PENDAHULUAN
1
4. Dhrosophila memiliki kromosom yang ukurannya relatif besar dan
jumlahnya hanya empat pasang.
5. Penanganan kultur Drosophila / lalat buah sangat mudah dilakukan karena
menggunakan media dengan komposisi bahan yang sederhana dan mudah
ditemui disekitar kita
Dari hal-hal yang dikemukakan oleh Kimball dan dengan
berkembangnya zaman, Peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian
tentang identifikasi Drosophiladiberbagai tempat meliputi Kab. Malang, Kota
Malang dan Blitar. Oleh karena itu, kami mengambil judul penelitian
Identifikasi Spesies Lalat Buah Tangkapan Dari Kab. Malang,Kota Malang,
dan Blitar berdasarkan Ciri Morfologi.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang didapat, maka dapat diketahui
tujuan dari penelitian ini yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi Drosophila yang ditemukan di
daerah Kab. Malang, Kota Malang, Blitar
1.3.2 Untuk mengetahui spesies Drosophila yang ditemukan pada daerah
Kab. Malang, Kota Malang, Blitar
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah :
2
1.4.1 Memberikan informasi kepada masyarakatumum mengenai ciri-ciri
morfologi Drosophila tangkapan yang ada di daerah Kab. Malang,Kota
Malang, dan Blitar
1.4.2 Memberikan informasi mengenai keberadaan jenis Drosophila yang ada
dan berkembang di daerah Kab. Malang,Kota Malang, dan Blitar kepada
Mahasiswa- mahasiswi sebagai bahan penelitian
1.5.1 Drosophila hasil tangkapan dari daerah Kab. Malang,Kota Malang, dan
Blitar dianggap mewakili Drosophila di seluruh wilayah Kab.
Malang,Kota Malang, dan Blitar.
1.6.1 Bagian yang diamati dari Drosophila adalah bagian kepala, toraks,
abdomen, kaki, sayap, ada tidaknya sex-comb.
3
1.6.3 Sampel yang diamati adalah Drosophila jantan dan betina. Pengamatan
ciri morfologi yang dijadikan untuk identifikasi jenis hanya pada
Drosophila jantan.
1.7.2 Fenotip adalah usaha penetapan keadaan tubuh atau ciri-ciri morfologi
dari lalat Drosophila sebagai dasar untuk mengenali dan menetapkan
nama jenis Drosophila.
1.7.3 Sex-comb adalah sisir kelamin yang hanya dimiliki oleh individu jantan
1.7.4 Bristle adalah rambut pendek yang berfungsi sebagai organ sensoris.
1.7.6 Homozigot adalah karakter yang dikontrol oleh dua gen (sepasang) yang
identik.
1.7.7 Heterozigot adalah karakter yang dikontrol oleh dua gen (sepasang)
tidak identik (berlainan)..
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
5
Menurut Bock, IR(1992) marga Drosophila masih dibagi lagi menjadi
empat anak marga, yang anggotanya tersebar di seluruh benua. Keempat anak
marga tersebut dengan penjelasan ciri ciri dan beberapa contoh anggota
jenisnya adalah sebagai berikut :
6
b. Dengan 1, 2 atau semua (biasanya) dari karakter berikut : bristle
acrostical prescutellar yang membesar, bristle steropleural(anterior,
tengah dan posterior) semuanya besar dan ada bristel propleural.
2.2 Ciri-Ciri Morfologi Drosophila
2.2.1 Kepala
7
e. terdapat sungut yang memiliki 2 segmen, proboscis yang bertipe
penghisap, rambut mata tunggal, ,mata majemuk yang berfaset, serta
bukka.
(Sumber: Bock,1976).
2.2.2 Thoraks
Ciri-ciri morfologi yang digunakan dalam klasifikasi adalah :
a. Jumlah deret bulu acrostical terletak didepan, antara deret
dorsocentral.
b. Sterno-index, yaitu perbandingan antara panjang bristle SP1
sampai dengan SP3.
c. Bulu prescutelar, scutellar (rambut anterior scutellar, rambut
posterior scutellar), propleural, spasang scutum humeral,
presutunal, notupleural(anterior notopleural, posterior
notopleural),bulusupralar, stenopleural midle bristle,
stenopleural posterior bristle, sepasang halter, anterior
dosrsosentral bristle, posterior dorsosentral bristle
8
Gambar 2.2 Aspek Morfologi Dada: (kiri), dada tampak dorsal. (kanan),
thoraks tampak lateral. (ADC, anterior dorsosentral; PDC,
posterior dorsocentral; PS, prescutellar; ASC, anterior scultellar;
PSC, posterior scultellar; H1, H2, humeral; MP, mesopleuron;
NP1, NP2, notopleural; PP, propleural; PS, presutural; SA1;
SA2, supra-alar bristle; SP1;SP2;SP3, anterior, tengah, dan
posterior sternopleural) bristle; 1,2,3, posisi kaki depan, tengah,
dan belakang) (Sumber : Bock, 1976).
2.2.3 Abdomen
Pada bagian abdomenDrosophila rata-rata terdiri dari 5
segmen, ada yang memilikibintik tidak merata pada segmen,
rambut-rambut halus yang menyelubungi seluruh permukaan
abdomen dan bagian tubuh tidak metalik,
9
2.2.4 Sayap
Pada bagian sayap berbentuk membulat dibagian ujung, terdapat
pada sayap, alula, kosta berduri, sel anal berkembang, dan tertutup
dibagian ujung.Ciri-ciri morfologi yang sering diperlihatkan adalah :
index costal (C index) a/b, indeks vena keempat (4V idex) c/d, e/f,
M index e/d, g/(g+h).
2.2.5 Tungkai
Pada bagian tungkai terdapat, taji-taji tibia, koksa ,
trokanter, terdapat tarsus yang memiliki 5 segmen, Pulvili,
rambut-rambut tibia.
10
Selain menggunakan kaki Drosophila sebagai ciri morfologi
dalam mengidentifikasi, empodium juga dapat digunakan. Empodium
adalah satu struktur yang timbul dari antara kuku-kuku pada ruas tarsus
terakhir. Empodium adalah seperti rambut atau tidak ada pada
kebanyakan lalat. (Borror, 1991)
11
Telur lalat buah berbentuk bulat panjang, berwarna putih. Telur
tersebut akan mengalami perkembangan selama kurang lebih 24 jam
dan menetas menjadi larva. Drosophila melalui tiga tahapan larva,yaitu
instar1, Instar 2 dan Instar 3 dimana larva akan makan, tumbuh, dan
larva berganti kulit. Apabila larva sudah dewasa, kemudian akan keluar
dari buah dan memasuki stadium pupa. Setelah itu keluarlah serangga
muda (imago) yang kemudian menjadi dewasa (Campbell, 2008).
12
Iskandar (1987) bahwa komunitas Drosophila melanogaster sering
ditemukan di sekitar buah yang busuk.
13
penangkapan serta mengidentifikasi jenis atau spesies Drosophila tersebut
menggunakan kunci identifikasi.
Persamaan ciri morfologi dapat dijadikan sebagai kunci untuk mencari spesies
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah Drosophila tangkapan dari daerah
Kab. Malang, Kota Malang, dan Blitar.Adapun sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah DrosophilaKab. Malang, Kota Malang, dan Blitar yang
ditangkap di lingkungan daerah. Untuk tehknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah tekhnik acak (random sampling). Yaitu dengan
memasang jebakan berupa botol selai yang telah diisi dengan irisan buah
pisang dan pepaya. Lalat yang ada disekitar jebakan berpeluang masuk untuk
menjadi sampel.Sampel yang didapatkan pada masing-masing titik
pengambilan di dapatkan dari memasang jebakan pada sudut-sudut area.
Pada daerah Kabupaten Malang yang bertempat di daerah Kab.
Malang dilakukan pengambilan di tiga titik Rumah yang jaraknya kurang
lebih 2 Km per masing-masing titik, dimana pengambilan tersebut dilakukan
dengan memasang jebakan di sudut dapur dekat tempat sampah, dengan
menggunakan pencahayaan yang minim dan tempat tersebut tidak pernah
digunakan untuk aktivitas lalu lalang penghuni rumah.
Pada Daerah Kota Malang pengambilan sampel dilakukan di tiga titik
yang terletak dibeda kecamatan, dimana yang pertama diambil dari daerah
Sulfat Kecamatan Blimbing , pengamabilan sampel dilakukan dengan
memasang jebakan pisang busuk dan diletakkan disudut loteng rumah.
Pengambilan sampel kedua dan ketiga dilakukan di Kecamatan Tlogowaru
yang bertempat di rumah dan kebun perbatasan , jarak kedua tempat ini
sekitar 2km, pemasangan jebakan hampir sama yaitu dengan memasang
jebakan dengan menggunakan pisang busuk dan ditempatkan pada sudut area
yang jarang dlalui orang dalam beraktivitas.
Pada Daerah Blitar pengambilan sampel dilakukan di tiga titik yang
terletak dibeda kecamatan, dimana yang pertama diambil dari daerah Rumah
Riadna Kecamatan Selorejo, pengamabilan sampel dilakukan dengan
memasang jebakan pisang busuk dan diletakkan disudut loteng rumah.
Pengambilan sampel kedua diambil di sudut pasar buah sidomulyo, tepatnya
16
didekat tempat pembuangan sampah, dan yang ketiga dilakukan diarea
persawahan blitar, pemasangan jebakan hampir sama yaitu dengan memasang
jebakan dengan menggunakan pisang busuk dan ditempatkan pada sudut area
yang jarang dilalui orang dalam beraktivitas.
17
4. Menimbang pisang 700 gram, tape singkong 200 gram, dan gula
merah 100 gram (untuk satu resep).
5. Memblender pisang dan tape singkong yang telah ditambah sedikit
air sampai halus
6. Memasak hasil blenderan selama 45 menit untuk satu resep.
7. Memasukkan gula merah ketika proses pemasakan.
8. Memasukkan medium yang telah masak secukupnya ke dalam botol
selai.
9. Menutup botol selai dengan menggunakan spon.
10. Mendinginkan botol selai dengan menggunakan air rendaman
dalam ember.
11. Setelah dingin, membersihkan uap air di sekeliling dinding botol
dengan tissue.
12. Memberikan sedikit yeast ( 3 butir) dan sebuah kertas pupasi ke
dalam botol
3.5.3 Membuat Stok
1. Menyiapkan botol selai yang telah berisi medium.
2. Memasukkan Drosophila tangkapan dari masing-masing daerah
pada botol.
3. Memberi label pada masing-masing botol.
4. Menunggu hingga muncul pupa yang siap diampul.
3.5.4 Mengampul pupa
1. Memotong selang plastik sekitar 6cm
2. Memasukkan potongan pisang rajamala ke dalam selang
3. Mengambil pupa yang berwarna hitam menggunakan kuas dari
botol ke dalam selang.
4. Menutup selang menggunakan spon.
5. Menunggu hingga pupa menetas.
3.5.5 Mengamati Drosophila
18
2. Memindahkan Drosophila dari ampulan kedalam plastik bening.
19
berdasarkan ciri-ciri yang didapatkan secara langsung menggunakan
mikroskop stereo. Hasil ampulan yang telah diamati dapat disilangkan sampai
keturunan F3 atau ketiga.
20
BAB IV
4.1 Data
Asal Daerah
1. Memiliki sepasang
antenna
2. Keberadaan vitta
frontalis
3. Terdapat carina yang - - -
terlihat jelas dan bulat
4. Carina agak luas dan
datar
5. Rambut vibrissa pada
K posterior mulut
6. E Keberadaan fossa sungut
P
7. A Keberadaan sepasang
L bristle postvertical
8. A Keberadaan ocellar
bristle
9. Keberadaan gena
21
13. Keberadaan second oral
bristle
Vibrisae single (oral
14.
bristle kedua lebih kecil
dari oral bristle pertama)
15. Warna bristle lebih hitam
daripada rambut
16. Keberadaan sungut yang
memiliki 2 segmen
17. Keberadaan sutura
frontalis
18. Keberadaan lunula
frontalis
19. Terdapat keping
genoventrikel
20. Orbital bristle memiliki - - -
rasio 2:1:2
21. Percabangan arista 4
pasang
22. Carina berkembang dan - - -
lebih luas (parsonsi)
23. Keberadaan rambut-
rambut fronto orbital
Memiliki ocellar dan
24.
bristles bagian vertikal
yang besar
25. Keberadaan segitiga
mata tunggak
Segmen antena ke 2 dan
ke 3 bewarna coklat,
26. - - -
segmen ke 3 bewarna
kehitaman pada
anteriornya
27. T Keberadaan stenopleural
midle bristle
28. H Keberadaan stenopleural
posterior bristle
29. O Mesotum bewarna hitam - - -
berkilau
30. R Keberadaan sepasang
scutum humeral
31. A Keberadaan bristle
anterior scutellar
22
32. K Keberadaan bristle
posterior scutellar
33. S Keberadaan anterior
dosrsosentral bristle
34. Memiliki prescutellar
bristle
35. Terdapat anterior
notopleural
36. Terdapat posterior
notopleural
Abdomen memiliki
37. - - -
segmen dan terdiri dari 5
ABDOMEN segmen
38. Bintik tidak merata pada - - -
segmen
39. Keberadaan Presticullar
bristle
40. S Terdapat costal vein
23
Tabel 4.1.2 Tabel perbandingan anatara Drosophila jantan dan Drosophila
betina Pujon, Kota Malang, dan Blitar.
1. Ukuran Tubuh lebih kecil dari betina Ukran atubuh lebih Besar dari Jantan
Memiliki sisir kelamin (sex comb) Tidak Memiliki sisir kelamin (sex
2. yang terletak pada metatarsus dan comb), namun hanya rambut-rambut
tarsus ke 2 halus.
B
a
r A
g d
a a
D n
r y
o a
Gambar 4.1 A. Drosophila Jantan, B. Drosophila Betina
s k
o Sumber: Dokumen Pribadi o
p n
h d
i i
l s
a i
m b
e e
m r
p b
u e
24
n d
y a
a m
4.1.2 Foto Hasil Pengamatan
B
G
F
C
A D
i
r
kE
s e
a m
b
m Gambar 4.2: Drosophila ananassae
a
Keterangan :aBetina; A (Mata majemuk), B ( Sayap), C (Thoraks), D (Abdomen),E
n
(Tungkai),F(ovipositor), G (Segmen)
a g
(Sumber : Dokumen pribadi)
n b
i E
a
F
c k
Bi a
n
r A
i m
m a
C
o D s
i
r n
G g
f
-
o
Gambar 4.3 : Drosophila anannasae m
l
Keterangan : Jantan; A (Tungkai), B (torax), C (Tungkai), D(Sayap),
a E(Mata
o Maajemuk), F(segitiga mata tunggal),G(Costal Vein),
s
(Sumber : Dokumen pribadi) i
g
n
i
g
d
a D
r 25
p
o
a s
E
F
A
B G
C
D
26
4.1.2.2 Drosophila tangkapan Kota Malang
A
H
G
B
F
C
E
D
E
F
C
B
A
H
J I
27
H
F
I
G
C
B
D
A
D
C
28
A
C
F
29
4.1.3 Tabel Gambar Hasil pengamatan
a. Outer vertical
bristle
b. Inner vertical
bristle
c. Segitiga mata
tunggal
d. Posterior reclinate
orbital bristle
e. Proklinae oral
bristle
30
2. Bagian a. Posterior scutellar
Toraks bristle
b. Anterior scutellar
bristle
c. Anterior
dorsosentral bristle
d. Prestecullar bristle
3. Bagian a. Segmen 1
Abdomen b. Segmen 2
c. Segmen 3
d. Segmen 4
e. Segmen 5
f. Halter
4. Bagian a. Longitudinal
Sayap vein ke 4
b. Costal vein
c. Costal vein
tidak utuh
d. Posterior
crossvein
31
5. Bagian a. Coxa
Tungkai b. Trochanter
c. Femur
d. Tibia
e. Taji-taji di
ujung tibia
f. Tarsus, terdiri
dari 5 segmen
g. Pulivili
32
setulae (femoral comb) (subgenus Drosophila dan
Dorsilopha)..............................................................................4
Garis-garis apikal pada targit abdominal bersambungan, pipi
biasanya sempit, femoral comb tidak pernah terlihat (subgenus
Saphopora)....................................................................................13
13(3) Tubuh, dan semua bristle, rambut dan arista transparan, jantan
tanpa sex comb.........................................................Flavoherta (21)
Bristle dan arista berwarna hitam.............................................14
14(13)Jantan dengan sex comb yang jelas tersususn secara
longitudinal, transversal atau miring dengan bristle hitam kuat
pada fore tarsus...........................................................................20
Jantan tanpa sex comb atau dengan tarsus modifikasi yang tidak
berarti.............................................................................................15
20(14) Sex comb tersusun longitudinal panjang pada metatarsus dan
segmen kedua tarsal.................................................................25
Sex comb tersusun dalam deret transversal atau
miring....................................................................................21
21(20) Sex comb dalam baris pada bagian metatarsus yang
rendah.............................................................................................22
Sex comb tersusun dalam deretan bristle yang tersusun
transversal pada dua segmen tarsal pertama...........................23
23(21)Abdomen jantan berwarna hitam ...........................pseudotakahashii
Andomen jantan pucat, semua tergit dengan garis/pita
posterior yang gelap dan ramping..............................................24
24(23) Sex comb terdiri atas dua deret bristle pada metatarsus dan satu
deret pada segmen tarsal kedua......................pseudoananassae (17)
Sex comb terdiri dari 5 deret bristle pada metatarsus dan 3-4
deret pada segmen tarsal kedua................................. ananassae
33
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada Drosophila, ciri
morfologi yang dipakai dalam mengidentifikasi Drosophila tangkapan meliputi
oral bristle kedua lebih pendek daripada oral bristle pertama, pipi sempit, arista
terdiri atas 4 pasang warna abdomen jantan dan betina hampir sama, sex comb
terdiri dari 5 deret bristle pada tarsus pertama dan 3 baris pada segmen tarsus
kedua. Dari hasil identifikasi Drosophila dari masing-masing daerah, didapatkan
ciri-ciri yang menunjukkan bahwa Drosophila yang ditemukan pada semua daerah
yaitu Kota Malang, Kab. Malang dan Blitar adalah Drosophila (Sophophora)
ananassae. Menurut Bock (1976) Sub genus Sophophora memeliki ciri sebagai
berikut:
1. 2nd oral bristle relatif besar.
2. Tidak ditemukan prescutellar bristle.
3. Cheek memiliki permukaan sempit.
4.Pada organ genitalia (eksternal ) dari jantan biasanya ridak ditemui
micropubescene.
5. Tidak ditemukan propleural.
Menurut Bock (1976) Drosophila (Sophophora) ananassae memiliki ciri
sex-comb pada D. ananassae jantan terdiri atas bristle yang tersusun transversal
pada bagian depan metatarsus dan berada pada segmen tarsal ke dua sekitar (5 dan
3-4 baris). Pada abdominal D. ananassae memiliki warna yang sama tidak ada
bagian abdomen yang gelap pada D. ananassae jantan.
34
Pernyataan tersebut sesuai dengan pengamtan yakni abdomen pada D. ananassae
yang berasal dari Kota Malang, Kab. Malang dan Blitar memiliki warna yang
sama pada abdomen antara D. ananassae jantan dan betina. Pada D. ananassae
jantan dan betina sulit dibedakan karena pada abdomen D. ananassae jantan sulit
ditemukan bagian yang gelap.
Abdomen pada D. ananassae jantan ini memiliki warna yang cerah hal
tersebut dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan spesies. Mastuda,
dkk (2009) berpendapat bahwa untuk membedakan D. ananassae dan D.
parabipectinata salah satunya dengan melihat pigmentasi pada abdomen masing-masing
spesies. Dimana pada D. ananassae memiliki pigmen yang terang. Pada D.
parabipectinata memiliki pigmen abdomen yang gelap. Abdomen pada D. ananassae
tidak memiliki pola (pettern).
35
agak kekuningan. Panjang dari anterior stenopleural bristle setengah dari panjang
posterior bristle.
posterior
anterior
(A) (B)
36
Carina
38
menghasilkan keturunan yang homozigot seperti induk (parentalnya). Begitu pula
dengan pernyataan Corebima (2003) yaitu galur murni adalah populasi-populasi
yang merupakan turunan murni tanpa adanya variasi genetik yang berarti. Galur
murni total akan terpenuhi jika seluruh pasang alela berada dalam keadaan
homozigot (karakter yang dikontrol oleh dua gen atau sepasang gen yang identik),
dan galur murni total ini merupakan akibat yang paling jauh dari peristiwa
inbreeding.
Hal ini juga didukung dengan pernyataan Russell (1992) bahwa
inbreeding melibatkan perkawinan individu yang berkerabat dekat. Pada awal
inbreeding, populasi menunjukkan banyak variasi fenotip sejak individu
membawa alel yang heterozigot. Dengan meneruskan inbreeding, maka lokus
menjadi homozigot, dan menghasilkan galur murni dengan karakteristik yang
konstan pada inbreeding yang lebih lanjut.
39
BAB VI
PENUTUP
6.2.Saran
40
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, Eldon John.dkk. 1991. Principle of Genetic Eight Edition. New York:
John Wiley & Sons.
Gardner, Eldon John.dkk. 1991. Principle of Genetic Eight Edition. New York:
John Wiley & Sons.
Hellack, J.2012. Drosophila : Infomation Service. USA : University of Central
Okahama
41
Mastuda, dkk. 2009. Evolution In The Drosophila ananassae Species Subgroup.
Jurnal Landes Bioscience, (Online), 13 (2): 160,
(http://www.landesbioscience.com/journals/fly/article/8395), diakses 5
Mei 2017
McEvey dan Schiffer. 2015. New Species in the Drosophila ananassae Subgroup
fromNorthern Australia, New Guinea and the South Pacific(Diptera:
Drosophilidae), with Historical Overview. Sydney : Journal compilation,
(Online), (http://dx.doi.org/10.3853/j.2201-4349.67.2015.1651), diakses 5
Mei 2017
Stanfield, E.D. 1983. Theory and Problems of Genetics. New York : McGraw-Hill
Strickberger, M.W. 1962. Experiments in Genetic with Drosophila. New York:
John Wiley and Sons Inc.
Warsini. 1996. Identifikasi Jenis Jenis Drosophila Di Kawasan Teluk Semut
Pulau Sempu Kabupaten Malang Jawa Timur. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Jurusan Pendidikan Biologi IKIP Malang
42
Williams, M. A. J. 2001. Morphoclimatic maps at 18 ka, 9 ka, and0 ka. In Atlas of
Billion- year Earth History of Australia andneighbours in
Gondwanaland, edited by J. JVeevers. Sydney,Australia: GEMCO Press.
43