Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 7

RESUME MATERI MATA KULIAH STATISTIKA DASAR


PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF
( SATU SAMPEL )

Dosen Pengampu : Dr. Ir. T. Aris Sunantyo, M.Sc.

Di susun oleh :

KELOMPOK 6
1. ARI WIDIYANTI ( 16 / 396858 / SV / 11042 )
2. LIA MAULANI ( 16 / 396632 / SV / 10845 )
3. SUSI SUSILOWATI ( 16 / 396645 / SV / 10858 )
4. WAHYUNI CANDRA DEWI ( 16 / 396647 / SV / 10860 )

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2016
TUGAS 7
RESUME MATERI MATA KULIAH STATISTIKA DASAR
PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF
( SATU SAMPEL )

A. PENGERTIAN PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF


Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian
generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel. Statistika adalah ilmu
yang mempelajari adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data. Statistika digunakan dalam
berbagai bidang ilmu, salah satunya dalam ilmu ukur tanah. Dalam ilmu ukur tanah,
terdapat banyak aspek yang diukur. Beberapa diantaranya adalah pengukuran sudut
vertikal, pembacaan rambu ukur, dan pengukuran jarak optis. Pengertian hipotesis dalam
bidang penelitian pada umumnya adalah jawaban sementara dari masalah yang akan
diteliti, akan tetapi hipotesis di dalam Ilmu statistika merupakan dugaan awal yang
diperoleh dengan cara apreroi yaitu asal memberi angka. Jadi, hipotesis dalam ilmu
statistika adalah kesimpulan atau dugaan awal yang diperoleh dengan memberikan
keterangan secara asal baik dalam bentuk angka maupun huruf, akan tetapi bukan secara
asal tanpa pertimbangan, perhitungan, dan penalaran akan tetapi asal yang rasional.

ILMU A

STATISTIKA DASAR ILMU B SUDUT

ILMU UKUR TANAH BACAAN RAMBU

JARAK OPTIS
Dari beberapa pengukuran yang dilakukan tersebut, seorang surveyor memiliki beberapa
data. Data yang baik adalah data yang handal. Kehandalan data yang dihasilkan
dipengaruhi oleh 2 aspek, yaitu operator dan instrumentasi. Itu adalah factor pengaruh
hasil data sampel yang diukur langsung dilapangan.
Kedua faktor ini memiliki peran penting dalam memperoleh data yang akurat. Maka dari
itu, pada setiap pengukuran perlu diperhatikan kedua faktor tersebut sehingga nantinya
tidak akan terjadi kesalahan kasar. Memang pada setiap pengukuran pasti ada kesalahan,
akan tetapi lebih baik terjadi kesalahan sistematis yang biasanya disebabkan oleh alat itu
sendiri sehingga akan bisa segera diatasi secara metodologis daripada terjadi kesalahan
kasar pada data yang diperoleh. Karena apabila terjadi kesalahan kasar, perlu dilakukan
pengukuran ulang. Operator disini adalah orang yang melakukan pengukuran. Setiap
operator memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga data yang diperoleh relatif
tidak sama. Dari data-data yang diperoleh surveyor tersebut perlu dilakukan pengujian
yaitu memilih data yang presisi dan akurasi. Presisi berarti data yang diperoleh antara
satu dengan yang lain memiliki perbedan atau selisih yang sangat kecil. Sedangkan
akurasi berarti data tersebut mendekati nilai sebenarnya. Ketidakhandalan data yang
disebabkan oleh operator disebut dengan kesalahan kasar atau kesalahan blunder.
Instrumentasi adalah alat yang digunakan oleh surveyor untuk mendapatkan data
pengukuran di lapangan. Kesalahan istrumentasi disebut sebagai kesalahan sistematik.
Kesalahan tersebut disebabkan oleh berbagai hal salah satunya adalah alat yang sudah tua
dan belum dikalibrasi.
Ilmu Statistika banyak digunakan di berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah di ilmu
ukur tanah. Data data yang diperoleh dari ilmu ukur tanah pada umumnya adalah sudut,
hasil pembacaan rambu, jarak optis, dll. Data data tersebut merupakan sampel data yang
diperoleh langsung di lapangan. Data data tersebut nantinya akan dianalisa dan
dilakukan pengujian mengenai normalitas data menggunakan ilmu statistika. Data sampel
yang akan dilakukan pengujian harus lebih dari dua, mengapa ? karena pada setiap
pengukuran terdapar ridandensi yaitu pengamatan secara lebih dengan batas minimal 30
sampel data.
B. DATA SAMPEL
Terdapat 6 contoh data sampel yang diperoleh dari pengukuran dan perhitungan
yaitu :
2 sampel sudut vertikal
2 sampel bacaan rambu ( BA, BT, BB )
2 sampel jarak optis
Keenam sampel tersebut diperoleh dari 2 alat yang berbeda, sehingga hasil pengujian
yang diperoleh dengan menggunakan ilmu statistika tersebut bisa menjadi perbandingan,
alat mana yang memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik dan tinggi.
Untuk membandingkan antara 2 sampel, bisa menggunakan cara F- test. Akan tetapi
cara yang digunakan terlebih dahulu untuk menguji sampel - sampel di atas adalah cara
T-test yaitu pengujian satu sampel.

C. T-TEST PENGUJIAN SATU SAMPEL


Pengujian meggunakan T Test ( satu sampel ) dapat dilakukan apabila data sampel yang
akan diuji atau dianalisis berbentuk data interval atau data ratio. T- test termasuk ke
dalam statistika parametris dimana data yang akan dianalisis diasumsikan memiliki
distribusi data yang normal.

Pengujian hipotesis deskriptif (satu sampel) :

a. Statistik sample

Statistik parametris digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila datanya


interval atau rasio adalah t-test satu sampel.dua cara dalam pengujian hipotesis deskriptf
yaitu dengan uji dua pihak (two tail test) dan uji satu pihak (one tail test). Sedangkan uji
satu pihak sendiri ada dua macam yaitu : uji pihak kanan dan uji pihak kiri.

Rumus yang digunkan untuk menguji hipotesis deskriptif(satu sampel) yaitu :


t=

keterangan :

t = nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung

= rata rata X

= nilai yang dihipotesiskan

S = simpangan baku

N = jumlah anggota sampel.

Jadi dapat disimpulkan apabila kita ingin menguji hipotesis satu sampel
langkah yang harus dikerjakan yaitu :

1. Setelah kita mendapatkan data harus dihitung rata rata data


2. Lalu menghitung simpangan bakunya
3. Jika sudah langkah selanjutnya menghitung harga t dan melihat harga t pada tabel
t
4. Langkah selanjutnya menggambar kurve dan meletakkan kedudukan t hitung dan
t tabel dalam kurve
5. Membuat keputusan pengujian hipotesis

Uji Dua Pihak (Two Tail Test)


Uji dua pihak digunakan bil hipotesis nol (Ho berbunyi sama dengan) dan(Ha
berbunyi tidak sama dengan) (Ho =;Ha).
Dalam pengujian hipotesis uji dua pihak berlaku ketentuan bila, harga t hitung
lebih kecil atau sama dengan harga tabel maka Ho diterima, harga t hitung adalah
harga mutlak.
Uji Satu Fihak
a. Uji Fihak Kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila Ho lebih besar atau sama dengan () dan
Ha lebih kecil (<)

(Ho; Ha <)

b. Uji Fihak Kanan


Uji pihak kanan digunakan apabila Ho lebih kecil atau sama dengan () dan
Ha lebih besar (>)
(Ho; Ha >)
Oleh karena itu dalam statistik, data tersebut harus diuji untuk mengetahui
kehandalannya. Yaitu dengan normalitas data dan pengecekan kualitas data
sampel dengan t-test.

Tujuan mempelajari ilmu statistika adalah mempersiapkan surveyor


yang handal

Anda mungkin juga menyukai