OLEH:
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 14 Desember 2015 Pukul 15.30 WITA di
ruang mawar bed no. 22 RSUP Sanglah dan masuk RS pada tanggal 10 Desember
2015 pukul 11.46 WITA. Data diperoleh melalui sumber data pasien dan catatan
medis pasien dengan NO.CM 15060301 yang dilakukan dengan metode wawancara
(anamnesa), observasi, dan pemeriksaan fisik.
2. Riwayat Kesehatan
I. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan MRS
Pasien masuk rumah sakit karena mengeluh badannya panas sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit serta merasakan nyeri pada daerah perut hingga
pinggang badannya yang terasa sangat lemas, serta mual.
b. Keluhan utama
Pada saat pengkajian, pasien mengeluh merasakan badanya terasa lemas
c. Riwayat Penyakit
Pada saat pengkajian pasien mengatakan bahwa penyakit DM yang diderita
pasien, diketahui semenjak 1 tahun yang lalu. Sebelum diketahui menderita
DM, pasien mengatakan pasien mengeluh lemas seluruh badan, sering haus,
nafsu makan meningkat namun badan tetap kurus serta sering terbangun pada
malam hari untuk BAK sehingga tidur malam terganggu. Karena hal tersebut,
pasien akhirnya memeriksakan keadaannya ke RSUD Wangaya dan pasien
didiagnosa menderita DM tipe II. Sejak saat itu pasien dianjurkan untuk
mengonsumsi obat diabetes dalam bentuk tablet (pasien lupa nama obat)
namun sejak 3 bulan sebelum masuk RSUP Sanglah pasien tidak
mengonsumsi obat tersebut. Tiga hari sebelum masuk RSUP Sanglah pasien
mengeluh badannya panas, panas mendadak tinggi, mual (+), muntah (-), nyeri
pinggang kiri 1-2 hari sebelum panas muncul, nyeri tidak menjalar, nyeri
dikatakan tidak hilang dengan perubahan posisi maupun beraktivitas, pasien
mengeluh sering BAK 2 hari terakhir, badannya terasa lemas. Karena hal
tersebut pasien dibawa oleh suaminya ke UGD RSUP Sanglah dan pasien
didiagnosa DM tipe II+ Susp PNA (S)+ CAP PSI cls III+ Anemia Ringan HM
ec Susp AUB. Pasien kemudian dianjurkan untuk melakukan rawat inap di
ruang Mawar RSUP Sanglah dan selam dirawat pasien mendapatkan terapi
a. Oksigen 4 lpm NC
b. IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
Fungsinya : NaCl 0.9 % atau disebut dengan garam fisiologis, karena
sifatnya yang tidak toksik adalah untuk melenturkan otot yang tegang,
mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi
(peradangan), mencegah terjadinya infeksi sekaligus memiliki fungsi
antiseptik terhadap luka, menghaluskan kulit (cleansing), memacu
pertumbuhan sel kulit sekaligus mengembalikan menjadi seperti semula
(rejuvenating), dapat mengangkat jaringan nekrotik pada luka. Selain itu
garam memiliki fungsi astringent, yaitu fungsi untuk mengerutkan
jaringan dan/ atau menghentikan atau membatasi sekresi, pengeluaran atau
perdarahan.Natrium klorida 0.9 % adalah larutan fisiologis yang terdapat
dalam tubuh, oleh karena itu maka larutan ini tidak menimbulkan reaksi
hipersensitifitas terhadap tubuh. Larutan fisiologis ini merupakan larutan
isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari
kondisi kering, menjaga kelembapan di sekitar luka dan membantu dalam
proses penyembuhan. Kontraindikasi: hipernatremia, asidosis,
hipokalemia.
c. Paracetamol 3x500 mg PO
Fungsinya,sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak
tahan asetosal.Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri
pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.
Menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi. Kontraindikasi:
hipersensitifitas terhadap paracetamol dan defisiensi glokase-6- fosfat
dehidrogenase, gangguan fungsi hati.
d. Drip insulin mulai 1 unit/jam + D5% , switch : Lantus 1 x 6 unit SC,
Novorapid 3 x 6 unit SC
Fungsi insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah
penggunaan lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan
glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan
membantu penyimpanan glikogen di dalam sel otot dan hati. Insulin
endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedang insulin
eksogen adalah insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk
farmasi. Indikasi penggunaan insulinpada ; DM gestasional dan
penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja tidak
dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Ketoasidosis diabetik.
Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik. Penyandang DM yang mendapat
nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk
memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap akan
memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi
peningkatan kebutuhan insulin. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang
berat. Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
e. Cefriaxon 2 x1 gr IV drip dalam NS 100 cc habis dalam 1 jam
Cefriaxon adalah obat antibiotika yang digunakan untuk infeksi saluran
napas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi
tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal.
f. Azythromycin 1 x 500 mg PO
Azythromycin adalah golongan antibiotik makrolida yang dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi akibat bakteri seperti
infeksi telinga, kelamin, kulit, sinusitis, bronkitis, pneumonia, tonsilitis
dan faringitis. Azythromycin bekerja dengan cara menghentikan
perkembangan bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut.
g. SF 3 x 200 mg PO
Indikasi: anemia hipokronik dan makrositik, ibu hamil
Efek samping: nyeri lambung, konstipasi, diare dan kolik
h. Vit C 3 x 100 mg PO
Vitamin C bermanfaat sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, tulang, sendi dan
sebagainya.Vitamin C mampu menurunkan kadar gula yang terdapat
dalam tubuh dan dapat mencegah efek buruk dari diabetes bagi
penderitanya.
X X X X
X X X X X X
X X
X X
Keterangan :
X = Laki laki meninggal = Perempuan
= Dalam 1 rumah
= Pasien
3. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernapas
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
pasien tidak mengalami gangguan dalam bernafas, masih mampu bernapas
dengan normal melalui hidung (airway bebas).
b. Makan dan minum
Saat pengkajian pasien dan keluarga pasien mengatakan:
- Makan : sebelum masuk rumah sakik, pasien mengatakan biasa makan 1
porsi nasi lengkap dengan sayur dan lauk, dengan frekuensi makan 3 x
sehari setelah pasien dirawat inap, makanan pasien mampu menghabis 1
porsi makanan yang diberikan pihak rumah sakit. dengan frekuensi 3 x
sehari. Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan dalam nafsu makan.
- Minum : Pasien mengatakan sebelum dan sesudah masuk rumah sakit
jumlah cairan atau konsumsi airnya sama yakni kurang lebih 6 8 gelas
per hari.
1. Antropometri: TB = 155cm ; BB = 47 kg, IMT : 19,58 kg / m2
2. Biokimia: HGB= 7.3 g/dL, Glukosa: 187 mg/dL
3. Clinical: Kesadaran compos mentis, kondisi umum lemah, GCS
E4V5M6
4. Diet: DM 1900 kalori
c. Eliminasi
Pada saat pengkajian pasien mengatakan:
- BAK : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasa BAK 4 5 x
sehari, berwarna kuning jernih , bau khas urine, volume 1500 ml / hari.
Pada saat pengkajian pasien mengatakan keinginan untuk BAK meningkat
5 hari terakhir, pasien sudah BAK 5 kali dari tadi pagi 06.00-15.30. Urine
berwarna kuning, bau khas urine, volume 750 cc/9 jam
- BAB : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasa BAB 1 x
sehari dengan konsistensi padat, berbentuk silinder, bau khas feses, serta
tidak merasakan nyeri saat BAB, pada saat pengkajian pasien mengatakan
baru BAB 1 kali dari pertama kali masuk rumah sakit dengan konsistensi
padat, berbentuk silinder, bau khas feses.
d. Gerak dan aktivitas
Sebelum MRS, pasien mengatakan masih dapat beraktivitas dan bekerja
seperti biasanya, namun setelah MRS, pasien mengeluhkan sulit beraktivitas /
bergerak karena pasien merasakan badannya lemas sehingga pasien lebih
banyak bed rest di atas TT dan sesekali duduk diatas tempat tidur.
ADL 0 1 2 3 4 KET.
Makan dan minum V 0 = Mandiri
Toileting V 1 = Dengan alat bantu
Mobilisasi dari TT V 2 = dibantu orang lain
Berpakaian V 3 = dibantu orang lain
dan alat
Berpindah V 4 = Tergantung total
Ambulansi V
e. Istirahat tidur
Saat pengkajian pasien dan keluarga pasien mengatakan sebelum dan sesudah
masuk rumah sakit, pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pola tidur.
pasien biasa tidur siang selama 2 jam dan tidur malam mulai jam 21.30 dan
bagun di pagi hari pada pukul 06.00 wita.
f. Kebersihan diri
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien biasa
mandi 2 kali sehari. Setelah masuk rumah sakit pasien biasa di lap oleh
suaminya 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
g. Pengaturan suhu tubuh
Saat pengkajian suhu tubuh pasien dalam batas normal yakni 37 O C.
h. Rasa nyaman
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien tidak
pernah mengalami gangguan rasa aman. Sesudah sakit pasien mengatakan
merasa sering pusing dan nyeri pada perut sebelah kiri, nyeri dirasakan hilang
timbul, nyeri terkadang sampai ke kaki, skala nyeri 3 (0-10)
i. Rasa aman
Sebelum MRS, pasien biasa beraktivitas dan bekerja, namun setelah MRS,
Pasien menyatakan mengalami kesulitan dalam gerak dan aktivitas karena
merasa lemas sehingga perlu bantuan dalam mobilisasi, sehingga pasien
kurang aman jika ditinggal pergi sendiri seperti contohnya ke kamar mandi.
Skala risiko jatuh (Skala Morse):
- Usia = kurang dari 60 tahun (0)
- Defisit sensoris = kacamata bukan bifokal (0)
- Aktifitas = ADL dibantu sebagian (2)
- Riwayat jatuh = tidak pernah (0)
- Kognisi = orientasi baik
- Pengobatan dan Penggunaan Alat Kesehatan = 2
- Mobilitas = dibantu sebagian (3)
- Pola BAB/BAK = teratur (0)
- Komorbiiditas = diabetes (0)
Total score = 7 ( risiko rendah)
Keterangan :
Risiko rendah : 0-7
Risiko tinggi : 8-13
Risiko sangat tinggi 14
j. Sosialisasi dan komunikasi
Pasien mengatakan, baik sebelum maupun sesudah masuk rumah sakit tidak
mengalami gangguan dalam bersosialisasi dan komunikasi baik dengan
keluarga maupun lingkungan disekitar ia dirawat.
k. Prestasi dan produktivitas
Pasien mengatakan tidak pernah mendapatkan penghargaan tertentu baik
dalam lingkungan sekolah ataupun lingkungannya.
l. Ibadah
Pasien mengatakan yakin akan kepercayaan atas agama yang dianutnya. Saat
sakit pasien biasa berdoa dari tempat tidur.
m. Rekreasi
Pasien mengatakan biasa pasien menghibur diri dengan mengobrol bersama
suami dan senang menonton TV
n. Pengetahuan
Pasien mengatakan kurang memahami mengenai penyakitnya,bagaimana cara
mengatur agar gula darah tetap terkontrol dan tidak melonjak secara tiba-tiba,
serta batas kadar glukosa normal
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Rumusan masalah:
P : Nyeri akut
E : Agen injuri fisik
S : Pasien mengatakan merasa pusing dan nyeri pada perut sebelah kiri bawah, skala
nyeri 3 (0-10), nyeri timbul jika beraktivitas, terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri
tidak menentu, pasien tampak meringis, pasien tampak memegang daerah perut
kiri bawah, TD: 110 / 80 mmHg, S: 370 C, N: 80 x / menit, RR: 20 x / menit,
Pasien didiagnosa Susp PNA (S)
Proses terjadinya : Resistensi insulin (Diabetes Mellitus type II) yang berujung
komplikasi mikrovaskuler yang dapat menyebabkan terjadinya nefropati
deabetika. Kerusakan ginjal yang spesifik pada DM mengakibatkan perubahan
fungsi penyaring, sehingga molekul besar seperti protein dapat lolos ke kantung
kemih. Selain itu nyeri pada penderita DM dapat disebabkan oleh neoropati yang
dapat menimbulkan nyeri pada bagian yang mengalami komplikasi Diabetes
Melitus tersebut. Proses kejadian neuropati biasanya progresif dimana terjadi
degenerasi serabut-serabut saraf dengan gejal-gejala nyeri bahkan baal.
Akibat apabila tidak ditangani:
Kenyamanan pasien akan terganggu, bahkan pasien dapat mengalami nyeri
kronis.
DATA STANDAR MASALAH
NO. DATA FOKUS
NORMAL KEPERAWATAN
4. DS : pasien - Pasien tidak lemas Intolerasi Aktivitas
mengatakan dan tidak pusing
badannya lemas.
DO: pasien terlihat - Pasien terlihat
lemas, terpasang tidak lemas, pasien
infus di tangan mampu melakukan
kanan dan aktivitas aktivitas secara
pasien dibantu orang bertahap
lain - Kadar glukosa
Skor ADL : 12 darah pagi
kadar glukosa darah normalnya kurang
pagi 187 mg/dL, dari 100
kadar glukosa darah
- Kadar glukosa
2 jam PP 326 mg/dL
darah pagi
Hb= 7.3 gr/dL, Na
normalnya kurang
=128 mmol/L
dari 200
- Hb 12.0-16.0 gr/dL
- Na 136-145
mmol/L
Rumusan masalah
P :Intoleransi aktifitas
E : Kelemahan fisik
S :Pasien mengatakan lemas, pasien terlihat lemas, terpasang infus di tangan
kanan dan aktivitas pasien dibantu orang lain, skor ADL : 12, kadar glukosa
darah pagi 187 mg/dL, kadar glukosa darah 2 jam PP 326 mg/dL, Hb= 7.3
gr/dL, Na =128 mmol/L.
Proses terjadinya
Penyakit yang diderita pasien (diabetes melitus) menyebabkan glukosa intrasel
menurun sehingga menyebabkan pembentuka ATP terganggu mengakibatkan
kelemahan terjadilah intoleransi aktifitas.
Akibat bila tidak ditangani :
Intoleransi aktifitas, pasien tidak dapat beraktifitas secara mandiri
D. Implementasi Keperawatan
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AM DENGAN DIABETES
MELITUS TIPE II DI RUANG MAWAR RSUP SANGLAH
TANGGAL 14-16 DESEMBER 2015
17.30 4 Membantu untuk memilih aktivitas Pasien mengatakan pasien saat ini
WITA konsisten yang sesuai dengan hanya mampu miring kanan, miring
kemampuan fisik, psikologi dan kiri, duduk, da berjalan ke kamar
sosial mandi namun harus dibantu oleh
orang lain karena pasien sering
merasa pusing sehingga takut
melakukan kegiatan sendiri.
18.10 4 Membantu pasien untuk Pasien memilih untuk melakukan
WITA mengidentifikasi aktivitas yang aktiitas diatas tempat tidur seperti
disukai miring kanan, miring kiri,
menggerakkan kaki dan tangan
secara bertahap
cc/13 jam)
20.00 3 Delegatif pemberian : Obat masuk (+) per oral , alergi (-),
WITA a. Paracetamol 500 mg mual dan muntah (-)
b. SF 200 mg
c. Vit C 100 mg
21.00 1 Delegatif pemberian obat Lantus 6 Obat masuk secara SC, alergi (-)
WITA unit
06.00 1 Memantau kadar gula darah pagi Kadar gula darah 180 mg/ dL
WITA
06.10 2 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, Nadi perifer teraba, turgor kulit
WITA turgor kulit, dan membran mukosa elastis, membran mukosa kering,
CRT , 2 detik
07.00 3,4 Delegatif pemberian obat: Obat masuk (-) per oral, mual (-),
WITA a. Paracetamol 500 mg IO muntah (-), alergi (-)
b. SF 200 mg IO
c. Vit C 100 mg IO
09.00 1 Memantau kadar gula darah pasien Pasien kooperatif, kadar gula darah
WITA 2 jam PP 2 jam PP 278 mg/dL
12.20 3,4 Kolaborasi pemberian obat Obat masuk (+) secara IO, alergi (-
WITA a. Paracetamol 500 mg IO ), mual (-), muntah (-)
b. SF 200 mg IO
c. Vit C 100 mg IO
18.00 1,2,3, Mamantau KU pasien dan TTV Keadaan umum masih lemah,
WITA 4 pasien pasien mengeluh kesemutan pada
kaki dan nyeri perut hingga ke
pinggang, nyeri hilang timbul,
skala nyeri 3
TD: 120/80 mmHg
N: 88 x/menit
RR: 20 x/mnt
S: 36oC
18.30 1 Kolaborasi pemberian insulin 6 Obat masuk secara SC (+), alergi (-
WITA units )
20.30 3,4 Kolaborasi pemberian obat: Obat masuk (+), alergi (-), mual
WITA a. Paracetamol 500 mg IO dan muntah (-)
b. SF 200 mg IO
c. Vit C 100 mg IO
21.05 1 Kolaborasi pemberian Lantus 6 unit Obat masuk secara SC (+), alergi (-
WITA )
06.00 1 Memantau gula darah pagi Gula darah pagi 190 mg/dL
WITA
09.00 1 Memantau kadar gula darah pasien Pasien kooperatif, kadar gula darah
WITA 2 jam PP 163 mg/dL
11.35 1,2,3, Memantau KU, TTV pasien dan Pasien mengatakan badannya
WITA 4 mengkaji nyeri pasien masih lemas, pusing (-), nyeri
hilang timbul pada perut bagian kiri
hingga pinggang, skala nyeri 2,
nyeri kaki berkurang, pasien
tampak memegang daerah yang
nyeri
TD:120/70 mmHg
N: 72 x.mnt
RR: 20/menit
S: 36, 6oC
12.15 1 Mengkolaborasikan pemberian Obat masuk secrara SC, alergi (-)
insulin 6 unit
12.20 3,4 Kolaborasi pemberian obat Obat masuk (+) secara IO, alergi (-
a. Paracetamol 500 mg IO ), mual (-), muntah (-)
b. SF 200 mg IO
c. Vit C 100 mg IO
NIP. NIM
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
NIP.