LOGO
BIOREMEDIASI AIR LAUT TERKONTAMINASI
MINYAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN BAKTERI
PSEUDOMONAS AERUGINOSA
oleh:
1.Lusiana Riski Yulia 2308 100 050
2.Bindanetty Marsa 2308 100 054
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng.
Tinjauan Pustaka
Metodologi
Hasil Penelitian
Kesimpulan & Saran
PENDAHULUAN
Latar Belakang
4
Manfaat Penelitian
Mendapatkan alternatif teknologi pengolahan limbah yang
ramah lingkungan dengan sistem bioreaktor yang
memanfaatkan mikroba sebagai pereduksi bahan
1 berbahaya yang terkandung dalam minyak bumi sehingga
dapat mengatasi pencemaran lingkungan akibat tumpahan
minyak bumi di air laut.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak Bumi
campuran kompleks hidrokarbon padat, cair dan gas yang merupakan
hasil akhir penguraian bahan-bahan hewani dan nabati yang telah
terpendam dalam kerak bumi dalam waktu lama.
Location of refinery TPH Hydrocarbon fractions (% of total) Komposisi
(%) Saturates Aromatics Resins Asphaltenes
minyak bumi
Ontario 18.8 49.6 32.7 10.3 7.4
Quebec 9.3 48.7 25.6 10.2 15.5 dari berbagai
Western Canada 20.2 21.2 47.8 9.6 21.4 sumber
Eastern Canada 20.9 46.4 33.5 10.8 9.3
Western USA 17.1 45.4 37.8 3.9 12.9
pengilangan
Eastern USA 15.5 44.3 43.7 6.7 5.4 minyak :
Latin America 15.1 51.3 18.9 14.9 14.9
South East Asia 33.7 44.7 40.8 6.5 8
Middle East 8.3 38.3 45.5 6.9 9.3
Hidrokarbon
Minyak Bumi
Unsur-unsur logam
Non -Hidrokarbon
Belerang
Nitrogen
TPH = Campuran senyawa organik yang Oksigen
dll
terdiri atas hidrogen dan karbon (C5-C36)
yang berasal dari minyak bumi.
Produk Petroleum Hydrocarbon
merupakan gabungan lebih dari 250
senyawa hidrokarbon.
7
7
Senyawa Hidrokarbon
Hidrokarbon
8
7
Benzene, Toluene, dan Xylene (BTX)
Ambang batas kandungan benzena dalam air minum adalah 0,005 mg/l
(Zhou dan Crawford, 1995), sedangkan pada air tawar adalah 0,3 mg/l (Dowd,
2005).
97
Dampak Pencemaran Minyak di Laut
10
Baku Mutu Air Laut
Untuk Perairan Pelabuhan
dan Biota Laut
Baku Mutu
Parameter Satuan Perairan Biota Laut
Pelabuhan
pH - 6,5 - 8,5 7 - 8,5
Salinitas Alami Alami
Coral : 33-34
Mangrove : s/d 34
Lamun : 33-34
Suhu C alami 28-32
Oksigen Terlarut (DO) mg/l - >5
BOD5 mg/l - 20
Lapisan Minyak - Nihil Nihil
Minyak dan Lemak mg/l 5 1
Poliaromatik Hidrokarbon (PAH) mg/l - 0,003
Hidrokarbon Total mg/l 1 -
11
11
Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tahun 2004
Penanganan Tumpahan Minyak
REMEDIASI KIMIA
REMEDIASI FISIKA
BIOREMEDIASI
Menggunakan Dispersan Alamiah
alat - alat Cleaners Menggunakan
tertentu Soil oxidizer mikroorganisme
Tanpa In situ, exsitu
melibatkan ataupun
pemakaian zat kombinasinya
kimia atau Biostimulasi
mikroorganisme Bioaugmentasi
Metode
pembakaran
12
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Bioremediasi dan Biodegradasi
1.
Temperatur 4.
Nutrisi
Bentuk
2. fisik
5.
Keadaan
Oksigen Fisik
Kelarutan
Minyak Bumi
minyak di
dalam air Luas
3. Permukaan
Minyak yang
tersedia
6. bagi
pH Surfaktan Tekanan kolonisasi
Bakteri
pendegradasi
7.
13
Pseudomonas aeruginosa
16
Penelitian Sebelumnya
17
Penelitian Sebelumnya
19
Besaran Yang Diukur
20
Prosedur Penelitian
Proses Bioremediasi secara Batch
Crude oil : Pusdiklat Migas Cepu
Pseudomonas aeruginosa : Lab.Mikrobiologi Universitas Airlangga
Prosedur Percobaan :
Tahap Persiapan
~ Pengembangan Kultur
~ Peremajaan Bakteri dan pembuatan starter
~ Preparasi media air laut buatan
(ASTM D1141-90, salinitas 35 )
~ Preparasi Reaktor
Tahap Bioremediasi
21
Diagram Alir Penelitian
Air laut buatan Minyak bumi
Penambahan Starter
Perlakuan aerasi sesuai variable
(Nutrient + Suspensi
yang ditetapkan (Non-aerasi & bakteri 0,1 dan 3 % v/v
Aerasi > 2 mg O2/l pada kondisi fase log)
Analisa pH,suhu,
Proses Bioremediasi DO,TPH, BTX, populasi
(hingga mencapai baku mutu) mikroba
Analisa Akhir
Analisa TPH, BTX,
populasi mikroba
Gambar Alat
3
1
Keterangan :
1. Reaktor
2. Sparger
3. Tubing Line aeration
4. Aerator
Bioreaktor
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian dan Pembahasan
TPH (mg/l)
1000
TPH (mg/l)
600
800
400 600
200 400
200
0
0
0 7 14 21 28
0 7 14 21 28 35
waktu (hari) waktu (hari)
BR 1 (0% v/v PA, NA) BR 2 ( 0% v/v Pa, A) BR 7 (0%v/v Pa, NA) BR 8 (0%v/v Pa,A)
BR 3 (1% v/v Pa, NA) BR 4 (1% v/v Pa, A) BR 9 (1%v/v Pa,NA) BR 10 (1%v/v Pa,A)
BR 5 (3% v/v Pa, NA) BR 6 (3% v/v Pa, A) BR 11 (3%v/v Pa, NA) BR 12 (3%v/v Pa,A)
Bioreaktor
Semakin
6 mencapai
besar jumlah
bakumikroba yangBioreaktor
ditambahkan
12 maka
mencapai
laju baku
mutu pada haridegradasi
ke-21 TPH akan semakinmutu
cepat
pada hari ke-28
26
Pengaruh konsentrasi cemaran minyak
terhadap degradasi TPH
15001388
1400
1300
1200
1100
1000899
TPH (mg/l)
900
800
700 508
600
500
400
300 121 168
200 32 38
100 0 3.4
0
0 7 14 21 28
Waktu (hari)
BR 6 (1000 ppm) BR 12 (1500 ppm)
Perbandingan cemaran minyak terhadap degradasi TPH pada
penambahan 3% v/v P.aeruginosa
27
% Biodegradasi TPH akhir
% Biodegradasi TPH
% Bidegradasi Akhir
80% 80%
70.905%
70% 70% 64.28%
57.78%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 12.249% 15.099% 20% 12.43% 15.87%
10% 10%
0% 0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bioreaktor Bioreaktor
28
Pengaruh Aerasi dan Non-aerasi pada
Degradasi TPH
100% 100.0% 100.0%
% Biodegradasi TPH 79.6%
80% 70.9%
60%
40%
20% 12.2%15.1%
0%
0% v/v Pa 1% v/v Pa 3% v/v Pa
Waktu (hari)
Non-Aerasi Aerasi
Perbandingan % Biodegradasi TPH pada akhir proses bioremediasi
untuk variabel konsentrasi cemaran minyak 1000 ppm pada kondisi
aerasi dan non-aerasi
Bioreaktor dengan media teraerasi memiliki persen biodegradasi TPH
yang jauh lebih tinggi dari media tanpa aerasi.
29
Populasi bakteri Pseudomonas
aeruginosa selama waktu bioremediasi
2.5E+07
2.0E+07
2.00E+07
1.5E+07
1.50E+07
1.0E+07
1.00E+07
5.00E+06 5.0E+06
0.00E+00 0.0E+00
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36
waktu (hari) Waktu (hari)
BR 1 (0% v/v Pa, NA) BR 2 (0% v/v Pa, A) BR 7 (0% v/v Pa, NA) BR 8 (0%v/v Pa, A)
BR 3 (1%v/v Pa, NA) BR 4 (1% v/v Pa, A) BR 9 (1%v/v Pa, NA) BR 10 (1% v/v Pa, A)
BR 5 (3% v/v, NA) BR 6 (3% v/v Pa,A) BR 11 (3% v/v Pa, NA) BR 12 (3% v/v Pa, A)
30
TPH, Populasi P.aeruginosa vs waktu
600 1.5E+07
(sel/ml)
500
400 1.0E+07
300
200 5.1E+06
100
0 8.0E+04
0 3 6 9 12 15 18 21
Waktu (hari)
TPH Jumlah sel
31
TPH, Populasi P.aeruginosa vs waktu
pada fase log
1000 2.5E+07
P.aeruginosa (sel/ml)
y = 2E+06x + 5E+06
600 1.5E+07
400 1.0E+07
0 0.0E+00
0 3 6 9
Waktu (hari)
TPH Jumlah sel
Hubungan TPH dengan jumlah sel bakteri P.aeruginosa terhadap
waktu pada fase log bioreaktor 6
(3 % v/v Pa, Aerasi, 1000 ppm minyak bumi)
Kenaikan rate pertumbuhan bakteri pada fase log diikuti dengan
penurunan kadar TPH
3
BTX (Benzene, Toluene, Xylene)
60
30
Benzena Toluene
50
25
20 40
15 30
10 20
5 10
0 0
0 7 Waktu (hari) 14 21 0 7 Waktu (hari) 14 21
BR 1 (0% v/v Pa, NA) BR 2 (0% v/v Pa, A) BR 1 (0% v/v Pa, NA) BR 2 (0% v/v Pa, A)
BR 3 (1% v/v Pa, NA) BR 4 (1% v/v Pa, A) BR 3 (1% v/v Pa, NA) BR 4 (1% v/v Pa, A)
BR 5 (3% v/v Pa, NA) BR 6 (3% v/v Pa, A) BR 5 (3% v/v Pa, NA) BR 6 (3% v/v Pa, A)
50
Xylene
Kadar Xylene ( mg/l)
40
30
20
10
Hasil terbaik 0
1000 ppm
0 7 Waktu (hari) 14 21
Bioreaktor 6 BR 1 (0% v/v Pa, NA) BR 2 (0% v/v Pa, A) Minyak bumi
BR 3 (1% v/v Pa, NA) BR 4 ( 1% v/v Pa, A)
BR 5 (3% v/v Pa, NA) BR 6 (3% v/v Pa, A)
BTX (Benzene, Toluene, Xylene)
50 120
Benzena Toluene
Kadar Benzena (mg/l)
80
60
40
20
Hasil terbaik 0
1500 ppm
0 7 14 21 28
Bioreaktor 12 Waktu (hari) Minyak bumi
BR 7 (0% v/v Pa, NA) BR 8 (0% v/v Pa, A)
BR 9 (1% v/v Pa, NA) BR 10 ( 1% v/v Pa, A)
BR 11 (3% v/v Pa, NA) BR 12 (3% v/v Pa, A)
Rate Degradasi BTX
60
y = -3.658x + 46.56
50
Kadar (mg/l)
40
30 y = -3.126x + 39.94
Benzene
20
10 y = -1.739x + 21.77
0
Toluene 0 2 4 6 8 10 12 14
Waktu (hari)
Benzena Toluene Xylene
Linear (Benzena) Linear (Toluene) Linear (Xylene)