Anda di halaman 1dari 28

TINJAUAN TEORI

2.1 PROFIL RS AL HUDA


Rumah Sakit AL HUDA adalah rumah sakit umum kelas C (Kepmenkes Nomor :
HK.03.05/I/967/12) dan rumah sakit swasta terbesar di Kabupaten Banyuwangi yang
didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991. Lokasinya berada di Jl. Gambiran 225 Genteng
Banyuwangi dengan luas tanah adalah 34.590 m2 dan bangunan dengan luas 24.289 m2.
Awal pelayanannya adalah klinik rawat jalan pagi dan sore hari oleh dr.
Musytahar Umar Thalib. Pelayanannya kemudian dikembangkan menjadi rawat inap di
tahun 1991.

TAHUN PERUBAHAN
Okt-91 12 tempat tidur
1995 35 tempat tidur
70 tempat tidur
1997 Pembukaan Pertama untuk Medical Check Up bagi tenaga Kerja
Indonesia
2000 70 tempat tidur
2002 78 tempat tidur, RS Al Huda yang baru
2003 100 tempat tidur
2006 94 tempat tidur
2007 104 tempat tidur
2008 134 tempat tidur
2009 146 tempat tidur
2011 215 tempat tidur
2014 224 tempat tidur
2015 230 tempat tidur
2017 214 tempat tidur

3
2.1.1 LANDASAN RS AL HUDA
FALSAFAH :
Mengamalkan perbuatan baik terhadap sesama melalui pelayanan kesehatan di RS Al
Huda Genteng

VISI :
Mewujudkan pelayanan kesehatan rujukan swasta yang berkualitas sesuai kebutuhan
dan kemampuan masyarakat dan perkembangan IPTEK dilandasi iman dan taqwa

MISI :
1. Membangun budaya pelayanan yang sempurna dalam penampilan, handal, tanggap,
peka, tulus
2. Menjadikan rumah sakit swasta rujukan kelas utama/ tipe B
3. Menjadi sarana pendidikan dan pengembangan SDM kesehatan

TUJUAN :
1. Meningkatkan mutu pelayanan melalui Sertifikasi Akreditasi Nasional untuk 16
standar pelayanan
2. Memberikan pelayanan secara professional dan berbudaya yang memuaskan
pasien/ keluarganya
3. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan rujukan
4. Menyediakan SDM yang berkualitas, professional dan berbudaya
5. Menyelenggarakan pendidikandan pelatihan SDM kesehatan
6. Turut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Genteng dan sekitarnya

MOTTO :
Pasien nomor satu

2.1.2 STRUKTUR ORGANISASI


Direktur : dr. Hj. Indiati, MMRS
Kepala bidang pelayanan medis : dr. Suryadinata
Kepala bidang keperawatan : Ida Nurdiyanti, Amd. Kep
Kepala bidang penunjang medis : Lisa Rohmah, Ssi, MMRS, Apt
Ketua komite medic : dr. Tri Tapaningsih, Sp. A

4
2.1.3 JUMLAH KETENAGAAN RS AL HUDA
No Staff Penuh Paruh waktu Total
1 Perawat 161 161
2 Bidan 45 45
3 Apoteker 4 4
4 AsistenApoteker 13 13
5 AhliGizi 10 10
6 Radiografer 10 10
7 AnalisMedis 7 7
8 Fisioterapis 4 4
9 Akupunkturis 1 1
10 PerekamMedis 3 3
11 KesehatanMasyarakat 5 5
12 Lain lain 147 147
Jumlah 409 409

2.1.4 KINERJA RUMAH SAKIT AL HUDA


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016
BOR 59,34 71,32 82,91 82,53 72,09
LOS 2,88 3,14 2,72 2,77 2,76
TOI 1,99 1,38 0,74 0,77 1
BTO 75 75,75 84,06 82,31 103,17
NDR 48,35 21,98 48,12 50,29 54,04
GDR 19,20 7,54 21,26 23,56 25,58
Rata-rata pasien
129 143 167 171 240
Rawat jalansehari
Rata-rata pasien
45,57 47,13 54,63 55,92 51,10
Rawat inapsehari

2.1.5 JUMLAH KAMAR RAWAT INAP


KELAS 1 UTAMA : 23 TT
KELAS 1 : 24 TT
KELAS 2 : 45 TT
KELAS 3 : 89 TT
ISOLASI : 8 TT
ICU : 11 TT
PERINATOLOGI : 14 TT

5
Jumlah kapasitas tempat tidur = 214 TT

2.1.6 FASILITAS DI RUMAH SAKIT AL HUDA


1. KELAS SATU UTAMA
Terdiri dari : a. 1 Tempat tidur
b. Sofa
c. Kamar mandi dalam, AC, TV,
d. Telepon

2. KELAS SATU
Terdiri dari: a. 2 Tempat tidur
b. Kamar mandi dalam, AC, TV

3. KELAS TIGA
Terdiri dari : a. 6 Tempat tidur
b. Kamar mandi
c. Kipas angin

4. ICU
Terdiri dari : a. Tempat tidur
b. Syringe Pump
c. Infusion Pump
d. ECG
e. Ventilator
f. Defibrilator
g. Central Monitor
h. Patient Monitor
i. Blood Warmer di ICU
j. Tenaga perawat terlatih

5. IGD
PELAYANAN UGD 24 JAM
Fasilitas :
Dokter siap ditempat 24 jam
6
Layanan Ponek
Ambulan UGD
(Transport 2 unit dan Emergency 2 unit)
Didukung layanan Laboratorium, Radiologi,dan Farmasi 24 jam
Emergency Trolley + KIT
Scope Stretcher
Head Immobilizer
Defibrillator
Patient Monitor
ECG
Syringe Pump
Infuse Pump
Long Spain Board

6. RUANG BERSALIN
A. PERAWATAN SEBELUM LAHIR
1. Cek kehamilan dengan USG & NST
B. PERAWATAN MELAHIRKAN
1. Bantuan melahirkan oleh bidan dan dokter
kandungan
C. PERAWATAN SETELAH MELAHIRKAN
1.Ruang Ibu dan Anak
2.Ruang I Utama, Kelas I, Kelas II, Kelas III
D. Kuret

7. RADIOLOGI
FASILITAS PENDUKUNG:
X-Ray 500 mA
1. 3D USG
2. 4D USG
3. CT SCAN
4. Mobile X-Ray 100 MA
PELAYANAN
- USG : Perut, permukaan dan kehamilan
7
- Radiologidengankontras: IVP, HSG, Colon Inloop, Vesicography
- Radiologi konvensional
- X-Ray Gigi

8. LABORATORIUM
Terdiri dari: a. bank darah.
Pemeriksaan :- Hematologi
- Immunologi
- Kimia Klinis
- AnalisaUrin
- Microbiologi
- TesMantoux
- PA
- NS-1
Fasilitas pendukung:
Terdiri dari: - Fotometer
- Hematologi Analyzer
- Centrifugal
- Elisa Set
- Rotator
- Kimia Klinik Analyzer
- Blood Gas Analyzer

9. INSTALASI FARMASI
Terdiri dari: - Layanan 24 jam
- Unit Doze Dispensing
- Konsultasiobat

10. FISIOTERAPI
Buka setiap hari:
07.00 21.00 wib
FASILITAS PENDUKUNG:
- Nebulizer
- SWD 27 MHz
- USD 1-3 MHz
- Infra Merah 125 Watt
8
- Stimulasi Listrik
- Akupunktur
- Latihan Jalan

11. PELAYANAN GIZI


terdiri dari:
Penyelenggaraan makanan pasien
Penelitian dan Pengembangan Gizi
Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap
Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan

12. RUANG REKAM MEDIK

13. RUANG HEMODIALISA (HD)


RS Al Huda melayani HD peserta BPJS maupun umum. HD mulai beroperasi pada
tanggal 15 Oktober 2008 dengan 2 mesin dan 33 tindakan di tahun 2008. Namun pada
tahun 2016 ini sudah ada 27 mesin HD dengan total tindakan 14.935 (emergency &
elective).

14. RAWAT JALAN


Terdiri dari:
1. klinik umum
2. gizi
3. fisioterapi
4. klinik DOTS
5. spesialis gigi
6. spesialis kandungan dan kebidanan
7. kesehatan anak
8. spesialis penyakit dalam
9. spesialis bedah umum
10. spesialis bedah tulang
11. spesialis saraf
12. spesialis paru
13. spesialis jantung
14. spesialis THT
15. spesialis mata
16. spesialis urologi
17. spesialis bedah syaraf
18. spesialis kesehatan jiwa

9
2.2 STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA TERTIB KARYAWAN
2.2.1 STRUKTUR ORGANISASI
KETUA YAYASAN

DIREKTUR

KOMITE MEDIK SATUAN PEMERIKSAAN INTERN

BAGIAN
BIDANG BIDANG KOMITE BIDANG FASILITAS BAGIAN
BIDANG BIDANG BIDANG INSTALASI BAGIAN BAGIAN BAGIAN
PELAYANAN PEMBIAYAAN KEPERAWATA ADMINISTRA DAN ADMINISTRA
YANMED JANGMED KEPERAWATAN GIZI UMUM KEUANGAN PENGADAAN
PASIEN KESEHATAN N SI MEDIS KESELAMAT SI
AN

PENGADAAN
BAHAN GIZI &
SARANA NON
KA. SIE URUSAN URUSAN
INSTALASI URUSAN URUSAN SUBID. SDM SUB KOMITE URUSAN GIZI URUSAN URUSAN URUSAN MEDIS
PROGRAM REKAM SEKRETARIAT
RADIOLOGI ADMISSION VERIFIKASI KEPERAWATAN KREDENSIAL KLINIK KEBERSIHAN KEAMANAN KEUANGAN
MDGS MEDIK & DIKLAT

URUSAN
KA.SIE. GUDANG
URUSAN SUB KOMITE URUSAN
YANMED URUSAN URUSAN SUBID. ETIKA & URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN UMUM
PELAYANAN MUTU HOUSE
RESIKO RADIOLOGI REKENING ASKEP PELAPORAN DAPUR PARKIR KASIR PERSONALIA
PASIEN PROFESI KEEPING
TINGGI

UR. ASS.
SUB KOMITE URUSAN
KESEHATAN SUBID. URUSAN URUSAN
URUSAN KB URUSAN URUSAN ETIKA DAN PENDAFTARA URUSAN URUSAN URUSAN
& LOGISTIK PELAYANAN TEKNIK
KIA FISIOTERAPI PKMRS DISIPLIN N RAWAT GUDANG GIZI PENAGIHAN KERJA SAMA
PERUSAHAAN KEPERAWATAN UTILITY BANGUNAN
PROFESI JALAN
KERJASAMA

URUSAN
URUSAN URUSAN URUSAN
KESELAMATA
RUJUKAN KESLING. AKUNTANSI
N PASIEN

URUSAN INSTALASI URUSAN URUSAN


INSTALASI RAWAT INSTALASI
HEMODIALIS LABORATORIU KESELAMATA PERPAJAKA
INTENSIF RAWAT INAP I
A M N KERJA N

INSTALASI URUSAN
URUSAN R. URUSAN
URUSAN ICU GAWAT LABORATORIU
AULIA LOUNDRY
DARURAT M

10
INSTALASI
MATERNAL URUSAN
URUSAN R. INSTALASI
PERINATAL GAWAT
IMAN BANK DARAH
DARURAT

INSTALASI
URUSAN R. RAWAT URUSAN BANK
URUSAN KABER JALAN
IHSAN DARAH

URUSAN
INSTALASI
URUSAN MATERNAL INSTALASI RAWAT
FARMASI
RAWAT INAP JALAN
II

URUSAN PERINATAL KOORD.


URUSAN R
HOME Adm. Farmasi
SABAR I
VISITE

INSTALASI BEDAH KOORD.


URUSAN R UrusanFarmasiRa
SENTRAL&STERILISA CANCER
SABAR II watInap
SI CANTER

URUSAN KAMAR URUSAN R


OPERASI ANAK
UrusanFarmasiRa
watJalan

URUSAN
URUSAN CSSD
ISOLASI

Log.Med

2.2.2 TATA TERTIB KARYAWAN


2.2.2.1 KODE ETIK PROFESI DAN ETIKA KERJA
1. Setiap karyawan dengan penuh kesadaran, kesiapan, loyalitas dan sikap disiplin yang
tinggi mentaati kode etik profesi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing
2. Setiap karyawan wajib menjunjung tinggi etika kerja, sopan santun dan saling
menghargai, menghormati atasan maupun sesama karyawan dan saling bekerja sama
yang baik menjalin hubungan yang harmonis serta memperhatikan norma-norma
pergaulan dalam masyarakat

2.2.2.2 KEWAJIBAN KARYAWAN


1. Karyawan wajib datang dan pulang TEPAT WAKTU
2. Wajib mengisi DAFTAR HADIR
3. Memberitahukan kepada pimpinan dan atasan apabila tidak masuk kerja dan bila
karena sakit harus dibuktikan dengan Surat keterangan Dokter
4. Mematuhi petunjuk dan instruksi kedinasan yang diberikan oleh atasan atau pimpinan
Rumah Sakit Al Huda

11
5. Melaksanakan segala pekerjaan yang ditugaskan dengan penuh tanggung jawab, rajin,
teliti, tertib sesuai prosedur tetap petunjuk pelaksanaan dan peraturan yang telah
ditetapkan
6. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien dan keluarganya atau pengguna
jasa lainya
7. MENJAGA dan MEMELIHARA semua milik RS Al Huda yang dipercayakan
kepadanya dan melaporkan segera kepada pimpinan jika terdapat hal-hal yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian Rumah Sakit
8. Memelihara dan memegang teguh RAHASIA Rumah Sakit terhadap siapapun tentang
segala hal mengenai RS yang diketahui karena jabatan maupun didalam pergaulan di
Rumah Sakit
9. Melaporkan sehubungan dengan PERUBAHAN DATA PRIBADI : alamat, agama,
status perkawinan (Pernikahan, Perceraian), kematian, kelahiran, ahli waris, perubahan
pendidikan disertai Foto Copy kelengkapan
10. Memeriksa semua alat kerja masing-masing sebelum dan akan meninggalkan
pekerjaan hingga yakin tidak menimbulkan kerusakan dan bahaya yang akan
mengganggu aktivitas Rumah Sakit
11. Memberikan keterangan yang SEBENARNYA mengenai dirinya sendiri maupun
mengenai pekerjaan kepada RS
12. Memelihara kerapihan dan kebersihan dirinya
13. Ikut memeliharadan menjaga ketertiban, keamanan, kebersihan, keselamatan kerja
ditempat kerja maupun dilingkungan kerjanya

2.2.2.3 LARANGAN KARYAWAN


1. Setiap Karyawan dilarang datang terlambat, keterlambatan datang akan mengganggu
kegiatan RS
2. Dilarang Meninggalkan tempat kerja, BERJUALAN dilingkungan RS pada waktu
kerja tanpa seijin Pimpinan.
3. Dilarang mengisikan daftar hadir Karyawan lain
4. Dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya kecuali atas perintah atasanya
5. Dilarang membawa barang berbahaya dan terlarang yang tidak terkait dengan tugas
dan pekerjaanya
6. Dilarang menggunakan WAKTU dan FASILITAS yang ada untuk KEPENTINGAN
PRIBADI kecuali untuk KEPERLUAN mendesak atas ijin pimpinan RS
7. Dilarang melakukan pekerjaan part timer atau sepenuhnya bekerja pada instansi
kesehatan lainya baik pemerintah atau swasta
8. Dilarang membawa barang milik RS tanpa ijin tertulis dari pimpinan RS
9. Dilarang meminjamkan dan menyewakan barang milik RS
10. Dilarang meminta/menerima pemberian dari rekanan , pasien/keluarganya atau dari
pengguna jasa lainya untuk kepentingan pribadi
11. Dilarang melakukan hal dan perbuatan yang secara langsung dan tidak langsung
merugikan RS
12
12. Dilarang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib kerja, pelanggaran Hukum atau
merugikan RS yang dapat dikenai sanksi pemutusan hubungan kerja antara lain :
13. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan
14. Mabuk, madat, pemakaian obat bius, atau narkotika
15. Melakukan perbuatan asusila
16. Melakukan tindak kejahatan seperti : mencuri, menggelapkan, menipu,
memperdagangkan barabf terlarang.
17. Penganiayaan terhadap pimpinan /atasan, teman sekerja, dan atau melakukan
kejahatan melanggar hukum
18. Menghina secara kasar atau mengancam pimpinan/ keluarga pimpinan, Atasan/
keluarga atasan, atau Teman kerja.
19. Membujuk, menghasut Pimpinan/ atasan, atau teman keja untuk melakukan sesuatu
yang melanggar hukum atau kesusilaan.
20. Dengan sengaja merusak, merugikan atau membiarkan hal-hal yang mengancam dan
membahayakan RS
21. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, atau membiarkan diri atau teman sekerjanya
dalam keadaan bahaya
22. Membongkar/membocorkan rahasia RS, kecuali untuk keperluan negara
23. Mencemarkan nama baik Pimpinan RS dan atau Keluarganya yang seharusnya
dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan negara
24. Menyalahkangunakan wewenangnya, mempergunakan kesempatan, atau sarana yang
ada padanya karena kedudukan atau jabatanya yang dapat merugikan RS
25. Terlibat dalam pelanggaran norma yang berlaku umum dalam masyarakat, misalnya :
skandal sexs
26. Melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan nama baik RS
27. Melakukan pelanggaran lain yang dipandang setara dengan yang disebutkan diatas

2.2.2.4 JENIS HUKUMAN ATAU SANKSI


1. Teguran lisan diberikan kepada Karyawan yang melakukan pelanggaran ringan dan
baru pertama kalinya dilakukan.
2. Teguran tertulis diberikan kepada Karyawan yang mengulangi pelanggaran ringan
untuk kedua kalinya sampai ketiga kalinya.
3. Peringatan tertulis diberikan kepada Karyawan yang melakukan pelanggaran yang
dinilai cukup sering/ tergantung dari besar kecilnya pelanggaran dan macam
pelanggaran dan sebelumnya telah diberikan teguran lisan atau teguran tertulis tetapi
tidak ada perbaikan/ tidak mengindahkan.
4. Peringatan tertulis pertama berlaku untuk 6 (enam) bulan, bila dalam masa 6
(enam) bulan terjadi pelanggaran yang sama maka kepada Karyawan tersebut
diberikan surat peringatan kedua sampai peringatan ketiga.
5. Peringatan tertulis tidak harus berurutan menurut tingkatannya, untuk pelanggaran
tertentu yang termasuk kategori pelanggaran berat, maka Rumah Sakit berhak

13
menerbitkan peringatan pertama dan terakhir secara langsung; atau peringatan pertama
langsung pemberhentian, atau tanpa peringatan terlebih dahulu Rumah Sakit dapat
langsung melakukan pemberhentian berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003;
6. Surat peringatan yang diberikan kepada Karyawan berdasarkan jenis pelanggaran/
kesalahan yang dilakukan Karyawan dapat disertai sanksi/ hukuman sebagai berikut:
* Pengalihan tugas dan jabatan;
* Pencabutan fasilitas-fasilitas tertentu;
* Penundaan kenaikan gaji;
* Penundaan kenaikan pangkat dan atau golongan gaji;
* Penurunan pangkat dan atau golongan gaji;
* Pemberhentian sementara (schorsing).
Sanksi schorsing (pemberhentian sementara) diberikan kepada Karyawan yang
melakukan pelanggaran berat dan terancam hukuman pemutusan hubungan kerja
sebagaimana tersebut pada pasal 53 ayat (10) dan karena beberapa pertimbangan
atau karena menunggu proses yang masih harus ditempuh (pengadilan atau P4D/
P4P);
Masa schorsing yang sifatnya mendidik paling lama 1 (satu) bulan, dengan gaji
100% tidak termasuk tunjangan jabatan/ fungsional;
Jika menunggu keputusan P4D/ P4P schorsing paling lama 6 (enam) bulan dengan
gaji 100% tidak termasuk tunjangan jabatan/ fungsional;
Bila lewat masa schorsing belum ada keputusan hukum, maka Karyawan tersebut
tidak menerima gaji.
7. Sanksi Pemutusan Hubungan Kerja
8. Setelah melakukan berbagai usaha menegur, memperingatkan dan memperbaiki
Karyawan tanpa hasil nyata, atau dalam hal Karyawan tersebut melakukan
pelanggaran yang sangat berat atau dinyatakan bersalah/ dihukum karena melakukan
tindak pidana menurut ketentuan Undang-Undang Indonesia, maka Karyawan dapat
diberhentikan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 150
s/d 172 .

2.2.2.5 EVALUASI PENILAIAN KARYAWAN


EVALUASI KARYAWAN DILAKUKAN BERKALA :
a. Evaluasi Uji Kerja
b. Evaluasi Orientasi
c. Evaluasi Pratraining
d. Evaluasi Training
e. Evaluasi Kontrak
f. Evaluasi Berkala setahu sekali

14
2.2.2.6 UNSUR PENILAIAN KARYAWAN
A. Kemampuan Teknis, Terdiri atas 4 Unsuryaitu :
Kemampuan Kerja
Kecepatan kerja
Daya tangkap
Efisiensi & Efektifitas

B. Kepribadian & Penampilan


Kejujuran
Kedisiplinan
Keadaan Fisik
Kerajinan

C. Kemampuan Manajerial
Kemampuan memimpin
Tanggung jawab
Koordinasi
Kreativitas

D. Hubungan Antar Manusia


Hubungan dengan atasan
Hubungan dengan teman sekerja
Kemampuan membina bawahan
Hubungan Sosial
Kemampuan berkomunikasi

2.3 PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


2.3.1 DEFINISI
Mutu bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun
berimplikasi pada superioritas sesuatu hal.
Pengukuran mutu melalui indikator mutu dapat digunakan untuk menilai mutu pada
berbagai kondisi.

15
Salah satu cara untuk mengukur mutu pelayanan RS adalah dengan menggunakan
indikator mutu berdasarkan pada kebijakan ilmiah terbaru

2.3.2 TUJUAN
Meningkatkan mutu secara keseluruhan dng terus menerus mengurangi risiko terhadap
pasien & staf baik dalam proses klinis maupun lingkungan fisik

2.3.3 FOKUS AREA DALAM BAB PMKP


1. Kepemimpinan dan perencanaan
2. Rancangan proses klinik & manajemen
3. Pemilihan indikator & pengumpulan data
4. Validasi dan analisis dari indikator penilaian
5. Mencapai dan mempertahankan peningkatan

2.3.4 INDIKATOR MUTU


Indikator mutu adalah suatu cara untuk mengukur mutu dari suatu kegiatan yang
merupakan variabel yg digunakan utk menilai perubahan.

KRITERIA INDIKATOR YANG BAIK :


1. Sahih (valid) benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan dinilai
2. Dapat dipercaya (reliable), mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat
berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang
3. Sensitif, cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu banyak
4. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak
bertumpang tindih

2.3.5 ALUR PELAPORAN INDIKATOR MUTU RS


METODE SIKLUS PDSA
Metode peningkatan mutu yang digunakan RS
P (Plan) = Rencana upaya peningkatan mutu
D (Do) = Pelaksanaan upaya PMKP
S (Study) = Analisa dari laporan kegiatan atau monitoring mutunya.
A (Action) = upaya perbaikan yang direncanakan berdasarkan dari hasil analisa

2.3.6 KONSEP PENINGKATAN MUTU DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI


2012

16
Perlu pendekatan komprehensif untuk memperkecil (reduction) risiko pada pasien dan
staf secara berkesinambungan.
Pendekatan komprehensif meliputi:
Bagaimana memimpin dan merencanakan program PMKP;

Bagaimana merancang suatu proses klinis dan manajerial yang baru dengan baik;
Bagiamana mengukur seberapa baiknya proses berjalan melalui pengumpulan
data;
Bagaimana menganalisis data tersebut;
Bagaimana menerapkan dan mempertahankan perubahan yang ditimbulkan dalam
proses peningkatan mutu.

2.3.7 KONSEP PENINGKATAN MUTU DALAM STANDAR AKREDITASI RS

Keterangan:
INDIKATOR AREA KLINIS (IAK)
1. Asesmen pasien;
2. Pelayanan laboratorium
3. Pelayanan radiologidan diagnostic imaging;
4. Prosedur bedah;

17
5. Penggunaan antibiotika dan obat lainnya;
6. Kesalahan medikasi (medication error)&KNC;
7. penggunaan anestesi dan sedasi;
8. penggunaan darah dan produk darah;
9. ketersediaan, isi dan penggunaan RM pasien;
10. PPI, surveilans dan pelaporan;
11. Riset klinis;

INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY (IIL)


1) Acute Myocardial Infarction (AMI) 6 indikator
2) Heart Failure (HF) 3 indikator
3) Stroke (STK) 4 indikator
4) Childrens Asthma Care (CAC) 2 indikator
5) Hospital-Based Inpatient Psychiatric Service (HBIPS) 2 indikator
6) Nursing-Sensitive Care (NSC) 3 indikator
7) Perinatal Care (PC) 3 indikator
8) Pneumonia (PN) 2 indikator
9) Surgical Care Improvement Project (SCIP) 8 indikator
10) Venous Thromboembolism (VTE) 2 indikator

INDIKATOR AREA MANAJEMEN (IAM)


1. pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien;
2. pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan;
3. manajemen risiko;
4. manejemen penggunaan sumberdaya;
5. harapan dan kepuasan pasien dan keluarga;
6. harapan dan kepuasan staf;
7. demografi pasien dan diagnosis klinis;
8. manajemen keuangan;
9. pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi
keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf.

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP), meliputi :


I. Ketepatan identifikasi pasien
II. Peningkatan Komunikasi yang efektif
18
III. Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai
IV. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
V. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
VI. Pengurangan risiko jatuh

2.4 HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA


Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya, sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dan tidak boleh bila tidak
dilaksanakan.
General consent atau persetujuan umum adalah pernyataan kesepakatan yang
diberikan oleh pasien terhadap peraturan rumah sakit yang bersifat umum.
Informed consent adalah pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang (pasien)
yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) terhadap tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang
cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.

2.4.1 HAK PASIEN RS ALHUDA


1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit;
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di rumahsakit;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
Mempunya Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun diluar rumah sakit;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasaian penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnose dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan:
19
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang di anutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit:
15. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
16. Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standard baik secara perdata
ataupun pidana;
17. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standard pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2.4.2 KEWAJIBAN PASIEN RS ALHUDA


1. Pasien dan keluarga pasien berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib RS Al Huda;
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dalam
pengobatannya;
3. Memberi informasi selengkapnya tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter yang memeriksanya;
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan rumah sakit atau dokter;
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk memenuhi segala perjanjian
yang ditandatangani;
6. Bertanggungjawab dalam hal penolakan pengobatan atau tindakan medic atau
pulang paksa.

UU No 29 tahun 2004: pembukaan informasi yang tidak memerlukan persetujuan


pasien pada keadaan-keadaan:
a) Untuk kepentingan kesehatan pasien
b) Memenuhi permintaan aparatur penegak hokum dalam rangka penegakan hukum,
misalnya dalam bentuk visum et repertum
20
c) Atas permintaan pasien sendiri
d) Berdasarkan ketentuan undang-undang, misalnya UU Wabahdan UU Karantina

2.4.3 GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM


Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu pasien masuk
sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan, harus
jelas dalam cakupan dan batas- batasnya
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. (PMK 290/2008) pasal 1
nomer 7. Pasien yang kompeten adalah pasien dewasa atau bukan anak menurut
peraturan perundang-undangan atau telah / pernah menikah, tidak terganggu kesadaran
fisiknya, mampu berkomunikasi secara wajar, tidak mengalami kemunduran
perkembangan (retardasi) mental dan tidak mengalami penyakit mental sehingga
mampu membuat keputusan secara bebas.

2.5 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


2.5.1 Pengertian Program dari K3
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
2.5.2 Tujuan Program dari K3
Untuk menciptakan cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan rumah sakit. Tujuandari K3
dibagimenjadi 2 yaitu:
Tujuan umum :
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk pekerja, dan sehat
bagi pasien, pengunjung, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga
proses pelayanan Rumah Sakit berjalan baik dan lancar.

Tujuan Khusus :
1. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
2. Terlindunginya pengunjung dan mencegah terjadinya kecelakaan di lingkungan
Rumah Sakit Al Huda.
3. Tercapainya zero accident baik bagi pekerja RS Al Huda maupun pasien dan
pengunjung.
21
4. Peningkatan mutu, citra dan produktifitas rumah sakit.

2.5.3 Manfaat Progam dari K3:


Bagi Rumah Sakit:
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
b. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit.
c. Meningkatkan citra rumah sakit secara keseluruhan.
Bagi Karyawan Rumah Sakit:
a. Melindungi karyawan dari terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
Bagi Pasien dan Pengunjung:
a. Mendapatkan layananan mutu yang baik.
b. Kepuasan dan kenyamanan pasien dan pengunjung

2.5.4 Faktor Bahaya Potensial di Rumah Sakit


Adapun faktor bahaya potensial di rumah sakit meliputi:
1. Faktor Biologi (virus, bakteri dan jamur)
2. Faktor Kimia (antiseptik, gas anestesi, obat kemoterapi)
3. Faktor Fisika (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi)
4. Faktor Psikososial (kerja bergilir, hubungan sesama karyawan, hubungan dengan
atasan atau bawahan)
5. Faktor Ergonomi (cara kerja yang salah, sop yang tidak aman)

2.5.5 Jenis Bahaya dalam K3


1. Jenis Biologi
Terpaparnya atau tertular penyakit selama di rumah sakit kaitannya dengan
Infeksi Nosokomial.
Contoh:
a. Tumpahan dari pasien (urine, muntah, darah dll)spill kit
b. Tidak lengkap APD di setiap SOP
c. Pembersihan peralatan rumah sakit

2. Jenis Kimia
Terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia
berbahaya.
22
Contoh:
a. Abu sisa pembakaran bahan kimia, asap dari Incenerator
b. Uap bahan kimia, cairan formalin yang bersifat karsiogenik, obat obat
kemoterapi dll
c. Gas bahan kimia, obat-obat anesthesi

3. Jenis Fisika
Suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin.
Keadaan yang sangat bising.
Keadaan udara yang tidak normal .
Contoh :
a. Kerusakan pendengaran, tempat kerja berdekatan dengan mesin genset,
perbaikan atau pembangunan gedung.
b. Suhu tubuh yang tidak normal, suhu tempat kerja lebih dari suhu tubuh normal
pekerja di area mesin ketel, area incenerator, atap bangunan, ruang meat freser

4. Jenis Psikososial
faktor stress berpengaruh terhadap produktifitas kerja.
Contoh:
a. Jam kerja lebih dari 10 jam / hari atau lebih dari 7 hari kerja berturut turut
b. Kegawatan
c. Kerja shift dan handover dengann petugas lain
d. Lingkungan kerja atau rekan kerja tidak kondusif

5. Jenis Ergonomi
Pencahayaan atau penerangan yang kurang.
Posisi duduk saat bekerja, posisi komputer atau meja kerja
Bahaya dari pengangkutan barang.
Bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan.
Contoh :
a. Kerusakan penglihatan, tempat kerja gelap
b. Pemindahan barang yang tidak hati-hati sehingga melukai pekerja, lifter
c. Peralatan dan pengamanan kurang lengkap sehingga melukai pekerja, safety
boat, sarung tangan dll

23
d. Kursi terlalu rendah atau tinggi

2.5.6 Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja


1. Pengendalian teknik
Contoh : mengganti, memperbaiki, mengganti prosedur kerja, menutup atau
mengisolasi bahan berbahaya, ventilasi sebagai pengganti udara dan cahaya yang
cukup
2. Pengendalian administrasi
Contoh : Mengatur jam kerja dengan jam istirahat, menyusun peraturan K3,
memasang tanda tanda peringatan, membuat data bahan yang berbahaya (MSDS)
dan yang aman, mengadakan dan melakukan pelatihan system penanganan darurat
3. Alat pelindung diri (APD)
Adalah perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang lain di
sekelilingnya, seperti :
1. Safety Helmet
2. Safety Belt
3. Penutup telinga/ ear mud
4. Kacamata pengamanan/ safety glasses
5. Pelindung wajah/ facemask
6. Masker/ mask
7. Apron (water proof, anti radiasi dll)
8. Safety shoes (sepatu boat, sepatu oil resistant dll)
9. Safety Vest (rompi keselamatan)

2.5.7 Progam K3 rumah sakit


Meliputi:
1. Proses kesehatan kerja untuk karyawan (pra kerja, berkala, khusus)
2. Usaha pengamanan pasien, pengunjung dan petugas
3. Penambahan kesehatan lingkungan
4. Pengelolaan dan pemrosesan limbah padat, cair dan gas.
5. Mencegah dan penanggulangan bencana (disaster program)
6. Pengelolaan layanan, bahan berbahaya dan beracun(B3)
7. Pendidikan dan kursus K3
8. Sertifikasi dan kalibrasi fasilitas , prasarana, dan perlengkapan RS.
24
9. Pengumpulan , pemrosesan dan pelaporan K3
Pemantauan Lingkungan Kerja
1. Penyehatan lingkungan tempat kerja dilakukan setiap triwulan dengan cara
berjenjang
2. Pemantauan kuwalitas hawa ruang minimum 2 kali dalam setahun
3. Pemantauan bahan makanan dilakukan minimum 1 kali setiap bulan, diambil
sampel untuk konfirmasi laboratorium
4. Tenaga kerja diperiksa kesehatannya 1 kali setahun.
5. Kontrol air bersih dan air minum dilakukan 2 kali dalam setahun
6. Perbaikan tangga (karet), ram, pintu dan tangga darurat
7. Penyempurnaan pemrosesan limbah
8. Pemasangan detektor asap
9. Pemasangan alat alat komunikasi
10. Perbaikan dan penyempurnaan ventilasi dan pencahayaan

Untuk karyawan Rumah Sakit Al-Huda


1. Inventarisasi semua karyawan bersama tempat kerja
2. Laporan karyawan yang sakit dan kronis
3. Jumlah kunjungan karyawan yang berobat
4. Medikal checkup untuk karyawan yang sering sakit (absensi)
5. Skrening test untuk pegawai yang bekerja di resiko tinggi (UGD, dapur, loundry,
lab dll)
6. Vaksinasi pegawai terutama pada resiko tinggi
7. Penyedianan APD di tempat kerja
8. Perbaikan kesejahteraan karyawan (makanan tambahan dn vasilitas kesehatan)

2.6 PENGELOLAAN LIMBAH DI RS AL HUDA GENTENG


2.6.1 DEFINISI
Limbah adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme pathogen
bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radioaktif.

2.6.2 MACAM MACAM LIMBAH


Limbah dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Limbah padat
25
Terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Limbah padat medis
contoh: needle, spuit, botol infus, vial, ampul
2. Limbahpadat non medis
contoh :sampah rumah tangga (sisa makanan, sisa sayur, kaleng, kertas, plastic,
ATK,dll)
b. Limbah cair
Jumlah debit maksimal limbah cair dibatasi 500L/TT/hari (Pergub Jatim no.72
Tahun 2013)
Debit limbah cair yang dihasilkan RS saat ini sudah mencapai 440 L/TT/hari
(laporan keshling, 2016)
c. Limbah gas
Bersumber dari tempat parkir, pengoperasian genset mesin diesel dan boiler (ketel
uap, debu, asap, senyawa kimia yang berasal dan pembakaran incinerator serta
tempat pembakaran sampah padat.

2.6.3 CARA PENGOLAHAN LIMBAH


A. Limbah padat non medis
Dibagi menjadi:
1. Limbah padat non medisanorganik
a. Pengumpulan barang-barang anorganik,
b. Kemudian ditampung sementara pada tempat yang telah disediakan
c. Pengangkutan barang-barang anorganik oleh pihak ketiga
d. pengolahan di TPA
2. Limbah padat non medis anorganik
a. Dilakukan dalam kegiatan taman
b. Ditimbun dalam tanah dan dijadikan pupuk kompos.

B. Limbah padat medis


a. pemilahan
b. pengumpulan
c. penampungan sementara
d. pengangkutan
e. pengolahan oleh pihak ketiga

C. Limbahcair
a. saluran IPAL
b. Pre treatment
c. Bak ekualisasi
d. kompak 40
e. bal-bak IPAL
f. dibuang di sungai

2.7 PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF DI RS


2.7.1 DEFINISI

26
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa,
baik verbal maupun non verbal, mendengar, berbicara, gerak tubuh dan ungkapan
emosi.
Komunikasi adalah pertukaran informasi antara pengirim dan penerima, dan
kesimpulan (persepsi) makna antara individu-individu yang terlibat.
Komunikasi efektif adalah Komunikasi yang terjadi apabila sesuatu (pesan) yang
diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,
sehingga tidak terjadi salah persepsi.

2.7.2 TUJUAN KOMUNIKASI


Adapun tujuannya sebagai berikut:
Berhubungan dengan orang lain
Mempelajari/mengajarkan sesuatu
Mempengaruhi motivasi & perilaku seseorang
Mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri/orang lain
Menjekaskan/Menyelesaikan sebuah masalah,
Mencapai sebuah tujuan

2.7.3 FUNGSI KOMUNIKASI


1. Fungsi informasi. Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu,
dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi kontrol. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan
memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
3. Fungsi ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa
yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
4. Fungsi sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara
komunikator dan komunikan.
5. Fungsi ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan
finansial, barang dan jasa.

2.7.4 MANFAAT KOMUNIKASI


Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai
dengan yang dimaksudkan.
Adanya saling kesefahamanan antara komunikator dan komunikan dalam suatu
permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.
27
Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas atau
perkumpulan

2.7.5 KOMPONEN PENTING KOMUNIKASI


Pengirim pesan (sender / Communicator)
Pesan yang dikirim (message)
Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (channel / media)
Penerima pesan (reciever)
Umpan balik (feedback)

2.7.6 SIKAP DALAM KOMUNIKASI


Berorientasi pada kebenaran (truth).
Tulus (sincerity).
Ramah (friendship).
Kesungguhan (Seriousness).
Ketenangan (poise).
Percaya diri (self convidence).
Mau mendengarkan dengan baik (good listener)

2.7.7 LIMA HUKUM KOMUNIKASI EFEKTIF


1. Respect
2. Empathy
3. Audible
4. Clarity
5. Humble

2.7.8 KOMUNIKASI YANG SERING TERJADI KESALAHAN


Perintah diberikan secara lisan
Perintah diberikan melalui telpon
Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis.

2.7.9 CARA MENULIS PERINTAH LISAN ATAU LEWAT TELEPON


1. Tulis Lengkap
isi perintah
28
nama lengkap dan tanda tangan pemberi perintah
nama lengkap dan tanda tangan penerima perintah
tanggal dan jam
2. Baca Ulang- Eja untuk NORUM/LASA
3. Konfirmasilisan dan tanda tangan
2.7.9.1 TEKNIK KOMUNIKASI
Menggunakan teknik SBAR, yaitu:
a. S = Situation (komplain, diagnosis, rencana perawatan dan keinginan dan kebutuhan
pasien )
b. B = Background (tanda-tanda vital, status mental , daftar obat-obatan dan hasil lab
c. A = Assesment (penilaian situasi saat ini oleh provider)
d. R = Recommendation (mengidentifikasi hasil lab yg tertunda dan apa yang perlu
dilakukan selama beberapa jam berikutnya dan rekomendasi lain untuk perawatan )

2.8 PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT (PPIRS/


HAI s)
2.8.1 DEFINISI
Infeksi Rumah Sakit (IRS) atau Healthcare associated infections (HAIs) adalah
infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di RS atau fasilitas pelayanan
kesehatan lain, yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa inkubasi saat pasien
masuk RS.

2.8.2 TUJUAN PPIRS


adapun tujuan sebagai berikut:
1. Mendapatkan data dasar infeksi rumah sakit
2. Menurunkan laju infeksi RS
3. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi RS
4. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI di RS
5. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
6. Salah satu unsur untuk memenuhi akreditasi di rumah sakit

2.8.3 PRINSIP UMUM PPIRS


1. Hand Hygiene
Mencuci tangan adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan baik
menggunakan Sabun/ antiseptik dibawah air mengalir (bila terkontaminasi darah
dan cairan tubuh) maupun handrub berbasis alcohol (bila tidak tampak kotor).
Adapun 5 moment dalam mencuci tangan, yaitu:
a. sebelum kontak dengan pasien
b. sebelum melakukan prosedur bersih atau aseptik
c. setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
d. setelah kontak dengan pasien
e. setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
29
2. Alat Pelindung Diri (APD)
Tujuan: Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pajanan darah,
semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir
pasien
Jenis alat pelindung:
a. Sarung tangan
(Steril, Bersih, Rumah Tangga) Melindungi tangan dari kontak dengan darah,
semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir
pasien dan benda yang terkontaminasi.
b. Masker, Kaca mata/ Pelindung wajah
melindungi selaput lendir hidung,mulut, dan mata
c. Baju kerja
melindungi petugas dari kemungkinan percikan darah atau cairan tubuh lainnya
d. Sepatu karet/ bot
melindung kaki petugas dari tumpahan/ percikan darah atau cairan tubuh
lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan
alat kesehatan
e. Topi
mencegah jatuhnya mikroorganisme.

30

Anda mungkin juga menyukai