Anda di halaman 1dari 47

SKRIPSI

LOGO
BIOREMEDIASI AIR LAUT TERKONTAMINASI
MINYAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN BAKTERI
PSEUDOMONAS AERUGINOSA

oleh:
1.Lusiana Riski Yulia 2308 100 050
2.Bindanetty Marsa 2308 100 054
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng.

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2012
Poin :
Pendahuluan

Tinjauan Pustaka
Metodologi

Hasil Penelitian
Kesimpulan & Saran
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Minyak Bumi BIOREMEDIASI Remediasi Kimia


AIR LAUT
TERKONTAMINASI
MINYAK BUMI
DENGAN
MENGGUNAKAN
Tumpahan Minyak Bioremediasi
di Laut BAKTERI
PSEUDOMONAS
AERUGINOSA

Remediasi Fisika Pseudomonas aeruginosa


Rumusan Masalah
1. Tingkat pencemaran (tumpahan minyak) di
laut Indonesia masih tinggi sejalan dengan
meningkatnya aktivitas industri permiyakan

2. Pencemaran minyak di laut sangat merusak


ekosistem di laut

3. Mikroorganisme Pseudomonas aeruginosa


memiliki potensi dalam mendegradasi
hidrokarbon
2
Batasan Masalah
1. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium.
2. Teknologi bioremediasi yang digunakan adalah
bioreaktor.
3. Proses bioremediasi secara batch
4. Jenis mikroba yang digunakan adalah
Pseudomonas aeruginosa.
5 .Pengaruh aktivitas bakteri Pseudomonas
aeruginosa terhadap kadar TPH dan BTX dalam
air laut yang tercemar, serta pengaruh tersebut
pada media aerasi dan tanpa-aerasi.
3
Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh perbandingan konsentrasi


kontaminan terhadap konsentrasi mikroorganisme
pada degradasi kadar TPH dan BTX yang
terkandung dalam air laut tercemar minyak bumi
dengan menggunakan Pseudomonas aeruginosa.

Mengetahui pengaruh aerasi dan tanpa-aerasi


pada degradasi kadar TPH dan BTX dalam
proses bioremediasi.

4
Manfaat Penelitian
Mendapatkan alternatif teknologi pengolahan limbah yang
ramah lingkungan dengan sistem bioreaktor yang
memanfaatkan mikroba sebagai pereduksi bahan
1 berbahaya yang terkandung dalam minyak bumi sehingga
dapat mengatasi pencemaran lingkungan akibat tumpahan
minyak bumi di air laut.

Memperoleh informasi dasar tentang pemanfaatan bakteri


pseudomonas aeruginosa sebagai pengurai hidrokarbon
2 minyak bumi dalam proses bioremediasi dan diharapkan
dapat diaplikasikan di lapangan dalam proses bioremediasi.

Memberikan manfaat di bidang pengelolaan lingkungan


3 khususnya air laut dengan penerapan teknik bioremediasi.

5
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak Bumi
campuran kompleks hidrokarbon padat, cair dan gas yang merupakan
hasil akhir penguraian bahan-bahan hewani dan nabati yang telah
terpendam dalam kerak bumi dalam waktu lama.
Location of refinery TPH Hydrocarbon fractions (% of total) Komposisi
(%) Saturates Aromatics Resins Asphaltenes
minyak bumi
Ontario 18.8 49.6 32.7 10.3 7.4
Quebec 9.3 48.7 25.6 10.2 15.5 dari berbagai
Western Canada 20.2 21.2 47.8 9.6 21.4 sumber
Eastern Canada 20.9 46.4 33.5 10.8 9.3
Western USA 17.1 45.4 37.8 3.9 12.9
pengilangan
Eastern USA 15.5 44.3 43.7 6.7 5.4 minyak :
Latin America 15.1 51.3 18.9 14.9 14.9
South East Asia 33.7 44.7 40.8 6.5 8
Middle East 8.3 38.3 45.5 6.9 9.3

Sumber:Ward et al., 2003


6
Total Petroleum Hidrokarbon
(TPH)

Hidrokarbon

Minyak Bumi
Unsur-unsur logam
Non -Hidrokarbon
Belerang
Nitrogen
TPH = Campuran senyawa organik yang Oksigen
dll
terdiri atas hidrogen dan karbon (C5-C36)
yang berasal dari minyak bumi.
Produk Petroleum Hydrocarbon
merupakan gabungan lebih dari 250
senyawa hidrokarbon.

7
7
Senyawa Hidrokarbon

Hidrokarbon

Alifatik Alisiklik Aromatik

Tidak Tidak Cincin Cincin


Jenuh Jenuh tunggal Ganda
Jenuh Jenuh
Alkana Alkena
Alkuna Sikloalkana Sikloalkena CnH2n-6 CnH2n-12
(Parafin) (Olefin)
(Napten)
CnH2n+2 CnH2n CnH2n-2
CnH2n Contoh :
BTX

8
7
Benzene, Toluene, dan Xylene (BTX)

senyawa aromatik monosiklik dalam jumlah


kecil dalam hidrokarbon, namun pengaruhnya
sangat besar terhadap pencemaran perairan.
Benzene Toluene

Kelarutan BTX di dalam air dan sifat


racunnya lebih besar dibanding
dengan hidrokarbon parafinik

Ambang batas kandungan benzena dalam air minum adalah 0,005 mg/l
(Zhou dan Crawford, 1995), sedangkan pada air tawar adalah 0,3 mg/l (Dowd,
2005).

97
Dampak Pencemaran Minyak di Laut

10
Baku Mutu Air Laut
Untuk Perairan Pelabuhan
dan Biota Laut
Baku Mutu
Parameter Satuan Perairan Biota Laut
Pelabuhan
pH - 6,5 - 8,5 7 - 8,5
Salinitas Alami Alami
Coral : 33-34
Mangrove : s/d 34
Lamun : 33-34
Suhu C alami 28-32
Oksigen Terlarut (DO) mg/l - >5
BOD5 mg/l - 20
Lapisan Minyak - Nihil Nihil
Minyak dan Lemak mg/l 5 1
Poliaromatik Hidrokarbon (PAH) mg/l - 0,003
Hidrokarbon Total mg/l 1 -
11
11
Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tahun 2004
Penanganan Tumpahan Minyak

REMEDIASI KIMIA
REMEDIASI FISIKA

BIOREMEDIASI
Menggunakan Dispersan Alamiah
alat - alat Cleaners Menggunakan
tertentu Soil oxidizer mikroorganisme
Tanpa In situ, exsitu
melibatkan ataupun
pemakaian zat kombinasinya
kimia atau Biostimulasi
mikroorganisme Bioaugmentasi
Metode
pembakaran
12
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Bioremediasi dan Biodegradasi

1.
Temperatur 4.
Nutrisi
Bentuk
2. fisik
5.
Keadaan
Oksigen Fisik
Kelarutan
Minyak Bumi
minyak di
dalam air Luas
3. Permukaan
Minyak yang
tersedia
6. bagi
pH Surfaktan Tekanan kolonisasi
Bakteri
pendegradasi
7.
13
Pseudomonas aeruginosa

mampu menggunakan lebih dari 75 senyawa organik


yang berbeda sebagai sumber karbon dan energi .
mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan
karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana.
Dapat menggunakan respirasi aerobik (dengan
oksigen) maupun anaerobik pada nitrat atau akseptor
elektron alternatif lainnya.
dapat beradaptasi dan berkembang di tanah, air sungai, air laut, limbah air,
sedimen dan ladang minyak (oil fields).
tumbuh dengan optimal pada suhu 37C serta pada pH media antara 6,0-
9,0. (Environment Canada Health Canada, 2011)
Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh pada air garam hingga salinitas
50 (Hanan l. Malkawi, 2009).
14
Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti Jurnal/Tahun/Judul Hasil


Penelitian
1 Ira Yuni Skripsi ITS/2006/Studi Variasi penambahan
Pantiwardhani Kemampuan Bakteri konsentrasi inokulum
Pseudomonas Pseudomonas aeruginosa
aeruginosa Pada sebesar 5%(v/v) dan
Biodegradasi Polutan perbandingan nutrien C:N:P =
Organik Dalam Air 100:10:1 memberikan hasil
Terproduksi (Limbah degradasi polutan organik
Pertambangan Minyak) terbaik, yang dinyatakan
dengan penyisihan COD, yakni
sebesar 81,74% dengan waktu
inkubasi selama tujuh hari
15
Penelitian Sebelumnya

No Nama Jurnal/Tahun/Judul Hasil


Peneliti Penelitian
2 Rengathavasi J.BIOL.ENVIRON.S Pertumbuhan dan
Thavasi, CI. / 2007/ Effect of biodegradasi maksimal
Singaram Salinity, Temperature, crude oil oleh
Jayalakshmi, pH and Crude Oil Pseudomonas aeruginosa
Thangavel Concentration on terjadi pada temperatur
Balasubrama Biodegradation of 38C, pH 8 , salinitas 35
nian dan Crude Oil by dan konsentrasi minyak
Ibrahim M. Pseudomonas bumi 2,0 % (w/v).
Banat aeruginosa

16
Penelitian Sebelumnya

No Nama Jurnal/Tahun/Judul Hasil


Peneliti Penelitian
3 Tutik MAKARA SAINS, Uji tingkat biodegradasi
Murniasih, Vol 13, No.1/2009/ terhadap senyawa fenantren
Yopi, dan Biodegradasi dari isolate terpilih
Budiawan Fenantren Oleh Pseudomonas sp Kalp3b22
Bakteri Laut terbukti dapat
Pseudomonas sp mendegradasi Fenantren
KalP3b22 Asal sebesar 59,5% selama 29
Kumai Kalimantan hari kultivasi
Tengah

17
Penelitian Sebelumnya

No Nama Jurnal/Tahun/Judul Hasil


Peneliti Penelitian
4 Abdul JKAU: Eng.Sci, Vol 21 Uji tingkat biodegradasi
Rahim A. No.1 pp:39- Dodecane (C12H26) dapat
Al- 53/2010/Biological dicapai lebih dari 90%
Zahrani Treatment of dalam waktu 10 hari
dan Hidrocarbon menggunakan strain ini
Gaber Contaminants:
M.A.Idris Petroleum
Hydrocarbon uptake
by Pseudomonas
alkanolytica
18
METODOLOGI
Kondisi Operasi dan Variabel Penelitian

Waktu bioremediasi hingga konsentrasi


mencapai baku mutu air laut
Kondisi oC
Operasi Temperatur : 27-30
pH :68
Rasio C:N :P : (100:10:1) rasio massa

Konsentrasi kontaminan: 1000 dan 1500 ppm


minyak bumi
Variabel Konsentrasi mikroba : (0%, 1%, 3%) (v/v)
pada fase log
Aerasi : dengan DO > 2 mg O2/l
Non-aerasi

19
Besaran Yang Diukur

Besaran yang diukur Waktu pengukuran


Temperatur Sehari sekali
pH Sehari sekali
DO (dissolve oxygen) Awal operasi, beberapa kali selama operasi
Populasi Mikroba Awal operasi dan tiap 3 hari sekali
TPH Awal operasi dan tiap 1 minggu sekali
BTX Awal operasi dan tiap 1 minggu sekali

20
Prosedur Penelitian
Proses Bioremediasi secara Batch
Crude oil : Pusdiklat Migas Cepu
Pseudomonas aeruginosa : Lab.Mikrobiologi Universitas Airlangga
Prosedur Percobaan :
Tahap Persiapan
~ Pengembangan Kultur
~ Peremajaan Bakteri dan pembuatan starter
~ Preparasi media air laut buatan
(ASTM D1141-90, salinitas 35 )
~ Preparasi Reaktor
Tahap Bioremediasi
21
Diagram Alir Penelitian
Air laut buatan Minyak bumi

Pencampuran sesuai perlakuan tingkat


konsentrasi cemaran minyak (1000 dan 1500 ppm)

Penambahan Starter
Perlakuan aerasi sesuai variable
(Nutrient + Suspensi
yang ditetapkan (Non-aerasi & bakteri 0,1 dan 3 % v/v
Aerasi > 2 mg O2/l pada kondisi fase log)

Analisa awal TPH, BTX,


populasi mikroba,DO, BOD
dan COD
A
Diagram Alir Penelitian

Analisa pH,suhu,
Proses Bioremediasi DO,TPH, BTX, populasi
(hingga mencapai baku mutu) mikroba

Analisa Akhir
Analisa TPH, BTX,
populasi mikroba
Gambar Alat
3

1
Keterangan :
1. Reaktor
2. Sparger
3. Tubing Line aeration
4. Aerator

Non- aerasi Aerasi


DO > 2 mgO2 / l
24
Gambar Alat

Bioreaktor
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian dan Pembahasan

TPH (Total Petroleum Hidrokarbon)

Populasi bakteri Pseudomonas


aeruginosa selama waktu
bioremediasi

BTX (Benzene, Toluene, dan Xylene)


TPH (Total Petroleum Hidrokarbon)
1600
1000
1400
800 1200

TPH (mg/l)
1000
TPH (mg/l)

600
800
400 600

200 400

200
0
0
0 7 14 21 28
0 7 14 21 28 35
waktu (hari) waktu (hari)
BR 1 (0% v/v PA, NA) BR 2 ( 0% v/v Pa, A) BR 7 (0%v/v Pa, NA) BR 8 (0%v/v Pa,A)
BR 3 (1% v/v Pa, NA) BR 4 (1% v/v Pa, A) BR 9 (1%v/v Pa,NA) BR 10 (1%v/v Pa,A)
BR 5 (3% v/v Pa, NA) BR 6 (3% v/v Pa, A) BR 11 (3%v/v Pa, NA) BR 12 (3%v/v Pa,A)

1000 ppm minyak bumi 1500 ppm minyak bumi

Bioreaktor
Semakin
6 mencapai
besar jumlah
bakumikroba yangBioreaktor
ditambahkan
12 maka
mencapai
laju baku
mutu pada haridegradasi
ke-21 TPH akan semakinmutu
cepat
pada hari ke-28

26
Pengaruh konsentrasi cemaran minyak
terhadap degradasi TPH
15001388
1400
1300
1200
1100
1000899
TPH (mg/l)

900
800
700 508
600
500
400
300 121 168
200 32 38
100 0 3.4
0
0 7 14 21 28
Waktu (hari)
BR 6 (1000 ppm) BR 12 (1500 ppm)
Perbandingan cemaran minyak terhadap degradasi TPH pada
penambahan 3% v/v P.aeruginosa

Semakin besar konsentrasi cemaran minyak bumi maka semakin lama


waktu yang dibutuhkan mikroba untuk mendegradasi TPH hingga
mencapai baku mutu air laut.

27
% Biodegradasi TPH akhir

100.00% 100.00% 99.65% 99.76%


100% 100%
90% 90%
79.605%

% Biodegradasi TPH
% Bidegradasi Akhir

80% 80%
70.905%
70% 70% 64.28%
57.78%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 12.249% 15.099% 20% 12.43% 15.87%
10% 10%
0% 0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bioreaktor Bioreaktor

1000 ppm 1500 ppm

Bioreaktor 4 dan 6 dapat Bioreaktor 10 dan 12 dapat


mencapai baku mutu. mencapai baku mutu.

28
Pengaruh Aerasi dan Non-aerasi pada
Degradasi TPH
100% 100.0% 100.0%
% Biodegradasi TPH 79.6%
80% 70.9%

60%

40%

20% 12.2%15.1%

0%
0% v/v Pa 1% v/v Pa 3% v/v Pa
Waktu (hari)
Non-Aerasi Aerasi
Perbandingan % Biodegradasi TPH pada akhir proses bioremediasi
untuk variabel konsentrasi cemaran minyak 1000 ppm pada kondisi
aerasi dan non-aerasi
Bioreaktor dengan media teraerasi memiliki persen biodegradasi TPH
yang jauh lebih tinggi dari media tanpa aerasi.
29
Populasi bakteri Pseudomonas
aeruginosa selama waktu bioremediasi

2.5E+07

Jumlah sel P.aeruginosa (sel/ml)


2.50E+07
Jumlah sel P. aeruginosa (sel/ml)

2.0E+07
2.00E+07
1.5E+07
1.50E+07

1.0E+07
1.00E+07

5.00E+06 5.0E+06

0.00E+00 0.0E+00
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36
waktu (hari) Waktu (hari)
BR 1 (0% v/v Pa, NA) BR 2 (0% v/v Pa, A) BR 7 (0% v/v Pa, NA) BR 8 (0%v/v Pa, A)
BR 3 (1%v/v Pa, NA) BR 4 (1% v/v Pa, A) BR 9 (1%v/v Pa, NA) BR 10 (1% v/v Pa, A)
BR 5 (3% v/v, NA) BR 6 (3% v/v Pa,A) BR 11 (3% v/v Pa, NA) BR 12 (3% v/v Pa, A)

1000 ppm 1500 ppm

30
TPH, Populasi P.aeruginosa vs waktu

Jumlah sel bakteri P.aeruginosa


1000 2.5E+07
900
800 2.0E+07
700
TPh (mg/l)

600 1.5E+07

(sel/ml)
500
400 1.0E+07
300
200 5.1E+06
100
0 8.0E+04
0 3 6 9 12 15 18 21
Waktu (hari)
TPH Jumlah sel

Hubungan TPH dan jumlah sel bakteri Pseudomonas


aeruginosa terhadap waktu pada bioreaktor 6
(3 % v/v Pa, Aerasi, 1000 ppm minyak bumi)

31
TPH, Populasi P.aeruginosa vs waktu
pada fase log
1000 2.5E+07

P.aeruginosa (sel/ml)
y = 2E+06x + 5E+06

Jumlah sel bakteri


800 2.0E+07
TPH (mg/l)

600 1.5E+07

400 1.0E+07

200 y = -73.34x + 821.1 5.0E+06

0 0.0E+00
0 3 6 9
Waktu (hari)
TPH Jumlah sel
Hubungan TPH dengan jumlah sel bakteri P.aeruginosa terhadap
waktu pada fase log bioreaktor 6
(3 % v/v Pa, Aerasi, 1000 ppm minyak bumi)
Kenaikan rate pertumbuhan bakteri pada fase log diikuti dengan
penurunan kadar TPH
3
BTX (Benzene, Toluene, Xylene)
60
30
Benzena Toluene
50

Kadar Toluene (mg/l)


Kadar Benzena (mg/l)

25

20 40

15 30

10 20

5 10

0 0
0 7 Waktu (hari) 14 21 0 7 Waktu (hari) 14 21
BR 1 (0% v/v Pa, NA) BR 2 (0% v/v Pa, A) BR 1 (0% v/v Pa, NA) BR 2 (0% v/v Pa, A)
BR 3 (1% v/v Pa, NA) BR 4 (1% v/v Pa, A) BR 3 (1% v/v Pa, NA) BR 4 (1% v/v Pa, A)
BR 5 (3% v/v Pa, NA) BR 6 (3% v/v Pa, A) BR 5 (3% v/v Pa, NA) BR 6 (3% v/v Pa, A)

50
Xylene
Kadar Xylene ( mg/l)

40

30

20

10

Hasil terbaik 0
1000 ppm
0 7 Waktu (hari) 14 21
Bioreaktor 6 BR 1 (0% v/v Pa, NA) BR 2 (0% v/v Pa, A) Minyak bumi
BR 3 (1% v/v Pa, NA) BR 4 ( 1% v/v Pa, A)
BR 5 (3% v/v Pa, NA) BR 6 (3% v/v Pa, A)
BTX (Benzene, Toluene, Xylene)
50 120
Benzena Toluene
Kadar Benzena (mg/l)

Kadar Toluena (mg/l)


40 100
80
30
60
20
40
10 20
0
0
0 7 14 21 28
0 7 14 21 28
Waktu (hari)
Waktu (hari) BR 7 (0% v/v Pa, NA) BR 8 (0% v/v Pa, A)
BR 7 (0% v/v Pa, NA) BR 8 (0% v/v Pa, A)
BR 9 (1% v/v Pa, NA) BR 10 (1% v/v Pa, A)
BR 9 (1% v/v Pa, NA) BR 10 (1% v/v Pa, A)
BR 11 (3% v/v Pa, NA) BR 12 (3% v/v Pa, A)
BR 11 (3% v/v Pa, NA) BR 12 (3% v/v Pa, A)
100
Xylene
Kadar Xylene (mg/l)

80

60

40

20

Hasil terbaik 0
1500 ppm
0 7 14 21 28
Bioreaktor 12 Waktu (hari) Minyak bumi
BR 7 (0% v/v Pa, NA) BR 8 (0% v/v Pa, A)
BR 9 (1% v/v Pa, NA) BR 10 ( 1% v/v Pa, A)
BR 11 (3% v/v Pa, NA) BR 12 (3% v/v Pa, A)
Rate Degradasi BTX
60
y = -3.658x + 46.56
50
Kadar (mg/l)

40
30 y = -3.126x + 39.94
Benzene
20
10 y = -1.739x + 21.77

0
Toluene 0 2 4 6 8 10 12 14
Waktu (hari)
Benzena Toluene Xylene
Linear (Benzena) Linear (Toluene) Linear (Xylene)

Perbandingan laju degradasi benzena, toluene dan


xylene pada bioreaktor 6
(3% v/v P.aeruginosa, Aerasi, 1000 ppm minyak bumi)
35
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisa pada penelitian dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin besar prosentase bakteri Pseudomonas aeruginosa yang
ditambahkan maka akan meningkatkan persen biodegradasi
TPH, rate penurunan TPH pada fase log yang dinyatakan sebagai
nilai slope serta mempercepat degradasi BTX.

2. Konsentrasi cemaran minyak bumi mempengaruhi waktu


biodegradasi TPH dan BTX, yaitu semakin tinggi konsentrasi
cemaran maka akan memperlama waktu biodegradasi TPH dan
BTX.
Kesimpulan

3. Perlakuan dengan media teraerasi menghasilkan persen


biodegradasi TPH dan BTX yang lebih tinggi dibandingkan
media tanpa aerasi.

4.Hasil yang terbaik untuk persen biodegradasi TPH dan BTX


adalah bioreaktor dengan penambahan Pseudomonas
aeruginosa 3% (v/v), media teraerasi dan cemaran minyak
1000ppm dengan hasil biodegradasi TPH 100% dalam waktu
21 hari dan penurunan kadar BTX sebesar 100% dalam waktu
14 hari.
Saran

Perlu kiranya dilakukan penelitian dengan menggunakan air


laut yang sesungguhnya sebagai penerapan proses bioremediasi
air laut yang tercemar minyak bumi oleh Pseudomonas
aeruginosa.
Perlu dilakukan penelitian mengenai degradasi Ethyl Benzena
oleh Pseudomonas aeruginosa.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas
mikroorganisme Pseudomonas aeruginosa dalam degradasi
senyawa hidrokarbon pada proses bioremediasi
LOGO

Anda mungkin juga menyukai