Metode Pelaksanaan Pagar
Metode Pelaksanaan Pagar
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
2. PEKERJAAN PAGAR
1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum penetapan peil 0,00
sumbu dinding, tiang dan as saluran disetujui oleh Direksi.
Pekerjaan galian tanah dilaksanakan untuk semua titik pondasi dan semua pemasangan lainnya
didalam tanah dan lain-lain yang harus dilakukan sesuai gambar rencana. Tanah kelebihannya
digunakan untuk urugan kembali atau dibuang keluar lokasi.
Semua kotoran yang mengganggu harus dibersihkan dan disingkirkan.
Untuk galian sedalam yang ditetapkan pada gambar kerja, lebar galian harus 10 cm lebih
dari pasangan arah kiri dan ke kanan galian, kemiringan harus cukup untuk mencegah longsor
tanah.
Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama setelah pekerjaan disetujui Direksi segera
mulai dengan tahap berikutnya.
4. Melancip Tiang
Tiang Tongkat Kayu 8/8 harus dilancipkan sebelum ditancapkan ke dalam lubang galian
pondasi untuk mempermudah masuknya tongkat kayu ke dalam tanah.
6. Memancang Tiang
Menumbuk tiang tongkat ke dalam lubang pondasi dengan menggunakan alat bantu yang
disyaratkan oleh pihak direksi dan pemancangan tiang harus persetujuan pihak direksi.
7. Urug Pasir
Mengurug pasir kasar pada dasar pondasi yang telah dipersiapkan dengan ketebalan yang
sesuai gambar rencana dan disetujui oleh pihak direksi pelaksanaannya.
11. Bekisting
Sebelum dilakukan pengecoran, pemasangan bekisting dengan menggunakan papan mal kayu
kls III sudah terpasang baik, kokoh dan siku sesuai instruksi dari pihak direksi. Pemasangan mal
/ bekisting sesuai ukuran konstruksi beton terpasang, dengan cara pemasangan menggunakan
paku dan diberi minyak bekisting.
14. Batako
Pemasangan batako untuk dinding pagar disesuaikan pada gambar rencana penempatannya
dan pemasangan batako harus dengan petunjuk pihak direksi.
3. PEKERJAAN PENGECATAN
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, bagian yang akan dicat harus telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Cat yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan
(diutamakan dari produksi dalam negeri).
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor mengajukan
daftar kepada Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas untuk memilih warnanya dan memberikan
persetujuan. Setelah itu membuat mook up (contoh pengecatan) sebagai acuan kerja.
1. Cat tembok
Permukaan bidang dinding dengan plesteran sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosoknya memakai kayu yang dibasahi air. Setelah kering diberi dempul/filter coat pada
tempat-tempat yang berlubang sehingga tertutup dan permukaannya rata. Sesudah kering dan
keras lapisan ini digosok dengan ampelas agar halus, licin, kemudian dicat paling sedikit 2 (dua)
kali dengan roller 20 cm / kuas sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
Selewat minimum 12 jam lapisan cat berikutnya dapat dilaksanakan setelah lapisan pertama.
Lapisan terakhir adalah cat anti kotor.
2. Cat Kilat
Pengecatan dilakukan sesuai petunjuk dari pabrik atau sebelum pekerjaan pengecatan dimulai,
permukaan kayu harus diampelas dengan kertas ampelas kemudian dibersihkan dari semua
kotoran. Setelah diberi cat dasar, lubang-lubang dari bekas paku, retak-retak dan cat-cat lain
harus didempul dengan warna dempul yang sesuai dengan warna cat sehingga permukaannya
menjadi rata dan halus/licin baru kemudian dicat minimum 2 (dua) kali. Pengecatan dilakukan
ditempat yang bebas dari panas matahari langsung, lapis demi lapis dengan jarak waktu minimum
12 jam setelah pengecatan pertama dilakukan.
4. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Batu Andersif (Lengkap)
2. Pintu Pagar (Lengkap)
3. Besi Pagar
4. Hurup (kwalitas Baik)
5. Lampu Pagar
6. Jalan Masuk
7. Instalasi Listrik
8. Profil Type I
9. Profil Type I
Demikian metode pelaksanaan yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
_________________
Direktur