Anda di halaman 1dari 5

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.

1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di


PT. Petrokimia Gresik
Farandy Afrizal dan Muhammad Nur Yuniarto
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
Mnur@me.its.ac.id

Pompa sentrifugal P951E merupakan salah satu alat penunjang


di PT. Petrokimia Gresik yang berfungsi menyalurkan air untuk
proses produksi. Dari peninjauan di lapangan, diketahui bahwa
pompa ini mengalami kerusakan karena impelernya bergesekan
dengan casing pompa. Pada umumnya apabila kerusakan ini
terjadi, dilakukan penggantian bearing atau impeler yang lebih
cepat dari jadwal penggantiannya. Penelitian ini dilakukan
untuk menentukan akar penyebab kerusakan dan meningkatkan
life time dengan menjaga reliability pompa tersebut. Untuk
mendapatkan solusi permasalahan, digunakan Root Cause
Failure Analysis (RCFA) untuk menentukan lokasi, penyebab,
dan akibat kerusakan yang terjadi. Metode RCFA yang
digunakan adalah inspeksi vibrasi dan pemeriksaan visual, Gambar 1 Kerusakan pada komponen pompa dan motor [1]
kemudian analisa akar penyebab kerusakan dilakukan dengan
menggunakan konsep Ishikawa atau fish bone diagram. Setelah
penyebab kerusakan diketahui, maka dibuatlah Failure Modes
Dari data yang didapatkan diketahui bahwa pompa
and Effect Analysis (FMEA) untuk pompa sentrifugal P951E. sentrifugal dengan hisapan tunggal P951E sering mengalami
Hasil yang didapatkan dari RCFA dan Ishikawa diagram adalah masalah karena impelernya bergesekan dengan casing
kerusakan-kerusakan yang terjadi serta akar penyebabnya. pompa sehingga, menyebabkan keausan pada material
Kerusakan tersebut antara lain keausan pada impeler, bearing impeler. Pada umumnya apabila hal ini terjadi dilakukan
breakage, looseness, misalignment, dan unbalance. Gejala penggantian bearing yang frekuensinya lebih cepat dari
kerusakan unbalance dan structural looseness muncul sebagai penjadwalan maintenance pompa tersebut.
kerusakan yang paling dominan dengan nilai vibrasi 5.2 mm/s. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan life time dari
Strategi perbaikan untuk menjaga life time pompa diberikan
dalam bentuk FMEA pada setiap komponen yang mengalami
pompa sentrifugal dengan cara menjaga reliability pompa
kerusakan sebagai solusi permasalahan. tersebut dari kerusakan yang dapat terjadi.
Permasalhan yang dibahas pada penelitian ini adalah
Kata kunci : Pompa sentrifugal, Root Cause Failure mengetahui apa saja jenis kerusakan yang terjadi pada
Analysis (RCFA), Ishikawa diagram, Failure Modes and pompa sentrifugal dengan hisapan tunggal P951E,
Effect Analysis (FMEA). menganalisa bagaimana kerusakan-kerusakan tersebut dapat
terjadi. dan memberikan solusi yang tepat terhadap
kerusakan yang tersebut.
I. PENDAHULUAN
Pompa merupakan salah satu alat yang banyak digunakan
dalam dunia industri. Hampir pada setiap industri
menggunakan pompa sebagai sarana penunjang proses
produksi yang ada. Pompa digunakan untuk memindahkan
fluida cair dari tekanan rendah ke tekanan yang lebih tinggi
atau tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi. Pompa
memiliki berbagai macam jenis dan fungsi, salah satunya
adalah pompa sentrifugal dengan hisapan tunggal P951E
yang digunakan oleh Petrokimia Gresik sebagai alat bantu
pengairan untuk suplai air pada proses produksi.
Mengingat pentingnya peran pompa ini, maka
maintenance yang dilakukan juga harus diperhatikan dengan
baik. Penyusunan startegi maintenance yang tepat dilakukan
agar pompa terlindung dari bahaya kerusakan yang dapat
terjadi seperti kavitasi, misalignment, unbalance, coocked
bearing, dan kerusakan lainnya sehingga kinerja pompa
tidak terganggu. Gambar 1 merupakan berbagai macam
kerusakan yang sering terjadi pada pompa sentrifugal.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 2

II. URAIAN PENELITIAN

Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini dapat


dilihat pada gambar 2, sebagai berikut :

Gambar 3 Lokasi dan arah pengambilan data vibrasi [2]

Hasil yang didapat pada pemeriksaan vibrasi berupa nilai


dari besarnya vibrasi yang terjadi, Namun data tersebut
masih harus diolah terlebih dahulu menjadi spektrum getaran
agar dapat dianalisa gejala kerusakan yang ada. Proses
pengolahan data awal hingga terbentuknya spektrum pada
vibration inspection dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 Proses terbentuknya spektrum [2]

Nilai getaran akan dibaca oleh sensor dalam satuan mm/s


menggunakan accelerometer yang diinterpretasikan dalam
Tidak
grafik percepatan per waktu. Lalu hasil tersebut diubah
Ya menggunakan metode Fast Fourier Transformation (FFT)
sehingga diperoleh hasil berbentuk grafik spectrum dari
kecepatan (velocity) terhadap frequency dari getaran [3].
Setelah grafik spektrum didapat, nilai vibrasi tersebut
Gambar 2 Diagram alir penelitian dianalisa dan dibandingkan dengan standar ISO 10816-3
yang ditampilkan seperti pada gambar 5. Analisa dilakukan
Penelitian ini dimulai dengan melakukan peninjauan di sesuai dengan nilai batas aman kategori pompa dan motor
lapangan untuk mengetahui kondisi terkini dari pompa dan yang digunakan. Identifikasi permasalahan dan pemilihan
historisis kerusakan yang selama ini terjadi serta upaya perlakuan yang tepat untuk masalah pada motor dan pompa
perbaikan yang telah dilakukan. Metode yang digunakan diperoleh dari analisa hasil inspeksi data grafik vibrasi.
adalah metode visual atau pengamatan langsung pada unit
pompa sentrifugal P951E dan wawancara di lapangan.
Dari peninjauan yang dilakukan, diketahui masalah apa
yang terjadi pada pompa tersebut. Salah satu upaya
preventive maintenance yang dilakukan pihak PT.
Petrokimia Gresik adalah menganalisa kondisi motor dan
pompa (condition monitoring) dengan menggunakan
pengamatan secara visual dan vibration monitoring.
Pengamatan secara visual dilakukan pada komponen
pompa atau motor yang mengalami kerusakan saat
pembongkaran berlangsung. Sedangkan untuk pengambilan
data vibrasi, dilakukan pada 4 bagian yaitu sisi dalam dan
luar pompa, serta dalam dan luar motor. Pada setiap sisi
dilakukan pengambilan data sebanyak 3 kali, yaitu pada sisi
horizontal, vertical, dan axial. Lokasi dan arah pengambilan
data vibrasi seperti yang ditampilkan pada gambar 3 Gambar 5 ISO 10816-3 [4]

Setelah kerusakan-kerusakan yang terjadi pada pompa


sentrifugal P951E diketahui, selanjutnya dilakukan Root
Cause Faure Analysis (RCFA) dengan menngunakan konsep
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 3

Ishikawa diagram. Konsep Ishikawa diagaram digunakan


untuk menetukan akar penyebab dari kerusakan-kerusakan 2. Bearing mengalami kerusakan berupa kekeringan
yang terjadi, seperti yang ditampilkan pada gambar 6. pelumas di bagian dalam, kerusakan berupa retakan
memanjang dengan arah bagian tengah outer bearing,
goresan-goresan dan deformasi pada permukaan
akibat gesekan dan benturan.

Gambar 6 Ishikawa diagram [5]

Ishikawa diagram dibuat pada keseluruhan komponen Gambar 8 Kerusakan pada bearing
yang ada pada pompa sentrifugal dan dianalisa pada
komponen yang mengalami kerusakan. Komponen yang B. Analisa Spektrum Getaran
mengalami kerusakan ini nantinya akan dianalisa lagi
dengan menggunakan Ishikawa diagram yang lebih Untuk menentukan beberapa jenis kerusakan, selain
mendalam pada jenis kerusakan yang terjadi. Langkah dilakukan analisa berdasarkan trend grafik juga diperlukan
seperti ini dilakukan terus hingga didapat akar dari penyebab analisa secara perhitungan. Salah satu jenis kerusakan
kerusakan dan gejala kerusakan yang paling dominan. tersebut adalah kerusakan yang terjadi pada bearing seperti
Setelah akar kerusakan dan lokasi kerusakan diketahui, band pass inner dan outer frequency, rolling element, dan
maka selanjutnya adalah merumuskan strategi perbaikan dan defect on cage.
perawatan dengan menggunakan konsep Failure Modes and Setelah pengambilan nilai vibrasi, hasil pengukuran yang
Effect Analysis (FMEA). didapat dari 4 posisi pada pompa dan motor serta 3 arah
Dalam perumusan FMEA suatu objek, terdapat beberapa untuk masing-masing posisi, dibandingkan dengan
langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain [6] : ISO10816-3.
1. Menentukan objek atau sistem yang akan dianalisa .
2. Membuat hierarki equipment dari objek yang telah dipilih.
3. Merumuskan mode dan penyebab kegagalan.
4. Menganalisa dampak dari kerusakan yang terjadi.
5. Menentukan target yang akan dilindungi.
6. Menetapkan nilai severity.
7. Menetukan probabilitas kerusakan yang terjadi.
8. Menentukan risk code dengan menggunakan risk matrix.
9. Merumuskan langkah perbaikan dari setiap mode
kegagalan.

III. HASIL DAN DISKUSI


Gambar 9 Spektrum vibrasi pada motor ouboard vertical
A. Kerusakan Pada Pompa Sentrifugal P951E
Grafik spektrum vibrasi pada motor outboard
Pemeriksaan dilakukan saat pompa mengalami gangguan vertical seperti pada gambar 9 menunjukkan pada 1xRPM
berupa kebisingan. Pemeriksaan dengan menggunakan nilai velocity vibrasi masih berada dalam batas aman di
metode inspeksi vibrasi dilakukan saat pompa sedang bawah garis kuning dengan nilai 2.15 mm/s. Sedangkan pada
beroperasi sedangkan pemeriksaan secara visual dilakukan 2xRPM sudah melewati batas aman yang diizinkan atau
dengan membongkar pompa dan melihat langsung kerusakan garis kuning berdasarkan ISO 10816-3 dengan nilai 3.3
yang terjadi. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan didapat mm/s, sementara itu pada 3xRPM masih dalam batas aman
beberapa kerusakan yang terjadi, antara lain : dengan nilai 0,45 mm/s. Dari trend grafik menunjukkan
1. Terdapat keausan pada bagian dalam casing dan adanya indikasi paralel misalignment di mana muncul
bagian luar impeler pompa amplitudo yang besar pada 1xRPM lalu bertambah besar
pada 2xRPM dan mengalami penurunan pada 3xRPM.
Analisa spektrum getaran dilakukan pada seluruh bagian
pompa, di mana gejala kerusakan yang didapat dibuat dalam
tabel 1 sebagai berikut.

Gambar 7 Kerusakan impeler dan casing


JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 4

Tabel 1 Hasil pemeriksaan spektrum getaran pompa sentrifugal


P951E
Bagian Motor/Pompa yang Jenis Kerusakan
Diperiksa
Motor Outboard Vertical Paralel Misalignment
Motor Outboard Horizontal Bearing Looseness
Motor Outboard Axial Aman
Motor Inboard Vertical Misalignment
Motor Inboard Horizontal Bearing Looseness
Motor Inboard Axial Misalignment
Pump Outboard Vertical Unbalance dan looseness Gambar 11 Kerusakan pada bearing
Pump Outboard Horizontal Bearing Losseness
Pump Outboard Axial Aman Analisa kerusakan dilakukan terus pada setiap jenis
Pump Inboard Vertical Bearing Looseness kerusakan yang muncul hingga didapat akar dari kerusakan
Pump Inboard Horizontal Aman dan kavitasi yang terjadi pada ishikawa diagram yang paling akhir seperti
Pump Inboard Axial Paralel Misalignment yang terlihat pada gambar 11.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pompa memiliki


beberapa indikasi kerusakan, namun gejala kerusakan yang
paling dominan adalah unbalance dan structure looseness,
di mana gejala kerusakan ini terjadi pada pump outboard
vertical yang memiliki nilai vibrasi paling tinggi
dibandingkan yang lain, yaitu 5.2 mm/s. Selain itu, indikasi
kerusakan yang terjadi adalah kelonggaran pada pondasi
pompa dan paralel misalignment.
C. Analisa Akar Kerusakan
Gambar 12 Ishikawa diagram structural looseness

Berdasarkan analisa vibrasi yang telah dilakukan Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, diketahui
diketahui kerusakan-kerusakan apa saja yang terjadi pada bahwa looseness disebabkan oleh unbalance, hal ini dapat
pompa sentrifugal P951E, kemudian langkah selanjutnya dilihat pada hasil inspeksi vibrasi di mana terdapat indikasi
dibuatlah Ishikawa digram untuk memudahkan analisa unbalance pada pump outboard vertical yang memiliki nilai
kerusakannya. vibrasi paling tinggi dibandingkan gejala kerusakan yang
Untuk menganalisa hingga akar penyebab kerusakan, lain sehingga menimbulkan efek kerusakan yang paling
maka Ishikawa diagram pompa secara keseluruhan dibuat dominan.
lebih detail pada komponen pompa yang mengalami Unbalance mengakibatkan munculnya vibrasi dan
kerusakan agar didapat akar penyebab kerusakannya. menyebabkan looseness pada pondasi, kopling dan baut
pengikat. Kerusakan looseness juga dapat menyebabkan
perubahan kondisi alignment yang telah dilakukan
(misalignment).

D. Solusi Permasalahan

Berdasarkan kerusakan yang terjadi dan analisa akar


penyebab kerusakannya, maka dirumuskan strategi
Gambar 10 Ishikawa diagram gesekan impeler dengan casing perbaikan yang tepat dengan menggunakan FMEA untuk
mencegah kerusakan tersebut terulang kembali. Penyusunan
Analisa akar penyebab gesekan antara impeler dan FMEA difokuskan pada komponen yang mengalami
casing dengan menggunakan Ishikawa diagram seperti pada kerusakan, yaitu bearing dan impeler.
gambar 9, di mana gesekan yang terjadi dapat disebabkan Untuk masalah unbalance, masih belum diketahui
oleh beberapa hal seperti kesalahan dalam pemasangan, jenis unbalance yang terjadi. Untuk menentukan jenis
kegagalan pada poros pompa, kegagalan pada bearing, dan unbalance, dapat dilakukan pengecekan nilai vibrasi saat
unbalance. motor diberi beban. Nilai vibrasi diambil dan dicatat saat
Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, diketahui motor dioperasikan hingga beban motor dihentikan. Apabila
bahwa gesekan antara impeler dan casing disebabkan oleh nilai vibrasi mengalami penurunan secara perlahan maka hal
kegagalan pada bearing. Hal ini dapat diketahui pada saat ini menunjukkan bahwa unbalance adalah mechanical
pembongkaran pompa ternyata bearing mengalami unbalance, sedangkan electrical unbalance terjadi jika nilai
kerusakan. Kerusakan pada bearing ini yang menyebabkan vibrasi motor menurun secara drastis apabila beban
poros bergerak maju pada putaran tinggi dan mengakibatkan dihentikan.
putaran impeler mengenai casing pompa. Dari masalah unbalance, langkah terpenting untuk
mengatasi masalah tersebut adalah melakukan balancing
pada rotor dengan penambahan massa pembalans atau
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 5

pengurangan massa rotor (pengeboran). Jika masalah adalah


electrical unbalance akibat kumparan stator motor, maka UCAPAN TERIMAKASIH
dilakukan rewinding (penggulungan ulang kumparan).
Apabila masalah unbalance telah terselesaikan, langkah Penulis mengucapkan terimaksih atas seluruh dukungan
selanjutnya adalah melakukan perbaikan pondasi, kopling yang telah diberikan kepada kedua orang tua, dosen-dosen
dan baut-baut pengikat. Hal ini penting dilakukan karena dan rekan-rekan Jurusan Teknik Mesin ITS serta PT.
komponen-komponen tersebut selain berfungsi membuat Petrokimia Gresik yang telah membantu demi kelancaran
lebih rigid konstruksi motor dan pompa juga berfungsi penelitian ini.
sebagai peredam getaran.
DAFTAR PUSTAKA

IV. KESIMPULAN [1] Priyahananda Onny. 2006. Bagian-bagian Pompa


Sentrifugal, <URL>http://onnyapriyahanda.com/bagian-
bagian-pompa-sentrifugal/
Kesimpulan yang diperoleh dari inspeksi dan analisa [2] Shreve Denis H. November 1995. Signal Processing for
kerusakan yang dibahas dalam tugas akhir ini antara lain: Effective Vibration Analysis. IRD Mechanalysis, Inc.
1. Kerusakan yang terjadi pada pompa sentrifugal P951E Columbus, Ohio
adalah gesekan antara casing dengan impeler pompa, [3] MOBIUS INSTITUTE.2005.Vibration Training Quick
unbalance, looseness, misalignment, dan vibrasi. Reference. Victoria
2. Kerusakan yang terjadi pada pompa sentrifugal P951E [4] Pruftechnik.1998. VIBROTIP and VIBROCODE Operating
disebabkan oleh : Instruction. PRFTECHNIK AG Documentation Department.
Kerusakan pada impeler dan bearing, di mana Ismaning, Germany
[5] Prakash Om, Pandey R. K. August. 1995. Failure Analysis of
kerusakan ini diakibatkan oleh gesekan antara
the Impellers of a Feed Pump. Department of Applied
impeler dengan casing pompa. Mechanics, Indian Institute of Technology, New Delhi
Kerusakan pada bearing mengakibatkan poros 110016, India.
bergerak maju saat pompa bekerja pada putaran [6] Gaspersz Vincent. 2002. FMEA Menurut Vincent Gaspersz,
tinggi, sehingga impeler bergesekan dengan casing <URL>http://id.shvoong.com/socialsciences/economics/22250
pompa. 56-fmea-menurut-vincent-gaspersz-2002/
Kerusakan pada bearing disebabkan oleh
misalignment pada kopling, selain itu juga
disebabkan oleh pemasangan yang salah dan
kekurangan pelumas.
Misalignment pada kopling disebabkan oleh
kerusakan looseness yang menyebabkan alignment
yang telah dilakukan menjadi tidak sejajar kembali.
Kesalahan dalam pemasangan disebabkan oleh
ketidaksesuaian tipe bearing yang digunakan, yaitu
bearing 6305 (deep grove ball bearing) dengan
bearing 7305 (angular contact ball bearing), selain
itu kekurangan pelumas yang terjadi disebabkan oleh
kebocoran seal yang mengalami gangguan karena
gejala looseness.
Gejala kerusakan looseness disebabkan oleh indikasi
kerusakan unbalance pada pondasi pompa dan motor
3. Strategi maintenance yang dilakukan untuk setiap
kompenen yang mengalami kerusakan adalah sebagai
berikut :
Komponen Strategi Perbaikan dan Pearawatan
Ganti dengan bearing yang baru dan
lakukan pemeriksaan kesesuain jenis
Bearing
bearing yang digunakan dengan pompa
serta standar prosedur pemasangannya.
Impeler Ganti dengan impeler yang baru.
Melakukan balancing pada rotor dengan
penambahan massa pembalans atau
pengurangan massa rotor (untuk
Motor
mechanical unbalance), serta penggulungan
ulang kumparan atau rewinding (untuk
electrical unbalance).
Lakukan alignment ulang setelah dilakukan
Kopling
balancing pada motor dan pondasi pompa.
Perbaiki pondasi pompa dengan memeriksa
dan mengencangkan bau-baut pengikat
Pondasi pompa
sebagai peredam getaran ke arah vertikal
untuk mengurangi gejala unbalance.

Anda mungkin juga menyukai