PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa merupakan cakupan dari Negara,yang artinya
apabila manusia telahmembangsa atau mempunyai bangsa, mereka menuntut suatu
wilayah untuk tempat tinggalnya yang kemudian diklaim sebagai Negara. Selanjutnya
pengertian Negara menjadi lebih luas, Negara tidak hanya diartikan wilayah tetapi juga
meliputi pemerintah, kedaulatan, penduduk, danbeberapa syarat lainnya. Negara adalah
suatu organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu
wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta
keselamatan sekelompok manusia tersebut.
Sekelompok manusia yang berada di dalam suatu Negara dan menetap selama 5
tahun berturut-turut atau selama 10 tahun tidak berturut-turut di sebut Warga Negara.
Salah satu persyaratan diterimanya statusseseorang di dalam sebuah Negara adalah
adanya unsur wargaNegara yang diatur menurut ketentuan hukum tertentu, sehingga
warga Negara yang bersangkutan dapat dibedakan dari wargaNegara lain. Pengaturan
mengenai Kewarganegaraan ini biasanya ditentukan berdasarkan salah satu dari dua
prinsip, yaitu prinsip ius soli atau prinsip ius sanguinis.
Di dalam sebuah Negara ada yang di sebut dengan sistem pemerintahan. Sistem
pemerintahan di Negara Republik Indonesia sendiri adalah sistem pemerintahan
demokrasi. Demokrasi itu sendiri adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu Negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaanwargaNegara) atas Negara untuk dijalankan olehpemerintah Negara
tersebut.Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politicayang membagi ketiga
kekuasaan politik Negara (eksekutif, yudikatif danlegislatif) untuk diwujudkan dalam tiga
jenis lembaga Negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang
sejajar satu sama lain.
Selain itu, wargaNegarapun memiliki Hak Asasi Manusia.Hak Asasi Manusia adalah
hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan
kelahirannya di dalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu
dimilikinya tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin dan karena itubersifat
universal. Pembahasan lebih lanjutnya akan kami jelaskan pada bab pembahasn, pada
makalah yang berjudul Hubungan antara Negara, Warga Negara, HAM dan Demokrasi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakanag di atas, maka dapat di uraikan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Pengertian Bangsa dan Negara
2. Bentuk-bentuk Negara Menurut Teori Modern
3. Pengertian Warga Negara dan Penduduk
4. Negara dan Warga Negara dalam Sistem Kenegaraan di Indonesia
5. Pembaruan Undang-undang Kewarganegaraan
C. Tujuan Penelitian
Maksud dan Tujuan penulis dalam pembuatan makalah kali ini yaitu mengetahui
pengertian warga Negara dan Negara, Hubungan/Keterkaitan antara warga Negara dan
Negara, Hak dan kewajiban negara dan warga negara. Selain itu juga untuk menambah
wawasan mengenai hubungan Warga Negara dan Negara, kita juga dapat mengetahui
bagaimana caranya mempersatukan hubungan Warga Negara dan Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia (Pasal 26 ayat 2 UUD 1945) Dalam ketentuan UU No. 3 tahun 1946 tentang
warga Negara dan penduduk Negara, pasal 14 ayat 1 dinyatakan Penduduk Negara
Indonesia ialah tiap-tiap orang yang bertempat kedudukan di dalam daerah Negara
Indonesia selama 1 tahun berturut-turut. Dengan demikian WNA dapat dinyatakan
sebagai penduduk ketika yang bersangkutan telah bertempat tinggal selama 1 tahun
berturut-turut. Pasal 13 UU No. 3 tahun 1946 disebutkan bahwa barang siapa bukan
warga Negara Indonesia ialah orang asing. Yulianus S, dkk (1984) dalam KBBI,
mengartikan Rakyat adalah orang-orang yang bernaung di bawah pemerintah tertentu.
Sedangkan Hazairin (1983) dalam Demokrasi Pancasila mengartikan Rakyat ialah
sejumlah orang yang dikuasai, diperintah, dilindungi, dipelihara, diasuh oleh
penguasanya.
Perbedaan antara rakyat dan Bangsa adalah bahwa Rakyat lebih menunjukkan
ikatan/hubungan politis yaitu sebagai sekelompok orang yang dikuasai/diperintah oleh
suatu penguasa/pemerintahan tertentu, sedangkan Bangsa merupakan ikatan yang
berdasarkan ikatan yang berdasarkan biologis, kultur, territorial, dan historis. Sehingga
satu bangsa dimungkinkan milik beberapa Negara. Misalnya, bangsa Arab terpecah-
pecah dalam berbagai Negara seperti dalam wadah Negara Irak, Iran, Yaman, dan
saudi Arabia. Dengan demikian dalam diri seorang warga Negara ada peran sebagai
rakyat dan sebagai bangsa.
Adapun yang disebut dengan asas-asas Kewarganegaraan, untuk memperoleh
asas-asas itu sendiri harus memenuhi 6 syarat sebagaimana yang telah diatur dalam
UU No.62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI, yaitu :
1. Karena kelahiran
Maksudnya Kewarganegaraan diperoleh karena kelahiran berdasarkan keturunan.
2. Karena Pengangkatan
Maksudnya anak atau orang asing yang diangkat dapat diberikan status
Kewarganegaraanorang tua yang mengangkatnya.
3. Karena Permohonan
Maksudnya adalah permohonan menjadi WNI terutama diperuntukkan bagi anak di
luar perkawinan dan kepada anak keturunan asing yang menjadi penduduk Negara
atau lahir dariseorang penduduk Negara.
4. Karena Pewarga Negaraan
Maksunya apabila menjadi WNI karena permohonan diperuntukkan bagi anak, maka
menjadi WNI karena pewarga Negaraan diperuntukkan bagi orang asing yang sudah
dewasa. Ada dua cara pewarga Negaraan yaitu pewarga Negaraan biasa atau
permohonan orang yang ingin menjadi WNI dan pewarga Negaraan atas keinginan
pemerintah. Cara yang kedua ini dasar pertimbangannya karena dianggap telah
berjasa terhadap RI selayaknya diwarga Negarakan. Sedangkan cara yang
pertama (pewarga Negaraan biasa) ada beberapa syarat, yaitu :
a. Sudah berumur 21 tahun.
b. Lahir dalam wilayah RI atau bertempat tinggal di daerah itu selama 5
tahunberturut-turut atau selama 10 tahun secara tidak berturut-turut.
c. Surat permohonan disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas
materai kepada Menteri Hukum dan HAM melalui Pengadilan Negeri di tempat
tinggal pemohon yang harus dilengkapi surat-surat sbb:a) Salinan sah akta
kelahiran/surat kenal lahir pemohon.
d. Surat keterangan Kewarganegaraan yang diberikan oleh Kantor Wilayah Imigrasi
atau Kantor Imigrasi Daerah Setempat yang menyatakan bahwa pemohon
bertempat tinggal secara sah di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut atau 10
tahun tidak berturut-turut.
e. Salinan Sah Surat Tanda Melapor Diri (STMD).
f. Surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian setempat.
g. Salinan sah akte perkawinan dan surat persetujuan isteri (bagi yang sudah
menikah) atau salinan sah akte perceraian/kematian suami atau surat keterangan
sah yang menyatakan bahwa wanita pemohon pewarga Negaraan benar-benar
tidak terika dalam perkawinan.
h. Surat keterangann kesehatan dari dokter.
i. Bukti pembayaran uang pewarga Negaraan dari kas Negara/Pos/Perwakilan.
j. Surat keterangan bermata pencaharian tetap dari pejabat pemerintah sekurang-
kurangnya Camat.
k. Surat keterangan dari perwakilan Negara asal atau surat bukti bahwa setelah
memperoleh Kewarganegaraan RI, pemohon tidak mempunyai
Kewarganegaraan lain, dan khusus bagi warga Negara RRC cukup melampirkan
surat pernyataan melepaskan Kewarganegaraan asal yang ditandatangani
pemohon.
l. Surat tanda pembayaran ongkos administrasi pengedilan negeri, dan
m. Pas foto
5. Karena atau sebagai akibat dari perwakilan
Maksudnya bahwa dalam perkawinan kedua mempelai sedapat-dapatnya
mempunyai Kewarganegaraan yang sama (asas kesatuan Kewarganegaraan).
Namun apabila hal itu menimbulkan bipatride atau apatride, maka asas kesatuan
Kewarganegaraan dilepaskan.
6. Karena turut ayah atau ibunya
Maksudnya Anak yang belum dewasa turut memperoleh Kewarganegaraan RI
dengan ayahnya atau Ibunya (apabila tidak ada hubungan hukum kekeluargaam
dengan ayahnya).
7. Karena Pernyataan
Maksudnya seorang perempuan asing yang kawin dengan seorang WNI memproleh
Kewarganegaraan RI, apabila dalam 1 tahun setelah perkawinannya berlangsung
menyatakan keterangan untuk itu, atau diam-diam saja dalam waktu tersebut dan
suaminya tidak menyatakan keterangan melepaskan Kewarganegaraan.
Diatas telah di jelaskan bagaimana cara untuk menjadi wrage Negara, dan di
bawah ini saya akan menjelaskan cara untuk kehilangan Kewarganegaraan, yaitu
apabila seseorang telah menjadi WNI tidaklah bersifat permanen/tetap,dapat saja
sewaktu-waktu kehilangan Kewarganegaraan RI. Berdasarkan Pasal 17 UU No. 62
Tahun 1958 seseorangdapat kehilangan Kewarganegaraan RI karena:
Memperoleh Kewarganegaraan asing,
Tidak melepaskan Kewarganegaraan lain,
Diakui oleh orang asing sebagai anaknya,
Anak yang diangkat dengan sah oleh orang asing sebagai anaknya,
Dinyatakan hilang Kewarganegaraan oleh Menteri Kehakiman dan HAM,
Masuk dinas militer atau dinas Negara asing tanpa izin dari Menteri Kehakiman dan
HAM,
Bersumpah atau berjanji setia kepada Negara asing,
Turut serat dalam pemilihan yang bersifat ketataNegaraan Negara asing,
Mempunyai paspor Negara asing, dan
Selama 5 tahun berturut-turut tinggal di Negara asing dengan tidak menyatakan
keinginan tetap menjadi WNI
Hak dan kewajiban Warga Negara yang tercantum dalam pasal-pasal UUD 1945
yangmenetapkan hak dan kewajiban sebagai warga Negara mencakup pasal-pasal 27,
28, 29, 30, 31, 33 dan 34.Hak-hak warga Negara yang substansial pada prisipnya antara
lain :
Hak untuk memilih atau melibatkan suara,
Hak kebebasan bersuara,
Hak kebebasan pers,
Hak kebebasan beragama,
Hak kebebasan bergerak,
Hak kebebasan berkumpul,
Hak kebebasan dari perlakuan sewenang-wenang oleh sistem politik dan atau
hukum
Sedangkan CCE (Center for Civic Education) mengajukan hak-hak individu yang
perlu dilindungi oleh Negara, meliputi: hak pribadi (personal rights), hak politik (political
rights), hak ekonomi (economic right).Kewajiban warga Negara merupakan aspek dari
tanggung jawab warga Negara (citizen responsibility/civic responsibilities)(CEE,
1994:37). Contoh yang termasuk tanggung jawab warga Negara antara lain :
Melaksanakan aturan hukum,
Menghargai orang lain,
Memiliki informasi dan perhatin terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya,
Melakukan kontrol terhadap para pemimpin yang telah dipilihnya dalam melakukan
tugas-tugasnya,
Melakukan komunikasi dengan para wakil di sekolah, pemerintah local, pemerintah
nasional,
Memberikan suara dalam suatu pemilihan,
Membayar pajak menjadi saksi di pengadilan,
Bersedia untuk mengikuti wajib militer,dsb.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan antara bangsa, Negara, Warga Negara, demokrasi dan Hak Asasi
Manusia sangat erat kaitannya, maka dari itu apabila salah satu dari unsur Negara
terpisah atau di hilangkan maka akan terlihat kemerosotan dari Negara tersebut, seperti
yang tercantum dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM)
memuat prinsip bahwa hak asasi manusia harus dilihat secara holistik bukan parsial
sebab HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara hukun, Pemerintahan, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat dari manusia.
Oleh sebab itu perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia di bidang sosial politik
hanya dapat berjalan dengan baik apabila hak yang lain di bidang ekonomi, sosial dan
budaya serta hak solidaritas juga juga dilindungi dan dipenuhi, dan begitu pula
sebaliknya. Dengan diratifikasinya konvenan Hak EKOSOB oleh Indonesia melalui
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005, kewajiban Indonesia untuk melakukan
pemenuhan dan jaminan-jaminan ekonomi, sosial dan budaya harus diwujudkan baik
melalui aturan hukum ataupun melalui kebijakan-kebijakan pemerintah.
3.2 Saran
Dalam hal ini penulis dapat memberikan saran yang diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan pembaca tentang Kewarganegaraan, terutama tentang :
1. Pengertian Bangsa dan Negara
2. Bentuk-bentuk Negara Menurut Teori Modern
3. Pengertian Warga Negara dan Penduduk
4. Negara dan Warga Negara dalam Sistem Kenegaraan di Indonesia
5. Pembaruan Undang-undang Kewarganegaraan
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ariefsz.blogspot.com/2009/12/Negara-dan-warga Negara-dalam-
sistem.html
2. http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-
demokrasi/