KALOR JENIS
(PERCOBAAN-P.1)
Disusun Oleh :
Kelompok 18
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
1. PENDAHULUAN
Kita menggunakan istilah kalor dalam kehidupan sehari-hari seakan-akan kita tahu apa
yang kita maksud. Tetapi istilah tersebut tetap digunakan secara tidak konsisten, sehingga
perlu bagi kita untuk mendefinisikan kalor secara jelas, serta menerangkan fenomena dan
konsep yang berhubungan dengan kalor tersebut(Glancoli, 1997).
Kalor adalah energy yang ditransfer karena tinggi ke benda bersuhu rendah, merupakan
energy yang ditransfer dari benda yang panas ke benda yang dingin, maka kalor
merupakan energy yang ditransfer dari suatu benda ke benda yang lain karena perbedaan
suhu.
Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka temperature zat itu biasanya naik.
Jumlah energy panas Q yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature suatu zat adalah
sebanding dengan perubahan temperature dan massa zat itu (Q=C T = mc T) dengan
C adalah kapasitas panas zat, yang didefinisikan sebagai energi panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan temperatur suatu zat dengan satu derajat. Panas jenis C adalah kapasitas
panas persatuan massa(Tipler, 1991).
Maksud dari adanya praktikum fisika dasar tentang kalor jenis adalah agar praktikan
mengetahui tentang kalor jenis yang ada dalam benda-benda dan dilingkungan sekitar
serta perhitungannya.
Tujuan dari adanya praktikum fisika dasar tentang kalor jenis adalah untuk menentukan
panas jenis mata bahan kalorimeter.
Praktikum fisika dasar tentang kalor jenis dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Oktober 2010
pukul 07.00-08.40 WIB, di laboratorium IIP(Ilmu-ilmu Perairan), Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, universitas Brawijaya, Malang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Kalor adalah sesuatu yang dipindahlan diantara sebuah sistem dan sekelilingnya sebagai
akibat dari hanya perbedaan temperatur. Konsep kalor sebagai sebuah zat yang jumlah
seluruhnya tetap konstan akhirnya tidak mendapat dukungan eksperimen(Wiley, 1978).
Karakteristik bahan dalam penyerapan kalor ini dinyatakan dalam besaran kalor jenis.
Kalor jenis suatu bahan didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu 1 kg bahan tersebut sebesar 1 C(Astra, 2006).
Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau
melepaskan suhu tiap satu kilogram massa. Sutau zat sebesar 1 C atau satu Kelvin atau
dapat ditulis sebagai kapasitas kalor suatu benda adalah kemampuan suatu benda untuk
menerima atau menurunkan suhu benda sebesar 10 C(Marskip, 2009).
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan atau
diserap menyebabkan perubahan suhu pada calorimeter. Ada 2 tipe calorimeter yaitu
calorimeter Bum dan calorimeter larutan Kalorimeter Bum adalah alat yang digunakan
untuk mengukur jumlah kalor(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna
suatu senyawa. Contohnya adalah calorimeter makanan. Kalorimeter larutan adalah alat
yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam
system larutan(Mubi, 2010).
Prinsip penting yang digunakan dalam calorimeter adalah hokum kekekalan energy.
Hokum ini menyatakan bahwa energy tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,
melainkan berubah dari bentuk yang satu menjadi bentuk yang lain(Esomer, 1996).
Tiap sifat thermometer dapat digunakan untuk menetapkan suatu skala dan membentuk
sebuah thermometer. Thermometer air raksa terdiri dari bola gelas dan pipa yang berisi
sejumlah air raksa tertentu. Temperature diukur dengan membandingkan ujung kolom air
raksa dengan tanda-tanda pada gelas(Tipler, 1991).
1. Jika suatu benda yang suhunya berbeda didekatkan satu sama lain maka suhu
akhir kedua benda akan sama.
2. Jumlah kalor yang diterima sama dengan kalor yang diberikan. Kalorimeter
tersusun dari wadah yang terbuat dari logam kalor seperti sterofom.
Usaha peningkatan efektifitas dari alat penukar kalor perlu ditingkatkan karena dengan
meningkatkan efektisitas alat penukar kalor dapat menghemat energy disektor
industry(Zainuddin, 2005).
Fungsi timbangan digital untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi fecare
otomatis harganya dengan harga dasar satuan. Banyak kurang terlebihnya cara kerja
timbangan digital hanya bias mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul
ditampilkan dilayar LCDnya(Mansur, 2010).
Selain itu fungsi lain timbangan digital yaitu untuk mengurangi adanya human error,
dengan timbangan digital maka akan didapatkan ketepatan(Jacque, 2010).
Menurut Wikipedia(2010) :
- Teknik pendinginan untuk produksi hasil perikanan
3. METODOLOGI
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum fisika dasar tentang calorimeter, antara
lain:
1. Kalorimeter : alat yang digunakan untuk menghitung besar kecilnya kalor jenis pada
benda
6. Pinset : untuk mengambil dan memindahkan bahan (Alumunium dan kaca) dari
ketel uap ke calorimeter
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum fisika dasar tentang calorimeter, antara
lain:
4. PEMBAHASAN
4.1 Analisa Prosedur
Langkah pertama disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan yaitu calorimeter yang
berfungsi menghitung besarnya kalor jenis pada benda. Thermometer berfungsi untuk
mengukur perubahan suhu, ketel uap berfungsi untuk memanaskan air, pinset berfungsi
untuk mengambil benda, stopwatch untuk menghitung waktu, timbangan digital untuk
menghitung alat dan bahan dengan ketelitian 10-2, serta namapan untuk wadah alat dan
bahan. Kemudian langkah kedua, bahan-bahan disiapkan antara lain tisu untuk
membersihkan alat, air untuk medium perambatan panas, alumunium dan kaca sebagai
bahan yang diukur kalor jenisnya.
Begitu juga lakukan langkah yang sama pada kaca, ambil dari ketel uap menggunakan
pinset, diletakkan di dalam calorimeter, diaduk selama 30 detik, ukur suhu sebagai T2,
diaduk kembali selama 30 detik, ukur suhu sebagai T3. Setelah semua percobaan selesai
dan dicatat hasilnya. Lalu dibersihkan alat-alat dan dirapikan dalam nampan kembali.
Dari praktikum fisika dasar tentang kalor jenis, data yang didapat sebagai berikut :
1. Percobaan 1(Alumunium)
No T1 (Co ) T2 (C o) T3 (C o)
1. 27o 28o 27o
Ditanya : CAl ?
B(T1-T3) + K(T3-T2)
CAl = 21,76(27-28)
0,6(27-27)+99,5(27-28)
= 21,76
-99,5
= 0,2187 kal/oC
= 218,7 kkal/oC
1. Percobaan 2(Kaca)
No T1 (Co ) T2 (C o) T3 (C o)
1. 27o 29o 28o
Ditanya : Ckaca ?
B(T1-T3) + K(T3-T2)
= 37,97(28-29)
2,52(27-28)+104,63(28-29)
= -37,97
-107,15
= 0,354 kal/oC
= 354 kkal/oC
Dalam praktikum fisika dasar tentang kalor jenis ini, didapat data sebagai berikut :
Adapun hasil praktikum fisika dasar tentang kalor jenis, didapat kalor jenis Alumunium
sebesar 0,2187 kal/oC dan kalor jenis Kaca sebesar 0,354 kal/oC.
Dari perbandingan data yang ada terdapat perbedaan antara hasil praktikum dengan
literature. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pengukuran suhu dan factor-
faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi besarnya suhu yang berakibat
pada perhitungan besarnya kalor jenis Alumunium dan kalor jenis Kaca.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum kali ini, yaitu :
5.2 Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum kali ini, kita harus berhati-hati dalam
mengambil ketel uap karena panas. Selain itu terjalinnya kerjasama antara asisten dengan
praktikan harus ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Astra, I. dan Setiawan H. 2006. Fisika untuk SMA dan MA kelas10. Piranti Darama
Kalokatama: Jakarta
Mansur.2010.htpp://bisnis.tenue.co.id/Artikel-bisnis/4teknologi/33-artikel-
timbangandigitalbzerba.html/ diakses tanggal 7 Oktober 2010
Wahyu, S. dkk. 2010. Analisis Perpindahan Panas pada Saluran Berliku.Teknik Mesin :
Universitas Brawijaya
Zainuddin, dkk. 2005. Studi Eksperimental Efektivitas Alat Penukar Kalor Shell and
Tube dengan Memanfaatkan Gas Buang Mesin Diesel sebagai Pemanas Air. Institut
Teknologi Medan(ITM)
About these ads
1
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
KALOR JENIS
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor
berbeda dengan suhu, karena suhu adalah u
kuran dalam satuan derajat panas.
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric
ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent l
avoiser (1743
1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama
dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1
derajat celcius (Akbar, 2010).
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh s
uatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang
dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering
dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung
pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo,
2008).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari prakti
kum Fisika Dasar tentang kalor jenis yaitu agar
praktikan lebih memahami tentang kalor jenis yang terkandung di dalam benda
benda sekitar beserta perhitungannya.
Tujuan dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis adalah untuk
menentukan panas jenis
mata bahan kalorimeter.
2
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis ini dilaksanakan pada Rabu,
08 Desember 2010 pukul 13.00
-
14.00 WIB dan bertempat di laboratorium IIP
(Ilmu
-
ilmu Perairan), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Univer
sitas
Brawijaya, Malang.
3
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kalor Jenis
Menurut
Halliday (1985),
perbandingan banyaknya tenaga kalor (
Q)
yang dibekalkan kepada sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya
sebanyak
T dinamakan kapasitas kalor (C) dari benda tersebut yakni:
Kapasitas kalor per satuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor jenis (c)
a
dalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda tersebut:
Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau
tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh
tersebut. Kalor dinyatakan dalam
satuan energi joule (J) menurut satuan SI.
Kalor umunya dinyatakan dalam satuan kalori (kkal), yaitu satu kalori adalah
jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1
derajat celcius pada suhu kamar (293 K) (Metana, 2010).
2.2 P
engertian Kalorimeter dan Gambar
Kalor yang dipindahkan dari atau ke sistem diukur di dalam alat yang
dinamakan kalorimeter, yang terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil yang
dibenamkan dalam sebuah bejana air yang besar. Bejana luar itu disekat dengan
b
aik sekali di sebelah luar untuk menghalangi lubang kamar mencapai air,
sedangkan wadah di dalam dibuat dari tembaga atau suatu bahan penghantar
kalor yang lain untuk mengizinkan kalor acara mudah dipertukarkan antara
wadah itu dan air (Cromer, 1994).
Pen
gukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan
4
hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data
perubahan entalpi pembentukan standar,
energi ikatan dan secara eksperimen.
Proses dalam
kalorimeter
berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci,1987).
(Go
ogle, images, 2010)
2.3 Pengertian Termometer dan Gambar
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer Merkuri
adalah jenis termometer yang sering digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri
digunakan pada alat ukur suhu termometer karena koefisien m
uainya bisa
terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan
suhu hampir selalu sama. Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan
material kaca dengan kandungan Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan
pengukuran, pipa ini dib
uat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika
temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan
memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang
telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai d
i seluruh dunia adalah
Skala Celcius dengan poin 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih
(Skuler, 2007).
Termometer umum yaitu termometer zat cair dalam gelas yang terdiri dari
bola gelas yang berdinding tipis. Bagian atas dari bola ini dihubung
kan dengan
pipa kapiler panjang. Zat cair, misalnya air raksa atau alkohol berwarna mengisi
sebagian bola dan pipa tersebut. Bagian atas dari pipa tersebut tertutup dan
biasanya ruang diatas zat cair dihilangkan udaranya. Untuk mengukur tinggi
permukaan a
ir raksa didalamnya itu diadakan pembagian skala yang digoreskan
pada pipa tersebut (Sears, 1970).
5
(Google, images, 2010)
2.4 Prinsip Kerja Kalorimeter
Panas jenis air jauh lebih besar dari pada panas jenis zat lain. Sebagai
contoh, panas jenis ai
r sepuluh kali lebih besar dari pada panas jenis aluminium.
Karena kapasitas panasnya yang sangat besar, air adalah bahan yang baik
sekali untuk menyimpan energi termis, seperti misalnya dalam sistem
pemanasan solar/matahari. Air juga merupakan pendingin y
ang baik. Air dalam
jumlah banyak, seperti danau atau lautan, cenderung membuat variasi
temperatur tidak berlebihan didekatnya karena air dapat menyerap atau melepas
energi termis dalam jumlah yang besar sementara mengalami perubahan
tenperatur sangat keci
l. Karena panas jenis air praktis konstan meliputi
jangkauan temperatur yang lebar, panas jenis sebuah benda dengan mudah
dapat diukur dengan memanaskan benda sampai suatu temperatur tertentu yang
mudah diukur, dengan menempatkanya dalam bejana air yang ma
ssa dan
temperaturnya diketahui, dan dengan mengukur temperatur kesetimbangan
akhir. Jika seluruh sistem terisolasi dari sekitarnya maka panas yang keluar dari
benda sama dengan panas yang masuk ke ai dan wadahnya. Prosedur ini
dinamakan kalorimetri, dan w
adah air yang terisolasi dinamakan kalorimeter
(Tipler, 1998).
Tidak ada usaha dikerjakan oleh sistem atau lingkungan. Sebagai
akibatnya perubahan suhu lingkungan (air) hanyalah karena kalor yang
dipertukarkan antara air dan sistem. Perubahan suhu ini diu
kur dengan sebuah
termometer, dan kalor yang dipertukarkan dihitung dari massa dan kalor jenis air
yang diketahui. Dari kekekalan tenaga, kalor yang diperoleh oleh sistem adalah
harga negatif dari kalor yang hilang dari lingkungan dan sebaliknya. Dengan
de
mikian kalorimeter mengukur kalor yang dipertukarkan oleh sistem dibawah
syarat
-
syarat tertentu (Cromer, 1994).
6
2.5 Timbangan Digital dan Gambar
Kita mengenal Timbangan Digital sebagai alat ukur untuk satuan
berat.Dibandingkan dengan jaman dulu yang masih
meggunakan Timbangan
Analog atau Manual , Timbangan Digital dinilai memiliki fungsi lebih sebagai alat
ukur, diantaranya Timbangan Digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa
menyimpan hasil dari setiap penimbangan) (PT Digi Indonesia, 2010).
Mungkin
sebelumnya timbangan digital untuk orang awam tidak seberapa
mengerti dan di butuhkan, namun fungsi timbangan digital ini untuk membantu
mengukur berat serta secara kalkulasi secara otomatis harganya dengan harga
dasar satuan. Banyak kurang lebihnya cara k
erja timbangan digital hanya bisa
mengeluakan label, ada juga yang hanya timbul ditampilan layar LCD nya. Untuk
harga tidak terlalu mahal cocok untuk usaha kecil hingga menengah. Serta untuk
timbangan digital tentunya merk bizerba ini cocok untuk mengemban
gkan usaha.
Untuk merk bizerba masing
-
masing punya kelebihan diatas
merk lain, tentunya
dengan keunggulan di fasilitas yang sangat banyak, maka kita tidak perlu pusing
-
pusing untuk menghitung karena di tampilan LCD nya akan keluar jumlah total
untuk setiap
penimbangan barang baik penimbangan untuk buah sampai untuk
keperluan dapur. Bahkan untuk pelanggan mudah untuk membaca angkanya,
dengan layar LCD yang sangat bagus. Untuk sampai level yang sangat tinggi
timbangan merk bizerba bisa integrasi dengan mesin
kasir sehingga bisa
mengeluarkan label harga. Bizerba adalah merk timbangan digital yang lumayan
terkenal di beberapa minimarket seperti indomaret dan alfamart. Untuk setingan
timbangan digital merk bizerba ini tidak semua software kasir yang bisa dukung
k
arena ada pola baca yang membedakan barcodenya (Mansur, 2010).
(Google, images, 2010)
7
2.6 Manfaat di Bidang Perikanan
Menurut Metana (2010), kalor mempunyai manfaat diantarnya:
1.
Teknik refigrasi adalah teknik pendinginan untuk produk hasil perikana
n
2.
Untuk pengasapan ikan
3.
Pemilihan logam untuk pembuatan kapal.
8
3.
METODOLOGI
3.1 Alat dan Fungsinya
Alat yang digunakan pada praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis
adalah
Kalorimeter
: untuk mengukur besar kecilnya kalor
jenis benda
Termometer
: untuk mengukur tinggi rendahnya suhu benda
Stopwatch
: untuk menghitung waktu
Ketel uap
: untuk memanaskan air
Timbangan digital
: untuk menimbang massa benda dengan ketelitian
10
-
2
Pinset
: untuk mengambil serta memindahka
n aluminium
dan kaca dari ketel uap ke kalorimeter
Penggaris
: untuk menentukan 1/5 bagian dari kalorimeter
Nampan
: sebagai wadah alat dan bahan
3.2 Bahan dan Fungsinya
Bahan yang digunakan dalam praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis
adalah
Al
uminium
: sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya
Kaca
: sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya
Air
: sebagai media perambatan kalor
Tissue
: untuk membersihkan alat
-
alat praktikum yang telah
digunakan
9
3.3 Skema Kerja
3.3.1 Aluminium
Dis
iapkan alat dan bahan
Diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali
Dihidupkan stopwatch
Hasil
10
3.3.2 Kaca
Disiapkan alat dan bahan
Diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali
D
itimbang kaca dengan timbangan digital
Dimasukkan kaca ke dalam ketel uap yang berisi air dan dipanaskan
Di
hidupkan stopwatch
Hasil
11
4.
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Prosedur
Langkah awal yang harus dilakukan pada praktikum Fisika Dasar tentang
kalor jeni
s adalah disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah
kalorimeter untuk mengukur besar kecilnya kalor jenis benda, termometer untuk
mengukur tinggi rendahnya suhu benda, stopwatch untuk menghitung waktu,
ketel uap untuk memanaskan air, timbangan di
gital untuk menimbang massa
benda dengan ketelitian 10
-
2
, Pinset untuk mengambil serta memindahkan
aluminium dan kaca dari ketel uap ke kalorimeter, penggaris untuk menentukan
1/5 bagian dari kalorimeter, nampan sebagai wadah alat dan bahan. Sedangkan
baha
n
-
bahan yang digunakan adalah aluminiumdan kaca sebagai bahan yang
diukur kalor jenisnya, air sebagai media perambatan kalor, tissue untuk
membersihkan alat
-
alat praktikum yang telah digunakan.
Aluminium
Setelah disiapkan alat dan bahan. Selanjutnya ditim
bang kalorimeter
kosong bagian dalam dengan timbangan digital. Lalu diisi kalorimeter dengan air
sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali. Kemudian ditimbang aluminium
dengan timbangan digital. Selesai ditimbang dimasukkan aluminium ke dalam
ketel uap yan
g berisi air dan dipanaskan hingga mendidih. Diukur suhu air dalam
kalorimeter dan dicatat sebagai T
1
. Lalu diambil aluminium dengan pinset dan
dimasukkan ke dalam kalorimeter (sambil digojok). Dihidupkan stopwatch dan
diamati perubahan suhu air dalam kalo
rimeter 30 detik pertama sebagai T
1
dan
30 detik kedua sebagai T
2
.Hasilnya dicatat pada tabel.
Kaca
Setelah disiapkan alat dan bahan. Selanjutnya ditimbang kalorimeter
kosong bagian dalam dengan timbangan digital. Lalu diisi kalorimeter dengan air
sebany
ak 1/5 bagian dan ditimbang kembali. Kemudian ditimbang kaca dengan
timbangan digital. Selesai ditimbang dimasukkan kaca ke dalam ketel uap yang
berisi air dan dipanaskan hingga mendidih. Diukur suhu air dalam kalorimeter
dan dicatat sebagai T
1
. Lalu diamb
il kaca dengan pinset dan dimasukkan ke
dalam kalorimeter (sambil digojok). Dihidupkan stopwatch dan diamati perubahan
suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama sebagai T
1
dan 30 detik kedua
sebagai T
2
.Hasilnya dicatat pada tabel.
12
4.2 Analisa Hasil
Dar
i Praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis dapat dianalisa hasilnya
sebagai berikut:
Aluminium
Berat kalorimeter (K)
= 104 gram
Berat Aluminium (B)
= 1,06 gram
Berat air (A)
= 44 gram
NO
T
1
(
0
C)
T
2
(
0
C)
T
3
(
0
C)
1
27,5
29
28
kal/g
o
C
Kaca
Berat kalorimeter (K)
= 101 gram
Berat Kaca (B)
= 2,5 gram
Berat air (A)
= 47 gram
NO
T
1
(
0
C)
T
2
(
0
C)
T
3
(
0
C)
1
28
29
28
kal/g
o
C
13
Jenis Benda
Kalor Jenis (c)
J/kg C
o
kkal/kg C
o
Air
4180
1,00
A
lkohol (ethyl)
2400
0,57
Es
2100
0,50
K
ayu
1700
0,40
A
luminium
900
0,22
M
armer
860
0,20
K
aca
840
0,20
B
esi / baja
450
0,11
T
embaga
390
0,093
P
erak
230
0,056
Raksa
140
0,034
T
imah hitam
130
0,031
Emas
126
0,030
(Lohat, 2009)
Pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu kalor jenis
aluminium = 0,420 dan kalor jenis kaca = 0,465 dan dapat disimpulk
an kalor jenis
kaca lebih besar dari kalor jenis aluminium. Sedangkan menurut Lohat (2009),
kalor jenis aluminium = 0,22 dan kalor jenis kaca = 0,20. sehingga kalor jenis
aluminium lebih besar dari pada kaca.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan b
erbeda dan berbanding
terbalik dengan literatur yang ada.
14
5.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis didapatkan kesimpulan
yaitu
Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau
tubuh ke bend
a lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda
atau tubuh tersebut
T = perbandingan suhu
Timbangan digital memilik fungsi lebih sebagai alat ukur diantaranya lebih
akurat, presisi, dan akuntable
Manfaat ka
lor dibidang perikanan yaitu untuk teknik refrigasi, pemilihan
logam dalam pembuatan kapal, dan untuk pengasapan ikan
Disusun oleh :
1.khori A.H (23)
Kelas : X-E
Kelompok : 3
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SRAGEN
TAHUN 2012
Kata pengantar
P u j i s y u k u r p e n u l i s p a n j a t k a n k e h a d i r a t A l l a h S W T. A t a s b e r k a t
r a h m a t , nikmat dan hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan laporan ini.
Shalawat salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw,
beserta segenapkeluarga, sahabat serta pengikutnya yang setia.Laporan yang ber judul
Menemukan kalor jenis logam Aluminium dengan kalorimeter dibuat dengan tujuan
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Fisika .Dalam penulisannya, penyusun
mengalami beberapa kendala. Namun, beruntunga d a p i h a k y a n g b e r s e d i a
membantu kelancaran penulisan laporanini. Oleh k a r e n a i t u ,
penyusun ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang
t e l a h membantu penyusun.Penyusun sadar bahwa laporam ini masih memiliki
kelemahan dan kekurangan.Oleh karena itu, penyusun memohon maaf atas
kekurangan tersebut. Penyusun juga senantiasa membuka tangan untuk
menerima kritik dan saran yang membangun agar kelak penyusun bisa berkarya
lebih baik lagi.Harapanpenyusun.Semoga laporan ini dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Sragen Mei ,2012
Penyusun
1.JUDUL PERCOBAAN
Menemukan Kalor Jenis Logam,dengan Kalori
2.TUJUAN PERCOBAAN
a. dapat menerapkan asas black pada proses pertukaran kalor
b. dapat menentukan kalor jenis logam kuningan dengan alat
3.Dasar Teori
1.Kalorimeter
Kalori meter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk
kalori meter adalah kalori meter campuran. Kalori meter ini terdiri dari sebuah bejana
logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana
lain yang agak lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus
atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran kalor dengan
sekitar kalori meter dapat dikurangi.
Kalori meter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan didalam kalori meter, air dalam kalori meter perlu diaduk agar diperoleh
suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas
penggunaan kalori meter adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih dengan suhu
berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya,
sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai
keseim- bangan yaitu suhunya sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus
imbang. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum
kekekalan energi. Pada sistem tertutup, kekekalan energi panas (kalor) ini dapat
dituliskan sebagai berikut.
Qlepas = Qterima
Dengan Q = m . c . t
dengan:
Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)
m = massa suatu zat yang d iberi kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kgoC)
t = kenaikan/perubahan suhu zat (oC)
C = kapasitas kalor suatu zat (J/oC)
Kalor merupakansuatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan
suatu benda. Jumlah energi kalor yang diterima dalam suatu sistem sama dengan energi
kalor yang diserap atau biasa kita sebut dengan Q lepas sama dengan Q terima. Dalam
suatu zat pasti mempunyai kalor jenis yang berbeda.
GAMBAR KALORIMETER
BAGIAN-BAGIAN KALORIMETER
Cat: C (kapasitas kalor dianggap bermassa sama dengan massa logam aluminium)
c
Cat: C (kapasitas kalor dianggap bermassa sama dengan massa logam aluminium)
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat ditentukan kalor jenis logam melalui
perhitungan dengan menggunakan rumus ;
Q Lepas = Q Terima