Oleh :
1514051051
Kelompok 2 (Dua)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN
Kopi sebagai salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi (Prastowo et al., 2010).
Kopi mengandung senyawa kafein. Kafein berfungsi sebagai perangsang dan
kaffeol sebagai unsur flavor. Pada saat penyangraian kopi, bagian kafein berubah
menjadi kaffeol dengan jalan sublimasi. Kafein dalam kopi terdapat dalam bentuk
ikatan kalium kafein klorogenat dan asam klorogenat. Ikatan ini akan terlepas
dengan adanya air panas, sehingga kafein dengan cepat dapat terserap oleh tubuh.
Asam klorogenat terdapat secara luas pada tanaman namun kurang mempunyai
efek fisiologi dibandingkan dengan kafein. Pada proses penyangraian, trigonellin
pada biji kopi sebagian akan berubah menjadi asam nikotinat (niasin), yaitu jenis
vitamin dalam kelompok vitamin B (Yashin et al., 2013).
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses ekstraksi asam
klorogenat dari kopi.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 06 Oktober 2017 Pukul
09:30-11:30 WIB, di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, erlenmayer, gelas
ukur, beaker glass, corong gelas, pengaduk (spatula), kertas saring, sendok, hot
plate dan labu kecil. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini di antaranya
adalah bubuk kopi, metanol dan aquades.
2.3 Diagram Alir
Didinginkan
Disaring
Diambil 10 ml
dg ditambahkan aquades
Diambil 20 ml
Uji HPLC
3.1 Pembahasan
Proses ekstraksi asam klorogenat dari kopi yaitu asam klorogenat perlahan-lahan
terurai ketika biji kopi disangrai makin lama proses penyangraian, makin banyak
senyawa asam yang terurai sehingga tingkat keasaman kopi semakin menurun.
Kadar dan kecepatan penurunan tingkat keasaman ini bervariasi bergantung
rincian dalam proses penyangraian. Namun, para ahli berpendapat bahwa asam
klorogenat terurai sebanyak 60% dalam derajat sangrai medium (medium roast)
dan 100% dalam derajat sangrai legam (dark roast). Jenis asam yang terkandung
dalam kelompok asam ini seperti asam kafeat dan asam quinat juga ikut terurai
dalam proses penyangraian. Hal tersebut akan mempengaruhi rasa kopi (Yashin et
al., 2013).
Asam klorogenat dihasilkan dari kopi melalui proses ekstraksi. Prinsip dan
mekanisme ekstraksi asam klorogenat yaitu dengan pelarut menguap cukup
sederhana yaitu dengan cara memasukkan bahan yang diekstraksi ke dalam
ekstraktor khusus (soklet). Ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu
tertentu dengan menggunakan pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan.
Minyak hasil ekstraksi dengan pelarut mempunyai keunggulan yaitu mempunyai
bau yang mirip bau alamiah. Pelarut yang digunakan adalah heksana dan etanol.
Etanol merupakan senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Proses evaporasi merupakan lanjutan dari proses ekstraksi
dengan tujuan untuk memisahkan minyak kopi dari pelarutnya sehingga
didapatkan ekstrak minyak kopi yang berwarna kecokelatan. Pada proses
evaporasi ini digunakan separangkat alat evaporasi vakum. Setelah didapatkan
minyak kopi, minyak tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel (Thom, 2007).
Adapun manfaat asam klorogenat sangat banyak, terutama bagi kesehatan. Asam
klorogenat merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang kuat. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Yashin et al. (2013) mengenai potensi asam
klorogenat dan metabolitnya sebagai antioksidan, ditemukan bahwa asam
klorogenat memiliki aktivitas antioksidan yang paling kuat dibandingkan dengan
metabolitnya ketika ditambahkan pada minyak hati ikan cod. Dalam beberapa
tahun terakhir, sejumlah manfaat kesehatan yang berhubungan dengan konsumsi
makanan dan minuman dengan kandungan asam klorogenat dalam jumlah tinggi
telah dijelaskan dari penelitian epidemiologi. Dalam pengaturan dosis tertentu,
asam klorogenat terbukti mengurangi risiko terhadap obesitas (Thom, 2007).
Penelitian lain untuk penetapan kadar asam klorogenat juga dilakukan oleh
Urakova et al. (2008) dimana penetapan kadar asam klorogenat dilakukan secara
simultan dengan penetapan kadar trigonellin dan kafein pada kopi yang belum
disangrai dengan menggunakan metode Kromatografi Filtrasi Gel Kinerja Tinggi
(KFGKT). Metode ini menunjukkan linieritas dan perolehan kembali yang baik
dengan korelasi yang tinggi ketika dibandingkan dengan metode reverse phase
HPLC. Dari metode ini diperoleh kadar asam klorogenat pada sampel sebesar
8,04,0%. Penetapan kadar asam klorogenat pada biji kopi juga dilakukan oleh
Belay & Gholap (2009) dimana sampel yang digunakan berasal dari barat daya
Etiopia dengan menggunakan metode spektroskopi UV-Vis. Dari hasil penelitian
ini didapatkan kadar asam klorogenat pada sampel yang diteliti berkisar antara
6,050,33%-6,250,23%.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum yaitu proses ekstraksi asam klorogenat kopi dilakukan
dengan penambahan metonol dan air dengan perbandingan 1:1, serta pemanasan
hingga didapatkan ekstrak kopi yang selanjutnya dianalisis dengan HPLC.
DAFTAR PUSTAKA
Urakova, I.N., Pozharitskaya, O.N., Shikov, A.N., Kosman, V.M. & Makarov,
V.G. 2008. Comparison of High Performance TLC and HPLC for
Separation and Quantification of Chlorogenic Acid in Green Coffee Bean
Extracts. Journal of Sepeparation Science. 31 : 237 241.
Yashin, A., Yashin, Y., Wang, J.Y. & Nemzer, B. 2013. Antioxidant and
Antiradical Activity of Coffee. Antioxidants. 2 : 230-245.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Praktikum