GLAUKOMA
GLAUKOMA
MAKANAN/CAIRAN
Gejala : Mual/muntah (glaukoma akut)
NEUROSENSORI
Gejala: Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan silau
dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan
kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar,
keilangan penglihatan perifer, fotofobia (glaukoma akut).
Perubahan kacamata/prngobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda: Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak).
Pupil menyempit dan merah/ mata keras dengan kornea berawan
(glaukoma darurat).
Peningkatan air mata.
NYERI/KENYAMANAN
Gejala: Ketidaknyamanan ringan/mata (glukoma kronis).
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit
kepala (glaukoma akut).
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala: Riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan
vena), ketidakseimbangan endoktrin, diabetes (glaukoma).
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lama dirawat :4,2 hari(biasanya dilakukan sebagai
Rencana pemulangan : prosedur pasien rawat jalan).
Memerlukan bantuan dengan transportasi, penyediaan makanan,
perawatan diri, perawatan/pemeliharaan rumah.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kartu mata Snellen/mesin telbinokular(tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan). Mungkin
terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus atau vireus bumor, kesalahan refraksi, atau
penyakit sistem saraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, massa tumor pada hipofisis/otak,
karotis atau patologis arteri selebral atau glaukoma.
Pengukuran tanografi : Mengkaji intraokuler (TIO)(normal 12-25 mm Hg)
Pengukuran gonioskopi : Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.
Tes provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/tipe glaukoma bila TIO normal atau hanya
meningkat ringan.
Pemeriksaan oftalmoskopi : Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme. Dilatasi dan pemeriksaan belahan-lampu
memastikan diagnosa katarak.
Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : Menunjukkan anemia sistematik/infeksi.
EXG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid : Dilakukan untuk memastikan aterosklerosis, PAK.
Tes toleransi glukosa/FBS : Menentukan adanya/kontrol diabetes.
PRORITAS KEPERAWATAN
1. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut.
2. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan/penurunan ketajaman penglihatan.
3. Mencegah komplikasi.
4. Memberikan informasi tentang proses peenyakit/progronosis dan kebutuhan pengobatan.