Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SAISMOLOGI

INTENSITAS GEMPABUMI

Diusulkan oleh:
Kadek Darmo 1408205018
Bayun Kurniawan 1508205020

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur patut kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna
berkat rahmat dan hidayah-Nyalah makalah tentang intensitas gempa bumi ini dapat
terselesaikan. Makalah ini adalah merupakan tugas sasmologi,yang membahas
tentang skala intensitas. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen sasmologi
karna telah memberikan tugas membuat makalah ini kepada kami. Dengan
pembuatan makalah ini kami menjadi mengerti tentang intensitas gempabumi dan
perbedaan intensitas dengan magnetude gempa bumi.
Kami berharap dengan selesainya makalah ini dapat menjadi media yang
membantu masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang gempa bumi
terutama tentang skala intensitas gempa bumi serta bahaya dari gempa bumi.
Kami tau makalah kami jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan
kesalahan dan kekurangan dari makalah kami, untuk itu kami berharap kedepannya
makalah kami ini dapat di perbaharui dan di tambah isi materinya sehingga makalah
ini menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca.

Jimbaran, 25 April 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i


Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULIAN ................................................................................ 1
Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
Tujuan dan manfaat ............................................................................... 1
BAB 2. ISI MATERI ...................................................................................... 2
Pengertian Intensitas Gempa Bumi ........................................................ 2
Perbedaan Intensitas & Magnitude ........................................................ 2
Sekala Pengukuran Intensitas Gempa .................................................... 2
Sejarah Skala Intensitas .......................................................................... 3
Proses Penentuan Skala Intensitas .......................................................... 3
Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) .............................................. 5
Perbandingan Beberapa Skala Intensitas ............................................... 6
Ilustrasi Skala Intensita .......................................................................... 6
BAB 3. PENUTUP ........................................................................................ 7
Kesimpulan ............................................................................................ 7
Saran ...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan salah satu negara yang sering dilanda gempa bumi,
mulai dari gempa bumin kecil hingga besar. Contoh gempa bumi terbesar yang
terjadi di indonesia adalah gempa aceh yang terjadi di tahun 2004, gempa
tersebut menewaskan ribuat orang dan meluluh lantakan aceh, dan bahkan
gempa tersebut memicu terjadinya sunami di aceh. Selain gempa aceh masig
banyak pula gempa gempa lain yang terjadi di indonesia.

Walaupun sering terjadi gempa di indonesia, tapi masih banyak masyarakat


indonesia yang awam dengan gempa bumi, mulai dari cara menyelamatkan diri
ketika gempa dan pengetahuan mereka tentang skala gempa

Banyak masyarakat yang tidak tau, perbedaan magnetude gempa bumi


dengan intensitas gempa bumi, masyarakat pada umumnya menganggap bahwa
skala gempa bumi hanya ada satu yaitu berupa skala magnetude. Padahal selain
magnetude ada juga sekala gempabumi yang di ukur dari tingkat kerusakannya
bukan dari besar kekuatan gempanya

Dari permasalahan inilah penulis membuat makalah ini untuk menambah


pengetahuan masyarakat, yang masi belum tau skala gempabumi dan bahanya
gempa bumi.

Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan


pembaca dan memberitahu bahayanya gempa bumi. Sehingga masyarakat
menjadi lebih waspada terhadap gempa bumi.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan intensitas gempa bumi, pembagian sekala menurut skala MMI dan
perbedaan intensitas gempa dengan magnetude.

Manfaat dari makalah ini adalah kita menjadi tau tentang intensitas gempa
bumi dan dampak masing masing skala intensitas menurut MMI

1
BAB. 2 ISI MATERI

2.1 Pengertian Intensitas Gempa Bumi


Intensitas gempabumi adalah ukuran kerusakan akibat gempabumi berdasarkan
hasil pengamatan efek gempabumi terhadap manusia, struktur bangunan dan
lingkungan pada tempat tertentu. Besarnya intensitas di suatu tempat tidak
tergantung dari besarnya kekuatan gempabumi (Magnitude) saja namun juga
tergantung dari besarnya jarak tempat tersebut ke sumber gempabumi dan kondisi
geologi setempat.

2.2 Perbedaan Intensitas & Magnitude


Intensitas berbeda dengan magnitude karena intensitas adalah hasil pengamatan
visual pada suatu tempat tertentu sedangkan, magnitude adalah hasil pengamatan
instrumental menggunakan seismograf. Pada suatu kejadian gempabumi besarnya
Intensitas pada tempat yang berbeda dapat sama atau berlainan sedangkan besarnya
Magnitude selalu sama walaupun dicatat atau dirasakan di tempat yang berbeda.

2.3 Skala Pengukuran Intensitas Gempa


Terdapat beberapa macam skala pengukuran intensitas yaitu : skala Modified
Mercalli Intensity (MMI) yang diakui menurut standar internasional, skala
intensitas Medvedev-Sponheur-Karnik (MSK) yang sejak 1992 dirubah menjadi
European Macroseismic Scale atau EMS yang digunakan di Eropa bagian timur,
skala intensitas Japan Meteorological Agency (JMA) yang digunakan di Jepang dan
skala intensitas Rossi-Forel (RF) yang digunakan di Cina.

Sebelum tahun 1948 Indonesia menggunakan skala intensitas Rossi-Forel,


antara tahun 1948-1955 menggunakan skala Jakarta (0-VII) dan sesudah tahun
1955 menggunakan skala MMI (Soetarjo.R, 1979). Dengan adanya revisi yang
terus-menerus dilakukan maka seluruh kejadian gempabumi yang ada dalam
katalog gempabumi BMG saat ini telah dikonversi ke skala MMI.
Intensitas bukanlah merupakan parameter energi gempa bumi, tetapi dapat
menggambarkan atau mengungkapkan kekuatan / magnitude gempa bumi dengan
baik. Apabila magnitude dihitung berdasarkan rekaman pada instrumen maka
intensitas berdasarkan akibat langsung dari gempabumi atau dengan perkataan lain,
intensitas adalah skala yang dibuat untuk menggambarkan secara langsung
kekuatan gempa bumi dan pengaruh di permukaan bumi seperti misalnya pengaruh
terhadap bangunan, topografi dan sebagainya, yang pada umumnya disebut sebagai
efek makro.

2
Magnitude mempunyai sebuah harga untuk suatu gempa bumi, tetapi intesitas
akan berubah dengan perubahan tempat. Intensitas yang terbesar ( maksimum )
terdapat di daerah episenter, dan dari daerah tersebut nilai intensitas pada umumnya
akan menurun atau berkurang dengan jarak kesegala jurusan.

2.4 Sejarah Skala Intensitas


Skala intensitas yang pertama kali adalah skala intensitas Rossi-Forel, yang
mempunyai 10 ( sepuluh ) derajat skala. Tetapi karena skala tersebut tidak
memperlihatkan pembagian yang baik untuk gempa-gempa bumi yang kuat /
merusak, maka kemudian diganti dengan 12 ( dua belas ) derajat skala, hal ini pun
masih tergantung pada para pembuatnya, misalnya: skala Mercalli, skala Sieberg,
dan sebagainya. Kemudian diperbaiki oleh Wood dan Neumann di Amerika pada
tahun 1931, dan selanjutnya disebut skala Modified Mercalli (skala MMI ).

Perubahan lain juga dibuat oleh Richter dan menamakan hasilnya sebagai skala
intensitas Modified Mercalli Versi 1956. perubahan terakhir dibuat oleh Medvedev,
Sponheuer beserta Karnik dan dinamakan skala intensitas MSK tahun 1964. Harga
intensitas dari MSK 1964 sesuai dengan skala Mercalli Cancani-Sieberg (1917),
Modified Mercalli (1931), dan skala Soviet (1952). Sedangkan skala Jepang (1950)
adalah 7 derajat skala, yang dibuat oleh pemerintah Jepang.

2.5 Proses Penentuan Skala Intensitas


Perlu diperhatikan bahwa sklala intensitas bukan skala magnitude. Pada
umumnya, untuk menentukan secara tepat intensitas dari suatu gempa bumi di suatu
daerah, dikirimkan suatu tim peneliti yang langsung terjun ke lapangan atau daerah
dimana terdapat efek atau pengaruh gempa bumi tersebut. Pengamatan ini perlu
pengetahuan mengenai kondisi geologi dan tipe konstruksi bangunan.
Hasil dari penelitian tersebut, merupakan data yang diperlukan untuk
menentukan skala intensitas dan selanjutnya dibuat peta isoseismal. Isoseismal
adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan intensitas yang sama.
Untuk menghindari kerancuan dengan besaran magnitude, skala intensitas ditulis
dengan angka Romawi.

Suatu kenyataan, bahwa intensitas yang lebih besar akan terjadi pada tanah yang
lunak / gembur dibandingkan pada tanah yang padat / bedrock. Dalam melihat
kerusakan yang diakibatkan oleh suatu gempa bumi, harus diyakini benar bahwa
kerusakan tersebut timbul karena pengaruh gempa bumi, dan bukan karena
pengaruh yang lain, seperti misalnya: perubahan suhu yang besar dan mendadak,
deruman sonik pesawat terbang dan sebagainya.
Dengan menggunakan peta isoseismal, dapat diperkirakan parameter gempa
bumi lainnya, seperti letak episenter, kedalaman pusat gempa bumi, dan
sebagainya.

3
Penentuan episenter secara instrumen (pembacaan rekaman permulaan
gelombang P dan S), pada umumnya merupakan sebuah titik dimana sesar tersebut
dimulai. Apabila sesar merupakan belahan panjang, maka lokasi episenter tersebut
akan menyimpang dari daerah intensitas maksimum. Apabila pusat gempa bumi
terjadi pada suatu kedalaman tertentu, maka pengaruh intensitas akan lebih kecil
kalau menjauhi episenter, dibandingkan apabila pusat gempa bumi lebih dangkal.

Hubungan antara Intensitas suatu tempat (I), intensitas maksimum (Io), radius
isoseismal (r) dan kedalaman fokus (h), secara empiris dirumuskan sebagai berikut:

+
=

Dari suatu gempa bumi di California Selatan diperoleh hubungan antara


magnitude gempabumi dengan intensitas maksimum (Io), dan diperlihatkan dalam
persamaan :

Sudah dapat dipastikan bahwa variasi yang besar banyak terjadi pada
persamaan diatas untuk daerah seismik yang berbeda. Persamaan-persamaan
tersebut adalah yang umum berlaku dan hanya dipakai sebagai pendekatan pertama,
bila data mengenai suatu daerah seismik tidak diketahui.

4
2.6 Skala Modified Mercalli Intensity (MMI)

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan hening oleh beberapa


I
orang.
Getaran dirasakan oleh beberapa orang yang tinggal diam, lebih-lebih di
II
rumah tingkat atas. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Getaran dirasakan nyata dalam rumah tingkat atas. Terasa getaran seakan
III
ada truk lewat, lamanya getaran dapat ditentukan.
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh
beberapa orang. Pada malam hari orang terbangun, piring dan gelas dapat
IV pecah, jendela dan pintu berbunyi, dinding berderik karena pecah-pecah.
Kacau seakan-akan truk besar melanggar rumah, kendaraan yang sedang
berhenti bergerak dengan jelas.
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak
terbangun. Jendela kaca dan plester dinding pecah, barang-barang
V
terpelanting, pohon-pohon tinggi dan barang-barang besar tampak
bergoyang. Bandul lonceng dapat berhenti.
Getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan terkejut dan lari
VI keluar, kadang-kadang meja kursi bergerak, plester dinding dan cerobong
asap pabrik rusak. Kerusakan ringan.
Semua orang keluar rumah, kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan
VII bangunan dan konstruksi yang baik. Cerobong asap pecah atau retak-
retak. Goncangan terasa oleh orang yang naik kendaraan.
Kerusakan ringan pada bangunan-bangunan dengan konstruksi yang kuat.
Retak-retak pada bangunan yang kuat. Banyak kerusakan pada bangunan
VIII yang tidak kuat. Dinding dapat lepas dari kerangka rumah, cerobong asap
pabrik-pabrik dan monumen-monumen roboh. Meja kursi terlempar, air
menjadi keruh, orang naik sepeda motor terasa terganggu.
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak
IX lurus, banyak lubang-lubang karena retak-retak pada bangunan yang kuat.
Rumah tampak bergeser dari pondasinya, pipa-pipa dalam tanah putus.
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka-rangka rumah lepas dari
X pondasinya, tanah terbelah, rel melengkung. Tanah longsor di sekitar
sungai dan tempat-tempat yang curam serta terjadi air bah.
Bangunan-bangunan kayu sedikit yang tetap berdiri, jembatan rusak,
XI terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah
terbelah, rel melengkung sekali.
Hancur sama sekali. Gelombang tampak pada permukaan tanah,
XII
pemandangan menjadi gelap, benda-benda terlempar ke udara.

5
2.7 Perbandingan Beberapa Skala Intensitas

MSK Skala Jepang Skala Rossi Forrel


Th. 1964 Th. 1950 Th. 1874

I 0 I

II 1 II

III 2 III

IV 2/3 IV

V 3 V VI

VI 4 VII

VII 4/5 VIII

VIII 5 IX

IX 6 X

X 6 X

XI 7 X

XII 7 X

2.8 Ilustrasi Skala Intensitas

6
BAB. 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Intensitas gempabumi adalah ukuran kerusakan akibat gempabumi
berdasarkan hasil pengamatan efek gempabumi terhadap manusia, struktur
bangunan dan lingkungan pada tempat tertentu.
2. Intensitas berbeda dengan magnitude karena intensitas adalah hasil
pengamatan visual pada suatu tempat tertentu sedangkan, magnitude adalah
hasil pengamatan instrumental menggunakan seismograf.
3. Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) di bagi menjadi 12 skala sesuai
dengan tingkat kerusakan yang di sebabkan oleh gempa bumi terhadap
bangunan
3.1 Saran
Saran penulis adalah makalah ini kedepannya dapat di perbaharui dan di
tambah materinya, serta di manfaatkan untuk menambah pengetahuan tentang
gempa bumi dan bahanyanya

7
DAFTAR PUSTAKA

Diansari, A. V. (2016, April 4). Intensitas Gempa Bumi. Retrieved from Angga
Vertika Diansari: http://because-ofallah.blogspot.co.id/2012/07/intensitas-
gempa-bumi.html

Anda mungkin juga menyukai