Anda di halaman 1dari 4

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Pemagaran Gedung


Lokasi :
Tahun Anggaran :

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi


Kontraktor harus membersihkan halaman lokasi dari segala sesuatu yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, termasuk pohon-pohon dan semak-semak yang terdapat
pada areal harus ditebang dan dibersihkan sampai ke akar-akarnya, kemudian disingkirkan
dari lapangan pekerjaan.

2. Papan Nama Proyek


Kontraktor diwajibkan membuat papan nama atas biaya Kontraktor untuk kepentingan
pelaksanaan proyek. Bentuk dan ukuran serta isi papan nama berdasarkan ketentuan yang
berlaku dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

2. PEKERJAAN PAGAR

1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum penetapan peil 0,00
sumbu dinding, tiang dan as saluran disetujui oleh Direksi.
Pekerjaan galian tanah dilaksanakan untuk semua titik pondasi dan semua pemasangan lainnya
didalam tanah dan lain-lain yang harus dilakukan sesuai gambar rencana. Tanah kelebihannya
digunakan untuk urugan kembali atau dibuang keluar lokasi.
Semua kotoran yang mengganggu harus dibersihkan dan disingkirkan.
Untuk galian sedalam yang ditetapkan pada gambar kerja, lebar galian harus 10 cm lebih
dari pasangan arah kiri dan ke kanan galian, kemiringan harus cukup untuk mencegah longsor
tanah.
Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama setelah pekerjaan disetujui Direksi segera
mulai dengan tahap berikutnya.

2. Tiang Kayu Klas I 8/8 - 4,2 Cm


Kayu yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan dalam PKKI 1961 (NI-5), berkualitas baik
dan tidak cacat.
Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan penyimpannya ditempat
kering, terlindung dari hujan dan panas.
Semua ukuran yang ada dalam gambar adalah ukuran jadi, yaitu ukuran setelah kayu selesai
dikerjakan/ dipasang dengan toleransi 3 mm untuk setiap permukaan kayu yang sudah
dikerjakan, kecuali untuk pekerjaan kayu kasar diambil ukuran rata-rata.
Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan benda lain dan kerusakan-
kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab
Kontraktor.
Kayu Kasar digunakan untuk tiang tongkat, laci, alas laci, keep dan gelegar induk dan
selempang.

3. Rangka Kayu Klas I 8/8


Jenisnya terdiri dari kayu Bengkirai, Tembesu, tekam, resak atau sejenisnya. Digunakan untuk
jenis pengerjaan halus seperti pintu panel, daun jendela, rangka badan, lantai, dorpel, ventilasi,
lisplank dan konsul.
Untuk pekerjaan kayu halus, proses pengerjaannya harus menggunakan mesin, atau secara
mekanik dengan tenaga-tenaga terampiil (berpengalaman).

4. Melancip Tiang
Tiang Tongkat Kayu 8/8 harus dilancipkan sebelum ditancapkan ke dalam lubang galian
pondasi untuk mempermudah masuknya tongkat kayu ke dalam tanah.

5. Membuat Pen dan Lobang


Pada bagian atas tiang tongkat harus dibuatkan sambungan dengan menggunakan putting
kayu yang bor dan disambung dengan pen kayu yang sudah disiapkan.

6. Memancang Tiang
Menumbuk tiang tongkat ke dalam lubang pondasi dengan menggunakan alat bantu yang
disyaratkan oleh pihak direksi dan pemancangan tiang harus persetujuan pihak direksi.

7. Urug Pasir
Mengurug pasir kasar pada dasar pondasi yang telah dipersiapkan dengan ketebalan yang
sesuai gambar rencana dan disetujui oleh pihak direksi pelaksanaannya.

8. Kolom Beton uk.30x30 cm


Kolom beton uk. 30x30 cm 1m3 dibuat dengan campuran Beton Tumbuk 1Pc : 3Ps : 5Kr (P.BB.
01), menggunakan material semen, pasir dan kerikil sungai saring.

9. Fondasi Beton uk.60x45x35 cm


Dibuat dengan campuran Beton Tumbuk 1Pc : 3Ps : 5Kr (P.BB. 01), menggunakan material semen,
pasir dan kerikil sungai saring.
10. Lantai Kerja Beton T-5cm
Dibuat dengan campuran Beton Tumbuk 1Pc : 3Ps : 5Kr (P.BB. 01), menggunakan material semen,
pasir dan kerikil sungai saring.

11. Bekisting
Sebelum dilakukan pengecoran, pemasangan bekisting dengan menggunakan papan mal kayu
kls III sudah terpasang baik, kokoh dan siku sesuai instruksi dari pihak direksi. Pemasangan mal
/ bekisting sesuai ukuran konstruksi beton terpasang, dengan cara pemasangan menggunakan
paku dan diberi minyak bekisting.

12. Besi Beton dia.10 mm


Untuk setiap penulangan menggunakan besi dia. 10 mm pada tulangan pokok sesuai dimensi
yang direncanakan dalam gambar kerja dan petunjuk direksi.

13. Besi Beton dia.6 mm


Untuk setiap penulangan menggunakan besi dia. 6 mm pada tulangan pembagi/beugel yang
akan dipasangkan pada tulangan pokok dengan menggunakan kawat ikat beton dengan jarak
penulangan sesuai gambar yang direncanakan dan sesuai petunjuk direksi.

14. Batako
Pemasangan batako untuk dinding pagar disesuaikan pada gambar rencana penempatannya
dan pemasangan batako harus dengan petunjuk pihak direksi.

15. Keramik 30 x 30 Cm Polos


Bagian yang akan dipasang keramik sudah dalam kondisi siap terpasang, dengan cara
pemasangan bagian permukaan harus dibasahi terlebih dahulu dan diberi acian semen
secukupnya. Setiap pemasangan harus siku dan rata yang dilakukan berdasarkan petunjuk dari
direksi lapangan.

16. Kawat Simpai


Pemasangan kawat simpai untuk dinding plesteran harus sesuai petunjuk direksi.

17. Plesteran T-2 cm


Bagian yang sudah dipasang kawat simpai dan dipasang mal papan siap dilakukan pekerjaan
plesteran dengan ketebalan plesteran 2 cm.

3. PEKERJAAN PENGECATAN
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, bagian yang akan dicat harus telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Cat yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan
(diutamakan dari produksi dalam negeri).
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor mengajukan
daftar kepada Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas untuk memilih warnanya dan memberikan
persetujuan. Setelah itu membuat mook up (contoh pengecatan) sebagai acuan kerja.

1. Cat tembok
Permukaan bidang dinding dengan plesteran sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosoknya memakai kayu yang dibasahi air. Setelah kering diberi dempul/filter coat pada
tempat-tempat yang berlubang sehingga tertutup dan permukaannya rata. Sesudah kering dan
keras lapisan ini digosok dengan ampelas agar halus, licin, kemudian dicat paling sedikit 2 (dua)
kali dengan roller 20 cm / kuas sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
Selewat minimum 12 jam lapisan cat berikutnya dapat dilaksanakan setelah lapisan pertama.
Lapisan terakhir adalah cat anti kotor.

2. Cat Kilat
Pengecatan dilakukan sesuai petunjuk dari pabrik atau sebelum pekerjaan pengecatan dimulai,
permukaan kayu harus diampelas dengan kertas ampelas kemudian dibersihkan dari semua
kotoran. Setelah diberi cat dasar, lubang-lubang dari bekas paku, retak-retak dan cat-cat lain
harus didempul dengan warna dempul yang sesuai dengan warna cat sehingga permukaannya
menjadi rata dan halus/licin baru kemudian dicat minimum 2 (dua) kali. Pengecatan dilakukan
ditempat yang bebas dari panas matahari langsung, lapis demi lapis dengan jarak waktu minimum
12 jam setelah pengecatan pertama dilakukan.

4. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Batu Andersif (Lengkap)
2. Pintu Pagar (Lengkap)
3. Besi Pagar
4. Hurup (kwalitas Baik)
5. Lampu Pagar
6. Jalan Masuk
7. Instalasi Listrik
8. Profil Type I
9. Profil Type I
Demikian metode pelaksanaan yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

.................., ............. 20....


Penawar,

_________________
Direktur

Anda mungkin juga menyukai