Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGELOLAAN LIMBAH B3

Dosen Mata Kuliah:


Muhammad Firmasyah, ST., MT

Disusun Oleh:
Ahmad Azhar Islami H1E114233

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada umat-Nya. Atas berkat-Nya pula penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul Ekosistem Lahan Rawa

ini tepat pada waktunya. Adapun penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekologi Lahan Rawa.Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Nova Annisa
S.si.,MS selaku dosen mata kuliah Ekologi Lahan Rawa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan.Oleh karena


itu, kami selaku penulis sekaligus penyusun mengharapkan kritik, saran, bimbingan serta
nasihat yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.Besar harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami tersendiri serta bagi pembaca dalam meningkatkan
pengetahuan dan prestasi belajar.

Banjarbaru, 5 Oktober 2016

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisah antara makhluk hidup dengan lingkunganya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organism juga
mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup . Begitu juga menurut Undang
Undang Lingkungan Hidup (UULH) 1982, yang mengatakan bahwa ekosistem adalah
tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi.
Suatu ekosistem pada dasarnya merupakan suatu sistem ekologi tempat berlangsungnya
sistem pemrosesan energi dan perputaran materi oleh komponen-komponen ekosistem
dalam waktu tertentu (elfis,2010).

Suatu ekosistem di katakan dalam keaadan seimbang apabila komposisi di antara


komponen - komponen tersebut dalam keadaan seimbang. Ekosistem yang
seimbang,keberadaannya dapat bertahan lama atau kesinambungannya dapat terpelihara.
Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya. Perubahan ekosistem dapat
terjadi secara alami serta dapat pula karena aktivitas dan tindakan manusia.

Hutan dan lahan gambut merupakan salah satu tipe ekosistem lahan basah (Mitsch and
Gosselink, 2000). Luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan sekitar 14,95 juta hektar
tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua serta sebagian kecil di Sulawesi
(Wahyunto dkk, 2013a). Keberadaan ekosistem hutan dan lahan gambut saat ini
semakin terus terancam, karena status eksistensinya mendapat tekanan sangat berat
oleh berbagai aktivitas dan kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan
Data menunjukkan dari sekitar 14,95 juta hektar lahan gambut diperkirakan 6,66 juta
hektar atau 44,6% telah terdegradasi (Wahyunto dkk, 2013a; Wahyunto dkk, 2013b).
Tata air yang salah menjadi penyebab utama terjadinya degradasi lahan gambut
(Masganti, 2003).

Bekurangnya atau hilangnya atau hilangnya kawasan hutan rawa gambut akan
menurunkan kualitas lingkungan, bahkan menyenbabkan banjir pada musim hujan serta
kekerinan dan kebakaran pada musim kemarau. Upaya pendalaman saluran untuk
mengatasi banjir, dan pembuatan saluran baru untuk memprcepat pengeluaran air
justrumenimbulkan dampak yang lebih buruk, yaitu lahan pertanian disekitar menjadi
kering dan asam, tidak produktif, dan akhirnya menjadi lahan tidur, bongkor, dan mudah
terbakar.

B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini :
1. Mengetahui tentang Tipologi ekosistem ?
2. Apa saja Keanekaragaman Hayati Lahan Rawa ?
3. Fungsi Ekositem lahan Rawa ?

c. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian ekosistem rawa
2. Untuk mengetahui jenis-jenis rawa
3. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati lahan rawa
BAB II
ISI

2.1 Tipologi Ekosistem

Lahan rawa bersifat rapuh yang rentan terhadap perubahan baik oleh karena
alam (kekeringan kebakaran kebanjiran)maupun karena kesalahan pengelolaan
(reklamasi, pembukaan, budidaya intensif). Jenis tanah di kawasan rawa tergolong tanah
bermasalah yang mempunyai beragam kendala. Misalnya, tanah gambut mempunyai
sifat keringtak baik dan mudah ambles. Tanah gambut mudah berbah menjadi bersifat
hidrofob apabila mengalami kekeringan. Gambut yang menjadi hidrofob tidak dapat lagi
mengikat air dan hara secara optimal seperti kemampua n semula.
Ekeosistem lahan rawa memiliki sifat khusus yan berbeda dengan ekosistem
lainnya. Lahan rawa dibedakan menjadi lahan rawa pasang dan lahan rawa npn pasang
surut (lebak).lahan rawa pasang surut yang airnyadipengaruhi oleh pasang surut air laut
atau sungai, sedangkan lahan lebak adalah lahan yang airnya dipengarhi oleh hujan, baik
yang turn di wilayah setempat atau didaerah lainnyadisekitar hulu.

2.1.1 Ekosistem Rawa Air Tawar


Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering
digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6. Ekosistem rawa air tawar ini
ditumbuhi oleh beragam jenis vegetasi. Hal ini disebabkan oleh terdapatnya beragam
jenis tanah pada berbagai ekosistem rawa air tawar. Dibeberapa daerah pada rawa-
rawa tersebut ditumbuhi rumput, ada pula yang hanya ditumbuhi jenis pandan atau
palem yang menonjol.
Ekosistem air tawar memiliki beberapa karakteristik, seperti variasi suhu yang
perubahannya tidak menyolok, tumbuhan yang dominannya alga, dan keadaan
lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Karakteristik ekosistem air tawar
lainnya seperti tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yang kuat, sedang
tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk melekat pada bagian dasar
perairan, misalnya teratai, kangkung, ganggang biru, dan ganggan hijau. Sedangkan
karakteristik hewannya memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih, garam diabsorpsi
(diserap) melalui insang secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara
osmosis.
Karakteristik Hutan Rawa Air Tawar yaitu :
a) Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar.
b) Tidak dipengaruhi iklim.
c) Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial dan
aerasinya buruk.
d) Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40
m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.
e) Tumbuhannya banyak pohon berakar lutut yang tunasnya terendam air.
f) Tanahnya berlumpur dan becek.
g) Airnya asam,
h) Bagian dasar rawa terdapat banyak gambut.

2.2 Keanekaragaman Hayati


Rawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang
penggenangannya datar bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh
tumbuhan (vegetasi). Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya.
Jenis-jenis floranya antara lain: durian burung (Durio carinatus), ramin (Gonystylus sp),
terentang (Camnosperma sp.), kayu putih (Melaleuca sp), sagu (Metroxylon sp), rotan,
pandan, palem-paleman dan berbagai jenis liana. Faunanya antara lain : harimau
(Panthera tigris), Orang utan (Pongo pygmaeus), rusa (Cervus unicolor), buaya
(Crocodylus porosus), babi hutan (Sus scrofa), badak, gajah, musang air dan berbagai
jenis ikan. Ekosistem rawa memiliki ciri-ciri antara lain suhu rendah, kadar garam
rendah, penetrasi cahaya yang kurang, dipengaruhi iklim dan cuaca di sekitar, dan
memiliki tumbuhan seperti jamur, gulma, dan alga yang berfungsi sebagai produsen,
serta memiliki ikan air tawar yang dapat dijadikan sebagai sumber pangan protein
hewani.
Komponen pembentuk ekosistem rawa terdiri dari abiotik dan biotik. Komponen
abiotik dapat berupa suhu, air, garam, cahaya matahari, tanah dan batu, serta iklim.
Komponen biotik seperti gulma, eceng gondok, mikroorganisme pengurai, udang dan
ikan nila. Setiap komponen tersebut membentuk suatu rantai makanan.
2.3 Fungsi Ekosistem
Rawa penting sebagai kawasan penyangga untuk menampung air dalam jumlah besar
yang berasal dari curahan hujan lebat dan sebagai regulator aliran air tetapi daya tampung rawa
jauh lebih besar. Fungsi regulator untuk kontinuitas aliran air, sehingga sangat penting bagi
makhluk hidup termasuk manusia yang berdiam di hilir rawa. Peningkatan jumlah gulma
menyebabkan penurunan jumlah ikan air tawar. Akan tetapi, Gulma air secara ekologis berperan
mengurangi bahan pencemar.

2.3.1 Fungsi Hutan Rawa Air Tawar


Hutan Rawa Air Tawar memiliki banyak manfaat bagi masyarakat setempat
sekitarnya serta bagi hewan hewan atau satwa yang hidup disekitar hutan rawa air
tawar. Dilihat dari keberagaman vegetasi yang ada pada ekosistem hutan rawa aiar
tawar menjadikan ekosistem ini sangat produktif. Berikut ini beberapa manfaat dari
ekosistem hutan rawa air tawar :
a. Sebagai Cagar Alam Biosfer,
Merupakan situs yang ditunjukoleh berbagai Negara melalui kerjasama MAB-
UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekargaman hayati dan pembangunan
berkelanjutan. Cagar biosfer Giam Siak Kecil menjadi kawasan yang menggambarkan
keselarasan antara hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan
masyarakat dan perlindungan lingkungan. Sebagai suatu cagar alam, ekosistem hutan
rawa air tawar Giam Siak Kecil Bukit Batu memiliki 3 fungsi utama :
a) Untuk pelestarian keanekaragaman biologi dan budaya
b) Penyediaan model pengelolaan lahan dan lokasi eksperimen untuk
pembangunan berkelanjutan, dan
c) Penyediaan tempat riset pemantauan lingkungan
b. Mempengaruhi iklim meso bagi daerah
c. Sumber Cadangan Air
Karena air berasal dari sungai dan hujan, rawa air tawar menjadi tempat sumber
penyedia air baik bagi vegetasi sekiarnya atau pun penduduk. Adanya masukan air
sungai ini juga membawa unsur-unsur hara dari daerah yang lebih tinggi,sehingga
menambah kesuburan hutan rawa air tawar.
d. Memberikan Nilai Ekonomis
Beberapa jenis tumbuhan kayu dengan nilai ekonomi tinggi yang dapat
ditemukan dalam ekosistem hutan rawa di kawasan Rawa Giam Siak Kecil antara lain
kayu meranti, kayu kapur, keruing, damar laut, dan medang. Masyarakat lokal
memanfaatkan hutan rawa untuk berbagai keperluan, kayunya untuk membuat
perahu,rumah, dan kayu bakar, sebagai sumber tanaman obat dan lain lain.
Selain itu rawa air tawar dijadikan sebagai sumber mata pencarian bagi
penduduk dengan mencari ikan
e. Penyerapan karbon
Proses fotosintesis mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi karbon organik
dalam bentuk bahan pada vegetasi.
f. Mencegah terjadinya banjir;
g. Mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan sungai
h. Sumber energi
i. Sumber makanan nabati maupun hewani
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Lahan rawa adalah lahan yang menempati posisi peralihan antara daratan dan
perairan. Tanah gambut selalu terbentuk pada tempat yang kondisinya jenuh air atau
tergenang, seperti pada cekungan-cekungan daerah pelembahan, rawa bekas danau,
atau daerah depresi/basin pada dataran pantai di antara dua sungai besar, dengan
bahan organik dalam jumlah banyak yang dihasilkan tumbuhan alami yang telah
beradaptasi dengan lingkungan jenuh air.

Saran

Indonesia memiliki lahan rawa yang luas akan tetapi dengan aktivitas manusia
sendiri yang merusak lahan rawa secara besar-besaran dapat mengganggu ekosistem
rawa tersebut sebaiknya lahan rawa digunakan secara bijak sehingga alam tidak selalul
dikorbankan untuk aktivitas manusia
DAFTAR PUSTAKA

Limin, S. 2006. Pemanfaatan Lahan Gambut dan Permasalahannya. Workshop Gambut


Kerjasama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kementerian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat Jakarta, 22 November 2006. 1-21

Nurzakiah, S dan Jumberi, A. 2004. Potensi dan Kendala Pengelolaan Lahan Gambut
untuk Pertanian. Jurnal Agroscientiae. 1(11) : 33-38

Subagjo, H. dan I P.G. Widjaja-Adhi. 1998. Peluang dan kendala penggunaan lahan rawa
untuk pengembangan pertanian di Indonesia, Kasus: Sumatera Selatan dan Kalimantan
Tengah. Makalah Utama Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah
dan Agroklimat, Bogor, 10 Februari 1998. 122.

Suriadikarta, D. A dan Sutriadi, M. T. 2007. Jenis-Jenis Lahan Berpotensi untuk


Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Jurnal Litbang Pertanian. 26(3): 115-122

Tim Sintesis Kebijakan. 2008. Pemanfaatan dan Konservasi Ekosistem Lahan Rawa
Gambut di Kalimantan. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. 1(2): 149-156

Widjaja-Adhi, I P.G., D.A Suriadikarta, M.T. Sutriadi, I G.M. Subiksa, dan I W.


Suastika.. 2000. Dalam Suriadikarta dan Sutriadi. 2007. Jenis-Jenis Lahan Berpotensi
untuk Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Jurnal Litbang Pertanian. 26(3): 115-
122

Anda mungkin juga menyukai