HATTA
KELOMPOK 2
RIDHO PRATAMA
PUTRI FATIMAH
KHARIMA RAHMADYANTI
DIMAS PRAYOGA
H. Mohammad Hatta terlahir dengan nama Muhammad Athar. Lahir di Frok de
1902,dan meninggal di Jakarta,14 maret 1980 pada umur tahun. Bung Hatta adalah
pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil presiden Indonesia yang pertama. Ia juga
pernah menjabat sebagai perdana menteri dalam Kabinet Hatta I,Hatta II, dan RSI.Ia
mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956,karena berselisih dengan
Mohammad Hatta lahir dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha.
Namanya Athar berasal dari b.arab,yg berarti HARUM , ia merupakan anak ke-
2.Sejak kecil,ia di didikdan di besar kan dalam lingkungan keluarga yang taat
di jakarta.
palembang.dari perkawinan Siti Saleha dengan Haji Ning dikaruniai empat orang
Setelah enam bulan,ia pindah ke sekolah rakyat dan sekelas dengan Rafiah,kakaknya.ia
anggota serikat usaha dan juga aktif dalam jong Sumatranen Bond sebagai bendahara.
mengasuh majalah Hindia Putera yang berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.pada
Indonesia ; PI]
sudah berhenti dari jabatan ketua, namun ia di pilih kembali hingga tahun 1930.
Pada Desember 1926,semaun dari PKI datang kepada Hatta untuk menawarkan
itu,Hatta belum menyetujui paham komunis sikap Hatta ini di tentang oleh anggota PI
ditangkap oleh penguasa Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang ,terlibat
pembrontakan di indonesia yang di lakukan PKI dari tahun 1926-1927.mereka semua
sidang ke 2 22 maret 1928 . sampai pada tahun 1931 muhammad hatta mundur dari
kedudukannya sebagai ketua karna hendak mengikuti ujian sarjana . setelah tahun
1931, PI mengancam keras kebijakan hatta dan mengeluarkannya dari organisasi ini.
Pada desember 1931 , para pengikut hatta segera membuat gerakan tandingan
Setelah hatta kembali dari Belanda, syahrir tidak bisa ke Belanda karena
keduanya keburu ditangkap Belanda pada 25 Februari 1934 dan dibuang ke Digul dan
selanjutnya ke Banda Neira. Baik di Digul maupun Banda Neira, ia banyak menulis di
Koran-koran Jakarta. Artikelnya tidak terlalu politis, namun bersifat lebih menganalisis
mau bekerjasama, ia diberi gaji f 7.50 sebulan. Namun kalau tidak ia hanya diberi gaji f
2.50 saja.
Di Digul, selain bercocok tanam, ia juga membuat kursus kepada para tahanan.
Pada masa itu, ia menulis surat untuk iparnya untuk dikirimi ala-alat pertukangan
seperti paku dan gergaji. Selain itu, dia juga menceritakan nasib orang-orang buangan
dalam surat itu. Kemudian, ipar Hatta mengirim surat itu ke Koran Pemadangan di
Jakarta dan segera surat itu dimuat. Surat itu dibaca menteri jajaan pada saat itu,
Colijin.
Pada 1937, ia menerima telegram yang menyatakan dia dipindah dari Digul ke
Banda Neira. Mereka menyewa sebuah rumah yang cukup besar. Di situ, ada beberapa
kamar dan ruangan yang cukup besar. Adapun ruangan besar itu digunakannya untuk
Sewaktu di Banda Neira, ia bercocok tanam dan menulis di Koran Sin Tit Po
(dimpimpin Lim Koen Hian; bulanan ini berenti pada 1938) dengan honorarium f 75
Nasional, dipimpin Sam Ratulangi) dan juga, ia menulis di Koran Pemandangan dengan
Selain itu, di Banda Neira, Hatta juga mengajar kepada beberapa orang pemuda.
Ada seorang kenalan Hatta dari Sumatera Barat yang mengirimkan dua orang
Pada tahun 1941, Mohammad Hatta menulis artikel di Koran Pemandangan yang
isinya supaya rakyat Indonesia jangan memihak kepada baik ke pihak barat ataupun
fasisme Jepang. Yang mana, kelak tulisan Hatta dibaca Murase, seorang Wakil Kepala
Kenpeitei (Dinas Intelejen) dan menyarankan Hatta agar mengikuti Nippon Sheisin di
Harbour, Hawaii. Ini memicu Perang Pasifik dan setelah Pearl Harbor. Dalam keadaan
orang buangan dari Digul ke Australia, karena khawatir kerjasama dengan jepang.
Hatta dan Syahrir dipindahkan pada Februari 1942, ke Sukabumi setelah menginap
Orang terkenal di masa sebelum perang, baik orang pergerakan, atau mereka
Djojohadikusumo.
Hatta wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo