Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda yang
sangat jauh seperti gunung dan bintang agar lebih tampak lebih dekat dan jelas. Teropong
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
Teropong Bias, yang terdiri dari beberapa lensa dan bekerja berdasarkan pembiasan cahaya
Teropong Pantul, yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa
2.2Teropong Bias
Teropong Bias terdiri atas beberapa lensa dan bekerja berdasarkan pembiasan cahaya.
Teropong bias menggunakan lensa sebagai obyektif untuk membiaskan cahaya. Ada
beberapa macam teropong, diantaranya:
1. Teropong Bintang atau Teropong Astronomi
Teropong Bintang atau Teropong Astronomi adalah alat yang digunakan untuk mengamati
benda-benda luar angkasa seperti bulan, bintang, komet, dan lain sebagainya. Sifat
bayangannya adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Teropong bintang menggunakan dua
lensa positif masing-masing sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Berbeda dengan
mikroskop, pada teropong jarak fokus lensa obyektif lebih besar daripada jarak fokus lensa
okuler. Benda-benda yang diamati sangatlah jauh sekali. Oleh karena itu, sinar-sinar datang
ke lensa objektif dapat dianggap sejajar. Karena sejajar, bayangan yang dibentuk oleh lensa
objektif terletak di fokus lensa objektif.
2. Teropong Bumi (Teropong Medan atau Teropong Yojana)
Teropong Bumi adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda
jauh yang ada di permukaan bumi. Teropong Bumi menghasilkan bayangan akhir yang tegak
terhadap arah benda semula. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan lensa cembung
ketiga yang disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler. Lensa cembung ketiga hanya
berfungsi membalik bayangan tanpa perbesaran, oleh karena itu lensa ini disebut lensa
pembalik. Lensa pembalik berfungsi untuk membalikkan arah cahaya sebelum melwati lensa
okuler. Adanya lensa pembalik tidak memperngaruhi perbesaran akhir, bayangan akhir
bersifat maya, tegak dan diperbesar sesuai perbesarannya.
3. Teropong Panggung atau Teropong Galilei
Teropong Panggung atau Teropong Galilei pertama kali dibuat oleh Galileo Galilei. Oleh
karena itu, teropong panggung juga dinamakan teropong Galilei. Selain itu, teropong
panggung juga dinamakan teropong Belanda atau teropong Tonil serta disebut juga dengan
teropong sandiwara. Dinamakan teropong sandiwara karena teropong ini banyak digunakan
untuk melihat sandiwara atau teater. Teropong ini menghasilkan bayangan akhir yang tegak
dan diperbesar dengan menggunakan dua buah lensa, yaitu lensa positif sebagai lensa
obyektif dan lensa negatif sebagai lensa okuler.
4. Teropong Prisma atau Teropong Binokuler
Teropong Prisma atau Teropong Binokuler adalah teropong yang berfungsi untuk melihat
benda yang jauh agar tampak lebih dekat dan terlihat jelas. Teropong prisma terdiri atas dua
pasang lensa cembung (sebagai lensa objekif dan lensa okuler) dan dua pasang prisma kaca
siku-siku sama kaki. Sepasang prisma yang diletakkan berfungi untuk membelokkan arah
cahaya dan membalikkan bayangan dengan pemantulan sempurna.
Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik. Bayangan
nyata dari lensa objektif menjadi benda bagi lensa okuler. Sebelum dilihat lensa okuler
bayangan ini dibalik oleh sepasang prisma siku-siku sehingga bayangan akhir yang dilihat
adalah maya, tegak, dan diperbesar.
2.3 Teropong Pantul
Teropong Pantul merupakan teropong bintang yang disusun dari bahan cermin cekung,
cermin datar dan lensa. Fungsi lensa obyektif diganti dengan cermin cekung. Perbesaran
bayangan pada teropong ini sama dengan teropong bintang bias. Dinamakan teropong pantul
karena sebagai objektif digunakan cermin cekung sebagai pemantul cahaya. Pada teropong
pantul cermin lebih digemari daripada lensa untuk digunakan sebagai penggantilensa
objektif, alasannya karena :
1. Cermin lebih mudah dibuat dan murah dibandingkan dengan lensa
2. Cermin tidak mengalami aberasi kromatik (penguraian warna) seperti lensa
3. Cermin lebih ringan daripada lensa yang berukuran sama sehingga lebih mudah digantung.
Oleh karena alasan itulah, teropong yang terbesar di dunia adalah teropong pantul.
2.4Sejarah Teropong atau Teleskop
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi.
Galileo Galilei dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia lebih tajam
dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata biasa.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan
bentuk penampakan Venus seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat
perubahan posisi venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh
ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit
Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop Juga diimbangi pula dengan perkembangna perhitungan gerak
benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler dengan
Hukum Kepler, dan puncaknya, Sir Isaac Newton dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit.
2.5 Cara Kerja Teropong
2.5.1. Cara Kerja Teropong Bintang
Cara Kerja :
a. Mengkalibrasikan antara lensa pembidik dengan lensa okuler.
b. Mengarahkan lensa pembidik pada sasaran yang akan di bidik.
c. Setelah Obyek terlihat, mengatur lensa okuler dengan cara memutar pengatur panjang lensa
okuler untuk mendapatkan obyek yang jelas.
Letak benda pada teropong bintang :
Di depan lensa = Obyetif
Di belakang lensa = Okuler
Letak bayangan pada teropong bintang :
Di belakang lensa = Obyektif
Di depan lensa = Okuler
2.5.2. Cara Kerja Teropong Bumi
Cara Kerja :
a. Lensa Obyektof membentuk bayangan bersifat nyata, terbalik, diperkecil, jatuh pada Fob.
b. Bayangan yang dibentuk jadi benda bagi lensa pembalik dan jatuh pada jarak 2f. Sehingga
terbentuk sifat bayangan yang nyata, terbalik, sama besar.
2.5.3. Cara Kerja Teropong Panggung
Cara Kerja :
a. Sinar sejajar yang masuk ke lensa obyektif membentuk bayangan nyata tepat di titik fokus
obyektif.
b. Bayangan tersebut akan berfungsi sebagai benda maya bagi lensa okuler. Dan oleh Lensa
okuler akan dibentuk bayangan yang dapat dilihat oleh mata.
2.5.4. Cara Kerja Teropong Prisma
Cara Kerja :
a. Sinar masuk melalui lensa obyektif (Depan)
b. Kemudian mengalami pemantulan pada sebuah Prisma (Sinar berbalik arah tetapi pada
lintasan yang berbeda)
c. Sinar mengenai sisi prisma yang lain, sehingga mengalami proses seperti proses b.
d. Sinar menuju lensa okuler (dekat dengan mata).