Anda di halaman 1dari 3

PAROTITIS

Ellena Rachma Kusuma


G99161037

Parotitis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada kelenjar parotis. Penyakt
ini disebabkan oleh Paramyxovirus yang ditularkan melalui percikan ludah yang berasal
dari bersin atau batuk penderita. Parotitis merupakan self-limiting disease.
Parotitis dapat terjadi pada berbagai usia, tetapi lebih sering mengenai anak-anak.
Seorang anak akan mendapatkan kekebalan tubuh terhadap virus Paramyxovirus dari
ibunya sampai usia 12-15 bulan saja. Itupun apabila ibu pernah menderita gondongan
atau mendapatkan imunisasi sebelumnya. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara
laki-laki dan wanita.
Faktor resiko terjadinya parotitis; antara lain usia 2 12 tahun, belum diimunisasi
MMR, riwayat kontak dengan pasien parotitis mumps, dan kondisi imunokompromis.
Adapun mereka yang berisiko besar menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka
yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon
kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat iodium dalam tubuh.
Parotitis disebabkan oleh Paramyxovirus. Masa inkubasi virus di dalam tubuh
manusia yaitu selama 15-21 hari, kemudian akan bereplikasi di dalam saluran pernafasan
atas dan nodus limpatikus servikalis. Virus menyebar melalui aliran darah ke organ-organ
lain. Virus dapat diisolasi dari saliva 6-7 hari sebelum onset penyakit dan 9 hari sesudah
munculnya pembengkakan pada kelenjar ludah. Penularan terjadi 24 jam sebelum
pembengkakan kelenjar ludah dan 3 hari setelah pembengkakan menghilang.
Virus menyebar dari rongga mulut ke kelenjar parotis melalui duktus Stenson.
Penyebaran juga dapat berlangsung secara hematogen pada neonatus. Virus tersebut
masuk tubuh dapat melalui hidung atau mulut. Semakin banyak penumpukan virus di
dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis atau epitel traktus respiratorius
kemudian terjadi viremia (ikutnya virus ke dalam aliran darah) dan selanjutnya virus
berdiam di jaringan kelenjar atau saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula parotis.
Keluhan yang dapat muncul adalah pembengkakan pada area di depan telinga
hingga rahang bawah, disertai nyeri. Nyeri bertambah saat pasien mengunyah.
Pembengkakan seringkali menyebabkan sulitnya menggerakkan wajah. Gejala penyerta
yang dapat timbul antara lain demam, malaise, dan anoreksia.
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan adanya peningkatan suhu, tampak
lemas, nyeri, pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan
pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami
pembengkakan. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur-
angsur mengempis. Terkadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang dan
kelenjar di bawah lidah. Pada kebanyakan kasus, pemeriksaan penunjang biasanya tidak
diperlukan.
Kerusakan permanen kelenjar parotis yang menyebabkan gangguan fungsi sekresi
saliva dan selanjutnya meningkatkan resiko terjadinya infeksi oral atau karies gigi.
Parotitis autoimun berhubungan dengan peningkatan insiden limfoma.
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat
selama penderita demam dan kelenjar parotis membengkak. Dapat digunakan obat
penurun panas dan nyeri (antipiretik dan analgetik). Aspirin tidak boleh diberikan kepada
anak-anak karena memiliki risiko terjadinya sindrom Rye. Pencegahan terbaik adalah
dengan imunisasi rutin rekomendasi IDAI yaitu imunisasi MMR (Mumps, Measles,
Rubella).

REFERENSI
Centers for Disease Control and Prevention. (2016). Mumps.
https://www.cdc.gov/mumps/ - Diakses tanggal 17 Agustus 2017.
Fox PC, Ship JA. (2008). Salivary Gland Diseases. Dalam: M. Greenberg, M. Glick &
JA Ship (Editor). Burket's Oral Medicine. Hamilton: BC Decker Inc.
Maharani LA, Hadi S (2009). Mumps Unilateral pada Pasien Remaja. Oral Medicine
Dental Journal.
Soemarmo (2008). Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Edisi ke 2. Jakarta: IDAI
Templer JW (2017). Parotitis. http://emedicine.medscape.com/article/882461-
overview#a4 Diakses tanggal 17 Agustus 2017.

Anda mungkin juga menyukai