dioksida (SiO2) dengan permukaan yang licin (glassy). Rijang dapat terbentuk sebagai nodul, massa konkresi,
dan deposit berlapis. Serpihan rijang dengan pecahan konkoidal sering menghasilkan bentuk yang tajam
sehingga manusia pada zaman dahulu menggunakan batu rijang sebagai alat pemotong bahkan sebagai asesoris
senjata tradisional.
Batu rijang disebut "batu api" karena jika dibenturkan dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga
api yang dapat membakar bahan kering. Salah satu jenis batu rijang yang biasa disebut Batu rijang
merah atau jasper saat ini banyak dicari oleh pemburu batu akik untuk digunakan sebagai ornamen atau
perhiasan.
Rijang dapat terbentuk ketika mikrokristal silikon dioksida (SiO2) tumbuh dalam sedimen lunak yang akan
menjadi batu kapur. Dalam sedimen tersebut, jumlah yang sangat besar dari mikrokristal silikon dioksida akan
tumbuh menjadi nodul yang berbentuk tidak teratur atau konkresi silika terlarut terangkut oleh air ke sebuah
lingkungan pengendapan.
Jika nodul-nodul atau konkresi tersebut bergabung dalam jumlah yang besar maka akan membentuk lapisan
rijang dalam suatu massa sedimen. Rijang yang terbentuk dengan cara seperti ini biasa disebut sebagai batuan
sedimen kimia. Beberapa silikon dioksida dalam rijang diperkirakan memiliki asal biologis. dibeberapa
tempat baik itu di lingkungan "laut dalam" maupun "laut dangkal", dimana di lingkungan tersebut terdapat
diatom dan radiolaria yang hidup di air. Organisme ini memilik cangkangkaca silika yang licin (glassy silica
skeleton).
Beberapa spons juga menghasilkan "spikula" yang terdiri dari silika. Ketika organisme ini mati, skeleton
silika mereka akan terlepas, larut, mengkristal dan kemudian menjadi bagian dari nodul rijang atau lapisan
rijang. Rijang yang terbentuk dengan cara ini bisa dianggap sebagai batuan sedimen biologis.
Gambar bermacam-macam bentuk batu rijang.
Rijang sebagai nodul atau konkresi akan tumbuh dalam massa sedimen dimana pertumbuhan mereka dapat
menggabungkan sejumlah besar sedimen disekitarnya sebagai inklusi. Inklusi ini dapat memberikan warna
khas pada rijang tersebut.
Rijang terbentuk dalam berbagai macam warna. Gradien warnanya berada di antara putih dan hitam atau antara
krim dan cokelat. Rijang berwarna hijau, kuning dan merah juga cukup umum dijumpai. Rijang yang berwarna
gelap dapat dihasilkan dari inklusi sedimen atau bahan organik. Nama "Flint" sering digunakan dalam
referensi untuk batu rijang yang berwarna lebih gelap. Nama "Jasper" merupakan batu rijang yang
berwarna kemerahan atau merah kecoklatan yang disebabkan oleh subsitusi oksida besi.
Rijang saat ini memiliki sangat sedikit manfaat. Namun, pada masa lalu rijang memiliki 2 sifat yang
membuatnya sangat berguna yaitu : 1) Sifat serpihannya yang berbentuk konkoidal dapat membentuk benda
yang sangat tajam, dan 2) Sifat kekerasannya yang berada pada 7 Skala Mohs. Serpihan rijang yang patah akan
cenderung mempertahankan ketajamannya karena rijang merukan batuan yang sangat keras, resisten, dan tahan
lama.
Ribuan tahun yang lalu orang-orang telah menemukan sifat-sifat rijang tersebut dan menjadikannya sebagai
sebuah peralatan bantu seperti pisau, panah, pencakar, dan kepala kapak. Berton-ton fragmen rijang ada di
sekitar lokasi peninggalan sejarah di mana benda-benda seperti pisau, panah, pencakar, dan kepala kapak
ditemukan. Hal ini menandakan terjadinya suatu kegiatan manufaktur pertama dalam sejarah peradaban.
Batu rijang merah atau biasa disebut jasper memiliki banyak sekali variasi warna, dan motif. Hal ini
menyebabkan jasper saat ini banyak diburu oleh para penggemar batu akik untuk dijadikan ornament atau
perhiasan. Rijang merupakan bahan yang sangat keras yang dapat menghasilkan percikan ketika dipukul
terhadap baja. Panas dari hasil percikan ini digunakan untuk membuat api. Beberapa jenis rijang yang
termetamorfosa yang dikenal sebagai "novaculite", memiliki poridan tekstur yang membuatnya berguna
sebagai batu asah. Formasi "Arkansas Novaculite" merupakan formasi terkenal sebagai sumber batu asah
kualitas tinggi dan produk "novaculite abrasif" terbaik di dunia
http://www.geologinesia.com/2016/02/batu-rijang-dan-proses-pembentukannya.html
Serpentinit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Serpentinit
Mineral sekunder:
10. Eklogit
Eclogites adalah batu , di bawah tekanan dan temperatur eclogite cetak di metamorf itu. Kajian eclogites
berguna dalam paleogeografi rekonstruksi. Jika eclogites dengan basal (= MORB pertengahan laut Ridge
Basalt) kimia terjadi, ini menunjukkan bahwa kerak samudera di Palosubduktionszone dan dikirim pada
kedalaman besar tertelan. Tentang dating batuan dapat juga perkiraan tentang sejarah awal lempeng
tektonik di Bumi lakukan. Dia sehingga terpadat dari semua batu silikat , yang pada permukaan terbuka ,
sangat kuat dan tahan cuaca. Karena distribusi terbatas masih jarang dimanfaatkan. Eclogites dengan
basal komposisi kimia yang terdiri dari hijau clinopyroxene ( omphazitreich : (Ca, Na) (Mg, Al) Si O 2 6)
dan merah garnet ( pyropreich ). Selain itu, banyak kuarsa , kyanite , rutil , titanite dan pirit mengandung..
Eclogites dengan granit kimia sering mengandung aluminium-kaya mika putih (phengite). Karakteristik
semua jenis eclogites adalah kurangnya plagioklas ( feldspar ), yang setelah albite reaksi = jadeite +
kuarsa yang ditambang di booster. Pada tekanan yang sangat tinggi ( tinggi tekanan metamorfosa-ultra )
juga dapat coesite , modifikasi tekanan tinggi kuarsa , dan berlian dimasukkan. Ditemukan di sadang,
Kebumen.
11. Horenfels
Hornfels ( Jerman , yang berarti "hornstone," setelah sering hubungan dengan glasial "puncak" tanduk di
Alps, menjadi batu yang sangat keras dan dengan demikian lebih mungkin untuk menolak tindakan
glasial dan tanduk berbentuk seperti bentuk puncak Matterhorn ) adalah kelompok peruntukan untuk
serangkaian metamorf kontak batuan yang telah dipanggang dan indurated oleh panas mengganggu massa
beku dan telah diberikan besar, keras, splintery, dan dalam beberapa kasus yang sangat tangguh dan tahan
lama. Ditemukan di watumpang, Kebumen.
http://yubilaika.blogspot.co.id/2011/07/macam-macam-batuan-metamorf.html
Proses Terbentuknya Batu Kuarsit
Sebagian besar kuarsit terbentuk selama aktivitas pembentukan pegunungan di batas lempeng konvergen.
Batupasir yang lebih awal terdeposisi selanjut akan termetamorfosis membentuk kuarsit akibat aktivitas di
batas lempeng tersebut.
Kuatnya tekanan pada batas lempeng akan menghasilkan lipatan serta patahan (sesar) dan juga penebalan
kerak, yang selanjutnya membentuk pegunungan. Kuarsit merupakan jenis batuan yang sangat penting pada
pegunungan lipatan di seluruh dunia.
Kuarsit merupakan salah satu batuan yang paling resisiten di permukaan bumi. Ketika suatu pegunungan
mengalami pelapukan dan erosi, batuan yang lainnya akan mudah hancur sedangkan kuarsit masih tetap
bertahan. Inilah sebabnya mengapa kuarsit sering ditemukan di puncak-puncak sampai pada sisi-sisi
pegunungan.
Tidak seperti feldspar yang mudah lapuk menjadi lempung (tanah), kuarsit sangat jarang membentuk tanah.
Apabila batuan ini pecah, kuarsit masih akan tetap konsisten berbentuk kuarsa. Inilah yang membuat kuarsit
tidak dapat berkontribusi dalam hal pembentukan tanah (soil). Kuarsit sering ditemukan sebagai batuan dasar
yang terbuka dengan sedikit ataupun tanpa lapisan penutup tanah.
http://www.geologinesia.com/2016/05/batu-kuarsit-dan-proses-pembentukannya.html
Batu kecubung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batu kecubung
Umum
Identifikasi
Warna lembayung
(khas)
Jepang
Pecahan Konkoid
Skala kekerasan 7lebih rendah dalam varian tak murni
Mohs
Gores Putih
Batu kecubung atau ametis merupakan jenis batuan mineral kuarsa. Batu kecubung
merupakan batu lahir bagi seseorang yang lahir di bulan Februari. Batu kecubung biasanya
berwarna ungu sampai merah muda. Dalam sejarah, ungu merupakan warna yang digunakan
oleh raja, ratu, dan anggota keluarga kerajaan lain. Karena itulah, para penguasa sering
memiliki berlian yang terbuat dari batu kecubung
https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_kecubung