Anda di halaman 1dari 12

Batuan Beku

1. Batu Andesit

Andesit

Proses Terbentuknya :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang
meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur
lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100
derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.
Warna :Agak gelap (abu-abu tua) dengan fenokris-fenokris hornblende
dalam bentuk jarum panjang.
Struktur :Scoria, vesikular, pillow atau columnar.
Tekstur :Porphyritic karena lava yang membentuk batu andesit
megandung banyak phenocrysts (Kristal/mineral yang besar).
Kandungan Mineral :Mineral batu yang berukuran kecil dan berwarna hitam disebut
mineral biotite dan yang berwarna putih disebut potassium
feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral
gelap lainnya yang terdapat pada batuan Andesite. Batuan
Andesite mempunyai lebih dari 20 persen kandungan kuarsa
dan yang terbanyak adalah mineral plagioklas, walaupun
mineral-mineral ini kadang hanya terlihat di bawah mikroskop.
2. Batu Diorit

Diorit

Proses Terbentuknya :Batu Diorite merupakan batuan hasil terobosan batuan beku
(instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra
yang bersifat mafic pada suatu subduction zone.
Warna :Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih.
Struktur :Massive.
Tekstur :Feneris dengan kandungan feldspar plagioklas.
Kandungan Mineral :Batuan ini mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas
feldspar, mineral berwarna terang, dan hornblende berwarna
hitam. Tidak seperti granit, batuan diorite tidak mengandung
mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga tidak seperti
gabbro, diorite mempunyai warna yang lebih terang dan
mengandung soda, tidak mengandung kalsit plagioklas.
3. Liparit

Liparit

Proses Terbentuknya :Terbentuk pada pembekuan magma yang sudah keluar dari
perut bumi (batu beku luar), karena perbedaan tekanan udara
antara di perut bumi dengan di luar sehingga magma akan
membeku dengan cepat, belum sempat terbentuk Kristal,
terbentuk dari magma asam yang mempengaruhi kandungan
mineral batuan ini sehingga warna yang dihasilkan terang.
Warna :Putih
Struktur :Massive
Tekstur :Porifis (ada perbedaan Kristal yang sangat mencolok)
Kandungan Mineral : Feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna
gelap
4. Batu Diabas
Diabas

Proses Terbentuknya :Batuan diabase merupakan batuan beku. Batuan diabase adalah
batuan beku basa yang kaya kandungan Fe dan berwarna gelap
terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dengan
lempeng samudera. Tumbukan tersebut menyebabkan
terjadinya partial melting batuan menjadi magma yang
bersifat basaltik (magma yang komposisinya kaya Fe dan
bersifat relatif encer). Magma basaltic ini kemudian mengalami
alih tempat menuju kerak benua bagian bawah, kemudian
mengalami fraksinasi dan diferensiasi sehingga membentuk
magma diabas yang selanjutnya tersingkap di permukaan bumi.
Warna :Gelap karena mengandung banyak Fe.
Struktur :Secara petrografis menunjukan struktur diabasic atau ophitic
dan tersusun oleh mineral plagioklas (labradorit, bytownit),
piroksen (augit, hypersten, enstantit dan diopsid), magnetit,
sedikit klorit, serisit serta mineral karbonat.
Tekstur :Kristal halus, secara kristalinitas yaitu holokristalin, secara
granulitas yaitu fenerik sedang, dan menurut ukuran butiran
batu diabas bertekstur five-grained dan euhedral.
Kandungan Mineral :Kuarsa 4%, feldspar (ortoklas 25% danplagioklas 46%) dan
mineral tambahan (biotit 15% dan hornblende 10%).
5. Batu Granit
Granit

Proses Terbentuknya :Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma


berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma,
sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.
Warna :Putih dan abu-abu atau campuran keduanya.
Struktur :Batu granit mempunyai struktur yang masif.
Tekstur :Holokristalin, feneritik dan berbutir kasar.
Kandungan Mineral :Kuarsa 10-4- %, feldspar kalium 30-60 %, plagioklas natrium
0-35%, mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-105.
Batuan Sedimen

6. Batuan Breksi

Breksi

Proses Terbentuknya :Dihubungkan dengan adanya tenaga tektonik, seperti


runtuhan, sesar, lipatan, dan sesar sungkup
Warna : Coklat bercak bercak
Ukuran Butir : Pebble (4 64 mm)
Derajat Pemilahan : Moderately sorted / pemilaahan sedang.
Derajat Pembundaran : Angular, umumnya tajam-tajam atau agak membulat.
Struktur : Unstratifield
Tekstur : Non Stratified
Kandungan : Granular,Oksida besi
Kegunaan : Bahan bangunan
7. Batu lempung

Batu Lempung
Proses Terbentuknya : Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri
dari lempung residu dan lempung letakan (sedimen),
lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk
karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan
ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian
material lempung ini mengalami proses diagenesa
sehingga membentuk batu lempung.
Warna : Putih abu abu
Ukuran Butir : Clay ( lebih kecil dari 1/256 )
Derajat Pemilahan : Well sorted
Derajat Pembundaran : Sub angular
Struktur : Stratifield
Tekstur : Klastik
Kandungan : Tanah liat
Kegunaan : Bahan pembuat keramik
8. Batu Halit

Batu Halit

Proses Terbentuknya : Terbentuk sebagai hasil proses penguapan


(evaporation) air laut. Proses penguapan air laut
menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia
yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir
semua kandungan air manjadi uap. Proses pembentukan
garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini
memerlukan sinar matahari yang cukup lama.
Warna : Putih mengkilap
Struktur : Cone incone
9. Batubara

Batubara (Coal)

Proses Terbentuknya : Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah


beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit
oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di
dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan
terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur
oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah
dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi
menjadi batu-bara
Warna : Hitam
Struktur : Bioherm
Tekstur : Amorf
Kandungan : Endapan bahan organis
Kegunaan : Sumber energy
10. Batu Gips

Batu Gips
Proses Terbentuknya : Gipsum merupakan garam yang awalnya mengendap
akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan
halit, ketika salinitas makin bertambah.
Warna : Putih keabuan
Struktur : Oolitik
Tekstur : Amorf
Kandungan : Gipsum
Kegunaan : Bahan bangunan

Batuan Metamorf

11. Filonit

Filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya
terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit,
namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki
orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)

Asal : Metamorfisme Shale, Mudstone


Metamorfosa : Kataklastik
Warna : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
Ukuran butir : Medium Coarse grained
Struktur : Non Folliated
Tekstur :
Komposisi : Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau

12. Serpetinit

Serpentinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini
dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan
batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

Asal : Batuan beku basa


Metamorfosa : Regional
Warna : Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur : Non Folliated
Tekstur : Lamelar (sisa piroksen/bastit)
Komposisi : Serpentine.
Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

13. Hornfels

Hornfelsik (hornfels)
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan
intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil.
Hornfels bersifat padat tanpa Folliated.

Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone


Metamorfosa : Kontak
Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non Folliated
Tekstur : Hornfelsik
Komposisi : Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

14. Amphibolit

Amphibolit (Amfibolit)

Amphibolit merupakan hasil dari metamorphosis regional dari batuan beku mafik hingga
ultramafik dan batuan lain yang kaya silica, magnesium, dan besi.

Asal :Metamorfosis sedimen mafik, greywacke dolomitik


Metamorfosa : Regional
Warna : Hijau/hitam berbintik putih/kuning
Ukuran butir : Medium Coarse grained
Struktur : Folliated
Tekstur : Idioblastik/Nematoblastik
Komposisi : Hornblende dan plagioklas
Derajat metamorfisme : Rendah
Ciri khas : Mineral utama hornblende dan plagioklas yang berfoliasi
sekaligus berliniasi.

15. Eclogit

Ecloglit (Eklogit)

Batuan yang belum jelas berasal dari pembekuan magma atau karena proses metamorfis
tingkat tinggi. Batas antara lapisan batuan beku dengan eklogit masih belum ditentukan
dengan jelas.

Asal :
Metamorfosa : Regional
Warna : Kehitaman
Ukuran butir : Medium Coarse grained
Struktur : Foliated Non Foliated
Tekstur : Granoblastik
Komposisi : Piroksen, Ompasit, Garnet
Derajat metamorfisme :
Ciri khas : Kandungan piroksen dan garnet dengan mineral-mineral lain
sebagai tambahan seperti plagioklas, amfibol, kyanit.

Anda mungkin juga menyukai