Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
kurang dari atau sama dengan 37 minggu, dimana janin dapat bertahan hidup tapi
belum cukup bulan. Usia kehamilan yang menjadi batasan adalah antara 28
persalinan dengan berat badan lahir janin dibawah 2500 gram.1,2 World Health
setiap persalinan dengan usia kehamilan 37 minggu atau kurang dihitung dari hari
Pada persalinan preterm perlu dibedakan dengan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) dimana pada persalinan preterm perlu dipastikan juga usia
2.2 Epidemiologi
Menurut Joseph, dkk. (1998) jumlah insiden bayi yang dilahirkan sebelum
meningkat dari 6,3% pada tahun 1981 menjad 6,8% pada tahun 1992. Pada
penelitian ini, peningkatan kelahiran preterm ini dikaitkan dengan perubahan pada
2
pasti berlaku terhadap peningkatan kelahiran preterm yang terjadi di Amerika
Serikat. Jumlah insiden persalinan preterm di Amerika Serikat sendiri 11% dari
antara 10-20%.3
2.3 Etiologi
keadaan atau faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya suatu persalinan
preterm. Secara garis besar, penyebab terjadinya persalinan preterm dapat dibagi
menjadi faktor maternal, faktor fetal, dan faktor lingkungan tempat tinggal bayi,
Termasuk disini ialah faktor genetika, faktor gaya hidup, faktor sosial
ekonomi, riwayat obstetri ibu, serta riwayat penyakit ibu sebelumnya yang
antara lain perilaku merokok, gizi buruk, penambahan berat badan yang kurang
pada kejadian dan berat badan lahir rendah dan persalinan preterm. Hal ini
3
dengan peningkatan resiko cedera otak pada bayi yang prematur. DiFonza dan
32000 sampai 61000 berat badan lahir rendah setiap tahunnya di Amerika Serikat.
Faktor ibu yang lain adalah usia ibu yang muda, kemiskinan, tinggi badan rendah,
persalinan preterm.1,2,4,5
resiko tiga kali lipat untuk kembali mengalami persalinan preterm dibandingkan
dengan ibu yang sebelumnya mengalami persalinan aterm.1 Sebanyak 10% dari
kehamilan ganda diikuti dengan persalinan preterm, dan ibu dengan riwayat
ganda di kemudian hari. Ibu dengan serviks inkompeten juga memiliki resiko
untuk terjadinya persalinan preterm, hal ini juga berhubungan dengan kejadian
dan diabetes dapat meningkatkan insiden persalinan preterm. Hal ini disebabkan
oleh karena sirkulasi antara ibu dan janin tidak sebaik ibu tanpa riwayat penyakit
janin.2,5
dilakukan persalinan preterm. Janin dengan kesejahteraan yang kurang baik dalam
4
terhambat yang mungkin dikarenakan pasokan oksigen dan makanan yang kurang
adekuat mendorong untuk dilakukan terminasi kehamilan lebih dini dari waktu
perkiraan.1,2
Beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan sekitar janin adalah faktor
plasenta, uterus, selaput ketuban, dan cairan ketuban. Perdarahan antepartum yang
disebabkan oleh karena solusio plasenta atau plasenta previa dapat menyebabkan
serta perdarahan yang banyak oleh karena plasenta previa dapat menimbulkan
plasenta dapat merangsang persalinan sehingga bila umur kehamilan belum cukup
dapat menjadi persalinan preterm meskipun sebanyak 63% terjadi pada aterm.
Bila ibu disertai riwayat solusio plasenta maka kemungkinan kembali terjadinya
solusio plasenta menjadi lebih besar yaitu 11%. Plasenta previa sering
persalinan. Sempitnya kavum uteri antara lain dapat disebabkan oleh karena
5
Persalinan preterm oleh karena selaput ketuban disebabkan oleh karena
persalinan. Cairan ketuban juga berperan dalam terjadinya persalinan preterm jika
Cairan ketuban yang sedikit serta terinfeksi dapat mendorong untuk melakukan
janin. Selain itu infeksi intrauterin juga menjadi penyebab terbesar terjadinya
ketuban pecah dini sehingga bila terjadi pada saat umur kehamilan belum cukup
2.4 Patogenesis
hanya saja umur kehamilannya kurang dari 37 minggu. Ada beberapa faktor yang
sirkulasi uterus, pengaruh saraf, dan nutrisi. Schwarz dkk. (1976) menyatakan
persalinan, hal ini disampaikan oleh Bajar, dkk. (1981). Hal ini berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Cox, dkk. (1989) dimana pemberian endotoksin
6
persalinanya. Selain itu interleukin-6 dapat ditemukan juga pada cairan ketuban
yang mengandung bakteri, dan hasil uji yang positif memberikan sensitivitas
sebesar 82%. Sedangkan, hasil pewarnaan Gram yang negatif merupakan uji yang
spesifitas 99%.6,7
tubuh yang dirangsang oleh pelepasan sel netrofil poli morfonuklear (PMN) dan
prostaglandin. Selain respon inflamasi itu sendiri, janin juga berperan dalam
ginjal janin. Faktor ini terlibat secara sinergis dalam pengaktivasian sitokin yang
juga akan menginisiasi persalinan yang disebabkan oleh infeksi bakterial. Jadi,
diri dari lingkungannya yang terinfeksi, tetapi janin dapat terlahir secara
prematur.4
Perbedaan yang terlihat adalah kadar protease yang meningkat terutama pada
persalinan preterm daripada persalinan aterm. Dimana enzim ini berperan dalam
enzim MMP-9 yang dapat menyebabkan ketuban pecah dini. Beberapa flora juga
melemahkan selaput ketuban. Sitokin dari respon inflamasi juga berperan dalam
7
produksi prostaglandin E2 oleh sel korion yang dapat mengganggu sintesis
Dan selanjutnya akan memicu pecah ketuban yang akan diikuti dengan
persalinan.1,2
(CRH) dari plasenta, desidua, dan khorion. CRH berperan sebaga efektor parakrin
secara bersama yang bisa terjadi lebih dini akan meningkatkan produksi
dengan akibat terjadinya kerusakan jaringan setempat oleh lipid peroksidase dan
radikal bebas ini akan meningkatkan produksi prostanoid protease dan endotelin
2.5 Diagnosis
8
kehamilan adalah belum cukup waktu atau aterm. Usia kehamilan ini dapat
terakhir tidak dapat ditentukan, berat badan lahir dapat digunakan sebagai
penegak diagnosis persalinan preterm dimana berat badan lahir yang dimaksud
Tanda dan gejala yang sering dianggap munculnya tanda persalinan antara
lain kontraksi uterus yang adekuat dengan frekuensi sedikitnya sekali setiap 10
menit dan lama kontraksi 30 detik atau lebih, nyeri perut kram seperti saat
menstruasi, keluar lendir dan darah, penekanan pada panggul, dan keluar cairan
terdapat riwayat persalinan preterm dan riwayat ketuban pecah dini. Menurut
WHO, kriteria untuk persalinan preterm adalah kontraksi uterus yang teratur
5-8 menit atau kurang disertai satu atau lebih tanda seperti perubahan konsistensi
serviks, dilatasi serviks 2 cm atau lebih, penipisan serviks 80% atau lebih.1
9
sebelum ketuban pecah menunjukkan kemungkinan terjadinya persalinan preterm.
dengan selaput ketuban yang utuh. Fibronektin janin diukur dengan menggunakan
enzym immunosorbent assay dan nilai diatas 50 ng/mL dianggap sebagai hasil
positif. Kontaminasi sampel dengan cairan amnion dan darah ibu harus dihindari.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada usia kehamilan 24 minggu atau lebih
dengan uji positif bermakna terjadinya persalinan preterm, sedangkan hasil negatif
lebih konsisten bermakna dalam meramalkan bahwa persalinan preterm tidak akan
hematologi rutin dan laju endap darah untuk menilai kemungkinan tanda-tanda
selanjutnya.2,5
2.6 Penatalaksanaan
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan klinis
pertimbangan.
10
- Adanya infeksi intrauterin
- Ritodrine
berikut:
a. Dosis awal 4 gram MgSO4 10% atau 40 ml MgSO4 10% dalam larutan
11
c. Dosis MgSO4 dinaikkan 1 gram/jam sampai kontraksi uterus kurang dari
diturunkan 0,5 gr/jam tiap 30 menit sampai mencapai dosis 2 gr/jam atau
f. Selama pemberian MgSO4, refleks patela dan tanda vital diperiksa setiap
dimana kontraksi uterus kurang dari 1 kali dalam 10 menit atau maksimal
dosis 4 gr/jam.
12
a. Dosis inisial diberikan IV 50 mcg atau 1 ampul dilarutkan dalam 500 ml
menit sampai kontraksi hilang atau maksimum dosis 350 mcg/menit dan
dipertahankan 24 jam.
oral dapat diberikan sampai umur kehamilan 36 minggu atau lebih untuk
mempertahankan kehamilan.
jam.
dosis minimal yang dianjurkan dan jika setelah 1 jam diobservasi tetap
bekerja dengan menghambat masuknya kalsium lewat membran sel ke dalam sel
13
otot polos uterus. Aktivitas otot polos termasuk miometrium berhubungan
langsung dengan kadar kalsium bebas dalam sitoplasma, dan penurunan kalsium
pemeberian nifedipine adalah 40 mg dalam 2 jam dan 160 mg dalam 24 jam. Hari
ke II dan III dapat diberikan adalat oros 3x30 mg per hari sub lingual.8 Pada
beberapa protokol terapi disebutkan pula dosis awal yang diberikan adalah 30 mg
sublingual diikuti pemberian nifedipine 20 mg 4-8 jam selama 24 jam dan dosis
dan salbutamol. Obat ini bekerja pada reseptor -adrenergik dan menghambat
kontraksi uterus. Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain takikardi,
hipotensi, nyeri kepala, dan edema paru. MgSO4 menghambat ambilan kalsium ke
dalam sel otot polos sehingga mengurangi kontraksi uterus. Efek samping yang
dapat ditimbulkan antara lain muka kemerahan, sakit kepala, kelemahan otot,
diplopia, mual, muntah, dan edema paru. Dikarenakan dosis toksik yang rendah
14
dengan memberikan eritromisin, ampisillin, dan klindamisin. Pasien dengan
sedangkan eritromisin dan klindamisin pada pasien yang alergi penisilin.1,5,8 Bila
terdapat riwayat keluar air pervaginam maka harus dicurigai sebagai ketuban
pecah dini preterm, dan penatalaksanaannya sesuai dengan ketuban pecah dini
5. Di ruang obstetri:
setiap 3 hari.
dalam.
15
c. Dalam observasi selama 1 minggu, dilakukan pemeriksaan pemeriksaan
terminasi kehamilan.
2.7 Komplikasi
seluruh dunia yaitu sebesar 60-80% kematian neonatal. Morbiditas dan mortalitas
ini timbul karena adanya komplikasi lanjutan setelah persalinan yang memburuk,
kecilnya berat badan janin, atau semakin rendahnya umur kehamilan. Bayi yang
lahir mendekati aterm mungkin hanya mengalami sedikit atau bahkan tidak
ringan atau berat dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang atau
16
perdarahan intakranial neonatal, displasia bronkopulmoner, infeksi, nekrotising
17