Anda di halaman 1dari 2

Kenali Gejala dan Penyebab Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim (kanker serviks) merupakan kanker terbanyak kelima pada perempuan di seluruh
dunia. Di Indonesia terdapat 15.000 kasus baru dengan 8.000 kematian setiap tahunnya. Kanker ini
merupakan kanker tersering pada perempuan Indonesia, sekitar 33,4% dari kanker pada
perempuan. Dari jumlah kasus tersebut diperkirakan 1 orang perempuan meninggal setiap jam.
Perempuan usia 40-50 tahun merupakan kelompok rawan dikarenakan kanker leher rahim sering
diderita oleh kelompok usia ini. Namun tak jarang kanker ini juga diderita oleh kelompok usia muda.
Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV) terutama tipe 16
dan 18 yang ditularkan melalui hubungan seksual. Faktor risiko lain yaitu, menikah atau melakukan
hubungan seksual di usia muda (< 20 tahun), memiliki banyak pasangan seksual (baik perempuan
maupun pasangannya), terpapar infeksi menular seksual dan merokok.
Pada stadium awal, kanker ini tidak memberikan gejala. Tanda dini umumnya tidak spesifik, seperti
keputihan yang agak banyak, berbau dan kadang disertai dengan bercak perdarahan. Umumnya
tanda yang sangat minimal ini sering diabaikan oleh penderita. Pada kondisi penyakit lebih lanjut
timbul gejala seperti perdarahan jalan lahir yang tidak normal diantara masa menstruasi, keputihan
yang banyak, gangguan berkemih atau buang air besar, nyeri perut bawah dan pembesaran kelenjar
getah bening tungkai bawah.

Kanker leher rahim dapat dicegah karena penyakit ini diketahui penyebabnya, yaitu infeksi HPV dan
telah terdapat vaksin untuk virus tersebut. Selain itu dengan metode deteksi dini dengan harapan
penemuan kanker pada stadium awal akan meningkatkan keberhasilan pengobatan. Saat ini
metode skrining yang lazim digunakan adalah tes PAP (Pap Smear) dan Inspeksi Visual dengan
Asam asetat (tes IVA).
Vaksin HPV terbukti efektif jika diberikan pada orang yang belum pernah terkena infeksi HPV,
karena itu dianjurkan pada saat seseorang belum aktif secara seksual. Vaksin dapat diberikan pada
umur 10 sampai 50 tahun. Pada yang sudah menikah dapat diberikan setelah hasil tes PAP dan
IVA. Penting untuk diketahui bahwa tujuan vaksinasi hanya untuk mencegah dan bukan
pengobatan. Jika orang tersebut telah terinfeksi HPV maka hasilnya akan kurang efektif. Oleh
karena itu pemeriksaan berkala (deteksi dini) harus tetap dilakukan.
Tes IVA merupakan pemeriksaan sederhana, mudah dan murah. Hasilnya pun dapat diketahui saat
itu juga. Berdasarkan penelitian sensitivitas dan spesifitasnya pun tidak jauh berbeda dengan tes
PAP. Oleh sebab itu pemeriksaan ini sangat dianjurkan secara rutin setahun sekali untuk perempuan
yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Tes IVA tersedia di puskesmas atau pun di praktek
dokter kandungan.
pap smear adalah metode untuk memeriksa kesehatan sel pada jaringan organ leher rahim. Tes ini
dilakukan dengan cara mengambil sel dari leher rahim dan diperiksa secara mikroskopis. Tujuan tes
ini adalah untuk mengetahui apabila terjadi kelainan pada sel leher rahim yang berpotensi menjadi
kanker. Wanita usia 25-49 sebaiknya rutin melakukan pap smear tiga tahun sekali. Pemeriksaan
rutin pap smear dapat dihentikan apabila anda sudah berusia lebih dari 65 tahun dan selalu
mendapatkan hasil tes yang normal.
Selain dari itu, para wanita dapat menghindari terinfeksi virus HPV dengan cara menghindari faktor
risiko penyebab kanker leher rahim, yaitu dengan tidak berganti-ganti pasangan dan sebaiknya setia
dengan satu pasangan saja, menerapkan gaya hidup sehat serta memperhatikan kebersihan daerah
kewanitaan, tidak melakukan hubungan seksual pada usia muda (< 20 tahun) serta menghindari
rokok.
Demikian penjelasan mengenai penyebab dan gejala kanker leher rahim beserta pencegahannya.
Penyakit ini tidak timbul secara tiba-tiba dan memiliki proses perkembangan penyakit dalam waktu
yang cukup lama. Sebaiknya lakukan deteksi secara dini untuk menghindari risiko mengidap
penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai