Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KROMATOGRAFI
Dosen Pengampu:
Fitria Susilowati, S.pd, M.Sc
Disusun oleh :
Hasna Hanifah A.R
NIM : 362015711128
B. Bahan
1. Parasetamol
2. Jamu pegal linu
3. Jamu masuk angin
4. Plat KLT, silika gel GF 254
5. Solven PA : aseton, etanol, metanol, kloroform
IV. PROSEDUR KERJA
Diberi tanda 1 cm tepi atas dan bawah pada KLT dengan pensil
Ditotolkan ketiga ekstrak sampel 2-3 kali hingga mengering pada tiap-tiap plat
KLT
VI. PEMBAHASAN
Identifikasi parasetamol dalam obat tradisional dilakukan dengan
menggunakan metode kromatografi lapis tipis, dengan sampel yang
digunakan serbuk jamu pegal linu dan jamu tolak angin. Pemilihan metode
KLT, dikarenakan merupakan satu dari banyak teknik kromatografi yang
sering digunakan untuk menganalisis bahan analgesik. Pelarut yang
digunakan dalam praktikum ini solven Pro Analysis aseton, methanol,
kloroform, dan diklorometana. Namun dalam praktikum ini,
diklorometana tidak digunakan karena diperkirakan proses elusi yang
dihasilkan dari pelarut ini memakan waktu cukup lama dan memiliki
rentang elusi yang panjang. Solven PA digunakan karena memiliki tingkat
kemurnian yang sangat tinggi (> 99,5%).
Percobaan ini diawali dengan penimbangan sampel parasetamol,
jamu pegal linu, jamu tolak angin seberat 0,05 gram dan dihaluskan dalam
mortar kemudian dilarutkan dengan kloroform. Penggunaan kloroform ini
dikarenakan sifat yang dimiliki kloroform yaitu bersifat non polar dan
parasetamol serta sampel jamu memiliki sifat kepolaran yaitu polar.
Sehingga dalam melarutkan sampel digunakan kloroform agar sampel
mudah terlarut. Setelah diperoleh ekstrak sampel, dilakukan penotolan
pada 3 buah pla yang telah diukur 5x7 cm dan telah diberi tanda 1 cm
batas atas dan batas bawah menggunakan pensil. Hal ini dilakukan dengan
pensil agar tidak mempengaruhi proses elusi berlangsung. Karena pensil
tidak akan ikut terelusi, sehingga tidak mengkontaminasi komponen
ekstrak yang diteliti. Penotolan dilakukan 2-3 kali agar diperoleh fraksi
yang diharapkan.
Sementara penotolan dilakukan, disiapkan terlebih dahulu solven
yang akan digunakan yaitu, solven kloroform : etanol (9:1) pada gelas
beaker pertama, kemudian solven kloroform : aseton (8:2) pada gelas
beaker yang kedua, dan terakhir solven metanol : kloroform (2:8) dalam
gelas beaker yang ketiga. Masing-masing gelas beaker ditutup dengan
cling wrap untuk proses penjenuhan. Tahap ini dilakukan, agar pada saat
proses elusi berjalan, eluen dapat mengelusi fase diam dengan baik. Tahap
selanjutnya dilakukan identifikasi parasetamol dalam sampel dengan
memasukkan ketiga plat KLT pada ketiga gelas beaker dengan eluen yang
berbeda-beda lalu biarkan berelusi.
Dalam identifikasi golongan senyawa dapat dilakukan dengan uji
warna, penentuan kelarutan, bilangan Rf, dan ciri spektrum UV. Dala
praktikum ini, yang paling berpengaruh adalah indeks kepolaran solven
yang digunakan. Indeks kepolaran disini dimaksudkan sebagai beberapa
ururtan atau tingkatan dalam teori kelarutan yang terdiri dari beberapa
kriteria diantaranya, polar, semipolar, dan non polar. Adapun indeks
kepolaran dari masing-masing solven yang digunakan yaitu, dari non polar
yang disifati oleh solven kloroform, kemudian pada tingkat semipolar
disifati oleh solven diklorometana dan aseton, dan pada tingkat polar
disifati oleh solven etanol dan metanol. Dalam praktikum ini tidak
menggunakan diklorometan dikarenakan proses elusi akan memakan
waktu yang cukup lama.
Sebelum membahas tentang hasil dari percobaan kali ini, diperoleh
data dari literatur mengenai parasetamol sebagai berikut :
Struktur Parasetamol
Nama Kimia : N-acetyl-p-aminophenol atau p-asetamedofenol
atau 4- hidroksiasetanilida
Rumus Empiris : C8H9NO2
Berat Molekul : 151,16
Pemerian : Kristal putih tidak berbau atau serbuk kristalin
dengan rasa pahit, jarak lebur atau titik lebur pada
169o-172o
Kelarutan : 1 g dapat larut dalam kira-kira 70 ml air pada suhu
250 o C, 1 g larut dalam 20 ml air mendidih, dalam 7
ml alkohol, dalam 13 ml aseton, dalam 50 ml
kloroform, dalam 40 ml gliserin, dalam 9 ml
propilenglikol, dan larut dalam larutan alkali
hidroksida. Tidak larut dalam benzen dan eter.
Larutan jenuh mempunyai pH kira-kira 6. pKa=9,51