Anda di halaman 1dari 64

BAB III

EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

1. Pendahuluan

Ejaan adalah cara melafalkan dan menuliskan huruf, kata, unsur


serapan, dan tanda baca.
Bahasa Indonesia menggunakan ejaan fonemik, yaitu hanya sa-
tu bunyi yang berfungsi dalam bahasa Indonesia yang dilambangkan
dengan satu tanda (huruf).
Walaupun bahasa Indonesia menganut sistem ejaan fonemik yaitu
satu tanda (huruf) dilambangkan satu bunyi, namun kenyataannya masih
terdapat kekurangan. Kekurangan tersebut terlihat pada adanya fonem
(bunyi) yang masih dilambangkan dengan dua tanda, seperti /ng/, /ny/,
/kh/, dan /sy/. Sebaliknya, ada dua bunyi yang dilambangkan dengan sa-
tu tanda seperti /e/ taling dan /e/ pepet.

2. Pelafalan

Ejaan mengatur cara pelafalan atau bahasa Indonesia.


Ketidakteraturan pengguna bahasa Indonesia melafalkan huruf.
Kesalahan pelafalan terjadi karena tanda (huruf) diucapkan tidak sesuai
dengan bunyi yang menandai huruf-huruf tersebut.
Ketentuan pelafalan yang berlaku cukup sederhana, yaitu bunyi-
bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan apa yang
tertulis. Jadi, lafal dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan.
Perhatikan contoh berikut :

Tulisan Lafal yang benar Lafal yang salah

teknik teknik tehnik


tegel tegel tehel
energi energi enerhi, enersi, enerji
praktik praktik praktek
risiko risiko resiko
aegenda agenda ahenda

Pelafalan singkatan kata

Tulisan Lafal yang benar Lafal yang salah

TV /te ve/ /ti vi/

AC /a ce/ /a se/

LNG /el en ge/ /el en ji/

MTQ /em te ki/ /emtekyu,emtekui/


Pelafalan unsur kimia, nama produk bergantung pada kebia-
saan yang berlaku untuk nama tersebut.

Tulisan Lafal yang benar Lafal yang salah

HCL Ha Se El Ha Ce El
CO2 Se O2 Ce O2
Coca Cola Ko ka ko la co ca co la
Seven Up se fen ap se ven up

3. Penulisan Huruf

Kaidah Penulisan Huruf Kapital

1. Huruf kapital dipakai sebagai pengawal kalimat.


Dia menangis.
Apa yang dimintanya?
Hasil pekerjaannya memuaskan.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan lang-
sung.
Ibu bertanya, Bila engkau tiba?

Tadi pagi, jawab Kakak, sebelum Ibu bangun.

Rajin-rajin belajar, katanya.


3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungka-
pan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci,
dan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Allah

Yang Mahakuasa

Yang Maha Pemurah

agama Islam

Tunjukilah hamba-Mu ini, ya Tuhan!

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehorma-


tan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Nabi Sulaiman
Imam hambali
Haji Agus Salim
Mahaputra Moh. Yamin
Sultan Hasanuddin
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama ge-
lar kehormatan, keturunanm, dan keagamaan yang tidak
diikuti nama orang.
Ketika itu beliau baru saja dinobatkan menjadi sultan.
Saya berniat akan naik haji tahun ini.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan


dan pangkat yang diikuti nama orang.
Gubernur Aang Kunaefi
Mayor Jenderal Ahmad Wiranatakusumah
Menteri Negara Cosmas Batubar

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama


jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang.
Kabarnya gubernur itu akan diganti.
Letnam Kolonel Yunus Amir akan dinaikkan pangkatnya
menjadi kolonel.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama


orang.
Husein Sastranegara
Wolter Monginsidi
Wage Rudolf Supratman
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, dan per-
istiwa sejarah
bangsa Indonesia
suku Madura
bahasa Arab
tahun Hijriah
bulan November
bulan Ramadan
hari Jumat
hari Idul Fitri
hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Huruf kapital atau huruf besar tidak dipakai sebagai huruf


pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya: ketika memproklamasikan kemerdekaan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khusus
dalam geografi.
Misalnya: Asia Tenggara
Bukit Barisan
Gunung Kratakatau
Danau Toba
Jazirah Arab
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur
nama resmi negara, lembaga pemerintahan dan keta-
tanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali unsur
seperti dan, oleh, atau, dalam, untuk
Misalnya: Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Luar Negeri
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang
bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga keta-
tanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Misalnya: sesuai dengan undang-undang yang berlaku
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
beberapa badan hukum
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam
judul buku, majalah, surat kabar, kecuali kata tugas seperti
di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi
awal.
Misalnya: Tiga Menguak Takdir
majalah Pembinaan Bahasa Indonesia
surat kabar Buton Pos
Memberantas Buta Huruf di Indonesia
Manfaat Bermain untuk Kanak-Kanak
buku Dari ADve Maria ke Jalan lain ke Roma
artikel Asas-Asas Hukum Perdata
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan un-
sur nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya: Dr. doktor
S.H. sarjana hukum
M.A. master of arts
M. Hum. magister humaniora
Prof. profesor
Sdr. saudara
Tn. tuan
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau
pengacuan.
Misalnya: Kapan Bapak berangkat?
Surat Saudara sudah saya terima.
Ia menjawab pertanyaan Pak Guru
Surat itu dari Ibu Sulastri, istri Pak Camat.
Silakan duduk, Dik! kata orang itu.
Tetapi: Kita harus menghormati ibu dan bapak kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga
Huruf Miring

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama


buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa

Buku Negarakertagama karangan Prapanca

tertera dalam surat kabar Suara Karya

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau


mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.

Misalnya: Huruf pertama kata bapak ialah b.


Dia memang tidak akan datang
Ia seorang pembunuh berdarah dingin.

3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata


nama ilmiah atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia

Nama ilmiah manggis ialah Garcinia mangostana.

Politik divide et impera alat utama penjajah untuk memecah


belah kita.
Penulisan Kata

Kata Turunan

1. Imbuhan (awalnya, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan


bentuk dasar. Imbuhan dirangkaaikan dengan tanda jika dit-
ambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan
bahasa Indonesia.
di-PTUN-kan
mem-PHK-kan
me-recall

2. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran


ditulis serangkai dengan unsur yang langsung mengikuti atau men-
dahuluinya. bertumpang tindih

garis bawahi

mengambil alih

3.Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat


awalan dan akhiran, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

menggarisbawahi pertanggungjawaban

melipatgandakan ketidaksalahpahaman
4. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kom-
binasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. (antar, catur, dasa, an-
ti, dwi, eka, inter, ko, maha, mono, multi, pasca, ultra, non, panca,
poli, pra, purna, semi, sub, swa, tele, tri, tuna, ekstra).

Misalnya: asusila antikorupsi

antarbenu caturtunggal

dasawarsa dasalomba

infrastruktur ekawarna

Inkonvensional introspeksi

Catatan:

(1) Jika bentuk terikat itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf
kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.

Misalnya: non-Indonesia

pan-Afrikanisme

pro-Amerika

(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan
yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah
dan unsur-unsurnya dimulai ditulis dengan huruf kapital.

Maha Penyayang Maha Pengampun


(3) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan
dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis
serangkai.

Mahasempurna Mahakuasa

Mahaagung Mahamulia

Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda


hubung.

anak-anak buku-buku

biri-biri kupu-kupu

. Gabungan Kata

1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk


istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.

orang tua duta besar


simpang empat model linear

mata pelajaran persegi panjang

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian dapat


ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-
unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.

anak-istri Ali anak istri-Ali

Ibu-bapak kami ibu bapak-kami

buku-sejarah baru buku sejarah-baru

3.Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.

akhirulkalam bismillah

Alhamdulillah manasuka

sukarela halalbihalal

belasungkawa bumiputra

puspawarna saputangan

kacamata kasatmata

daripada darmabakti
peribahasa darmasiswa

radioaktif darmawisata

Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikuti-
nya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap se-
bagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Di mana ada gula, di situ ada semut.

Di depan rumah itu dia memandang ke atas.

Abang ke luar dari pintu belakang.

Dari tadi anak itu memandang ke luar.

Saya pergi ke sana kemari mancarinya

Kata kemari dituliskan serangkai sebagai satu kata karena tidak ada
pasangannya di mari dan dari mari.

Perhatikan kata-kata bercetak miring dalam kalimat-kalimat di bawah


ini. Kata-kata itu ditulis serangkai sebagai satu kata.
Kesampingkan saja persoalan yang tak penting itu!

Rumah kami lebih kecil daripada rumah mereka.

Bawa kemari buku itu.

Orang itu baru keluar dari penjara.

Dia masuk lalu keluar lagi.

Partikel

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.

Siapakah yang sedang berpidato itu?

Pergilah sekarang?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Dibujuk pun tidak akan dia menurut.

Jangankan dua kali, sekali pun aku tak mau.

Hari pun malam.

Bukan hanya engkau, aku pun ingin menonton.


Catataan:

(1) Partikel pun yang didahului kata benda, kata kerja, kata sifat, kata
ganti, kata tanya, dan kata bilangan ditulis terpisah.

(2) Jika kata-kata yang hubungannya dengan partikel pun sudah padu
benar, partikel itu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

adapun ataupun maupun

andaipun kalaupun betapapun

meskipun biarpun bagaimanapun

walaupun sekalipun

3. Partikel per yang berarti (1) demi; (2) tiap; (3) mulai atau (4) melalui
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya atau mengikutinya.

Misalnya: Barang-barang itu diperiksanya satu per satu.

Berapa harga kain itu per meter ?

Kenaikan gajinya itu dihitung per 1 Juni 2015.

Hubungi saya per telepon.


Singkatan dan Akronim

1. Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau
pangkat diikuti tanda titik di belakang setiap singkatan itu.
A.H. Nasution Zainuddin L.
H. A. Sose W.R. Supratman
M. Hum. magister humaniora
M. Si. magister sains
M. Pd. magister pendidikan
S. K. M. sarjana kesehatan masyarakat
Prof. professor
Kol. colonel
Tn. tuan
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanega-
raan, badan atau organisasi, dan nama dokumen resmi yang
terdiri atas gabungan awal kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti tanda titik.
DPR PBB WHO
PGRI PT KTP
c. 1) Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan
tanda titik.
tgl. tanggal
hlm. halaman
jml. jumlah

no. nomor

2) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri

dengan tanda titik.

dll. dan lain-lain


dsb. dan sebagainya
sda. sama dengan (di) atas
Yth. Yang terhormat
ybs. yang bersangkutan
3) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim
digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti tanda
titik.
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
s.d. sampai dengan
4) Singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, tim-
bangan, dan mata uang tidak diikuti dengan tanda titik.
Cu kuprum
cm centimeter
kg kilogram
l liter
Rp rupiah
2. Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan
sebagai sebuah kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-
unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa
tanda titik.
LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
PASI Persatuan Atlet Indonesia
SIM surat izin mengemudi

a. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa


unsur ditulis dengan huruf awal kapital.
Bulog Badan Urusan Logistik

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

Kowani Kongres Wanita Indonesia

Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat

b. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua ka-
ta atau lebih ditulis dengan huruf kecil.
pemilu pemilihan umum
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran

Angka dan Lambang Bilangan

1. Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai


saebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan, lazim
digunakan angka Arab atau angka Romawi.

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII,VIII, IX, X.

2. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara
berurutan seperti dalam perincian atau paparan.

Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku.

Kendaraan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus,


250 sedan.

3. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika lebih dari
dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat
dituis dengan huruf itu tidak berada pada awal kalimat.
Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
Panitia mengundang 250 orang peserta.
*250 orang peserta diundang panitia dalam seminar itu.

4. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab


suci.

Misalnya: Bab XV, Pasal 36, halaman 8

Surat Ali Imran: 32

Markus 2 : 3

5. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara


berikut.

Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia

Abad XXI

Abad ke-21

Abad kelima belas

*Abad ke-XXI

6. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran an mengikuti


cara berikut.

Misalnya : tahun 30-an atau tahun tiga puluhan

Uang 5000-an atau uang lima ribuan


7. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus da-
lam teks (kecuali dalam dokumen resmi seperti akta atau kuitansi)

Jumlah murid di kelas tiga dua puluh orang.

*Jumlah murid di kelas tiga 20 (dua puluh) orang.

12.Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penu-


lisannya harus tepat.

Saya lampirkan tanda uang sebesar Rp 900. 500,50 (sembilan


ratus ribu lima ratus rupiah lima pulih sen).

Tanda Baca

Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.

Kami bersaudara lima.

Suruhlah ia berangkat sekarang juga.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu


bagan, ikhtisar, atau daftar.

a. III. Departemen Pendidikan Nasionall


A. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

B. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

1. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

2.

b. 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

1.2.3 Grafik

2. Patokan Khusus

2.1

2.2

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu.

Misalnya; Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik).


4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu.

Misalnya: 1.35.20 jam (1 jam, 35 meni, 20 detik)

20.30 menit (20 menit, 30 detik)

5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di anatara nama penulis,


tahun terbit, judul buku, dan tempat terbit.

Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ja-


karta: Puspa Swara.

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

Desa itu berpenduduk 25. 500 orang.

Saya mempunyai uang Rp 250.000,00.

6. a. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan

atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Dia lahir di Makassar pada tahun 1988.

Lihat halaman 4546 dan seterusnya.

Nomor gironya 5645678.


6. b. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Gunung Galunggung Meletus Lagi

Perbandingan Jumlah Murid Laki-Laki dan Perempuan

Azab dan Sengsara

6. c. Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) nama dan alamat pen-
erima surat, (b) nama dan alamat pengirim surat, dan (c) di
belakang tanggal surat.

Misalnya:

Yth. Rektor Universitas Hasanuddin


Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea Indah
Makassar, Indonesia

Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerin-


cian atau pembilangan.

Misalnya : Di dalam ruangan itu ada meja, kursi, lemari, dan


rak buku.
Andi suka membaca buku dan majalah,
mengumpulkan perangka dan kotak korek api,
serta berkemah dengan kawan-kawannya.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu


dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata tetapi,
melainkan, sedangkan, dan kecuali.

Orang itu kaya, tetapi tidak pernah bersedekah.

Wanita itu bukan istri saya, melainkan istri kakak saya.

Semua mahasiswa harus hadir, kecuali tinggal di luar kota

3.a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari in-
duknya jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Kalau ada undangan, saya akan datang.

3.b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mengikuti induk kalimatnya.

Misalnya : Orang tuanya mengiriminya lima puluh ribu rupiah


sebulan untuk biaya hidupnya di rantau.

Engkau pasti akan berhasil dalam ujian itu asal


engkau belajar sungguh-sungguh.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung


antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di da-
lamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dengan
demikian, akan tetapi, sehubungan dengan itu, namun, setelah itu,
ketika itu, selanjutnya.

Oleh karena itu, untuk masa yang akan datang haruslah engkau

selalu berhati-hati dalam sebarang pekerjaanmu.

Jadi, persoalan itu haruslah dirundingkan dengan ibu bapakmu

dahulu sebelum engkau mengambil keputusan.

5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,


kasihan, yang terdapat pada awal atau tengah kalimat.

Misalnya: O, itukah yang kau maksud?

Wah, keterampilannya bermain bola sangat men-


gagumkan.

Hati-hati, ya, nanti engkau jatuh!

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari ba-


gian lain dalam kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik).

Misalnya : Kata ibu, Besok engkau harus bangun pagi-pagi.

Besok engkau harus bangun pagi-pagi, kata ibu karena kita


akan berangkat sebelum matahari terbit.
7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung
itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Di mana Saudara tinggal? tanya Pak Guru.

Masuk ke kelas sekarang! perintahnya..

8. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-
bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis

Kemerdekaan Km 10, Tamalanrea Indah, Makassar

Surabaya, 10 Mei 1960

Makassar, Sulawesi Selatan

9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik


susunannya dalam daftar pustaka.

Misalnya : Tambajong, Japi. Dasar-dasar Dramaturgi.

Pustaka Prima, 1981

10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki


atau catatan akhir.
Misalnya ; Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara Membina
Bahasa persatuan Kita? Djakarta, Eresco, 1968.

11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga.

Misalnya : Sri Sumantri, S.H.

Ny. Siti Rusiah, M.A.

12. Tanda koma dipakai di depan angka desimal atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Misalnya : 254,55 kg

Rp 254,50

13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang


sifatnya tidak membatasi. (Lihat juga pemakaian tanda pisah).

Misalnya: Hari Syukran, Direktur PT Anugerah, seorang yang

terkemuka di kampung itu.

Saya, jika diperlakukan seperti itu, akan melawan.

13. Tanda koma dapat dipakaiuntuk menghindari salah


baca/salah pengertiandi belakang keterangan yang ter-
dapat pada awal kalimat.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan
bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini.

Bandingkan dengan:

Kami ucaapkan terima kasih atas perhatian Saudara.

Tanda Titil Koma (;)

1. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung


untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat
majemuk setara.
(1) Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku-buku
yang baru dubeli ayahnya.
(2) Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu menulis makalah di
ruang kerjanya; adik membaca di teras depan; saya sendiri
asyik memetik gitar menyanyikan puisi-puisi penyair
kesayanganku.
2. Tanda titik koma dipakai untuk mengakhiri pernyataan perinci-
an dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Da-
lam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu
digunakan kata dan.
(3) Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga
ini:
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya;
(3) Berbadan sehat;
(4) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan dua kalimat


setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah
oleh tanda baca atau tanda hubung.
(5) Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan
kaos; pisang, apel, dan jeruk.
(6) Agenda rapat hari ini meliputi pemilihan ketua, seker-
taris, dan bendahara; penyusunan anggaran dasar,
anggaran rumah tangga, dan program kerja; pendataan
anggota, dokumentasi, dan asset organisasi.

Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikuti rangkaian atau pemerian.

Misalnya :Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi,

meja, dan lemari.

Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan:

hidup atau mati.


Yang diharapkan orang tuamu saat ini tiga hal : per-
tama, kamu hendaknya belajar dengan rajin; kedua,
kamu lulus dalam ujian akhir, dan ketiga, kamu dapat
memperoleh pekerjaan yang dapat menunjang hidupmu
sendiri.

2. Tanda titik dua tidak dipakai bila rangkaian atau pemerian itu meru-
pakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya : Kantor yang baru itu memerlukan lemari, meja dan kursi.

Yang diharapkan orang tuamu daripadamu ialah agar


kami belajar rajin, lulus ujian akhir, kemudian bekerja
untuk menghidupi dirimu sendiri.

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemmari.

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memer-
lukan pemerian.

Misalnya: a. Ketua : Ali Syaukani

Sekretaris : Syukri Gazali

Bendahara : Ida Sigar

b. Hari dan Tanggal : Senin, 13 September 1982

Waktu : Pukul 14.00-18.30

Tempat : Pusdiklatpos, Ruang 17


Jalan R.E. Martadinata 38 Bandung

4. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menun-
jukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya : Ibu : Bawa kopor ini, Nak!

Amir: Baik, Bu.

Ibu : Jangan lupa. Letakkan baik-baik!

5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nonor dan halaman, (b)
bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu ka-
rangan, dan (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam
kaarangan.

Misalnya : ( i ) Tempo, 1 (1971), 34: 7

(ii) Surah Al-Baqarah: 29

(iii) Karangan St. Takdir Alisjahbana, Grotta Azzura:


Kisah Cinta dan Cita, terbit tahun 1970.

(iv) Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga.


Jakarta: Pusat Baahasa.
Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh


pergantian baris.

Misalnya :
.masuk dari pin-
tu samping

Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan
terdapat satu huruf saja pada ujung baris atau pada pangkal baris.

Pemenggalan yang salah yang benar

Dari dalam rumah i- Dari dalam rumah


tu terdengar itu terdengar

Dia tidak mengetahu- Dia tidak mengetahui


i kesulitan saya.. kesuliatan saya .

Catatan :

Seperti tampak pada contoh yang salah di atas, akhiran i tid-


ak dipenggal karena akan terdapat huruf pada pangkal baris,
sedangkan huruf I itu dapat menduduki tempat tanda hubung
yang mendahuluinya.

2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang


mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahulu-
inya pada penggantian baris.
Misalnya :
.. sebelum kita
mendapat kesem-
patan.

.. sebelum kita me-


nukar uang itu.

Mempebesar harap-

an.
3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata
ulang.

Misalnya : besar-besar

bermain-main

sedapat-dapatnya

4. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tang-


gal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.

Misalnya : 19-9-2015

p-a-n-i-t-i-a

5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas (a) hubungan ba-


gian-bagian kata atau ungkapan dan (b) penghilangan bagian fra-
sa atau kelompok kata.

Bandingkan : ber-evolusi dan ber-revolusi

ber-uang dan be-ruang

dua puluh lima-ribuan (20 x 5000) dan

dua-puluh-lima ribuan (25 x 1000) atau (1 x 25000)

Istri perwira-yang ramah dan istri-perwira yang ramah

tanggung-jawab-dan-kesetiakawanan sosial (tanggung jawab

sosial dan kesetiakawanan sosial)


Karyawan boleh mengajak anak-istri ke acara pertemuan besok.

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata


berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan
angka, (c) angka dengan an, dan (d) kata atau imbuhan dengan
singkatan berhuruf kapital, (e) kata ganti yang berbentuk imbuhan,
dan (f) gabungan kata yang merupakan kesatuan.

Misalnya : (a) se-Indonesia


se-Jawa Barat
(b) abad ke-20
Perang Dunia ke-2

(c) tahun 80-an

angkatan 50-an

(d) di-PN-kan

ke-ABRI-an

sinar-X

bom-H

hari-H

7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia


dengan unsur asing.
Misalnya : di-reshulffle

Men-tackle

Tanda Pisah (--)

1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat


yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Kemerdekaan ituhak segala bangsaharus dipertahankan.

Kebersihan itusaya yakindapat dicapai kalau kita mau be-


rusaha keras

2. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangaan aposisi


atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Misalnya : Umar HusniDirektur PT Arjuna yang mengekspor hasil


hutan dari Kalimantanadalah seorang pengusaha terke-
nal di Jakarta.

Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian, dan kini


juga pembelahan atomtelah mengubah konsepsi kita
tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ke atau
sampai.

Misalnya : 1945-1983

Tanggal 15 31 Januari 1983

Bandung Jakarta

Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya : Berapa uang simpananmu?

Apa salahku, Bu?

2. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian


kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebena-
rannya.

Misalnya : Katanya perempuan itu istrinya (?)

Uangnya sebanyak sepuluh juta rupiah (?) hilang.


Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk menggakhiri ungkapan atau pernyataan


yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesunggu-
han, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.

Misalnya : Alangkah indahnya taman laut ini!

Bersihkan kamar itu sekarang juga!

Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya!

Merdeka!

Tanda Elips ()

1. Tanda elips dipakai dalam kalimat yang putus-putus.


Kalau begitu , marilah kita laksanakan.
2. Tanda elips dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat
atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Sebab-sebab kemerosotan akan diteliti lebih lanjut.

Tanda Petik ( )
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang be-
rasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, Bahasa Negara ialah
bahasa Indonesia.
Saya belum siap, kata dia, tunggu sebentar.
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Sajak Pahlawan terdapat pada halaman 5 buku itu.
Saya sedang membca Peningkatan Mutu Daya Ungkap
Bahasa Indonesia dalam buku Bahasa Indonesia Menuju
Masyarakat Madani.
Makalah Pembentukan Insan Cerdas Kompetetif menarik
perhatian peserta seminar.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara coba dan ralat
saja.
Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal
dengan nama cutbrai.

Tanda Petik Tunggal ( )

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang ter-


dapat di dalam petikan lain.
Tanya dia, Kau dengar bunyi kring-kring tadi?
Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, Ibu,
Bapak pulang, dan rasa letihku lenyap seketika, ujar Pak
Hamdan.
2. Tanda petik tunggal dipakai mengapit makna kata atau ungka-
pan.
terpandai paling pandai
tinggi hati sombong, angkuh

3. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau


ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.
rate of inflation laju inflasi
feed back balikan
dress rehearsal geladi bersih
tadulako panglima

Tanda Kurung (( ))

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan


atau penjelasan.
Anak itu memiliki KTP (kartu tanda penduduk)
Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi)
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau pen-
jelasan yang bukan bagian utama kalimat.

Misalnya : Air terjun Niagara (di perbatasan New York dan Ontario)
merupakan objek pariwisata yang penting di Amerika
Serikat.

Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus


perkembangan baru dalam pasaran luar negeri.

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang


kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Kata cocain diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kokain(a).
Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Makassar.

4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu


seri karangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh ku-
rung tutup saja.
Dia harus melengkapi berkas lamarrannya dengan
melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) su-
rat keterangan kesehatan.

Keberhasilan pengajaran bergantung kepada beberapa faktor

1) murid,

2) guru,

3) metode pengajaran, atau

Tanda Kurung Siku ([ ])

1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian ka-
limat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan
itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya : Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik.

Dia memberikan uang [kepada] anaknya.

2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat


penjelas yang sudah bertanda kurung.

Misalnya: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan


di dalam Bab II [lihat halaman 3538]) perlu dibentangkan di sini.

Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada


alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam
dua takwim atau tahun ajaran.
Nomor 7/PK/2015
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2015/2016
2. Tanda garis miring dipakai asebagai pengganti kata atau, tiap,
dan ataupun.
dikirim lewat darat/laut
harganya Rp 20.000,00/lembar
tindakan penipuan dan/atau penganiayaan

Tanda Penyingkat atau Apostrof ()

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagi-


an angka tahun.
Dia kan sudah kusurati. (kan: bukan)

Malam lah tiba. (lah: telah)

28 Oktober 20 (20: 2020)

Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur


dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari unsur
bahasa Sanserkerta, Arab, Portugis, Belanda, Inggris.

Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa


Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar ; pertama, unsur pin-
jaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti : reshuffle, shuttle cock, lexploitation de lhomme par lhomme.
Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pen-
gucapannya masih mengikuti cara asing.

Kedua, unsur pinjaman yang pengucapannya dan penulisannya dis-


esuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan
agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesian-
ya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan ialah sebagai berikut.

aa (belanda) menjadi a

paal pal
octaaf oktaf

ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e

aerobe aerob

aerodynamics aerodinamika

ae jika bervariasi dengan e, menjadi e

haemoglobin hemoglobin

haematite hematit

ai tetap ai

trailer trailer

caisson kaison

au tetap au

audiogram audiogram

caustic kaustik

hydraulic hidraulik
c, di depan a, u, o, dan di depan konsonan, menjadi k

construction konstruksi

cubic kubik

classification klasifikasi

c, di depan e, i, oe, dam y, menjadi s

central sentral

cent sen

circulation sirkulasi

cybernetics sibernetika

cylinder silinnder

coelom selom

cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k

accommodation akomodasi

acculturation akulturasi

acclamation aklamasi
cc, di depan e, dan i, menjadi ks

accent aksen

caccine vaksin

cch dan ch, di didepan a, o, dan di depan konsonan, menjadi k

saccharin sakarin

charisma karisma

technique teknik

ch, yang lafalnya s atau sy, menjadi s

achelon aselon

machine mesin

ch, yang lafalnya c menjadi c

check cek

China Cina

voucher vocer

c, (Sanskerta) menjadi s

cabda sabda

castra sastra
e, tetap e

effect efek

description deskripsi

synthesis sintesis

system sistem

ea tetap ea

idealist idealis

habeas habeas

ee (Belanda) menjadi e

stratosfeer stratosfer

systeem system

eo tetap eo

stereo stereo

geometry geometri

zeolite zeolit

gh menjadi g

sorghum sorgum
gue menjadi ge

igue ige

gigue gige

i pada awal suku kata di depan vokal, tetap i

iambus iambus

ion ion

ie (Belanda), jika lafalnya i, menjadi i

politiek politik

riem rim

ie tetap ie jika lafalnya bukan i

variety varietas

patient pasien

efficient efisien

Catatan:

Huruf-huruf yang tidak berfungsi dalam bahasa Indonesia, dihilangkan


saja. Perhatikan contoh di atas. Huruf t pada akhir kata patient dan
efficient dan huruf kedua pada kata efficient kita hilangkan saja.

kh (Arab), tetap kh
khusus khusus

akhir akhir

ng teta ng

contingent kontingen

congress kongres

linguistics linguistic.

oe (oi Yunani) menjadi e

oestrogen estrogen

oenology enology

foetus fetus

oo (Belanda) menjadi o

komfoor kompor

provoost provos

oo (Inggris) menjadi u

cartoon kartun

proof pruf

pool pul
oo (vocal ganda) tetap oo

zoology zoologi

coordination koordinasi

Catatan:

Vokal ganda oo di sini tidak diucapkan seperti vokal panjang, tetapi


diucapkan seperti dua buah vokal /o/; misalnya, ko-ordinasi.

ou menjadi u jika lafalnya u

gouverneur gubernur

coupon kupon

contour kontur

ph menjadi f

phase fase

physiology fisiologi

ps tetap ps

pseudo pseudo

psychiatry psikiatri
q menjadi k

aquarium akuarium

frequency frekuensi

sc di muka a, o,, u, dan konsonan menjadi sk

scandium scandium

scriptie skripsi

sch di depan vocal menjadi sk

schema skema

schizophrenia skizofrenia

scholasticism skolastisisme

t di muka i menjadi s jika lafalnya s

ratio rasio

actie, action aksi

patient pasien

th menjadi t

theocracy teokras

method, methode metode


u tetap u

unit unit

institute institute

ua tetap ua

dualisme dualisme

aquarium akuarium

ue tetap ue

suede sued

duet duet

ui tetap ui

conduit konduite

equinox ekuinoks

duit duit

uo tetap uo

quorum kuorum

quota kuota
uu menjadi u

prematuur prematur

vacuum vakum

v tetap v

vitamin vitamin

television televisi

cavalry kavaleri

x pada awal kata tetap x

xanthate xantat

xenon xenon

xylophone xilofon

x pada posisi lain menjadi ks

executive eksekutif

taxi taksi

extra ekstra

exceptie eksepsi
xc di muka e dan I menjadi ks

exception eksepsi

excess ekses

excitation eksitasi

xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk

excavation ekskavasi

excommunication ekskomunikasi

exclusive eksklusif

y tetap y jika lafalnya y

yakitori yakitori

yen yen

y menjadi i jika lafalnya i

yttrium ittrium

dynamo dynamo

psychology psikologi

z, tetap z

zenith zenith
zodiac zodiak

zaman zaman

zalim zalim

hafiz hafiz

Konsonan ganda menjadi tunggal, kecuali kalau bentuk itu dapat


membingungkan.

gabbro gabro

accu aki

effect efek

commission komisi

ummat umat

tammat tamat

Catatan:

1. Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan baha-
sa Indonesia tidak perlu lagi diubah.

Misalnya: bengkel, kabar, nalar, paham, sirsak, iklan, perlu, hadir.

2. Sekalipun dalam ejaan ini huruf q dan x diterima sebagai bagian


abjad Indonesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu diindo-
nesiakan menurut kaidah yang dipaparkan di atas. Kedua huruf itu
dipertahankan dalam penggunaan tertentu saja, seperti dalam
pembedaan nama dan istilah khusus.

Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di


atas, berikut ini didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta
penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran itu diserap se-
bagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, efektif,
implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata
standar, efek, implemen, dan objek.

-aat menjadi -at

advokaat advokat

traktaat traktat

-age menjadi -ase

percentage persentase

etalage etalase

-al (Inggris), -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi -al

structural, structureel struktural

formal, formeel formal

normal, normaal normal


-ant menjadi -an

accountant akuntan

informant informan

-ary, -air menjadi -er

complementary, komplementer

compementair

primary, primair primer

secondary, secundair sekunder

-archy, -archie menjadi -arki

anarchy, anarchie anarki

oligarchy, oligarchie oligarki

-ary, -air (Belanda) menjadi -er

complementary, complementair komplementer

primary, primair primer

secondary, secundair sekunder

-(a)tion, (a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si

action, actie aksi


publication, publicatie publikasi

-eel (Belanda) menjadi -el

Ideeel ideel

materiel materiel

moreel morel

-ein tetap -ein

casein kasein

cystein sistein

protein protein

-or, -eur menjadi -ur, -ir

director, directeur direktur

inspector, inspekteur inspektur

formateur formatur

amateur amatir
-or tetap -or

dictator dictator

corrector korektor

-ive, ief menjadi -if

descriptive, descriptief deskriptif

demonstrative, demonstratief demonstratif

-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (nominal Belanda) menjadi -ik, -ika

phonetics, phonetiek fonetik

physics, physica fisika

logic, logica logika

dialectics, dialektica dialektika

-ile, -ilel menjadi -il

percentile, percentile persentil

mobile, mobile mobil

-ic, -isch (adjektiva Belanda) menjadi -ik

electronic, electronisch elektronik

mechanic, mechanisch mekanik


ballistic, balistisch balistik

-ical, -isch menjadi is

economical, economisch ekonomis

practical, practisch praktis

logical, logish logis

-ism, -isme menjadi -isme

modernism, modernisme modernisme

communism, communism komunisme

imperialism, imperialism imperialisme

-ist menjadi -is

publicist publisis

egoist egois

terrorist teroris

-logy, -logie menjadi -logi

technology, technologie teknologi

physiology, physiologie fisiologi

analogy, analogie analogi


-logue menjadi -log

catalogue catalog

dialogue dialog

-loog (Belanda) menjadi -log

analoog analog

epiloog epilog

-oir(e) menjadi -oar

trotoir trotoar

repertoire reportoar

-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas

university, universiteit universitas

quality, kwaliteit kualitas

-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur

structure, struktuur struktur

premature, prematuur prematur

Anda mungkin juga menyukai