Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SIFAT-SIFAT UNSUR
H021 17 1514
PENDAHULUAN
atomnya. Unsur-unsur yang terletak dalam satu baris disebut periode, sedang unsur-
unsur yang terletak dalam satu jalur dinamakan satu golongan. Unsur-unsur yang
terletak dalam satu golongan mempunyai sifat-sifat fisik dan sifat kimia yang hampir
sama. Dalam sistem periodik ini seluruhnya terdapat 16 golongan, yaitu golongan I
sampai golongan VIII dan masing-masing terbagi menjadi golongan A dan golongan
B. Dalam sistem periodik unsur-unsur yang terletak di sebelah kiri bersifat logam
sedangkan yang terletak di sebelah kanan bersifat bukan logam (Purwanto, 1999).
logam-logam alkali dan alkali tanah karena logam-logam tersebut membentuk oksida
dan hidroksida yang larut dalam air menghasilkan larutan basa. Logam alkali terdiri
atas enam unsur yaitu litium (Li), natrium (Na), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan
stronsium, barium dan radium. Kelarutan logam alkali dan alkali tanah dalam
pereaksi tertentu berbeda-beda. Logam alkali dapat larut dalam air dan amonia
menghasilkan larutan berwarna biru jika encer, sedangkan logam alkali tanah
memiliki kelarutan yang kecil di dalam air dimana kelarutannya dalam pereaksi
hidroksida, sulfat, kromat, karbonat dan oksalat berbeda-beda dalam satu golongan
(Chang, 2013). Berdasarkan latar belakang ini, maka dilakukan percobaan untuk
mengetahui warna yang dihasilkan oleh oleh logam alkali dan alkali tanah serta
Maksud dari percobaan sifat-sifat unsur kimia adalah untuk mengetahui dan
mempelajari beberapa sifat unsur golongan alkali (IA) dan alkali tanah (IIA).
1. Mempelajari reaktifitas unsur golongan alkali (IA) dan golongan alkali tanah
2. Mempelajari kelarutan golongan alkali (IA) dan golongan alkali tanah (IIA)
3. Mempelajari kelarutan golongan alkali (IA) dan golongan alkali tanah (IIA)
alkali dan alkali tanah dengan air untuk mengetahui sekaligus membandingkan
golongan alkali dan alkali tanah tersebut dengan asam (H2SO4) dan basa (NaOH)
untuk mengetahui dan membandingkan sifat kelarutan garam sulfat dan garam
TINJAUAN PUSTAKA
Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang paling aktif.
Logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi elektronya besar
dan negatif. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan energi
ionisasi yang kecil. Berarti unsur-unsur logam alkali tanah mudah melepaskan
unsur ini bersifat pereduksi kuat akan tetapi karena elektron valensinya terdiri dari
dua elektron, sifat pereduksinya tidak sekuat golongan alkali yang memiliki satu
elektron valensi. Hal ini dapat dilihat dari gejala reaksinya dengan air yang tidak
sehebat unsur golongan alkali. Unsur-unsur yang terdapat pada golongan IA disebut
juga unsur alkali karena sifat logam ini membentuk basa-basa yang kuat. Dalam
sistem periodik terletak pada jalur paling kiri. Unsur-unsur alkali (IA)
sehingga merupakan reduktor kuat. Unsur-unsur yang terletak dalam logam alkali
adalah Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs), dan
Fransium (Fr). Reaktivitas unsur-unsur tersebut bertambah dari atas ke bawah, hal ini
dapat pada reaksinya dengan air (H2O). Litium (Li) dalam golongan IA terletak
paling atas bereaksi lambat dengan air (H2O), sedangkan logam alkali lainnya
Sistem periodik panjang, unsur-unsur alkali tanah terletak pada golongan IIA,
yaitu satu jalur di sebelah kanan golongan logam alkali. Unsur golongan IIA berisi
Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calsium (Ca), Stronsium(Sr), Barium (Ba) dan
Radium. Unsur ini bersifat logam karena cenderung melepaskan elektron. Unsur ini
disebut logam alkali tanah karena oksidasinya bersifat biasa (alkalis) dan senyawa
banyak terdapat pada kerak bumi. Seperti halnya dengan unsur alkali, unsur alkali
tanah sangat reaktif walaupun tidak sereaktif unsur alkali. Unsur alkali tanah dengan
dua elektron valensinya yang sangat mudah dilepaskan menandakan bahwa unsur
alkali tanah sangat bersifat elektro positif, karena unsur golongan ini mudah
melepaskan elektron valensinya. Maka unsur alkali tanah merupakan pereduksi yang
baik, walaupun tidak sebaik sifat pereduksi unsur alkali yang seperiode. Sesuai
tanah makin ke bawah letaknya dalam susunan berkala makin elektropositif. Karena
makin ke bawah makin banyak pula jumlah lintasannya sehingga jari-jarinya makin
besar pula. Sifat pereduksi logam alkali tanah lebih kecil dari logam alkali dan jari-
jari ion logam tanah lebih kecil dari alkali (Chang, 2003).
kecuali Be. Kerapatan unsur-unsur golongan ini lebih besar dari unsur alkali dalam
satu periode. Unsur-unsur ini mempunyai dua elektron valensi yang terlibat dalam
ikatan logam. Oleh karena itu dibandingkan dengan unsur golongan IA, unsur-unsur
ini lebih keras, energi kohesinya lebih besar, dan titik lelehnya lebih tinggi. Titik
leleh unsur-unsur alkali tanah tidak berubah secara teratur karena mempunyai
struktur kristal yang berbeda. Misalnya unsur Be dan Mg memiliki struktur kristal
muka dan struktur kristal unsur Ba berbentuk kubus berpusat badan (Chang, 2003).
Berbeda dengan garam-garam golongan logam alkali yang mudah larut dalam
air, sebagai garam logam golongan alkali tanah tidak larut dalam air. Pada umumnya
garam alkali tanah yang larut adalah garam-garam nitrat dan klorida dari anion
valensi tunggal sedangkan yang sukar larut adalah garam-garam seperti karbonat dan
semakin sukar larut dari atas ke bawah dalam golongannya sedangkan hidroksidanya
menunjukkan hal yang sebaliknya yaitu sukar larut dalam golonganya (Chang,
2003).
Berilium dan magnesium membentuk oksida (BeO dan MgO) hanya pada suhu
tinggi, sedangkan CaO, SrO, dan BaO terbentuk pada suhu kamar. Kalsium,
Stronsium, dan Barium juga bereaksi dengan asam menghasilkan gas hidrogen dan
menyebabkan terjadi dua reaksi yang berbeda secara serentak (Harianto, 2013).
adalah produk utama dari ledakan bom atom. Jika suatu bom atom diledakkan
diatmosfer, Stronsium-90 yang terbentuk akan tercampur dengan tanah dan air, dan
masuk ke dalam tubuh kita lewat rantai makanan yang relatif pendek (Chang,2003).
konfigurasi elektron terluar (ns1, n2). Logam alkali mempunyai energi ionisasi
dapat bereaksi dengan air membentuk hidroksida, logam alkali dengan melepaskan
ketiganya menghilangkan bentuk kilauan logamnya. Selain Litium yang hanya dapat
membentuk oksida, maka logam alkali yang lain dapat membentuk peroksida dan
untuk K, Rb, dan Cs dapat pula membentuk superoksida logam alkali, artinya
reaktifitas logam alkali dengan oksigen meningkat dai atas ke bawah (Beck, 2010).
Natrium (Na) merupakan logam alkali yang berwarna putih perak, sangat
reaktif dan merupakan logam yang lunak. Natrium (Na) dapat bereaksi hebat dengan
air yang membentuk natrium hidroksida (NaOH) dan gas hidrogen. Unsur natrium di
alam ditemukan dalam bentuk garam-garam mineral seperti natrium klorida (NaCl),
natrium karbonat (Na2CO3) dan natrium sulfat (Na2SO4). Untuk memperoleh natrium
(Na) dapat dilakukan dengan elektrolisis lelehan NaCl. Natrium juga dapat
digunakan pada alat pendingin reaktor nuklir, garam dapur (NaCl) digunakan sebagai
bumbu masak dan natrium bikarbonat atau sering disebut soda kue digunakan dalam
Perbedaan jenis oksida yang terbentuk ketika logam alkali bereaksi dengan
oksigen haruslah berkaitan kestabilan oksida tersebut dalam keadaan padat. Karena
oksida ini seluruhnya adalah senyawa ionik, kestabilannya bergantung pada seberapa
kuat kation dan anion saling tertarik satu sama lain. Litium cenderung untuk
membentuk litium oksida yang demikian karena senyawa ini lebih stabil
dibandingkan litium peroksida. Pembentukan oksida logam alkali yang lain dapat
Energi hidrasi ion alkali tanah lebih besar dari alkali. Karena energi itu
bergantung pada jari-jari ion dan besarnya muatan. Muatan ion alkali tanah lebih
besar dari ion alkali, maka daya tarik tersebut lebih kuat pada logam alkali tanah
Semua ion alkali tak berwarna dan agak tak reaktif. Garamnya yang sederhana
seperti LiCl, KNO3, Cs2SO4, dan Rb2CO3 biasanya sangat larut dalam air. Larutan
senyawa ini merupakan elektrolit kuat yang khas. Senyawa litium mirip dengan
lebih khususnya lagi berilium membentuk senyawa yang berbeda dari senyawa
ketiga unsur lainnya itu. Karena ukuran ionnya yang kecil berilium membentuk
terlibat dalam pembentukan ikatan logam. Oleh karena itu, logam ini mempunyai
energi kohesi yang kecil yang menjadikan logam golongan ini lunak. Contohnya
logam natrium yang lunak sehingga dapat diiris dengan pisau. Hal ini juga
mengakibatkan makin berkurangnya titik leleh dan titik didih unsur-unsur alkali.
Unsur-unsur alkali adalah reduktor kuat. Kekuatan reduktor dapat dilihat dari
potensial elektron. Unsur-unsur alkali dapat larut dalam cairan amonia. Larutan encer
logam alkali dalam amonia cair berwarna biru. Larutan ini adalah penghantar listrik
Pada saat unsur-unsur alkali di panaskan (diberi energi), elektron dalam atom
alkali dan alkali tanah akan mengalami eksitasi, dan pada saat kembali kekeadaan
pancaran cahaya. Nyala setiap atom berbeda-beda dan sangat khas pada setiap unsur
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: logam Li, Na, Mg
dan Ca, indikator PP, larutan BaCl2 0,5 M, larutan CaCl2 0,5 M, larutan SrCl2 0,5 M,
larutan MgCl2 0,5 M, larutan NaOH 0,5 M, larutan H2SO4 0,5 M, dan akuades.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah: tabung reaksi, pipet tetes,
spiritus, pinset, korek, penjepit tabung, tissue rol, dan rak tabung.
Menyiapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi air 2 mL. Tabung reaksi (1) diisi
logam Li, tabung (2) dengan logam Mg dan tabung (3) dengan logam Ca. Mengamati
dan memperhatikan reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi reaksi, panaskan tabung
warnanya.
Menyiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl, tabung
reaksi (2) diisi dengan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan SrCl2 dan tabung reaksi
Menyiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl2, tabung
reaksi (2) diisi dengan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi dengan SrCl2, dan tabungreaksi
yang terbentuk.
BAB IV
Mg(s) + 2H2O(l)
MgCl2 + H2SO4
untuk menjadi kation. Suatu logam yang reaktif adalah logam yang mudah
dengan keragamaan dalam energi ionisasi. Hal ini dikarenakan ketika bereaksi,
logam akan kehilangan elektronya (Brady, 1998). Pada percobaan pertama ini
bertujuan untuk mengetahui kereaktifan logam pada logam alkali dan alkali tanah
dengan menggunakan logam Li, Na, Mg dan Ca Pada saat keempat logam ini
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang masing-masing telah diisi air, logam ini
tidak bereaksi. Setelah dipanaskan maka dari keempat tabung reaksi akan terbentuk
gelembung yang merupakan gas H2, ini menunjukkan telah terjadi reaksi. Ketika
tua dan merah lembayu, hal ini menandakan bahwa larutan itu bersifat basa. Akan
tetapi hasil percobaan ini sedikit melenceng dari teori yang ada, yaitu warna larutan
yang terjadi setelah ditambahkan indikator PP ada yang berubah menjadi ungu tua.
Warna larutan yang seharusnya terjadi adalah warna merah lembayu. Hal ini terjadi
karena indikator PP yang ditambahkan sedikit lebih banyak dari yang seharusnya.
Salah satu yang membedakan antara senyawa alkali dan alkali tanah adalah
kelarutannya. Pada umumnya, senyawa alkali mudah larut dalam air, sedangkan
alkali tanah sukar larut dalam air. Jika kelauratan suatu zat semakin besar, berarti
semakin banyak zat tersebut yang larut dan kemungkinan terionisasi juga semakin
besar (Charles, 2009). Pada percobaan kedua ini bertujuan untuk mengetahui
kelarutan garam sulfat pada golongan IIA, yang pertama dilakukan adalah
menambahkan H2SO4 0,1 M pada BaCl2 0,1 M, SrCl2 0,1 M, MgCl2 0,1 M dan CaCl2
0,1 M. Pada BaCl2 dan SrCl2 yang telah ditambahkan H2SO4, terbentuk larutan yang
keruh dan banyak terdapat endapan putih. Dan pada CaCl2 yang telah ditambahkan
H2SO4 larutannya sedikit agak keruh dan hanya terdapat sedikit endapan. Sedangkan
pada larutan MgCl2 tidak terbentuk endapan sedikitpun dan larutannya jernih.
terbentuk maka dapat diketahui bahwa kelarutan garam sulfat dari golongan IIA
Salah satu yang membedakan antara senyawa alkali dan alkali tanah adalah
kelarutannya. Pada umumnya, senyawa alkali mudah larut dalam air, sedangkan
alkali tanah sukar larut dalam air. Jika kelauratan suatu zat semakin besar, berarti
semakin banyak zat tersebut yang larut dan kemungkinan terionisasi juga semakin
besar (Charles, 2009). Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui kelarutan
menambahkan NaOH 1 M pada BaCl2 0,1 M, SrCl2 0,1 M, MgCl2 0,1 M dan CaCl2
0,1 M. Pada MgCl2 dan CaCl2 yang telah ditambahkan NaOH, terbentuk larutan yang
keruh dan endapan yang banyak. Sedangkan pada larutan SrCl2 dan BaCl2 yang
ditambah NaOH larutan menjadi keruh namun terdapat sedikit endapan. Sehingga
dari percobaan ini dapat diketahui bahwa kelarutan garam hidroksida pada golongan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Sifat kelarutan garam sulfat dari golongan IIA adalah cenderung akan
5.2 Saran
Saya berharap agar kebersihan di dalam laboratorium selalu dijaga agar hati
lebih memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, E. J., 1998, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jakarta Barat, Binarupa Ak.
Chang, R., 2003, Kimia Dasar Konsep Kimia Inti, Jakarta: Erlangga.
Harianto, F., Darminto, 2013, Sintesis Kalsium Ferit Berbahan Dasar Pasir Besi dan
Batu Kapur dengan Metode Reaksi Padatan, ITS.
Purwanto, A., dkk, Evaluasi Logam Alkali dan Alkali Tanah dalam Asam Humat
Hasil Isolasi Tanah Gambut, 1999, Yogyakarta : P3TM-BATAN.
A. Reaktifitas Unsur
Logam Li
- Dilakukan hal yang sama pada logam Ca, Mg, dan Na.
Hasil
1 ml MgCl2 0,5 M
Hasil
1 ml MgCl2 0,5 M
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan
IKATAN KIMIA
H021 17 1514
Asisten, Praktikan,