Anda di halaman 1dari 5

CEDERA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS

DI KOTA MANADO

Erwin Kristanto1
Johannis F. Mallo1
Aria Yudhistira2

1
Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung
Email: gk_erwin@yahoo.com

Abstract: Nowadays, the incidence of traffic accidents increases annually. Injuries caused by
traffic accidents show specific patterns, which differ from that of injuries due to other causes.
Information of injury patterns due to accidents can be very useful in the management of
treatment. The aim of this retrospective study is to describe the kinds of injuries in autopsied
victims due to traffic accidents, which were autopsied, and in some cases handled in
Prof.Dr.R.D.Kandou Manado General Hospital from 2004 until 2008. The results showed that
77.7% of deaths were due to traffic accident head injuries, and 22.2% to chest injuries. We
observed that they had obvious internal organ damage, especially in the abdomen, which
observation could not have been predicted just from external examination. Therefore, it can
be concluded that not only deaths by traffic accidents, but all fatalities should undergo autopsy
to verify the exact cause of death.
Keywords: injury pattern, retrospective study, forensic autopsy

Abstrak: Angka kecelakaan lalu lintas tiap tahun meningkat. Cedera yang ditimbulkan
memiliki pola tertentu yang berbeda dengan cedera akibat kekerasan lain. Informasi mengenai
pola cedera pada kecelakaan lalu lintas dapat digunakan dalam pengobatan. Studi retrospektif
ini mendeskripsi-kan cedera yang ditemukan pada autopsi korban kecelakaan lalu lintas di
rumah sakit umum Prof.dr.R.D Kandou di Manado, periode tahun 2004 2008. Hasil survei
menemukan bahwa 77,7% kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh
cedera kepala, dan 22,2 % akibat cedera pada dada. Dari pengamatan penulis tampak dengan
jelas kerusakan organ dalam, terutama pada perut tidak dapat diperkirakan hanya dengan
pemeriksaan luar mayat. Perlu dipikirkan bersama agar dapat diciptakan kondisi di mana
korban meninggal pada kasus kecelakaan lalu lintas maupun untuk kasus yang lain dapat
menerima pelayanan autopsi forensik.
Kata kunci: Pola cedera, studi retrospektif, autopsi forensik

Di Indonesia, angka kecelakaan lalu lintas kam di Poltabes Manado.1


tiap tahun meningkat. Manado sebagai salah Pola cedera akibat kecelakaan lalu lin-
satu kota di Indonesia juga menunjukkan ke- tas memiliki perbedaan dengan pola cedera
cenderungan yang sama. Peningkatan yang akibat kekerasan lain. Informasi mengenai
paling nyata tampak dari angka kematian pola cedera ini dapat dimanfaatkan sebagai
akibat kecelakaan pada tahun 2007 yang salah satu acuan dalam tata laksana medis
mencapai dua kali lipat angka kematian aki- kasus kecelakaan lalu lintas. Dinamika gaya
bat kecelakaan pada tahun 2005 yang tere- fisika yang terlibat pada suatu cedera akibat
180
Kristanto, Mallo, Yudhistira; Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Manado 181

gaya mekanik telah dijelaskan secara terpe- tahun 2007 dan 2008.
rinci oleh DeHaven untuk memberi konsep Autopsi dilakukan dengan insisi I,
dasar dalam menjelaskan dan memperkira- diteruskan dengan membuka rongga kepala,
kan jejas yang diasosiasikan dengan trauma dada, dan perut. Organ dalam dikeluarkan
dan mekanisme yang mendasarinya. Walau- menurut sistemnya, dan diperiksa satu per
pun demikian tetap diperlukan suatu studi satu.
mengenai pola cedera yang diharapkan da-
pat melengkapi manfaatnya untuk kepen- HASIL PENELITIAN
tingan praktis.2
Cedera pada kepala dan leher
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Prof.dr.R.D Kandou sebagai pusat rujukan Cedera kepala adalah cedera yang pa-
propinsi Sulawesi Utara diambil sebagai ling dominan ditemukan pada studi ini, yak-
tempat studi, karena dipandang mampu ni 88% dari keseluruhan kasus dan diiden-
mewakili gambaran rumah sakit lain di kota tifikasi sebagai penyebab kematian pada
Manado. RSUP Prof.dr.R.D Kandou saat ini 77% kasus. Pada studi ini tidak ditemukan
merupakan rumah sakit yang memiliki kasus dengan cedera pada leher. (tabel 1).
sumber daya yang paling memadai untuk
melakukan autopsi forensik, sehingga pada Cedera pada dada
kondisi wajar semua autopsi forensik terkait
kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Cedera pada dada ditemukan pada 66%
kota Manado dilaksanakan di RS ini. dari keseluruhan kasus dan menjadi penye-
Studi ini dilakukan untuk mengetahui bab kematian pada 22 % kasus. Cedera pada
pola cedera akibat kecelakaan lalu lintas di jantung terjadi pada 11 % kasus dalam studi
kota Manado melalui autopsi forensik yang ini. Pada salah satu kasus dalam studi ini
dilakukan pada korban sesuai dengan per- juga ditemukan luka bakar derajat 2 yang
mintaan penyidik. meliputi 16% permukaan tubuh.

METODE PENELITIAN Cedera pada perut dan panggul


Studi ini adalah cross-sectional retro- Cedera pada perut ditemukan pada 55%
spective study yang mencatat gambaran dari keseluruhan kasus. Pada 1/5 kasus ce-
hasil autopsi korban kecelakaan lalu lintas dera abdomen ditemukan robeknya hati, dan
periode tahun 2004 sampai dengan tahun pada 1/5 kasus cedera abdomen yang lain
2008. Pada studi ini tidak dibedakan antara ditemukan robeknya ginjal kiri. Pada studi
pengendara roda dua, empat, atau kendaraan ini tidak ditemukan kasus dengan kerusakan
bermotor lainnya. anatomis limpa. Juga tidak ditemukan cede-
Data diambil dari rekam medis semua ra pada perut sebagai penyebab kematian.
kasus kecelakaan lalu lintas yang diautopsi Cedera pada panggul ditemukan pada 33%
di RSUP Prof.dr.R.D Kandou periode tahun dari keseluruhan kasus; sepertiga diantara-
2004 sampai dengan tahun 2008. Jumlah nya ditemukan cerai sendi pada daerah
total sampel adalah sembilan kasus; semua panggul.
kasus pada studi ini adalah pengendara
kendaraan bermotor, baik pengemudi mau-
Cedera pada ekstremitas
pun penumpangnya. Objek studi terdiri atas
tujuh laki-laki dan dua perempuan, dengan Cedera pada ekstremitas ditemukan pa-
rentang umur 15 tahun sampai 54 tahun. da semua kasus. Pada 11% kasus ditemukan
Pada tahun 2004 dan 2005 masing-masing patahnya kedua tulang tungkai bawah, dan
dilakukan dua autopsi, tiga kasus pada tahun 11% lainnya ditemukan terkudungnya bagi-
2006, dan masing-masing satu kasus pada an dari ekstremitas.
182 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 3, November 2009, hlm. 180-184

Tabel 1. Gambaran hasil autopsi korban kecelakaan lalu lintas periode tahun 2004 sampai dengan
tahun 2008 di kota Manado. Data diambil dari rekam medis semua kasus kecelakaan lalu lintas yang
diautopsi di RSUP Prof.Dr.R.D Kandou dalam periode waktu tersebut. Tanda + menunjukan
terdapatnya cedera.

Tag Kepala Leher Dada Abdomen Panggul Ext Cause of Death (COD)
PR + + + Fr. Basis Cranii
JW + + + Robeknya otak besar
DK + + + + Robeknya Vent. Jantung
WG + + + Memar otak
PB + + + + Hematothorax
RK + + + Epidural hematom
BP + + + Epidural hematom
LS + + + + Udema otak
RT + + + + Robekan otak besar

PEMBAHASAN Pemahaman akan pola cedera ini akan


dapat membantu deteksi dan tata laksana
Dalam memandang autopsi forensik
cedera pada tiap anggota tubuh korban yang
harus disadari, bahwa selain membawa
dirawat. Pemahaman yang salah dari prak-
manfaat bagi proses penegakan keadilan,
tisi hukum mengenai manfaat autopsi foren-
autopsi forensik juga dapat membawa man-
sik menyebabkan penurunan angka autopsi
faat besar bagi perkembangan ilmu dasar
forensik pada kasus kecelakaan lalu lintas.
dan ilmu klinik kedokteran. Mengingat ma-
Pemeriksaan luar kemudian dianggap ade-
sih minimnya angka autopsi klinis yang
kuat untuk menggantikan manfaat autopsi
dilakukan di pusat-pusat pendidikan kedok-
forensik pada kasus kecelakaan lalu lintas.
teran di Indonesia, maka untuk perkem-
Saat ini bagaikan sebuah tren, angka kasus
bangan ilmu kedokteran di Indonesia perlu
kecelakaan lalu lintas yang dimintakan pe-
disosialisasikan autopsi forensik.
meriksaan luar oleh penyidik memiliki pro-
Salah satu manfaat yang dapat diambil
dari autopsi forensik untuk perkembangan porsi yang amat besar.
ilmu kedokteran, sesuai judul tulisan ini
adalah pemahaman mengenai pola cedera Cedera pada kepala dan leher
pada para pengguna kendaraan bermotor Cedera kepala adalah cedera yang pa-
pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas. ling sering terjadi pada pengendara sepeda
Cedera pada kecelakaan lalu lintas memiliki motor. Pada dua kasus ditemukan adanya
pola yang berbeda dengan cedera karena serpihan helm yang merusak bagian otak
kejadian atau kekerasan lainnya, sebagai besar. Perhatian perlu diberikan pada helm
contoh adalah pola dimana trauma mekanik standar yang diwajibkan oleh kepolisian dan
dan luka bakar ditemukan pada korban yang penegakannya. Juga menjadi perhatian dok-
sama, akibat gesekan tangki bahan bakar ter saat mengekplorasi luka pada kepala aki-
dengan aspal pada saat sepeda motor ter- bat kecelakaan lalu lintas.
lempar. Walau pola cedera ini dapat dipela- Pada cedera kepala, yang paling dita-
jari di text book atau literatur luar negeri kuti adalah terjadinya pembengkakan pada
lainnya, harus disadari bersama adanya ke- otak setelah terkena trauma. Perdarahan di
mungkinan perbedaan pola mengingat per- bawah selaput otak yang sering terjadi pada
bedaan berbagai variabel antar negara. Ada- beberapa kasus mungkin tidak menyebab-
nya gambaran pola cedera yang diteliti di kan kematian, namun pembengkakan otak
Indonesia sendiri menjadi suatu kebutuhan yang terjadi dapat menyebabkan pening-
bagi dunia kedokteran. katan tekanan di dalam rongga kepala se-
Kristanto, Mallo, Yudhistira; Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Manado 183

hingga mencederai otak. Kondisi ini dite- pada dada korban, pernafasan dapat terhenti
mukan pada salah satu kasus pada studi ini. karena dinding dada tidak dapat mengem-
Gambaran kerusakan pada tulang teng- bang. Pada autopsi kondisi ini harus diper-
korak sedikit banyak juga dapat memberi- hatikan dengan seksama, mengingat, di dae-
kan petunjuk mengenai dampak kekerasan rah dada kadang hanya terdapat memar,
yang terjadi terhadap organ otak, besaran informasi tambahan pada tahap persiapan
daya yang digunakan, arah datangnya ke- autopsi harus dimaksimalkan untuk dapat
kerasan dan lain-lain. Secara konvensional, mendeteksi dengan baik asfiksia mekanik
kerusakan tulang terbagi menjadi dua kate- ini.2
gori yakni kerusakan akibat kekerasan tum-
pul dan akibat kekerasan tajam, didasari Cedera Pada Perut
atas ada tidaknya gambaran terpotong pada
permukaan tulang. Kerusakan akibat keke- Pada beberapa kasus dalam studi ini,
rasan tumpul menghasilkan tanda-tanda cedera perut dan organ dalamnya akan sukar
benturan, patah tulang hingga serpihan dideteksi bila hanya dilakukan pemeriksaan
tulang. Dapat pula ditentukan besaran daya luar dan atau inspeksi saja, karena kerusak-
yang dihantarkan untuk menghasilkan keke- an sering tidak nampak dari luar. Bagian
rasan tersebut, dilihat dari jumlah fragmen perut yang elastis secara fisika menyebab-
tulang yang terbentuk dan perubahan bentuk kan sering tidak tampaknya lecet, luka
kelenturan tulang. Baik kekerasan tumpul terbuka atau luka lain yang berbahaya bagi
maupun tajam, tanda-tanda bekas benturan, pengendara yang mengalami kecelakaan.
patah tulang atau tanda terpotong dapat Dengan kata lain presentasi luar daerah
mengindikasikan diantaranya bentuk obyek abdomen tidak dapat dijadikan petunjuk
yang mengenai tulang saat benturan dan tipe mengenai ada tidaknya kelainan yang ter-
cedera.5 jadi pada organ dalam. Bagian depan perut
yang paling sering mengalami benturan pa-
da saat kecelakaan sering menimbulkan ke-
Cedera Pada Dada
rusakan pada hati. Kematian tidak terjadi
Pada studi ini penulis melihat adanya segera, namun terjadi beberapa jam setelah
kemungkinan dimana cedera pada dada kejadian karena penumpukan darah (hema-
sebagai penyebab kematian tidak terdeteksi. toma hepatik) di bawah selaput pembung-
Pada keadaan dimana terjadi benturan kuat kus hati (kapsula) yang akhirnya memecah-
pada dada, dapat timbul memar pada jan- kan kapsula.
tung. Memar ini dapat membuat terbentuk-
nya gumpalan darah (trombosis) yang me- Cedera Pada Panggul
nyumbat pembuluh nadi jantung, jalur
suplai makanan dan oksigen pada jantung Patahnya tulang atau cerai sendi yang
(arteri coronaria), hingga terjadi kematian merobek pembuluh nadi besar di daerah
mendadak. Karena kondisi ini, pada kasus panggul seperti arteri iliaka dapat menye-
kecelakaan lalu lintas dengan cedera pada babkan kematian, namun pada kasus-kasus
dada, seyogyanya dilakukan pemeriksaan dalam studi ini tidak ditemukan.
patologi anatomi pada otot jantung yang
akan dapat membantu memberi gambaran Cedera Pada Ekstremitas
adanya kerusakan pada otot jantung. Peng- Dislokasi sendi maupun patahnya tu-
amatan seksama pada otot jantung saat lang pada ekstremitas pada studi ini me-
autopsi dapat membantu deteksi kerusakan mang tidak ada yang menyumbangkan ang-
otot jantung, walau tidak memiliki sensi- ka sebab kematian, namun deteksinya pen-
tifitas yang sama dengan pemeriksaan pato- ting dalam pemahaman mekanisme cedera
logi anatomis. dan pengobatannya. Pada beberapa kasus,
Demikian juga pada kondisi dimana pemeriksaan radiologis akan amat memban-
terjadi tekanan atau himpitan yang kuat tu dalam deteksi cedera.
184 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 3, November 2009, hlm. 180-184

Berbagai cedera ini bisa terjadi tunggal cedera yang terjadi pada kecelakaan lalu
atau bersama-sama sehingga pemeriksaan lintas di kota Manado dan di kota/daerah
yang teliti dan menyeluruh sangat diperlu- lainnya.
kan untuk menentukan mekanisme terjadi- Perlu dipikirkan untuk terciptanya pe-
nya cedera, organ yang cedera dan cedera mahaman bersama mengenai pentingnya au-
yang menjadi penyebab kematian. topsi forensik baik pada kasus kecelakaan
lalu lintas maupun untuk kasus lainnya.
KESIMPULAN
Dengan adanya kemajuan dalam bi-
DAFTAR PUSTAKA
dang transportasi dan peningkatan jumlah
kendaraan, maka angka kejadian cedera aki- 1. Rompas N, Mallo JF, Tomuka DT.
bat kecelakaan lalu lintas juga turut mening- Angka kematian akibat kecelakaan
kat. Pola cedera yang terjadi dapat bervaria- lalu lintas di kota Manado yang
si di berbagai kota, daerah atau negara. Pe- masuk bagian forensik FK UNSRAT
mahaman akan pola cedera ini akan dapat Prof.dr.R.D Kandou periode 2005-
membantu deteksi dan tata laksana cedera 2007. Manado: Fakultas Kedokteran
pada tiap anggota tubuh korban yang dira- Universitas Sam Ratulangi, 2009;
wat. Pada studi ini kasus kematian akibat Hal. 12-33.
kecelakaan lalu lintas umumnya akibat ce- 2. Tedeschi CG, Eckert WG, Tedeschi
dera kepala. Tanpa autopsi forensik terjadi- LG. Forensic medicine, a study in
nya cedera pada organ dalam akan sulit di- trauma and enviromental hazards.
tentukan. Dengan demikian adanya ketidak- Volume 2. Philadelphia: W.B
selarasan pemahaman dari yang berkepen- Saunders, 1977; p.853 64.
tingan mengenai manfaat autopsi forensik 3. Mant AK. Injuries and death in road
korban kecelakaan lalulintas serta anggapan traffic accident. In: Mason JK. The
bahwa pemeriksaan luar dianggap adekuat Pathology of trauma. 2nd edition.
untuk menggantikan autopsi tersebut akan London: Hodder and Stongtan, 1993;
menyulitkan penentuan organ/bagian tubuh p.15-40.
yang cedera, terutama sebagai penentu pe- 4. Idries AM. Kecelakaan, bunuh diri atau
nyebab kematian. pembunuhan. Dalam: Idries AM,
Tjiptomartono AL ed. Penerapan
SARAN ilmu kedokteran forensik dalam
Oleh karena jumlah kasus pada studi proses penyidikan. Jakarta: Sagung
ini tidak banyak maka belum dapat memberi Seto, 2008; hal.53-112.
pola gambaran yang mewakili seluruh kasus 5. Dolinak D, Matshes E. Medicolegal
kecelakaan lalu lintas di kota Manado. Neuropathology: A Color Atlas.
Diharapkan hasil studi ini dapat memberi Chapter 02: Skull Fracture. Toronto:
pijakan bagi penelitian lanjut mengenai Mosby; p.20 42.

Anda mungkin juga menyukai