Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH ILMU POLITIK

TERHADAP PUNGUTAN LIAR

Nama : Mochtar Lotfi


NIM : 216.057.20201.2528
Dosen Pembimbing : M. Noor Ifansyah, S.Sos, MAP

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI TABALONG TAHUN 2016


45 Butir-butir Pancasila

Sejak tahun 2003, berdasarkan Tap MPR no. I/MPR/2003, 36 butir pedoman pengamalan
Pancasila telah diganti menjadi 45 butir butir Pancasila. Namun sayangnya tidak ada kebijakan
pemerintah untuk memasukkanya ke dalam kurikulum pendidikan ataupun program doktrinasi
lewat media. Sewaktu masih SD, hampir semua murid harus hafal 36 butir butir Pancasila dan
setiap malam disuguhkan kebanggaan pada Garuda Pancasila lewat layar kaca.

Ketika sebuah masyarakat bernegara maka harus ada persamaan fikir dan sikap masyarakat pada
negara. Harus meletakkan setiap ego-nya pada prinsip yang telah disepakati bersama dan
menjunjung tinggi prinsip dasar tersebut demi terciptanya rasa aman bermasyarakat dan
tercapainya tujuan bernegara yaitu kemakmuran.

Prinsip dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Pancasila yang mengakomodir dan
(harusnya) juga bersifat memaksa sebagai pandangan hidup semua orang yang mengaku Bangsa
Indonesia. Dan menjadi sifat dasar bagi semua rakyat Indonesia dalam bermasyarakat dengan
mengamalkan butir butir Pancasila.

Berikut butir-butir Pancasila:

I. Sila Ketuhanan Yang Mahaesa

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang


Maha Esa
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
agama dan kepercayaan masing-masing atas dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dan kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
4. Membina kerukunan hidup antar sesama umat agama dan berkepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
dengan Tuhan Yang Maha Esa
6. Mengembangkan sikap saling menghormati menjalankan kebebasan beribadah
sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.

II. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai


makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, warna kulit, dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena kepada orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain.

III. Sila Persatuan Indonesia

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan bangsa dan Negara


sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan .
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

IV. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan.

1. Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi atau golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan hati nurani yang jujur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan matabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.

V. Sila Keadilan Sosial bgi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan susasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan atara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau
kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
keadilan sosial.

Pengertian Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan - Sebagai salah satu


Warga Negara yang baik, sudah sepatutnya kita untuk ikut serta di dalam upaya Bela
Negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan (ATHG) terhadap NKRI, seperti halnya para pahlawan yang rela
berkorban demi kedaulatan dan kesatuan. Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
tersebut dapat datang dari mana saja, seperti contohnya dari luar negeri atau bahkan dari
dalam negeri sekalipun.

Pengertian Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan

Ancaman
Ancaman merupakan salah satu bentuk usaha yang bersifat untuk mengubah atau
merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional melalui segala tindak
kriminal dan politis. Ancaman Militer ini sendiri merupakan ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata terorganisasi dan dinilai memiliki kemampuan yang berbahaya
terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamtan segenap bangsa.
Ancaman militer dapat berasal dari dalam maupun luar negeri. Beberapa macam ancaman
dan gangguan pertahanan dan keamanan negara :

Dari Luar Negeri

o Agresi
o Pelanggaran Wilayah oleh Negara Lain
o Spionase/Mata-mata
o Sabotase
o Aksi teror dari Jaringan Internasional

Dari Dalam Negeri

o Pemberontakan bersenjata
o Konflik horizontal
o Aksi teror
o Sabotase
o Aksi kekerasan berbau SARA
o Gerakan separatis
o Perusakan lingkungan
Ancaman Nonmiliter merupakan ancaman yang tidak bersenjata akan tetapi apabila tetap
dibiarkan, akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenap bangsa.

Tantangan

Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugah
kemampuan.

Hambatan

Hambatan adalah usaha yang ada dan berasal dari dalam diri sendiri yang memiliki sifat
atau memiliki tujuan untuk melemahkan dan menghalangi secara tidak konsepsional.

Gangguan
Gangguan merupakan hal atau usaha yang muncul dari luar yang memiliki sifat atau
bertujuan untuk melemahkan atau menghalangi secara tidak terarah.

Anda mungkin juga menyukai