Anda di halaman 1dari 6

Judi Dalam Tinjauan Fiqh

14 Maret 2012 Kajian 2,437 Views

FacebookTwitterGoogle+WhatsAppPrintFriendly

Perjudian yang diatur dengan teori-teori ekonomi yang begitu teliti dan cermat dalam bentuk
transaksi opsi dan futures di bursa internasional telah terbukti menjerumuskan ekonomi dunia
ke dalam jurang krisis yang melanda seluruh Negara. (lih. Krisis Ekonomi Global: 33).

Dampak buruk dari perjuadian tersebut ternyata belum lagi mampu membuat manusia sadar
akan bahaya judi.Namun di Indonesia Negara Islam terbesar di dunia muncul pihak-pihak
yang masih berusaha untuk menghancurkan ekonomi Negara dengan upaya pelegalan judi
atas nama hiburan.

Maka dari itu, ada baiknya dibahas tentang judi dalam kolom fiqh kali ini.

Sebelum kita jelaskan bentuk bentuk judi, sebaiknya kita renungi sejenak pengertian judi
menurut fuqaha ( ulama fiqh ) dan dua ayat 90-91 surat almaidah , mengingat pentingnya
point ini yang bilamana kita bisa mencernanya dengan baik akan mudah kita menghukumi
apakah transaksi ini termasuk judi yang dilarang Allah atau tidak.

1. Pengertian judi

Judi yang dalam bahasa syar`i disebut maysir atau qimar adalah Transaksi yang dilakukan
oleh dua belah untuk pemilikan suatu barang atau jasa yang menguntungkan satu pihak dan
merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan transaksi tersebut dengan hal-hal yang tidak
jelas kesudahannya seperti suatu aksi atau peristiwa. (Al Qimar fil fiqh islami: 74).

Sejenak merenungi dua ayat surat Al-Maidah:

) (

(

)


Hai orang orang yang beriman , sesungguhnya arak , judi ,berhala dan mengundi nasib
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud menimbulkan
permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran arak dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan shalat ; maka berhentilah kamu. (QS. Al Maidah: 90-91).

Di dalam dua ayat di atas Allah mensifati judi dengan sifat yang membuat setiap insan yang
memiliki iman hakiki terkecil dihatinya akan berhenti mendadak melakukan hal-hal tersebut,
maka pantaslah para sahabat ketika ayat ini turun menumpahkan arak-arak mereka sekalipun
gelas arak itu sudah berada di mulutnya, seraya menjawab perintah Allah, kami berhenti ya
Rabb ! . (lih. Tafsir Ibnu Katsir. 1/316).

Pertama: Allah mensifatinya dengan rijs yang berarti kotoran manusia, bau busuk
dan menjijikkan.
Kedua : judi adalah perbuatan setan, maka orang yang melakukan judi sesungguhnya dia
sedang berusaha untuk menjadi sosok makhluk terkutuk tersebut .

Ketiga : perintah Allah untuk berhenti melakukannya dan menjanjikan keuntungan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat bagi yang berhenti melaksanakannya.

Keempat: setelah Allah jelaskan hakikat perjudian, Allah terangkan lagi niat busuk setan
dibalik perjudian itu, yaitu :

Merusak ukhuwwah diantara muslim dengan timbulnya permusuhan dan kebencian sesama
mereka lantaran perjudian, hal ini suatu saat akan menghilangkan iman dari dada mereka,
karena seseorang belum memiliki keimanan yang sempurna sebelum saling mencintai dan
berukhuwwah karena Allah .

Sarana syaitan ini melupakan zikrullah dan shalat, padahal ini adalah inti kekuatan ,
kelezatan dan kebahagiaan ruhani dan jasmani.

Tak satupun sikap yang bisa diunjukkan oleh seorang mukmin ketika memahami ayat ini
kecuali menyerah mengangkat kedua tangannya seraya berkata, ya , Rabb saya berhenti
berjudi ! .

2. Bentuk- bentuk perjudian

a. Perjudian bangsa arab jahiliyyah.

Mereka memotong seekor unta dan membaginya menjadi 28 bagian, lalu mengambil 10 anak
panah dan menuliskan nama nama tertentu pada anak panah itu , 3 nama anak panah itu
kosong dan 7 berisi bagian unta, kemudian seluruh anak panah ditaruh disatu bejana dan
masing masing mereka mengambil satu anak panah, siapa yang mendapat anak panah
kosong merekalah yang membayar harga unta. Dan seiring yang menang memberikan daging
unta itu untuk fakir miskin.

Sungguhpun demikian, semangat judi ini mengakar pada jiwa dan raga mereka seperti yang
dikatakan oleh Ibnu abbas, Objek perjudian mereka sering meluas sampai sampai anak
dan istri mereka jadikan barang taruhan .(lih. Tafsir Ibnu Katsir. 1/316).

Sangat indah kata mutiara rajutan Ibnu qayyim, Bila engkau renungi perihal perjudian tak
ubahnya seperti khamr (arak) bila dilakukan sedikit akan tertarik untuk melakukannya lebih
banyak lagi hingga seseorang akan lalai dari melakukan hal-hal yang disukai Allah . (lih. Al
Furusiyah. 169).

b. Kupon undian (lottery ticket).

Judi ini diciptakan dan disebarkan oleh para penjajah negeri islam seperti ; Inggris , Belanda
dll.

Bentuknya yaitu: membeli kupon undian dengan harga yang murah dengan harapan
mendapatkan hadiah yang sangat besar, dan pemenangnya ditentukan dengan cara yang tak
jauh berbeda dengan perjudian jahiliyyah. (Al Qimar fil fiqh islami: 74).
Terkadang sebagian keuntunganya digunakan untuk kepentingan olah raga dan sosial seperti
yang dilakukan oleh orang jahiliyyah.

Judi ini pernah dilegalkan di Indonesia dengan nama Sumbangan Dana Sosial Berhadiah
(SDSB ) .

c. Pertaruhan olah raga

Islam sangat menganjurkan olah raga ketangkasan berperang, seperti ; berkuda, memanah
dan gulat.

Dalam bahasa sekarang bisa diartikan dengan merakit, menggunakan senjata ringan dan
berat, bela diri, dan lain-lain dalam rangka mempersiapkan kekuatan menggentarkan musuh
musuh Allah.

Sesuai dengan firman Nya :

)
(

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu. ( QS. Al Anfaal : 60).

Makanya Rasulullah pernah mengadakan perlombaan dibidang ini dan memberikan hadiah
bagi pemenangnya untuk menumbuhkan semangat para mujahidin muda agar lebih
mempersiapkan diri mereka .

Namun dewasa ini pemuda islam dilalaikan dengan olah raga yang unsur bermainnya lebih
besar dari pada I`dad al-quwwah dan sering melalaikan mereka dari shalat, lebih naifnya
lagi sering disertai dengan perjudian. Dengan cara setiap peserta membayar uang pendaftaran
yang sebagian besarnya disisihkan untuk hadiah bagi pemenang dan yang kalah tidak
mendapatkan apapun.

Atau mereka menyewa lapangan tertutup, yang membayar sewanya adalah pihak yang kalah.

Adapun perlombaan yang tidak mengandung unsur judi ada dua bentuk:

1. Hadiah bagi pemenang disediakan oleh pihak ketiga seperti donatur dan para peserta
sama sekali tidak dipungut bayaran untuk terselenggaranya acara tersebut .
2. Hadiah diberikan oleh salah satu pihak yang bertanding, dia memberikan nya untuk
lawan andai lawannya menang dan tidak memberikan apa-apa andai lawannya kalah,
seperti yang pernah dilakukan Rukanah ketika adu gulat dengan Nabi .

d. Undian berhadiah.

Biasanya judi bentuk ini diselenggarakan oleh supermarket atau perusahaan tertentu untuk
meningkatkan kuantitas penjualan komoditi mereka.

Ada berbagai cara yang dilakukan oleh produsen untuk melariskan barang atau jasanya, yang
termasuk judi bila terdapat dua hal:
1. Pihak produsen atau penjual menjual barang diatas harga normal dengan tujuan
mengalihkan selisih harga normal dan harga jual untuk hadiah yang akan diberikan
melalui undian. Termasuk dalam hal ini SMS berhadiah.
2. Jika harga barang yang dijual normal yang berarti pihak pemberi hadiah tidak
memungut hadiah dari para pembeli barang maka tidak termasuk judi jika pembeli
saat membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan tidak ada niat membeli barang
diluar batas yang dibutuhkan dengan harapan semakin besar kupon yang didapat
semakin besar kesempatan untuk menang. jika dia berniat membeli sekalipun tidak
membutuhkan barang tersebut, hanya keingingan agar bias mengikuti undian maka
hal ini termasuk judi. (lih. Hawafiz Tijariyah. 147).

e. MLM

Multi Level Marketing yang lebih dikenal dengan MLM adalah, Sebuah sistim penjualan
langsung, dimana barang dipasarkan oleh pembeli dari produsen dengan memberikan
imbalan bonus kepada pembeli pertama, bonus tersebut diambil dari keuntungan setiap
pembeli yang dikenalkan oleh pembeli pertama berdasarkan ketentuan yang diatur. (At
Taswiq At Tijary, hal. 502).

DR. Husein Syahrani dalam desertasinya yang berjudul At Taswiq At Tijary wa ahkamuhu
(hal. 519) sampai pada kesimpulan bahwa tidak seorangpun ulama dari dunia Islam yang
menghalalkan sistem MLM, hal ini dikarenakan, sistem ini mengandung spekulasi (gharar)
yang diharamkan syariat, karena anggota yang ikut dalam jaringan ini tidak tahu apakah dia
akan berhasil merekrut anggota jaringan baru atau tidak? Dan MLM suatu ketika pasti akan
sampai pada titik jenuh, dan anggota saat dia bergabung tidak tahu apakah dia akan berada
pada level yang tinggi sehingga mendapat bonus yang besar atau hanya berada pada level
bawah, yang berarti dia rugi.

Kenyataannya sebagian besar anggota dalam jaringan tersebut berada di level bawah yang
berarti menderita kerugian, inilah hakikat (gharar) spekulasi tinggi yang diharamkan Islam
spekulasi tinggi merupakan inti dari perjuadian.

f. Asuransi (insurance).

Asuransi yang dimaksud disini adalah asuransi yang nasabahnya membayar premi dalam
jumlah tertentu dan akan menerima jumlah yang jauh lebih besar dari bayarannya bila terjadi
suatu peristiwa tertentu, seperti : kecelakaan, kebakaran, kematian dan lain-lain.

Para ulama islam sedunia yang berada di bawah OKI dalam konfrensi ke II di Jeddah sepakat
menetapkan bahwa, Transaksi Asuransi dengan premi tertentu yang dilakukan oleh
perusahaan asuransi merupakan transaksi dengan tingkat spekulasi yang tinggi yang
diharamkan oleh Islam. Tingkat spekulasi tinggi sama dengan judi. (lih. Jurnal Fiqh
Council, Vol. 2, jilid. 2, hal. 545).

Adapun asuransi islami yang lebih dikenal di negeri kita dengan takaful , sejauh informasi
yang kami terima jauh dari unsur judi dan ribawi , wallahu a`lam . (untuk mengetahui asas
kerjanya lihat buku panduan lembaga keuangan Syariah Al Maayir As Syariyyah, hal.
361-378).
g. Judi di Bursa.

Bursa merupakan tempat untuk memperjual-belikan sekuritas, valuta asing atau barang yang
dilakukan secara teratur. Pasar ini sangat berperan dalam ekonomi sebuah Negara, namun ada
beberapa bentuk transaksi jual-beli di bursa yang mengandung unsur judi.

i. Opsi.

Opsi adalah: salah satu cara jual beli instrumen di pasar keuangan dimana penyerahan uang
yang berarti mendapatkan hak untuk membeli atau menjual instrumen pasar keuangan dalam
jangka waktu tertentu dengan harga yang tertera dalam kontrak.

Misalnya:

Hari ini harga saham salah satu perusahaan yang dijual di pasar keuangan bernilai 100 ribu
rupiah, Pak Khalid memperkirakan saham ini akan naik pada masa yang akan datang, maka
dia memutuskan melakukan transaksi opsi dengan pak Zaid dengan nilai Rp. 5.000,- sebagai
imbalan kesediaan pak Zaid untuk menjual sahamnya yang seharga 100 ribu rupiah kapanpun
diminta pak Khalid selama jangka waktu 100 hari. Andai perkiraan pak Khalid benar dan
harga saham perusahaan tersebut menjadi 120 ribu rupiah maka pak Khalid mengambil
haknya dengan kontrak opsi dan membeli saham dengan harga 100 ribu rupiah pada hari
dimana harga saham tersebut 120 ribu rupiah, dari kontrak ini pak Khalid mendapat untung
sebanyak Rp. 15.000,- yang merupakan selisih dari dua harga, harga kontrak opsi sebesar Rp.
5.000,- yang telah diberikan sebelumnya kepada pak Zaid.

Adapun jika harga saham tersebut tidak naik dapat dipastikan pak Khalid tidak akan
mengambil hak transaksi opsi. Jika harga saham tersebut turun menjadi 90 ribu rupiah dapat
dipastikan pak Khalid akan membelinya di bursa saham daripada membelinya dari pak Zaid.
Dalam kondisi ini pak Khalid telah menderita kerugian sebanyak Rp. 5.000,- uang biaya
kontrak opsi.

Transaksi opsi hukumnya haram, karena mengandung gharar dalam jumlah yang besar. Dan
jual beli ini termasuk judi karena berada dalam area spekulasi. ( Muamalat Mashrafiyah. 55).

ii. Jual-beli indeks.

Indeks adalah angka indikator tingkat harga dan tingkat inflasi yang dipublikasikan oleh
lembaga yang berwenang.

Dalam buku panduan perbankan Syariah Al Maayir As Syariyyah yang disusun oleh
Asosiasi internasional lembaga keuangan syhariah (AAOIFI) yang berpusat di Bahrain
termaktub:

Jual-beli indeks hukumnya haram, karena hakikatnya memberikan atau mengambil harta
yang dikaitkan dengan kemunculan hasil indeks tertentu, tanpa ada jual-beli asset dari hasil
yang ditunjukkan oleh indeks tersebut, sekalipun jual-beli ini bertujuan untuk mengatasi
kemungkinan kerugian yang akan terjadi (Hedging) Dan jual beli ini salah satu bentuk
perjudian yang telah ditekankan keharamannya oleh Fatwa ulama sedunia Islam yang
tergabung dalam OKI dengan nomor fatwa : 63 (1/7) tahun 1992 M, yang berbunyi: tidak
boleh jual beli indeks, karena jula beli tersebut murni perjudian. (Al Maayir As Syariyyah,
halaman 384-387).

Akhirnya kami mengingatkan kembali setiap muslim bahwa Allah telah membuka pintu rezki
yang halal seluas-luasnya dan tidak ada alasan melakukan perjudian sekalipun anda menang,.
Demi Allah sungguh setiap tetes darah , setiap sel daging dan tulang yang dihasilkan dari
harta perjudian hanya akan menjadi bahan bakar neraka dan kalau kalah, telah menderita
kerugian di dunia sebelum di akhirat, katakanlah hai jiwa yang berlumur dosa, sekarang
saya berhenti , ya Rabb ! .

Oleh: Erwandi Tarmizi

Anda mungkin juga menyukai