Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pekerjaan yang Diamati.

Pekerjaan yang diamatai selama melakukan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) pada pembangunan konstruksi beton bertulang, yaitu Proyek Pembangunan

Ruko 4,5 Lantai di Jl. HJ. RAIS A Rahman (Sui.Jawi) yang dilaksanakan selama

8 minggu, dimulai pada tanggal 23 Februari s/d 17 April 2015 adalah sebagai

berikut :

1. Pekerjaan Kolom Lantai 1.

2. Pekerjaan Balok Lantai 2 (Balok Induk dan Balok Anak).

3. Pekerjaan Plat Lantai 2

Adapun langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan di atas adalah sebagai

berikut :

1. Pekerjaan Kolom Lantai 1.

a. Pekerjaan Tulangan Kolom.

b. Pembuatan Bekisting Kolom.

c. Pemasangan Bekisting Kolom.

d. Pekerjaan Pengecoran Kolom

.
2. Pekerjaan Balok Lantai 2.

a. Pekerjaan Pemasangan Skafolding.

b. Pekerjaan Pemasangan Kayu Gelegar.

c. Pembuatan Bekisting Balok.

d. Pekerjaan Pemasangan Bekisting Balok.

e. Pekerjaan Pembesian Balok.

f. Pekerjaan Pengecoran Balok.

3. Pekerjaan Plat Lantai 2.

a. Pekerjaan Pemasangan Mal Lantai.

b. Pekerjaan Pemasangan Wiremesh M5 dua lapis.

c. Pekerjaan Pengecoran Lantai.


4.2. Gambar Kerja
4.3. Lingkup Pekerjaan.

4.3.1. Pekerjaan Kolom Lantai 1.

4.3.1.1. Dasar Teori.

A. Pengertian Kolom.

Kolom adalah suatu komponen struktur bangunan yang fungsi utamnya

untuk menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggu yang tidak

ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil (SK SNI T-15-1991-03).

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting

dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan dari suatu kolom merupakan lokasi

kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai yang bersangkutan dan juga

runtuh total seluruh struktur. (Sudarmoko, 1996).

B. Fungsi Kolom.

Fungsi Kolom adalah sabagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.

Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain

seperti beban hidup, serta beban angin.

C. Jenis-Jenis Kolom.

Menurut Wang (1986) dan ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga,

yaitu:

1. Kolom Ikat (Tie Colomn)

Kolom ikat biasanya berbentuk segi empat atau lingkaran, dimana

tulangan utama memanjang (longitudinal) kedudukannya dipegang

oleh pengikat lateral (beugel)terpisah yang umumnya ditempatkan

pada jarak 15-40cm.


2. Kolom Spiral (Spiral Colomn)

Kolom Spiral biasanya berbentuk segi empat atau lingkaran, dimana

tulangan utama memanjang (longitudinal) disusun membentuk

lingkaran dan dipegang oleh spiral (beugel) yang ditempatkan secara

terus menerus dengan jarak 5-7 cm.

3. Kolom Komposit (Composite Colomn)

Kolom Komposit adalah gabungan antara beton dan profil baja

struktur, pipa tanpa atau dengan tulangan memanjang yang diikat

dengan beugel.

D. Persyaratan Detail Penulangan Kolom.

4.3.1.2. Gambar Kerja.

4.3.1.3. Peralatan dan Bahan yang Digunakan.

Peralatan yang digunakan pada pekerjaan kolom adalah :

1. Pekerjaan Skafolding.

- Jack Base.

- Mainframe.

- Cross

- Join

2. Pekerjaan Pembuatan Bekisting/Papan Mal Kolom.

- Gergaji mesin.

- Gergaji Tangan.

- Meteran.
- Palu.

- Pensil.

- Penggaris Siku.

3. Pekerjaan Pemasangan Bekisting Kolom.

- Palu

- Unting-unting

- Benang.

- Gergaji

- Meteran

4. Pekerjaan Pengecoran Kolom.

- Ember

- Sekop

- Cangkul

- Arco/gerobak dorong.

- Vibrator

5. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom.

- Linggis

- Palu

Bahan-bahan yang dibutuhkan pada pekerjaan kolom adalah sebagai

berikut.

1. Pekerjaan Tulangan Kolom.

- Besi 19 mm

- Besi 16 mm
- Besi 8 mm

- Kawat Bendrat.

2. Pekerjaan Bekisting.

- Kayu Kaso

- Papan Triplek

3. Pekerjaan Pengecoran Kolom

- Air

- Ready Mix

4.3.1.4. Prosedur Pelaksanaan.

4.3.2. Pekerjaan Balok Lantai 2 (Balok Induk dan Balok Anak).

4.3.2.1. Dasar Teori.

4.3.2.2. Gambar Kerja.

4.3.2.3. Peralatan dan Bahan yang Digunakan.

4.3.2.4. Prosedur Pelaksanaan.


4.3.3. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai 2.

4.3.3.1. Dasar Teori

A. Pengertian

Plat Lantai merupakan lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung,

merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang

lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom

bangunan.

Ketebalan plat lantai ditentukan oleh:

Besar lendutan yang diinginkan.

Lebar bentang atau jarak antara balok-balok pendukung.

Bahan konstruksi dan bahan plat lantai.

Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus, dan mempunyai

ketinggian yang sama dan tidak miring, agar terasa nyaman untuk kaki berpijak.

Ketebalan plat lantai ditentukan oleh beban yang harus didukung, besar lendutan

yang diizinkan, lebar bentang atau jarak antara balok-balok pendukung serta

bahan konstruksi dari plat lantai tersebut.

B. Fungsi Plat Lantai.

Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pemisan antara ruang bawah dan ruang atas.

b. Sebagai tempat berpijak penghuni dilantai atas.

c. Untuk menempatkan kabel-kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.

d. Meredam suara dari ruang atas maupun ruang bawah.

e. Menambah kekakuan bangunan pada arah horiozontal


C. Beban-beban yang bekerja pada plat lantai

Mengenai besarnya beban yang bekerja pada lantai berkaitan dengan

perencanaan pembebanan yang dapat di lihat pada Peraturan Beton

Indonesia 1977 dan Standar Beton SK SNI T-15, 1991. Agar lantai cukup

kaku dan kuat serta ekonomis, maka lantai dikombinasikan dengan balok-

balok. Balok berfungsi sebagai tumpuan lantai.

4.3.3.2. Gambar Kerja.


4.3.3.3. Peralatan dan Bahan yang Digunakan.

A. Pekerjaan Balok.

Peralatan yang digunakan pada pekerjaan balok adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan pembuatan papan mal/bekisting.

- Gergaji tangan - Meteran

- Palu. - Pensil

- Gergaji duduk. - Penggaris siku

2. Pekerjaan penulangan balok.

- Meteran - Tang kakak tua

- Pembengkok besi - Mesin gerinda/canai

3. Pekerjaan pengecoran.

- Cangkul

- Sekop

- Ruskam

- Vibrator
Bahan yang dibutuhkan pada pekerjaan balok adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan perancah

- Paku 3 dan 5

- Skafolding

- Kasau ukuran 5/10 cm

- benang

2. Pekerjaan mal/bekisting

3. Pekerjaan penulangan balok

4. Pekerjaan pemasangan papan mal/bekisting balok

5. Pekerjaan pengecoran

B. Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan plat lantai adalah sebagai

berikut:

4.3.3.4. Prosedur Pelaksanaan.

A. Pekerjaan Pembuatan Perancah Balok.

1. Pengadaan Skafolding.

Di proyek pembangunan Ruko PT. Pantai Indah ini perusahaan

melakukan kebijakan tidak menggunaka perancah cerucuk untuk pekerjaan

perancahnya. Adapun alat yang digunakan yaitu bernama Skafolding. Perancah

(Skafolding) merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung.

Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2

meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja.

Perancah adalah work platform sementara. Skafolding adalah alat

perancah yang terbuat dari besi dan memiliki bagian-bagian tersendiri yang
memiliki fungsi masing-masing. Adapun keunggulan dari menggunaka skafolding

adalah sebagai berikut:

Cara pemasangannya lebih cepat dari pada perancah kayu.

Lebih praktis dan menghemat tempat.

Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi pekerja sehingga keselamatan

terjamin.

Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus

terlindung dari jatuhnya alat dan bahan kerja.

2. Langkah Kerja Pemasangan Perancah Balok.

Adapun langkah kerja pemasangan perancah balok yaitu:

a. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan

pemasangan perancah balok yang diletakkan dekat dengan area

pemasangan, agar lebih mudah dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.

b. Adapun langkah-langkah pemasangan balok yaitu kita dirikan scafolding

yaitu dengan cara menyatukan bagian-bagian yang terdapat pada

scafolding.

c. Pertama-tama kita membutuhkan 2 atau 3 orang pekerja untuk mendirikan

skafolding, penggunaaan skafolding dalam perancah itu dapat menghemat

waktu dan sangat mudah dalam merakitnya, pertama kita menyiapkan

bagian-bagian skafolding seperti main frame, jack base, cross, U head.


d. Setelah bagian-bagian skafolding terkumpul semua kita dirikan main

frame, sebelum mendirikan main frame kita masukkan atau gabungkan

jack base dengan main frame seperti pada gambar.

e. Setelah mainframe kita dirikan, maka kita harus menyiapkan bagian

selanjunya yaitu cross, cross memiliki fungsi seperti skur diagonal pada

perancah cerucuk, dengan cros ini kita dapat menyatukan antara

mainframe satu dengan yang satu lainnya seperti pada gambar.

f. Cara pemasangan cross ini yaitu kita sambungkan kebagian yang ada di

mainframe, sudah ada tempat dan bagiannya jadi pekerja bisa dapat

langsung dapat menyatukan dengan mudah dan menguncinya dengan cara

memutar skrup yang ada pada mainframe.

g. Karena ini pekerjaan balok maka skafolding harus didirikan menjadi dua

set adapun caranya adalah terlebih dahulu kita harus menyiapkan bagian

yang bernama join, join ini memiliki fingsi sebagai alat penyambung

antara mainframe yang satu dengan mainframe yang akan didirikan

diatasnya.

h. Memasukkan join pada bagian atas kaki mainframe, join tersebut tidak

akan lansung masuk kedalam mainframe tetapi akan masuk setenganya

karena mainframe sudah didesain untuk menjadi penyambung antar

mainframe.
i. Cara mendirikan main frame yang berada diatas main frame yang sudah

terpasang sama seperti saat kita dirikan mainframe sebelumnya. Maka

telah selesai mendirikan 2 set perancah skafolding.

j. Perletakan skafolding yang telah dirakit 2 set tersebut disesuaikan, adapun

posisi perakitan skafolding yang pertama diletakkan pada sisi pinggir

bangunan yaitu skafolding dengan posisi jack base yang salah satu sisinya

diletakkan pada bagian atas sloof atau posisinya berada di as kolom. Posisi

pemasangan skafolding ini tidak menjadi hal yang mutlak dilakukan

karena perletakkan skafolding tergantung pada rencana awal ataupun

melihat situasi lapangan.

k. Setelah pemasangan skafolding selesai, ada satu bagian lagi yang menjadi

bagian akhir dari pemasangan skafolding bagian ini adalah U head. U head

ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk meletakkan alas kayu atau

gelegar sementar, dengan gambar sebagai berikut:

l. Seperti gambar bentuk u head pada penjelasan sebelumnya maka

pengerjaan pemasangan skafolding dapat kita lanjutkan kepekerjaan

berikutnya yaitu kedataran untuk mendapatkan posisi balok yang rata.

m. Disini ada hal yang perlu diperhatikan yaitu pemasangan gelegar

sementara yang akan di letekkan di atas U head, pertama kita levelkan U

head tersebut dengan kolom. Ukuran balok yang dibuat pada

pembangunan ruko ini adalah bentang 4,20 m, menggunakan kayu kasau


5/10. Sebelum kasau diletakkan di atas U head, kita harus mengecek

ulang penglevelan dengan perencanaan, dari ukuran tinggi kolom

hhvgvggh kurangi dengan ukuran kasau 5/10 2 susun, sehingga posisi

gelegar yang para pekerja biasa menyebutnya dengan susunan yang paling

bawah disebut keep dan di atasnya disebut dengan galegar, maka akan kita

dapatkan posisi balok di ukuran ajajajaj sesuai dengan ukuran kolom lantai

1.

n. Adapun ukuran gelegar dan keep berbeda. Untuk keep tetap menggunakan

1 batang dengan panjang 4 m, sedangkan gelegar dengan ukuran 2 m.

o. Setelah itu keep di letakkan dengan arah memanjang dan gelegar di atas

keep, kemudian gelegar kita tetapkan atau matikan posisinya dengan

menggunakan paku 3 inch. Posisi keep yang bertumpu pada U head

dengan arah memanjang, untuk saling menyambung keep ini diberi jarak

pada setiap skafolding sehingga keep yang berada di atas u head

dilebihkan 50 cm kemudian sambung kembali keep dengan keep

berikutnya dengan cara yang sama sampai mendapatkan ukuran yang

sesuai dengan panjang balok atau pun panjang jarak antar kolom.

p. Untuk posisi melebar kita dapat menggunakan 1 keep sebagai tumpuan

gelegar karena lebar bangunan ruko 11m. Kemudian kita dapat meratakan

dari posisi yang telah direncanakan letak keep tepat pada level... dari

ukuran kolom...

q. Pelaksanaan pengecekan kedataran keep ini sama seperti langkah

sebelumnya menggunakan selang untuk mencari salah satu kolom yang


akan menjadi patokan penglevelan, kemudian keep di setel untuk dapat

pas dengan ukuran kedataran pada ukuran.... terhadap kolom begitu juga

untuk kolom-kolom yang lainnya.

r. Adapun cara menyetel keep tersebut yaitu dengan menyetel U head naik

atau turun disesuaikan dengan ukuran kedataran sehingga memudahkan

para pekerja untuk mendapatkan kedataran sesuai dengan yang

direncanakan.

s. Langkah kerja yang sama pada saat kita ingin mendapatkan kedataran

terhadap keep yang lainnya.

t. Kemudian kita dapat melanjutkan pekerjaan selanjunya yaitu pemasangan

gelegar yang akan diletakkan diatas keep tersebut.

u. Gelegar sementara ini memiliki langkah kerja yang sama dengan keep

hanya saja posisi dan ukuran dari gelegar ini saja yang berbeda. Posisi

gelegar sementara ini dilintangkan di atas keep, kemudian gelegar

sementara ini disesuaikan jaraknya di buat menjadi 50 cm sesuai dengan

yang direncanakan oleh pihak perencana.

v. Gelegar sementara ini di cek kedatarannya sesuai dengan yang

direncanakan sehingga kedataran lantai yang direncanakan akan rata dan

kasau yang dipakai adalah kasau ukuran 5/10 maka gelegar diatas keep

akan mencapai kedataran yang direncanakan.

B. Pekerjaan Pembuatan Mal (Bekisting) Balok.

1. Penjelasan
Pekerjaan pembuatan Bekisting adalah pekerjaan perakitan papan mal

dan kayu 3/5 yang membentuk persegi panjang yang ukurannya sesuai ukuran

rencana.

Papan mal (Bekisting) berfungsi sebagai cetakan untuk suatu bagian

atau item pada suatu konstruksi beton. Pembuatan papan mal sangat

mempengaruhi hasil akhir pada pekerjaan konstruksi beton yang diperoleh, maka

dari pembuatan papan mal (Bekisting) harus dilakukan dengan teliti, rapi, benar

dan kuat.

2. Syarat Pembuatan Mal (Bekesting).

Dalam pembuatan bekesting ada beberapa syarat yang harus terpenuhi

yaitu:

a. Bekesting harus rapat, agar pada saat pengecoran nanti air semen

tidak keluar. Namun lebih baik lagi jika mal dilapisi dengan plastik

terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran.

b. Bekesting harus kuat, kaku dan kokoh. Sehingga pada saat

pengecoran nanti kedudukannya tidak bergeser (bergerak).

c. Permukaan pada bagian dalam mal harus rata dan permukaannya

halus sehingga hasil pengecoran nantinya akan terlihat rata dan rapi.

d. Sambungan antara mal harus siku agar dimensi dan bentuk beton

yang dihasilkan sesuai rencana.

3. Langkah kerja Pembuatan Mal (Bekisting) Balok.


Adapun langkah kerja pembuatan mal (Bekesting) balok yaitu:

a. Mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan dipergunakan.

b. Menyiapkan meja pemotong multitriplek, kemudian memasang alat

gergaji pemotong di meja tersebut. Pada meja tersebut juga dipasang

stoper agar ukuran yang dipotong sama semua.

c. Kemudian, dilakukan proses pemotongan papan mal untuk alas mal

balok dengan ukuran lebar 30cm dan juga dinding mal balok dengan

ukuran tinggi 40cm dengan panjang sesuai dengan yang dibutuhkan

dan sebanyak yang dibutuhkan. Karena pada bagian sambungan

yang kurang panjang ataupun terlalu panjang akan disesuaikan

dengan cara dipotong atau disambung kembali.

d. Selanjutnya, meletakkan 2 buah kayu kasau 3/5 dengan panjang

yang berbeda kemudian meletakkan papan mal yang sudah dipotong


sebelumnya di atasnya. Kemudian memaku papan mal yang sudah

dipasang di atas kasau tadi dengan menggunakan paku 2 inch. Kayu

kasau ini digunakan sebagai klam pada dinding mal balok.

Selanjutnya memasang klam melintang dengan jarak bentang 40cm

untuk memperkuatnya.

e. Setelah selesai semua papan mal (bekesting) siap untuk dipasang.

4.

C. Pekerjaan Pemasangan Mal (Bekisting) Balok.

D. Pekerjaan Penulangan Balok.

E. Pekerjaan Pemasangan Wiremesh


F. Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai 2

Anda mungkin juga menyukai