SENYAWA BIO-ORGANIK
LEMAK DAN PROTEIN
I. Tujuan :
1.1.Mampu menjelaskan sifat umum dan khusus
lemak dan protein.
1.2.Mampu melakukan analisis kualitatif lemak dan
protein dalam suatu sampel
HC OH
H2C OH
Gliserol
O
H2 C O C R1
HC O C R2
H 2C O C R3
Lemak
R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH merupakan
molekul asam lemak yang terikat pada gliserol.
(Respati,1980)
R-C-OH
(Fessenden, 1982)
lelehnya.
Dapat berbentuk cair dan padat.
Asam lemak jenuh memiliki titik lebur lebih rendah
dari pada asam lemak tak jenuh.
Kelarutan asam lemak dalam air tergantung
panjang rantai karbonnya.
Umumnya larut dalam eter dan alkohol.
Asam lemak dapat terionisasi.
Dapat bereaksi dengan basa membentuk garam.
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
-CH=CH-CH-CH=C
(Fessenden,1999)
2.2. Protein
2.2.1 Pengertian protein
Protein adalah gabungan dari asam amino dan
terdapat disebagian besar dari tubuh manusia dan
hewan tingkat tinggi. Sebagian protein merupakan
penyusun tubuh (daging, kulit, dsb). Sebagian
mempunyai fungsi katalisator untuk menstabilkan
reaksi tertentu yang dapat berlangsung dengan baik
pada kondisi tubuh. Protein berfungsi sebagai
pengatur hormon dan immonologi (pertahanan
tubuh). Protein disusun oleh asam amino dengan
ikatan amida yang disebut ikatan peptida.
O
N2H-CH-C
R OH
O
H2N-CH-C O
OH-(NH-CH-C) NH-CH-COOH
R
(Respati, 1980)
Protein adalah senyawa polipeptida yang
dihasilkan dari polimerisasi asam-asam amino,
protein dibagi menjadi dua, yaitu protein yang larut
dalam air dan protein yang sukar larut dalam air.
(Soemardjo, 1998)
R H O R H H
NH2 -C-C- N C - C- C N -C- C-N- C- C
HO R HHO RO
b. Struktur sekunder
Merupakan suatu rantai peptida dengan susunan
heliks putar kanan yang disebut heliks. Susunan
tersebut memungkinkan asam amino untuk
memasuki ruang-ruang dengan gugus R. Pada ikatan
antar molekul distabilkan oleh ikatan hidrogen,
nitrogen, amida, dan oksigen karbonil.
c. Struktur Tersier
Merupakan struktur tiga dimensi yang
memungkinkan molekul lain berikatan dengan
protein, misalnya enzim.
d. Sruktur Kuartener
Merupakan sruktur dari protein yang bisa
digabungkan dengan molekul protein lain atau gugus
non protein, misalnya pada protein terkonjugasi.
(Poedjiadi,
1994)
2.2.3 Penggolongan protein
Ditinjau dari srukturnya protein dibagi menjadi 2
bagian, yaitu
a. Protein sederhana
Terdiri atas molekul-molekul asam amino. Menurut
molekulnya terbagi menjadi protein tiger yang
terbentuk syarat dan protein globular yang terbentuk
bulat/elips. Terdiri dari polipeptida yang berlipat-
lipat.
b. Protein gabungan
Terdiri atas protein dan gugus bukan protein
(gugus protestik) beberapa jenis protein gabungan
antara lain mukoprotein, glikoprotein , lipoprotein,
lukreoprotein.
Berdasarkan bentuknya
a. Protein Globurar
Adalah protein yang bentuknya menggulung, larut
dalam air.
b. Protein Fibrous
Adalah protein yang bentuknya memanjang, contoh
kolagen.
2.2.4 Sifat-sifat protein
a. Dalam suasana asam protein membentuk ion
positif sedangkan dalam suasana basa akan
membentuk ion negatif. Ionisasi protein :
b. Protein memiliki titik isolistrik yang berbeda-beda
c. Protein memiliki ikatan peptida
d. Protein merupakan hasil polimerisasi asam-asam
amino.
(Poedjiadi,
1994)
2.3. Asam amino
Adalah zat padat yang mempunyai titik lebur tinggi
dan karena adanya 2 gugus yang polar maka tidak
larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air.
Karena gugus karboksilat brsifat asam dan gugus
amino bersifat basa, maka sebenarnya asam amino
ada dalam bentuk ion dipolar (zwitter ion).
R - CN - COOH R - CH - CO
NH2 NH3
Asam amino yang tidak mempunyai rantai simpang
yang apat mengalami ionisasi, mempunyai dua
konstanta ionisasi :
R - CH - H2O R - CH - CO2 +H 3O+
NH3 NH3
(Respati, 1980)
(Soemarjo, 1986)
2.5. Uji Protein
2.5.1. Uji Biuret
Uji ini digunakan untuk menguji adanya
ikatan peptide. Dalam tabung reaksi kering
krom dipanaskan secara kering, sehingga
terbentuk senyawa biuret dan berbau khas
dari NH3 setelah ditambahkan NaOH dan
CuSO4, maka berwarna ungu.
1. Aquades
Air yang diperoleh pada pengembunan uap melalui
proses penguapan -eter atau pendi pendidihan
air. Tidak berwarna , tidak berasa, titik leleh 0oC,
titik didih air 100oC, bersifat polar, pelarut organik
yang baik.
(Mulyono,2001)
2. Metilen klorida
Berbentuk endapan berwarna putih, sediki larut
dalam air, di alam sebagai air raksa. Senyawa
dengan formula CHCL3, brbentuk cair, tidak
berwarna, larut dalam kloroform dan alcohol,
digunakan sebagai obat bius, racun tanaman.
(Mulyono,2001)
3. Minyak kelapa
Minyak kelapa yang diperoleh dari tumbuhan
kelapa, berguna untuk minyak makanan.
( Basri, 1996)
4 . HNO3
Merupakan asam anorganik, zat cair tak
berwarna, bersifat korosit dan oksidator kuat.
( Basri, 1996)
5. Susu
Hasil alami kelenjar putih, berupa emulsi putih
mengandung air, protein, lemak, gula, garam.
( Basri, 1996)
6. H2So4
Zat cair kental tak berwarna, menyerupai minyak,
higrokopis dalam larutan cair, bersifat asam kuat,
dalam keadaan pekat bersifat oksidator dan zat
pendehidrasi, titik leleh 10c, titik didih315-
338c, massa jenis 1,8 g/ml.
( Mulyono, 2001)
7. Minyak zaitun
Berbentuk cair dan berwarna kuning pucat,
mengandung olein dan palmitin sebagai bahan
makanan, untuk pembuatan sabun.
( Basri,
1996)
8. Merkury klorida
Berbentuk endapan berwarna putih, sedikit larut
dalam air di alam sebagai air raksa.
( Mulyono,
2001)
9. Molish (-naftol)
Merupakan uji karbohidrat , jika ditambah H 2SO4
membentuk cincin ungu.
( Mulyono,
2001)
10. NaOH
Senyawa basa, endapan putih, higrokopis, mudah
menyerap CO2 membentuk Na2CO3. Digunakan
dalam pembuatan rayon, kertas, detergen, titik
leleh 318c dan titik didih 139c, larut dalam
alcohol, gliserol, air.
( Mulyono, 2001)
12. (CH3COO)Pb
Senyawa garam dengan rumus kimia
(CH3COO)Pb.2H2O, padatan Kristal berwarna
putih, bersifat racun, larut dalam air, digunakan
dalam kedokteran, tekstil dan digunakan sebagai
reagen analitik, titik leleh 280c, titik didih
315c-338c, massa jenis 1,8 g/ml.
( Mulyono, 2001)
13. C2H5OH
Cairan encer tak berwarna , dapat bercampur
dengan eter, benzena, gliserol, air yang bersifat
hodrofob dan hidrofil.
( Fessenden, 1997)
14. Asam Fosfomilibdat
Sebagai pereaksi alkaloid dibuat dengan
,melarutkan ammonium melibatkan dalam asam
nitrat pekat di tambahkan asam fosfat.
( Basri, 1996)
15. Telur
Pada putih telur, zat yang terkandung paling
banyak adalah protein albumin dan yang paling
sedikit adalah lemak.
( Basri, 1996)
Gelas ukur
Pipet
tetes
kertas saring gelas ukur
10ml
Erlenmeyer
Kolesterol Lesitin
Hasil Hasil
Minyak kelapa Lemak
Hasil Hasil
Hasil Hasil
2. Uji Kelarutan
3 mL Aquadest Metilen klorida
Kolesterol
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Penambahan eter
Penggojogan
Penetesan pada kertas
Pengamatan
Hasil
4. Saponifikasi
2 mL minyak
zaitun
Tabung reaksi
Minyak
Tabung reaksi
Penambahan aquabromata
Penggojogan dengan kuat
Pengamatan
Hasil
b. Melunturkan warna KMnO4
Minyak
Tabung reaksi
Penambahan KmnO4
Penggojogan dengan kuat
Pengamatan
3.3.2 Protein
Hasil
1. Larutan Asam amino dan protein
Putih telur Gelatin
Tirosin
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Hasil Hasil
Hasil Hasil
4. Reaksi Presipitasi
a. Presipitasi dengan Alkaloid Reagensia
Putih telur
4 buah Tabung
reaksi
4 buah Tabung
reaksi
Putih telur
Tabung reaksi
8. Uji Sulfida
Hasil
Putih telur
Tabung reaksi
Hasil
IV.Data Pengamatan
NO PERLAKUAN HASIL KETERAN
. GAN
1 Kelarutan dan
bau Agak encer, bau
wangi
Minyak kelapa
Lebih kental, bau
tengik
Minyak zaitun
2. Kelarutan
Tidak bercampur
1 ml aquades +
minyak zaitun Tidak bercampur
1 ml aquades + Bercampur
minyak kelapa
Bercampur
1 ml
metilenklorida +
minyak zaitun
1 ml
metilenklorida +
minyak kelapa
Minyak zaitun +
eter,
penggojokan,
penyaringan
4. Saponifikasi
Minyak Timbul +
zaitun+Kristal busa
NaOH+C2H5OH,
Pemanasan,
pendinginan,
pengamatan
5. Uji ikatan
rangkap pada
V. PEMBAHASAN
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2CH2OOH-2CH3COSCOO4 +
CH3CH2
(Wirahadikusumah.1985)
b. Kelarutan
(Wirahadikusumah.1985)
d. Saponifikasi Lemak
b. Uji Biuret
(Sastromiharjojo, 2005)
c. Uji ninhidrin
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya
asam amino. Semua asam amino mempunyai perbedaan
pada gugus fungsi amino dan gugus karboksilat, hal ini
menyebabkan asam amino dapat dipisahkan. Pada
percobaan ini putih telur dan susu ditambahkan dengan
larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, fungsi
pemanasan untuk mempercepat reaksi, hasilnya adalah
larutan berwarna keruh, hal ini menandakan bahwa uji
ini adalah negatif.
Protein-C-COOH+
d. Reaksi Presipitasi
e. Uji Xanthoprotein
Reaksinya
f. Uji Molish
Reaksinya
(Soemarjdo, 1997)
h. Uji sulfida
Reaksinya
VI. KESIMPULAN
6.1 Sifat umum lemak
Taufan Fansuri
Mashud.K.R
NIM. J2C009001 NIM.
J2C009002
Stefita.R.P
Devika.T.W
NIM. J2C009004 NIM.
J2C009005
Rizki Kurniasih
Reynaldi.P
NIM. J2C009006 NIM.
J2C009007
M.Fadlullah
Sefthymaria
NIM. J2C009008 NIM.
J2C009009
Mengetahui,
Asisten