Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

Persalinan preterm merupakan masalah yang penting dalam praktek obstetrik


sehari-hari. Insidennya masih tinggi terutama di negara-negara berkembang,
walaupun juga di negara maju. Persalinan preterm secara alami dikaitkan dengan
keluaran perinatal yang buruk. Persalinan preterm dapat menyebabkan 75%
morbiditas dan mortalitas perinatal dan 40-60% berkaitan dengan kejadian
ketuban pecah dini, baik yang secara klinis menderita khorioamnionitis atau hanya
infeksi subklinis.1
Secara garis besar dikatakan bahwa sepertiga dari kejadian pesalinan preterm
disebabkan oleh kelainan medik dan obstetrik seperti hipertensi, plasenta previa,
solusio plasenta, dimana persalinan harus segera diakhiri dan tidak bisa ditunda
lagi. Dua pertiga persalinan preterm terjadi secara spontan yang belum jelas
diketahui penyebabnya. Sampai saat ini pemicu awal persalinan kurang bulan
spontan masih belum bisa dijelaskan secara pasti. Beberapa konsep yang ada telah
berusaha menjelaskan patofisiologi persalinan kurang bulan yang dikaitkan
dengan kejadian infeksi, iskemia, inflamasi dan respon umum pada jaringan
khorioamnion dan desidua.2
Diagnosis dan penatalaksanaan persalinan preterm yang baik dapat
menurunkan ancaman persalinan preterm dan menurunkan morbiditas janin.
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Dan penatalaksanaan berdasarkan diagnosa dan temuan klinis yang
ditemukan. Bila tanpa ada tanda penyulit dan komplikasi, maka kehamilan akan
diusahakan dipertahankan hingga cukup bulan. Sedangkan bila terdapat penyulit
maka terminasi kehamilan dini menjadi pilihan.3,4

Anda mungkin juga menyukai