Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar teori


Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang
dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat
badan diukur dengan alat ukur berat badan dengan suatu satuan kilogram.
Dengan mengetahui berat badan seseorang maka kita akan dapat
memperkirakan tingkat kesehatan atau gizi seseorang. Berat badan
dianjurkan untuk mengukur keadaan gizi karena :
1. Mudah dilihat perubahan dalam waktu singkat
2. Memberikan gambaran keadaan gizi pada saat sekarang dan bila
dilakukan secara periodik, yaitu sebulan sekali pada anak-anak akan
dapat memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan anak.
3. Ketelitian pengukuran tidak dipengaruhi oleh keterampilan yang
mengukur.
4. Alat ukur mudah diperoleh (Mabella, 2000)

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan


atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot,
organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status gizi dan
tumbuh kembang anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar
perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan
(Aziz, 2008).
Tinggi badan merupakan ukuran posisi tubuh berdiri (vertical) dengan
kaki menempel pada lantai, posisi kepala dan leher tegak, pandangan rata-
rata air, dada dibusungkan, perut datar dan tarik nafas beberapa saat
(Murtiantmo, 2008).

1
Pengukuran berat badan ideal berdasarkan rumus Broca:

1. Wanita: Berat Badan Ideal (kg) =


(Tinggi Badan (cm)100) (15% x (TB-100))
2. Pria: Berat Badan Ideal (kg) =
(Tinggi Badan (cm)100 )(10% x (TB-100))

Indeks massa tubuh merupakan pengukuran yang membandingkan berat


badan dan tinggi badan seseorang. Formula IMT digunakan di seluruh dunia
sebagai alat diagnosa untuk mengetahui berat badan yang underweight,
normal, overweight dan obesitas. Mengukur lemak tubuh secara langsung
sangat sulit dan sebagai pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau
Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan berat badan (dalam
kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Untuk usia lebih dari
20 tahun, menurut kriteria World Health Organization (WHO)/
International Association for the Study of Obesity (IASO)/ International
Obesity Task Force (IOTF) dalam The Asia- Pasific Perspective: Redefining
Obesity and Its Treatment (2000) seperti dikutip oleh Sugondo dan
Gustavani (2007) untuk kawasan Asia Pasifik. Berikut dapat dilihat tebel di
bawah ini
No IMT Klasifikasi
1. < 14,5 Sangat kurus
2. <18,5 Kurang
3. 18,6-24,9 Normal
4. 25,0-29,9 Berlebih
5. 30,0-34,9 Obesitas klas 1
6. 35,0-39,9 Obesitas klas 2
7. <40 Ekstrem obes/ obesitas kklas 3

Cara mengukur IMT adalah :


IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan)2 (m)

2
Laju angka metabolisme basal (AMB) adalah jumlah energi yang
dikeluarkan oleh tubuh untuk aktifitas vital tubuh pada waktu istirahat total.
Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh
seperti denyut jantung, bernapas, pemeliharaan tonus otot, pengaturan suhu
tubuh, metabolisme makanan, seskresi enzim, sekresi hormon, transmisi
elektrik pada otot dan aktivitas untuk mempertahankan hidup setiap hari
tanpa memperhitungkan aktivitas fisik apapun. Laju metabolisme basal
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain jenis kelamin, usia, tinggi dan
berat bada. Selain itu AMB juga dipengaruhi oleh persentase lemak tubuh,
pola makan, jenis makanan yang dikonsumsi, dan olahraga teratur (Zahreni
dan Suhartini, 2016)
Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh
dan sistem penunjangnya. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi
(Almatsier, 2003). Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik)
merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara
keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global. Jadi,
kesimpulan dari pengertian aktivitas fisik ialah gerakan tubuh oleh otot
tubuh dan sistem penunjangnya yang memerlukan pengeluaran energi.
Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas
fisik yang sesuai untuk remaja sebagai berikut:
a. Kegiatan ringan : hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya
tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan
(endurance). Contoh : berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring,
mencuci kendaraan, berdandan, duduk, les di sekolah, les di luar sekolah,
nonton TV, aktivitas main play station, main komputer, belajar di rumah..
b. Kegiatan sedang : membutuhkan tenaga intens atau terus menerus,
gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari
kecil, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan, bersepeda,
bermain musik, jalan cepat.
c. Kegiatan berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan
membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh : berlari,

3
bermain sepak bola, aerobik, bela diri ( misal karate, taekwondo, pencak
silat ) dan outbond.
Berdasarkan aktivitas fisik di atas, dapat disimpulkan faktor
kurangnya aktivitas fisik anak penyebab dari obesitas. Lakukan minimal 30
menit olahraga sedang untuk kesehatan jantung, 60 menit untuk mencegah
kenaikan berat badan dan 90 menit untuk menurunkan berat badan (
Nurmalina, 2011)
Perhitungan dalam menetukan kebutuhan energi :

A. Menggunakan rumus Harris Benedict


1) Laki-laki: 66 + (13,7BB) + (5TB) (6,8U)
2) Wanita : 65,5 + (9,6BB) + (1,8TB) (4,7U)
B. Menggunakan cara cepat yang pertama :
1) Laki-laki: 1 kkalKg BB24 jam
2) Wanita : 0,95 kkalKg BB24 jam
C. Menggunakan cara cepat yang kedua :
1) Laki-laki: 30 kkalKg BB
2) Wanita : 25 kkalKg BB
D. Menggunakan cara FAO, WHO, UNU :
Kelompok umur Laki-laki Perempuan
0-3 tahun 60,9 BB 54 61,0 BB - 51
3-10 tahun 22,7 BB + 495 22,5 BB + 499
10-18 tahun 17,5 BB + 651 12,2 BB + 746
18-30 tahun 15,3 BB + 679 14,7 BB + 496

4
Menentukan kebutuhan energi untuk aktivitas fisik :

Aktivitas/gender Jenis kegiatan Faktor aktivitas


Sangat ringan 100% waktu untuk 1,30
duduk atau berdiri
Ringan : laki-laki 75% waktu untuk 1,56
duduk atau berdiri
Perampuan 25% waktu untuk 1,55
berdiri atau bergerak
Sedang : laki-laki 60% waktu untuk 1,76
duduk atau berdiri
Perempuan 40% waktu untuk 1,70
aktivitas tertentu
Berat : laki-laki 40% waktu untuk 2,10
duduk atau berdiri
perempuan 60% waktu untuk 2,00
aktivitas tertentu
Untuk menghitung kebutuhan energi dengan aktivitas fisik kalikan
nilai AMB dengan kelipatan yang sesuai dengan jenis aktivitas (faktor
aktivitas)
AMB x Faktor aktivitas

1.2 Alat dan Bahan


1. Timbangan
2. Alat tulis
3. Microtoise
4. Kalkulator

5
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan


Orang Jenis Usia Berat BB Tinggi IMT/ Klasifikasi AMB/ Kebutu
coba kelamin Badan ideal badan BMI BMR han
ke- (Kg) (Kg) (cm) (kkal) kalori
sehari
hari
1 P 21 49 46,75 155 20,4 BB normal 1225 2082,5
2 P 18 53 41,65 149 23,80 BB normal 1325 2252,5
3 P 19 51 45,9 154 21,50 BB normal 1275 2167,5
4 P 18 43 51 160 16,80 BB kurang 1075 1827,5
5 P 18 73 56,52 166,5 26,33 BB 1825 3102,5
berlebih
6 P 18 73 47,6 156 29,9 BB 1825 3102,5
berlebih
7 P 18 52 47,6 156 21,40 BB normal 1300 2210
8 L 19 79 65,7 173 26,4 BB 2370 4171,2
berlebih
9 P 18 45 45,9 154 18,97 BB normal 1125 1912,5
10 P 18 87 51,85 161 33,56 BB 2175 3697,5
obesitas
klas 1
11 P 19 60 47,6 156 24,6 BB normal 1500 2550

6
2.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan
energi yang dibutuhkan pada seseorang dengan prosedur :
1. Mengukur berat badan dan tinggi badan semua anggoa kelompok
2. Menghitung berapa berat badan ideal
3. Menghitung berapa IMT semua anggota
4. Memasukkan dalam klasifikasi
5. Menghitung angka metabolisme basal semua anggota
6. Menghitung kebutuhan kalori sehari-hari
Didapatkan beberapa hasil sebagai berikut,
Pada orang coba ke-1 yang berjenis kelamin perempuan dengan usia
21 tahun, memiliki berat badan 49 kg, tinggi 155 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 46,75 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 20,4 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan normal. Orang coba ke-1 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 1225 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 2082,5 kkal.

Pada orang coba ke-2 yang berjenis kelamin perempuan dengan usia
18 tahun, memiliki berat badan 53 kg, tinggi 149 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 41,65 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 23,80 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan normal. Orang coba ke-2 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 1325 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 2252,5 kkal.

Pada orang coba ke-3 yang berjenis kelamin perempuan dengan usia
19 tahun, memiliki berat badan 51 kg, tinggi 154 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 45,9 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 21,50 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan normal. Orang coba ke-3 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 1275 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 2167,5 kkal.

7
Pada orang coba ke-4 yang berjenis kelamin perempuan dengan usia
18 tahun, memiliki berat badan 43 kg, tinggi 160 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 51 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 16,80 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan kurang. Orang coba ke-4 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 1075 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 1827,5 kkal.

Pada orang coba ke-5 yang berjenis kelamin perempuan dengan usia
18 tahun, memiliki berat badan 73 kg, tinggi 166,5 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 56,52 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 26,33 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan berlebih. Orang coba ke-5 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 1825 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 3102,5 kkal.

Pada orang coba ke-6 yang berjenis kelamin perempuan dengan usia
18 tahun, memiliki berat badan 73 kg, tinggi 156 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 47,6 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 29,9 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan berlebih. Orang coba ke-6 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 1825 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 3102,5 kkal.

Pada orang coba ke-7 yang berjenis kelamin perempuan dengan usia
18 tahun, memiliki berat badan 52 kg, tinggi 156 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 47,6 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 29,9 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan normal. Orang coba ke-7 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 1300 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 2210 kkal.

Pada orang coba ke-8 yang berjenis kelamin laki-laki dengan usia 19
tahun, memiliki berat badan 79 kg, tinggi 173 cm setelah dilakukan

8
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 65,7 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 26,4 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan berlebih. Orang coba ke-8 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 2370 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 4171,2 kkal.

Pada orang coba ke-9 yang berjenis kelamin perempuan dengan usia
18 tahun, memiliki berat badan 45 kg, tinggi 154 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 45,9 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 18,97 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan normal. Orang coba ke-9 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 1125 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 1912,5 kkal.

Pada orang coba ke-10 yang berjenis kelamin perempuan dengan


usia 18 tahun, memiliki berat badan 87 kg, tinggi 161 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 51,85 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 33,56 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan obesitas klas 1. Orang coba ke-10 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 2175 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 3697,5 kkal.

Pada orang coba ke-11 yang berjenis kelamin perempuan dengan


usia 19 tahun, memiliki berat badan 60 kg, tinggi 156 cm setelah dilakukan
perhitungan berat badan ideal didapatkan hasil berat idealnya 47,6 kg.
Sedangkan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 24,6 dan termasuk dalam
klasifikasi berat badan normal. Orang coba ke-11 ini memiliki angka
metabolisme basal (AMB) sebesar 1500 kkal dan kebutuhan kalori sehari
hari yang dibutuhkan sebesar 2550 kkal.

Dari praktikum tersebut jenis kelamin mempengaruhi angka


metaboisme basal. Metabolisme basal seorang wanita 5-10% lebih rendah
dari laki-laki. Hal tersebut karena komposisi otot pada laki-laki jauh lebih

9
besar pada laki-laki daripada perempuan, sehingga pada umumnya akan
memerlukan lebih banyak kalori.

Umur juga mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang


lebih muda mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding yang lebih
tua. Semakin beranjak tua, tingkat metabolisme secara umum melambat.
Hal ini sebagian karena hilangnya jaringan otot, dan juga karena perubahan
hormonal dan neurologis (syaraf). Ketika bayi dan anak-anak melalui
periode pertumbuhan, metabolisme sungguh cepat karena pada usia saat itu
membutuhkan asupan energi dalam proses pembentukan dan penyusunan
organ di dalam tubuh.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil


kesimpulan, bahwa :
1. Tinggi badan dan berat badan dapat digunakan untuk
mengetahui indeks masa tubuh yang dapat digunakan untuk
memprediksi kesehatan seseorang.
2. Angka metabolisme basal dapat menjadi tolak ukur untuk
menentukan kebutuhan kalori sehari hari seseorang.
3. Perhitungan BMR dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas
permukaan tubuh, jumlah jam tidur, aktivitas fisik, jenis
kelamin, umur.
4. Metabolisme basal seorang wanita 5-10% lebih rendah dari laki-
laki.
5. Umur juga mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang
lebih muda mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding
yang lebih tua

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
2. Aziz, A Alimul Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
3. Hamzah,Zahreni., dan Suhartini. 2016. Petunjuk Praktikum Fungsi
Tubuh Manusia. Jember: Bagian Fisiologi-Biomedik FKG
Universitas Jember
4. Mabella. 2000. Pendidikan Gizi Dalam Kedokteran. Jakarta: Rineka
Cipta
5. Murtiantmo W. 2008. Hubungan antara Motor Ability, Tinggi
Badan, dan Panjang Lengan terhadap Ketrampilan Lay Up Shoot
Bolabasket Siswa Putra SMA N 1 Depok Sleman. Yogyakarta: FIK
UNY.
6. Soegondo, S., dan Gustavani, R., 2007. Sindrom Metabolik. Dalam :
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta : Pusat
Penerbitan IPD FKUI
7. Nurmalina, Rina. 2011. Pencegahan & Manajemen Obesitas.
Bandung: Elex Media Komputindo.

12

Anda mungkin juga menyukai