
TCO2 19.3 mmol/L 24.00-30.00

d) Pemeriksaan laboratorium darah lengkap tanggal 11 Desember 2015

TEST RESULT ABN NORMAL UNITS

WBC 20.14 4.1- 11.0 10e3/uL


RBC 3.46 4.0- 5.2 10e6/uL
HGB 7.3 12.0-16.0 g/dL
HCT 24.7 36.0 46.0 %
MCV 71.4 80-100 fL
MCH 21.2 26.0-34.0 pg
MCHC 29.7 31.0-36.0 g/dL
CHCM 29.4 30-37 g/Dl
RDW 13.2 11.6-14.8 %
HDW 2.99 2.1-6.8 g/dL
PLT 180 140-440 10e3/uL
MPV 7.9 6.80-10.0 fL
%NEUT 92.0 47.0-80.0 %
%LYMPH 3.0 13.0-40.0 %
%MONO 4.0 2.0-11.0 %
%EOS 0.1 0.0-5.0 %
%BASO 0 0.0-2.0 %
%LUC 1.0 0.0-4.0 %
#NEUT 18.52 2.5-7.5 10e3/uL
# LYMPH 0.60 1.0-4.0 10e3/uL
#MONO 0.80 0.1-1.20 10e3/uL
#EOS 0.02 0.0-0.55 10e3/uL
#BASO 0 0.0-0.1 10e3/uL
#LUC 0.20 0-0.4 10e3/uL
MICRO ++
HYPO +++
LS +++

e) Pemeriksaan Kimia Klinik tanggal 11 Desember 2015


Parameter Hasil Satuan Nilai Remarks Metode
Rujukan
Kimia Klinik
SGOT 12 U/L 11-27
SGPT 8.1 U/L 11.00-34.00 Rendah
BUN 16 mg/dL 8.00-23.00
Creatinin 0.73 mg/dL 0.50-0.90
Cholesterol Total 86 g/dL 140.0-199.0 Rendah
HDL Cholesterol 35 mg/dL 40-65 Rendah
LDL Cholesterol 46 mg/dL 0-100.00
Trigliserida 70 mg/dL 0-15000

f) Pemeriksaan Kimia Klinik tanggal 11 Desember 2015


Parameter Hasil Satuan Nilai Remarks Metode
Rujukan
Kimia Klinik
Serum Iron (SI) 12.4 g/dL 11-27 Rendah Ferrozine
TIBC 289 g/dL 261.00-
478.00

g) Glukosa darah sewaktu


Tgl 14 Desember 2015
BS pagi (06.00) 187 mg/dL
BS 2 jam PP ( 09.00) 326 mg/dL

B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data

NO DATA FOKUS DATA STANDAR MASALAH


NORMAL KEPERAWATAN
1. DS : Pasien -Pasien tidak Risiko
mengeluh lemas dan mengeluh lemas dan ketidakseimbangan kadar
pusing pusing glukosa darah
DO : Pasien tampak
lemas, kadar glukosa -Kadar glukosa
darah pagi 187 darah pagi
mg/dL, kadar normalnya kurang
glukosa darah 2 jam dari 100 mg/dL
PP 326 mg/dL, -Kadar glukosa
HbA1C 8,79 % darah 2 jam PP
normalnya kurang
dari 200 mg/dL
HbA1C < 6,5 %
Rumusan Masalah
P : Risiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
E : Meningkatnya kadar gula darah
S :Pasien mengeluh lemas dan pusing, pasien tampak lemas, kadar
glukosa darah pagi 186 mg/dL, kadar glukosa darah 2 jam PP 326
mg/dL, HbA1C 8,79 %
Proses terjadinya
Diabetes mellitus menyebabkan defisiensi insulin kemudian terjadilah
hiperglikemi sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat dan
menyebabkan risiko keridakseimbangan kadar glukosa.
Akibat bila tidak ditangani
Bisa menyebabkan hiperglikemi semakin parah
NO DATA FOKUS DATA STANDAR MASALAH
NORMAL KEPERAWATAN
2. DS: Pasien a. Pola BAK normal Kekurangan Volume
mengatakan keinginan b. Urine berwarna Cairan
untuk BAK meningkat kuning jernih
5 hari terakhir, pasien c. Volume urine
sudah BAK 5 kali dari 1128/24 jam
tadi pagi 06.00-15.30. d. Pasien tampak
Urine berwarna tidak lemas
kuning, bau khas e. Mukosa bibir
urine, volume 750 lembab
cc/9 jam f. Natrium 136-145
DO: mmol/L
Pasien tampak lemas,
mukosa bibir kering,
natrium 128 mmol/L
Rumusan masalah:
P : Kekurangan volume cairan
E : Haluran urine yang berlebihan
S : Pasien mengatakan keinginan untuk BAK meningkat 5 hari terakhir, pasien sudah
BAK 5 kali dari tadi pagi 06.00-15.30. Urine berwarna kuning, bau khas urine,
volume 750 cc/9 jam, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, natrium 128
mmol/L
Proses terjadinya : Hiperglikemi berat yang terjadi akibat defisiensi insulin dalam tubuh
dapat menyebabkan glikosuria jika melebihi ambang batas kerja ginjal untuk
mereabsorpsi glukosa. Gliosuria akan menimbulkan diuresis osmotik yang akan
meningkatkan pengeluaran urine (poliuri).
Akibat apabila tidak ditangani:
Pasien dapat mengalami dehidrasi.
NO DATA FOKUS DATA STANDAR MASALAH
NORMAL KEPERAWATAN
3. DS: pasien a. Pasien menyatakan Nyeri Akut
mengatakan merasa nyeri berkurang
pusing, dan nyeri pada b. Wajah nampak
perut sebelah kiri rileks
bawah, skala nyeri 3 c. Tidak gelisah
(0-10) d. Tanda-tanda vital
DO: Pasien tampak (nadi dan
meringis, pasien pernapasan normal)
tampak memegang
daerah perut kiri
bawah
Precipitate :
Timbul jika
beraktivitas
Quality: Terasa
seperti ditusuk-tusuk
Region: perut kiri
bawah
Severity: Nyeri skala
3
Time : Tidak
menentu
TD: 110 / 80 mmHg
S: 370 C
N: 80 x / menit
RR: 20 x / menit
Pasien didiagnosa
Susp PNA (S)

Rumusan masalah:
P : Nyeri akut
E : Agen injuri fisik
S : Pasien mengatakan merasa pusing dan nyeri pada perut sebelah kiri bawah, skala
nyeri 3 (0-10), nyeri timbul jika beraktivitas, terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri
tidak menentu, pasien tampak meringis, pasien tampak memegang daerah perut
kiri bawah, TD: 110 / 80 mmHg, S: 370 C, N: 80 x / menit, RR: 20 x / menit,
Pasien didiagnosa Susp PNA (S)
Proses terjadinya : Resistensi insulin (Diabetes Mellitus type II) yang berujung
komplikasi mikrovaskuler yang dapat menyebabkan terjadinya nefropati
deabetika. Kerusakan ginjal yang spesifik pada DM mengakibatkan perubahan
fungsi penyaring, sehingga molekul besar seperti protein dapat lolos ke kantung
kemih. Selain itu nyeri pada penderita DM dapat disebabkan oleh neoropati yang
dapat menimbulkan nyeri pada bagian yang mengalami komplikasi Diabetes
Melitus tersebut. Proses kejadian neuropati biasanya progresif dimana terjadi
degenerasi serabut-serabut saraf dengan gejal-gejala nyeri bahkan baal.
Akibat apabila tidak ditangani:
Kenyamanan pasien akan terganggu, bahkan pasien dapat mengalami nyeri
kronis.
DATA STANDAR MASALAH
NO. DATA FOKUS
NORMAL KEPERAWATAN
4. DS : pasien - Pasien tidak lemas Intolerasi Aktivitas
mengatakan dan tidak pusing
badannya lemas.
DO: pasien terlihat - Pasien terlihat
lemas, terpasang tidak lemas, pasien
infus di tangan mampu melakukan
kanan dan aktivitas aktivitas secara
pasien dibantu orang bertahap
lain - Kadar glukosa
Skor ADL : 12 darah pagi
kadar glukosa darah normalnya kurang
pagi 187 mg/dL, dari 100
kadar glukosa darah
- Kadar glukosa
2 jam PP 326 mg/dL
darah pagi
Hb= 7.3 gr/dL, Na
normalnya kurang
=128 mmol/L
dari 200

- Hb 12.0-16.0 gr/dL

- Na 136-145
mmol/L
Rumusan masalah
P :Intoleransi aktifitas
E : Kelemahan fisik
S :Pasien mengatakan lemas, pasien terlihat lemas, terpasang infus di tangan
kanan dan aktivitas pasien dibantu orang lain, skor ADL : 12, kadar glukosa
darah pagi 187 mg/dL, kadar glukosa darah 2 jam PP 326 mg/dL, Hb= 7.3
gr/dL, Na =128 mmol/L.
Proses terjadinya
Penyakit yang diderita pasien (diabetes melitus) menyebabkan glukosa intrasel
menurun sehingga menyebabkan pembentuka ATP terganggu mengakibatkan
kelemahan terjadilah intoleransi aktifitas.
Akibat bila tidak ditangani :
Intoleransi aktifitas, pasien tidak dapat beraktifitas secara mandiri

NO DATA FOKUS DATA STANDAR MASALAH


NORMAL KEPERAWATAN
5. DS : pasien - Pasien menyatakan Kurang pengetahuan
mengatakan kurang paham tentang
paham mengenai penyakitnya dan
penyakitnya dan menejemen diabetes
menejemen diabetes - Pasien tidak bertanya
DO: pasien bertanya tentang penyakitnya
mengenai - Pasien mampu
penyakitnya, pasien menjawab ketika
tampak kebingungan ditanya mengenai
ketika ditanya penyakitnya
mengenai penyakitnya
Rumusan Masalah :
P : Kurang pengetahuan
E : Kurang informasi mengenai penyakit
S :Pasien mengatakan kurang paham mengenai penyakitnya dan menejemen
diabetes, pasien bertanya mengenai penyakitnya dan menejemen diabetes,
pasien tampak kebingungan ketika ditanya mengenai penyakitnya
Proses terjadinya :
Penyakit yang diderita (diabetes mellitus), kurang tahu dan tidak mendapatkan
informasi mengenai penyakitnya sehingga menyebabkan kurang pengtahuan.
Akibat bila tidak ditangani
Memperburuk kondisi pasien, penyakit semakin parah.

NO DATA FOKUS DATA STANDAR MASALAH


NORMAL KEPERAWATAN
6. DS: Pasien a. Pasien tidak lemas PK: Infeksi
mengatakan lemas, b. Skala nyeri
nyeri pada perut kiri berkurang 1 (0-10)
bawah, skala nyeri 3 c. WBC 4.1-11.0
DO: Pasien tampak 10e3/uL
lemas, WBC 20.14 d. Bakteri dalam urine
10e3/uL, bakteri ++, (-)
% NEUT 92.0 %, % e. % NEUT 47.0-
LYMPH 3.0 %, # 80.0%
NEUT 18,52 10e3/uL, f. LYMPH 13.0-
# LYMPH 0.60 40.0%,
10e3/uL pada g. # NEUT 2.5-7.5
pemeriksaan urine 10e3/uL,
lengkap tanggal 10 h. # LYMPH 1.0-4.0
Desember 2015, 10e3/uL
Pasien didiagnosa i. Kadar glukosa darah
Susp PNA (S), kadar pagi normalnya
glukosa darah pagi kurang dari 100
187 mg/dL, kadar mg/dL
glukosa darah 2 jam j. Kadar glukosa darah
PP 326 mg/dL, 2 jam PP normalnya
HbA1C 8,79 % kurang dari 200
mg/dL
k. HbA1C < 6,5 %
Rumusan Masalah
P : PK: Infeksi
E : Hyperglikemia
S : Pasien mengatakan lemas, nyeri pada perut kiri bawah, skala nyeri 3, pasien
tampak lemas, WBC 20.14 10e3/uL, bakteri ++, % NEUT 92.0 %, %
LYMPH 3.0 %, # NEUT 18,52 10e3/uL, # LYMPH 0.60 10e3/uL pada
pemeriksaan urine lengkap tanggal 10 Desember 2015, pasien didiagnosa
Susp PNA (S), kadar glukosa darah pagi 187 mg/dL, kadar glukosa darah 2
jam PP 326 mg/dL, HbA1C 8,79 %
Proses terjadinya : Resistensi insulin (Diabetes Mellitus type II) yang berujung
komplikasi mikrovaskuler yang dapat menyebabkan terjadinya nefropati
diabetika. Kerusakan ginjal yang spesifik pada DM mengakibatkan
perubahan fungsi penyaring, sehingga molekul besar seperti protein dapat
lolos ke kantung kemih. Kerusakan pada ginjal akan mengakibatkan mudah
terkena infeksi.
Akibat apabila tidak ditanggulangi:
Pasien dapat mengalami gagal ginjal kronik
NO DATA FOKUS DATA STANDAR MASALAH
NORMAL KEPERAWATAN
7. DS : a. Pasien tidak lemas PK Anemia
Pasien mengatakan b. Konjungtiva merah
tubuhnya terasa lemah muda
DO : c. HGB 12.0-16.0
Tampak konjungtiva g/dL
anemis +/+ d. HCT 36.0- 46.0 %
Hasil Laboratorium : e. RBC 4.0-5.2
HGB= 7,3 g/dL 10e6/uL
(Rendah) f. MCH 26.0-34.0 pg
HCT= 24,7 % g. MCHC 31.0-36.0
(Rendah) g/dL
RBC = 3,46 10^3/l
(Rendah)
MCH= 21,2 pg
(rendah)
MCHC= 29.7 g/dL
(rendah)
Rumusan Masalah:
P : PK Anemia
E : Komplikasi mikrovaskuler DM
S : Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemah, tampak konjungtiva anemis +/+,
HGB= 7,3 g/dL (Rendah), HCT= 24,7 % (Rendah), RBC = 3,46 10^3/l
(Rendah), MCH= 21,2 pg (rendah), MCHC= 29.7 g/dL (rendah)
Proses terjadinya : Resistensi insulin (Diabetes Mellitus type II) yang berujung
komplikasi mikrovaskuler yang dapat menyebabkan terjadinya nefropati
diabetika. Nefropati diabetik ditandai dengan adanya albuminuria dan
perburukan faal ginjal dari normal menjadi gagal ginjal terminal. Fungsi ginjal
salah satunya adalah menghasilkan hormon eritropoietin yang berfungsi untuk
pembentukan eritrosit. Apabila seseorang mengalami defisiensi hormon ini,
maka terjadi gangguan pembentukan eritrosit yang dapat menyebabkan
kondisi yang disebut anemia. Keadaan anemia pada pasien DM juga dapat
disebabkan oleh karena hal lain, seperti defisiensi nutrisi tertentu dan akibat
pemberian obat DM tertentu.
Akibat apabila tidak ditangani:
Pasien akan mengalami kelemahan karena kadar Hb yang berfungsi
mengangkut oksigen rendah
2. Rumusan Diagnosa Keperawatan
a. Risiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah berhubungan dengan
meningkatnya kadar gula darah yang ditandai dengan pasien mengeluh lemas
dan pusing, pasien tampak lemas, kadar glukosa darah pagi 186 mg/dL, kadar
glukosa darah 2 jam PP 326 mg/dL, HbA1C 8,79 %.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan haluran urine yang berlebihan
yang ditandai dengan pasien mengatakan keinginan untuk BAK meningkat 5
hari terakhir, pasien sudah BAK 5 kali dari tadi pagi 06.00-15.30. Urine
berwarna kuning, bau khas urine, volume 750 cc/9 jam, pasien tampak
lemas, mukosa bibir kering, natrium 128 mmol/L.
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik yang ditandai dengan pasien
mengatakan merasa pusing dan nyeri pada perut sebelah kiri bawah, skala
nyeri 3 (0-10), nyeri timbul jika beraktivitas, terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri
tidak menentu, pasien tampak meringis, pasien tampak memegang daerah
perut kiri bawah, TD: 110 / 80 mmHg, S: 370 C, N: 80 x / menit, RR: 20 x /
menit, Pasien didiagnosa Susp PNA (S).
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Kelemahan fisik yang ditandai
dengan pasien mengatakan lemas, pasien terlihat lemas, terpasang infus di
tangan kanan dan aktivitas pasien dibantu orang lain, skor ADL : 12, kadar
glukosa darah pagi 187 mg/dL, kadar glukosa darah 2 jam PP 326 mg/dL, Hb=
7.3 gr/dL, Na =128 mmol/L.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai
penyakit yang ditandai dengan pasien mengatakan kurang paham mengenai
penyakitnya dan menejemen diabetes, pasien bertanya mengenai penyakitnya
dan menejemen diabetes, pasien tampak kebingungan ketika ditanya mengenai
penyakitnya
f. PK Infeksi
g. PK Anemia
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
1. Risiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah berhubungan dengan
meningkatnya kadar gula darah yang ditandai dengan pasien mengeluh lemas
dan pusing, pasien tampak lemas, kadar glukosa darah pagi 186 mg/dL, kadar
glukosa darah 2 jam PP 326 mg/dL, HbA1C 8,79 %.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan haluran urine yang berlebihan
yang ditandai dengan pasien mengatakan keinginan untuk BAK meningkat 5 hari
terakhir, pasien sudah BAK 5 kali dari tadi pagi 06.00-15.30. Urine berwarna
kuning, bau khas urine, volume 750 cc/9 jam, pasien tampak lemas, mukosa
bibir kering, natrium 128 mmol/L.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik yang ditandai dengan pasien
mengatakan merasa pusing dan nyeri pada perut sebelah kiri bawah, skala nyeri
3 (0-10), nyeri timbul jika beraktivitas, terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri tidak
menentu, pasien tampak meringis, pasien tampak memegang daerah perut kiri
bawah, TD: 110 / 80 mmHg, S: 370 C, N: 80 x / menit, RR: 20 x / menit, Pasien
didiagnosa Susp PNA (S).
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Kelemahan fisik yang ditandai dengan
pasien mengatakan lemas, pasien terlihat lemas, terpasang infus di tangan kanan
dan aktivitas pasien dibantu orang lain, skor ADL : 12, kadar glukosa darah pagi
187 mg/dL, kadar glukosa darah 2 jam PP 326 mg/dL, Hb= 7.3 gr/dL, Na =128
mmol/L.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai penyakit
yang ditandai dengan pasien mengatakan kurang paham mengenai penyakitnya
dan menejemen diabetes, pasien bertanya mengenai penyakitnya dan
menejemen diabetes, pasien tampak kebingungan ketika ditanya mengenai
penyakitnya
Rencana Keperawatan
RENCANA
NO DX KEP. TUJUAN RASIONAL
TINDAKAN
1. Risiko Setelah diberikan 1. Memantau kadar 1. Mengetahui kadar
ketidakstabilan asuhan keperawatan glukosa darah glukosa dalam
kadar glukosa selama 2 x 24 jam, setiap hari (BS darah agar dapat
darah berhubungan diharapkan glukosa pagi dan 2 jam menentukan
dengan defisiensi darah stabil dengan PP) intervensi
insulin, kriteria hasil : selanjutnya.
hiperglikemi 1. Dapat 2. Mengobservasi 2. Mengetahui
ditandai dengan mengontrol kadar TTV keadaan umum
pasien merasa glukosa darah pasien
lemas, kadar 2. Gula darah 2JPP 3. Kolaborasi 3. membantu
glukosa darah pagi < 200 mg / dL, dengan dokter mengatasi
176 mg/dL, kadar Gula darah pagi dalam pemberian insufisiensi
glukosa darah 2 hari / puasa < 100 insulin insulin
jam PP 326 mg/dL mg / dL

2. Kekurangan Setelah diberikan 1. Pantau tanda- 1. Hipovolemia


volume cairan asuhan keperawatan tanda vital. dapat
berhubungan selama 2 x24 jam dimanifestasikan
dengan haluran diharapkan pasien oleh hipotensi dan
urine yang dapat meningkatkan takikardia.
berlebihan yang hidrasi adekuat dgn 2. Kaji nadi perifer, 2. Merupakan
ditandai dengan kriteria hasil: pengisian kapiler, indikator dari
pasien mengatakan Tanda vital stabil turgor kulit, dan tingkat
keinginan untuk Nadi perifer dpt membran mukosa. dehidrasi/volume
BAK meningkat 5 diraba sirkulasi yang
hari terakhir, Turgor kulit dan adekuat.
pasien sudah BAK pengisian kapiler 3. Pantau masukan 3. Memberikan
5 kali dari tadi pagi baik dan keluaran, perkiraan kebutu-
06.00-15.30. Urine Haluaran urine catat berat jenis han akan cairan
berwarna kuning, tepat urine. pengganti, fungsi
bau khas urine, Tidak terdapat ginjal, dan
volume 750 cc/9 tanda-tanda keefektifan dari
jam, pasien tampak dehidrasi terapi yg
lemas, mukosa diberikan
bibir kering, 4. Timbang berat 4. Memberikan
natrium 128 badan setiap hari hasil pengkajian
mmol/L. yang terbaik dari
status cairan yang
sedang
berlangsung dan
selanjutnya
dalam
memberikan
cairan pengganti.
5. Berikan terapi 5. Tipe dan jumlah
cairan sesuai dari cairan
indikasi tergantung pada
derajat
kekurangan
cairan dan
respons pasien
secara individual.
3. Nyeri akut Setelah dilakukan a. Kaji tingkat nyeri a. Mengetahui nyeri
berhubungan tindakan yang dialami yang dialami
dengan agen injuri keperawatan selama pasien (PQRST) pasien sehingga
fisik yang ditandai 2x24 jam pasien perawat dapat
dengan pasien diharapkan tidak menentukan cara
mengatakan merasa mengalami nyeri mengatasinya
pusing dan nyeri atau nyeri pasien b. Berikan posisi b. Posisi yang
pada perut sebelah terkontrol, dengan yang nyaman dan nyaman dan
kiri bawah, skala kriteria hasil: usahakan situasi situasi yang
nyeri 3 (0-10), a. Skala nyeri yang tenang. tenang dapat
nyeri timbul jika berkurang atau membuat
beraktivitas, terasa terkontrol perasaan yang
seperti ditusuk- dengan skala nyaman pada
tusuk, nyeri tidak nyeri 1 dari 0- pasien
menentu, pasien 10 skala nyeri c. Ajarkan teknik c. Untuk
tampak meringis, yang diberikan non-farmakologis menhurangi rasa
pasien tampak b. Tanda vital seperti distraksi nyeri yang
memegang daerah dalam rentang dan relaksasi dirasakan pasien
perut kiri bawah, normal d. Berikan d. Dengan
TD: 110 / 80 c. Tidak kesempatan pada melakukan
mmHg, S: 370 C, mengalami pasien untuk komunikasi
N: 80 x / menit, gangguan tidur berkomunikasi dengan teman
RR: 20 x / menit, dengan teman- atau orang
Pasien didiagnosa temannya atau terdekat dapat
Susp PNA (S). orang terdekat. mengalihkan
perhatian pasien
terhadap nyeri.
e. Kolaborasi e. Obat analgetik
pemberian obat dapat menekan
obat analgetik rasa nyeri

4. Intoleransi aktifitas Setelah diberikan 1. Bantu klien untuk 1. Mengetahui


berhubungan asuhan keperawatan mengidentifikasi tingkat
dengan Kelemahan selama 2x24 jam aktivitas yang kemampuan
fisik yang ditandai maka diharapkan akan dilakukan aktifitas pasien
dengan pasien pasien dapat 2. Bantu untuk 2. Membantu
mengatakan lemas, toleransi terhadap memilih aktivitas aktivitas pasien
pasien terlihat aktifitas. Dengan konsisten yang secara bertahap
lemas, terpasang kriteria hasil : sesuai dengan dan mandiri
infus di tangan - Berpartisipasi kemampuan fisik,
kanan dan aktivitas dalam aktivitas psikologi dan
pasien dibantu fisik tanda sosial
orang lain, skor disertai 3. Bantu untuk 3. Membantu
ADL : 12, kadar peningkatan mengidentifikasi aktivitas pasien
glukosa darah pagi tekanan darah dan mendapatkan secara bertahap
187 mg/dL, kadar - Mampu sumber yang dan mandiri
glukosa darah 2 melakukan diperlukan untuk
jam PP 326 mg/dL, aktivitas sehari- aktifitas yang
Hb= 7.3 gr/dL, Na hari (ADL) diinginkan
=128 mmol/L. secara mandiri 4. Bantu pasien 4. Membantu
untuk mempercepat
mengidentifikasi kesembuhan
aktivitas yang pasien
disukai
5. Kurang Setelah diberikan 1. Ciptakan 1. Menanggapai dan
pengetahuan asuhan keperawatan lingkungan saling memperhatikn
berhubungan selama 2x24 jam percaya perlu diciptakan
dengan kurang diharapkan pasien sebelum pasien
informasi dapat memahami bersedia
mengenai penyakit tentang penyakit mengambil
ditandai dengan yang dideritanya bagian dalam
pasien mengatakan dengan kriteria hasil proses belajar.
kurang paham : 2. Diskusikan 2. Memberikan
mengenai - Mengungkapkan dengan klien pengetahuan
penyakitnya, pasien pemahaman tentang dasar dimana
bertanya tentang penyakit, penyakitnya pasien dapat
mengenai - Mengidentifikasi membuat
penyakitnya. hubungan pertimbangan
tanda/gejala dalam memilih
dengan proses gaya hidup.
penyakit dan 3. Diskusikan 3. Kesadaran
menghubungkan tentang rencana tentang
gejala dengan diet, penggunaan pentingnya
faktor penyebab. makanan tinggi kontrol diet akan
- Cara serat. membantu pasien
menangulangi dalam
penyakit merencanakanpro
gram diit.
4. Diskusikan 4. Membantu untuk
pentingnya untuk mengontrol
melakukan proses penyakit
evaluasi dan dengan lebih
kontrol gula ketat.
darah secara
teratur

D. Implementasi Keperawatan
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AM DENGAN DIABETES
MELITUS TIPE II DI RUANG MAWAR RSUP SANGLAH
TANGGAL 14-16 DESEMBER 2015

NO Hari/Tgl Dx Tindakan Keperawatan Respon Paraf


/ Waktu
1 Senin, 14 1,2,3, Mengobservasi KU Pasien mengeluh lemas, kesadaran
Desember 4,5 Mengobservasi TTV pasien compos mentis
2015 T = 110/80 mmHg
Pk. 15.30 S = 370 C
WITA N = 80 x/menit
RR = 20x/menit
15.40 2 Mengaji nadi perifer, pengisian Nadi perifer teraba, N: 80 kali
WITA kapiler, turgor kulit, dan membran /menit, turgor kulit cukup elastis,
mukosa. membaran mukosa bibir kering,
CRT < 2 detik
15.40 3 Mengkaji tingkat nyeri yang Pasien mengatakan merasa pusing,
WITA dialami pasien (PQRST) dan nyeri pada perut sebelah kiri
bawah, skala nyeri 3 (0-10), nyeri
hilang timbul dengan durasi yang
tidak menentu, nyeri tidak hilang
apabila dibawa beraktivitas

15.40 4. Membantu pasien mengidentifikasi Pasien mengatakan badanya lemas,


WITA aktivitas yang bisa dilakukan pasien hanya tertidur di tempat
tidur
16.00 2 Memberikan terapi cairan sesuai Pasien mendapatkan terapi NaCl 20
WITA indikasi tpm

16.00 3 Kolaborasi pemberian obat Pasien kooperatif saat diberikan


WITA parasetamol 500 gr obat. Obat masuk melalui oral
reaksi alergi obat negatif, mual (-),
muntah (-)
16.20 1 Memantau kadar glukosa darah Pasien kooperatif dan bersedia
WITA pasien untuk di pantau kadar glukosa
dalam darahnya, kadar glukosa
pasien 2 jam PP yaitu 326 ml/dL

16.30 3 Memberikan posisi yang nyaman Pasien memilih untuk berbaring


WITA dan usahakan situasi yang tenang. dengan posisi semi fowler, situasi
ruangan cukup tenang, pasien
hanya ditunggu oleh 1 orang
penunggu,
17.00 3 Menjelaskan mengenai penyakit Keluarga pasien kooperatif dan
WITA yang di derita pasien seperti gejala, mau mendengarkan informasi dari
penyebab, pencegahan dan perawat
pengobatan

17.30 4 Membantu untuk memilih aktivitas Pasien mengatakan pasien saat ini
WITA konsisten yang sesuai dengan hanya mampu miring kanan, miring
kemampuan fisik, psikologi dan kiri, duduk, da berjalan ke kamar
sosial mandi namun harus dibantu oleh
orang lain karena pasien sering
merasa pusing sehingga takut
melakukan kegiatan sendiri.
18.10 4 Membantu pasien untuk Pasien memilih untuk melakukan
WITA mengidentifikasi aktivitas yang aktiitas diatas tempat tidur seperti
disukai miring kanan, miring kiri,
menggerakkan kaki dan tangan
secara bertahap

18.20 2 Memantau masukan dan keluaran, Pasien minum 1500 ml dari


WITA catat berat jenis urine serta pantau
hasil lab tadi pagi, kencing 8 kali (1000

cc/13 jam)

18.30 3 Memberikan kesempatan pada Pasien ditunggu oleh suaminya,


WITA pasien untuk berkomunikasi dengan pasien selalu berkomunikasi
teman-temannya atau orang dengan suaminya selama di
terdekat rumah sakit, pasien mengatakan
dijenguk oleh keluarganya
kemarin malam.
19.30 1,2,3, Memantau KU dan TTV pasien KU pasien masih lemah, kesadaran
WITA 4 compos mentis
TD: 120/80 mmHg
N : 76 x/ menit
RR : 20x/mnt
S: 36.8oC
19.40 3 Mengajarkan teknik non- Pasien kooperatif, pasien mampu
WITA farmakologis seperti distraksi dan melakukan teknik relaksasi nafas
relaksasi dalam dengan cukup bagus dan
tepat

20.00 3 Delegatif pemberian : Obat masuk (+) per oral , alergi (-),
WITA a. Paracetamol 500 mg mual dan muntah (-)
b. SF 200 mg
c. Vit C 100 mg
21.00 1 Delegatif pemberian obat Lantus 6 Obat masuk secara SC, alergi (-)
WITA unit

22.00 3,4 Menganjurkan pasien untuk Pasien kooperatif dan


WITA istirahat dan tidur mendengarkan instruksi perawat

23.00 3,4 Mengobservasi keadaan pasien Pasien tampak tertidur dengan


WITA nyenyak

2 Selasa, 15 1,2,3, Mengobservasi KU pasien Pasien mengeluh lemas, pasien


Desember 4 Mengobservasi TTV pasien mengeluh nyeri pada pinggang kiri
2015 dan kesemutan pada kaki
Pukul T = 130/90 mmHg
05.00 N=82x/mnt
WITA S=36,50C
RR=80x/mnt

06.00 1 Memantau kadar gula darah pagi Kadar gula darah 180 mg/ dL
WITA

06.10 2 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, Nadi perifer teraba, turgor kulit
WITA turgor kulit, dan membran mukosa elastis, membran mukosa kering,
CRT , 2 detik
07.00 3,4 Delegatif pemberian obat: Obat masuk (-) per oral, mual (-),
WITA a. Paracetamol 500 mg IO muntah (-), alergi (-)
b. SF 200 mg IO
c. Vit C 100 mg IO

08.00 2 Memantau masukan dan keluaran,


Minum 250 cc, BAK 300cc, infus
WITA catat berat jenis urine.
500 cc

08.10 3 Mengkaji tingkat nyeri yang


Pasien mengeluh kesemutan pada
WITA dialami pasien (PQRST)
kaki dan nyeri perut kiri hingga ke
pinggang, nyeri hilang timbul,
skala nyeri 3
08.25 3 Anjurkan pasien menggunakan
Pasien kooperatif dan mampu
WITA teknik non-farmakologis seperti
melakukan dengan baik, pasien
distraksi dan relaksasi
mengatakan masih merasa nyeri

09.00 1 Memantau kadar gula darah pasien Pasien kooperatif, kadar gula darah
WITA 2 jam PP 2 jam PP 278 mg/dL

09.30 4 Membantu aktifitas fisik pasien , Pasien kooperatif, pasien mampu


WITA memberikan latihan fisik seperti melakukan dengan baik
duduk, miring kanan dan miring
kiri

10.15 5 Memberikan informasi mengenai Pasien mendengarkan dengan baik,


WITA penyakit pasien, agar pasien lebih pasien dapat bertanya dan
memahami tentang penyakitnya mengulang kembali penjelasan
perawat dengan baik
11.35 1,2,3, Memantau KU dan TTV pasien Pasien mengatakan badannya lemas
WITA 4 dan sering pusing
TD:120/70 mmHg
N: 80 x.mnt
RR: 20/menit
S: 36oC
12.15 1 Mengkolaborasikan pemberian Obat masuk secrara SC, alergi (-)
WITA insulin 6 unit

12.20 3,4 Kolaborasi pemberian obat Obat masuk (+) secara IO, alergi (-
WITA a. Paracetamol 500 mg IO ), mual (-), muntah (-)
b. SF 200 mg IO
c. Vit C 100 mg IO

12.30 3,4 Menganjurkan pasien istirahat Pasien mendengar instruksi darai


WITA perawat

15.35 5 Mendiskusikan tentang rencana Pasien mendapatkan diit nasi


WITA diet, penggunaan makanan tinggi lengkap, buah, air putih
serat Pasien diajarkan untuk
mengonsumsi makanan berserat
seperti buah-buahan dan sayuran
untuk mengontrol gula darah,
pasien tampak paham
16.25 4 Membantu aktifitas fisik pasien , Pasien kooperatif, Pasien mampu
WITA memberikan latihan fisik seperti melakukan dengan baik dan
duduk, miring kanan dan miring mandiri.
kiri serta menggerakkan kaki dan
tangan

18.00 1,2,3, Mamantau KU pasien dan TTV Keadaan umum masih lemah,
WITA 4 pasien pasien mengeluh kesemutan pada
kaki dan nyeri perut hingga ke
pinggang, nyeri hilang timbul,
skala nyeri 3
TD: 120/80 mmHg
N: 88 x/menit
RR: 20 x/mnt
S: 36oC
18.30 1 Kolaborasi pemberian insulin 6 Obat masuk secara SC (+), alergi (-
WITA units )

18.40 3 Memberikan kesempatan pada Pasien tampak dikunjungi oleh


WITA pasien untuk berkomunikasi dengan kelurganya, pasien tampak senang
teman-temannya atau orang mengobrol dengan keluarganya
terdekat.

20.30 3,4 Kolaborasi pemberian obat: Obat masuk (+), alergi (-), mual
WITA a. Paracetamol 500 mg IO dan muntah (-)
b. SF 200 mg IO
c. Vit C 100 mg IO
21.05 1 Kolaborasi pemberian Lantus 6 unit Obat masuk secara SC (+), alergi (-
WITA )

21.45 3,4 Menganjurkan pasien untuk Pasien kooperatif dan menerima


WITA istirahat tidur instruksi perawat

22.50 3,4 Mengobservasi keadaan pasien Pasien tertidur dengan nyenyak


WITA

3 Rabu, 16 1,2,3, Mengobservasi KU pasien Pasien mengeluh lemas, pasien


Desember 4 Mengobservasi TTV pasien mengeluh nyeri pada pinggang kiri
2015 dan kesemutan pada kaki
Pukul T = 120/90 mmHg
05.00 N=88x/mnt
WITA S=36,50C
RR=80x/mnt

06.00 1 Memantau gula darah pagi Gula darah pagi 190 mg/dL
WITA

06.10 2 Mengkaji nadi perifer, pengisian Nadi perifer teraba, N: 88x.mnt,


WITA kapiler, turgor kulit, dan membran turgor kulit elastis, membran
mukosa dan memantau masukan mukosa lembab,
dan keluaran, catat berat jenis urine. Minum: 1000 cc, BAK 500 cc,
infus NaCl 500 cc
Tanda-tanda dehidrasi (-)
07.00 3,4 Delegatif pemberian obat: Obat masuk (-) per oral, mual (-),
WITA d. Paracetamol 500 mg IO muntah (-), alergi (-)
e. SF 200 mg IO
f. Vit C 100 mg IO

09.00 1 Memantau kadar gula darah pasien Pasien kooperatif, kadar gula darah
WITA 2 jam PP 163 mg/dL

09.30 2 Membantu aktifitas fisik pasien , Pasien kooperatif, pasien mampu


WITA memberikan latihan fisik seperti melakukan dengan baik, pasien
duduk, miring kanan dan miring mampu menggerakkan tangan dan
kiri kaki dengan baik

10.15 5 Memberikan informasi mengenai Pasien mendengarkan dengan baik,


WITA penyakit pasien, agar pasien lebih pasien dapat bertanya dan
memahami tentang penyakitnya mengulang kembali penjelasan
seperti tanda gejala, penyebab, perawat dengan baik
managemen diabetes

11.35 1,2,3, Memantau KU, TTV pasien dan Pasien mengatakan badannya
WITA 4 mengkaji nyeri pasien masih lemas, pusing (-), nyeri
hilang timbul pada perut bagian kiri
hingga pinggang, skala nyeri 2,
nyeri kaki berkurang, pasien
tampak memegang daerah yang
nyeri
TD:120/70 mmHg
N: 72 x.mnt
RR: 20/menit
S: 36, 6oC
12.15 1 Mengkolaborasikan pemberian Obat masuk secrara SC, alergi (-)
insulin 6 unit

12.20 3,4 Kolaborasi pemberian obat Obat masuk (+) secara IO, alergi (-
a. Paracetamol 500 mg IO ), mual (-), muntah (-)
b. SF 200 mg IO
c. Vit C 100 mg IO

Pukul 3,4 Menganjurkan pasien istirahat Pasien mendengar instruksi darai


12.30 perawat

Pukul 5 Mendiskusikan pentingnya untuk Pasien dan keluarga menyatakan


15.35 melakukan evaluasi atau kontrol paham untuk selalu dan rutin
gula darah secara teratur mengontrol serta mengecek kadar
gula darah, pasien dan keluarga
tampak mengerti
Pukul 2 Memantau masukan dan keluaran, Pasien mengatakan masih memiliki
15.45 catat berat jenis urine peningkatan BAK, pasien sudah
BAK 6 kali dari pagi
Minum: 1000 cc, BAK 1000 cc,
infus NaCl 500 cc
BC= CM-(CK+IWL)
BC= 1500-1313,33
BC= + 186.67 (dalam 16 jam)
Tanda-tanda dehidrasi (-)
E. Evalusi Keperawatan

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AM DENGAN DIABETES


MELITUS TIPE II DI RUANG MAWAR RSUP SANGLAH
TANGGAL 14-16 DESEMBER 2015
NO. HARI/TGL/JAM NO. DX EVALUASI SUMATIF PARAF
1 Rabu, 16 1. S : Pasien mengatakan badannya masih
Desember 2015 lemas, pusing (-)
Pukul 16.00 O : Gula darah 2 JPP 163 mg / dL
WITA A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3
2. Rabu, 16 2. S: Pasien mengatakan masih memiliki
Desember 2015 peningkatan BAK, pasien sudah
Pukul 16.00 BAK 6 kali dari pagi.
WITA O: Minum: 1000 cc, BAK 1000 cc,
infus NaCl 500 cc, tanda-tanda
dehidrasi (-)
BC= CM-(CK+IWL)
BC= 1500-1313,33
BC= + 186.67 (dalam 16 jam)
A: Tujuan tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien

3. Rabu, 16 3. S: Pasien mengatakan masih


Desember 2015 merasakan nyeri pada perut bagian
Pukul 16.00 kiri hingga pinggang, nyeri
WITA dirasakan hilang timbul, skala nyeri
2, nyeri kaki berkurang
O: Pasien tampak memegang daerah
yang nyeri, pasien tampak
lemas,TD:120/70 mmHg, N: 72
x.mnt, RR: 20/menit, S: 36, 6oC
A: Tujuan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,
2 Rabu, 16 4. S : Pasien mengatakan badannya
Desember 2015 masih lemas namun mampu
Pukul 16.00 melakukan aktivitas secara mandiri
dan bertahap
O : Pasien terlihat lemas, pasien sudah
mampu miring kanan kiri secara
mandiri dan makan sendiri
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan interveni 1,2,3,4.
3 Rabu, 16 5. S:Pasien menyatakan sudah memahami
Desember 2015 mengenai penyakitnya
Pukul 16.00 O : Pasien tidak bertanya lagi tentang
penyakitnya.
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan pemahaman pasien
Mengetahui, Denpasar, Denpasar 2015
Pembimbing Praktek Mahasiswa

NIP. NIM

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

NIP.

Anda mungkin juga menyukai