Anda di halaman 1dari 7

Agreement on the Application of Sanitary and Phytosanitary Measure (Persetujuan

tentang Pelaksanaan Tindakan Perlindungan Kesehatan Manusia dan Tumbuh-


tumbuhan)
Preambule
Ada dua elemen yang dapat ditarik dari materi Prembule Persetujuan ini, yaitu :
1. Perlunya perlindungan kehidupan dan kesehatan terhadap manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan;
2. Pengakuan akan kedaulatan yang dimiliki oleh masing-masing negara peserta
dalam mengimplementasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berupa
penegakan peraturan-peraturan yang perlu untuk melindungi kehidupan dan
kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, sepanjang hal tersebut
bukan merupakan restriksi terselubung terhadap perdagangan internasional.
Komitmen untuk memberi perlindungan terhadap kehidupan dan kesehatan
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan itu tercantum pada paragraf I dan II
preambule ini. Pada paragraf I secara tegas disebutkan bahwa :....no Member
should be prevented from adopting or enforcing measures necesaary to protct
human, aniamal or plantlife or health. (tidak ada anggota yang harus dihalangi
untuk menetapkan dan menegakkan peraturan-peraturan yang perlu untuk
melindungi kehidupan dan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan).
Selanjutnya pada paragraf II komitmen tersebut kembali ditegaskan dengan
menyatakan : Desiring to improve the human health, animal health and
phytosanitary situation in all members. (menginginkan untuk meningkatkan
kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan si semua Angggota).
Paragraf I Preambule tersebut sekaligus merupakan pengakuan akan kedaulatan yang
dimiliki oleh masing-masing negara anggota untuk menegakkan peraturan-peraturan
yang diperlukan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan manusia, hewa dan iumbuh-
tumbuhan dalam batas yurisdiksinya, namun hal tersebut harus didasarkan pada itikad
baik sehingga bukan merupakan bentuk restriksi terselubung perdagangan, seperti
dimaksud pada bagian akhir paragraf I : .........these measure are not applied in a manner
which would constitute a means of arbitrary or unjustifiablle discrimination between
members where the same conditions prevail or a disguised restriction on international
trade. (peraturan-peraturan ini dilaksanakan dengan cara yang akan merupakan baik
bentuk diskriminasi semena-mena dan yang tidak dapat dibenarkan antara para anggota
dimana terdapat keadaan yang sama, maupun bentuk restriksi terselubung terhadap
perdagangan internasional).
Prembule ini sebagai suatu kesepakatan perdagangan internasional yang berskala
global, sebenarnya memiliki kepentingan lain di balik tujuan perlindungan kehidupan
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tersebut,yakni mencegah timbulnya dampak
atau pengaruh negatif dari masalah-masalah perlidungan itu terhadap kelancaran
hubungan perdagangan internasional (seperti yang dimaksud pada bagian akhir paragraf
I Prembule ini). Paragraf I tersebut di satu sisi memang memberi pengakuan akan
kedaulatan masing-masing Anggota untuk mengambil kebijaksanaan (tindakan-
tindakan) yang diperlukan untuk melindungi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan dalam batas yurisdiksinya, namun di sisi lain pada bagian akhir paragraf I
tersebut ternyata kedaulatan itu disertai dengan syarat untuk tidak menimbulkan
pengaruh negatif terhadap perdagangan. Permasalahan akan timbul manakala suatu
negara menganggap perlu untuk mengambil kebijaksanaan perlindungan tersebut,
sedang bagi anggota-anggota lain (khususnya ayng berkepentingan) kebijaksanaan
tersebut mungkin saja menimbulkan kecurigaan karena dianggap lebih sebagai suatu
bentuk restriksi terselubung dalam perdagangan internasional. Apabila hal tersebut di
atas benar-benar terjadi maka jalan tengah yang harus ditempuh antara lain adalah :
Anggota yang mengambil kebijaksanaan perlindungan tersebut harus mengajukan fakta-
fakta yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Ketentuan tentang masalah ini tidak dapat
ditemui dala Preambule, namun pengaturannya dapat dilihat pada pasal 2 ayat (2)
Persetujuan ini.
b. Batang tubuh : Article 3 : Harmonization (Pasal 3 : Harmonisasi)
Selain upaya untuk mengajukan bukti ilmiah yang cukup seperti diatur dalam pasal
2 ayat (2), maka upaya lain yang disepakati dalam Persetujuan ini untuk mengantisipasai
terjadinya perbedaan persepsi atas hak untuk mengambil tindakan-tindakan
perlindungan(pasal 2 ayat (1) Persetujuan ini) adalah dengan jalan ......melakukan
harmonisasi tindakan-tindakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan secara
luas dimana tindakan-tindakan tersebut sejauh mungkin harus didasarkan pada standar,
pedoman atau rekomendasi internasional (Pasal 3 ayat (3) Persetujuan ini).
Lebih lanjut pada ayat (2) pasal ini diatur bahwa :....standar, pedoman atau
rekomendasi internasional tersebut dianggap konsisten dengan ketentuanketentuan
dalam Persetujuan ini dan dalam Persetujuan Umum Tarif dan Perdagangan 1994. Jika
dikaitkan dengan ketentuan pasal 2 makadapat disimpulkan bahwa tindakan
perlindungan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti yang dimakud dalam
persetujuan ini harus didasarkan pada kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Tindakan itu tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan dalam persetujuan ini,
seperti diatur dalam pasal 2 (1)
2. Tindakan perlindungan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan itu hanya
dilakukan sejauh diperlukan dan disertai dengan bukti ilmiah yang cukup seperti
diatur pada pasal 5 (7) (pasal 2 (2) persetujuan ini).
3. Tindakan perlindungan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan itu tidak
menimbulkan diskriminasi semena-mena atau tidak beralasan serta bukan
merupakan restriksi terselubung terhadap perdagangan internasional. (pasal 2 (3)
persetujuan ini).
4. Tindakan perlindungan manusia, hewan da tumbuh-tumbuhan itu harus disertai
dengan kewajiban-kewajiban Anggota menurut ketentuan-ketentuan
Persetujuan Umum Tarif dan Perdagangan 1994 mengenai tindakan-tindakan
kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan terutama ketentuan-
ketentuan dalam Pasal XX (b). (Pasal 2 (4) persetujuan ini).
5. Tindakan perlindungan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan ini harus
dilakukan berdasarkan standar, pedoman atau rekomendasi internasional yang
ada. (pasal 2 ayat (1) persetujuan ini).
6. Tingkat perlindungan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan di suatu negara
yang lebih tinggi dari tingkat standar, pedoman atau rekomendasi internasioanl
harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan tidak menyimpang dari setiap
ketentuan lain dalam persetujuan ini.(pasal 3 ayat (3) persetujuan ini).
Article 4 : Equivalence (Pasal 4 : Kesepadanan) Kesepadanan yang dimaksud dalam
pasal 4 ini terkait denagn Hak yang dimiliki oleh tiap Anggota guna mengambil tindakan-
tindakan yang perlu untuk melindungi kehidupan dan kesehatan manusia, hewan dan
tumbuhtumbuhan sebagaimana diatur dalam pasal 2 persetujuan ini.
Dengan adanya pengakuan Hak tersebut pada tiap Anggota maka masing-masing
Anggota harus menghormati tindakan-tindakan perlindungan manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan yang diambil oleh Anggota lainnya : .......as equivalent, even if these
measures different from their own or from those used by otherMembers trading in the
same products, if the exporting Member objectively demonstrates to the importing
Members that its measures achieve the importing Members appropriate level of sanitary
or phytosanitary protection. For these purpose, reasonable access shall be given, upon
request, to the importing Member for inspection, testing and other relevant procedures.
(sebagai tindakan sepadan, meskipun tindakan ini berbeda dengan tindakan
merekasendiri atau dengan tindakan yang digunakan oleh para Anggota lain yang
berdagang dalam produk yang sama, jika Anggota pengekspor menujukkan pada Anggota
pengimpor secara objektif bahwa peraturannya mencapai tingkat perlindungan
kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan yang layak bagi negara Anggota
pengimpor tesebut. Untuk tujuan ini, Anggota pengimpor harus diberikan akses yang
sewajarnya atas permintaan untuk mengadakan pemeriksaan, pengujian dan prosedur
lain yang relevan).
Seperti diatur dalam pasal 4 ayat 1 Persetujuan ini. Dari ketentuan pasal 4 ayat 1
tersebut, terlihat adanya kewajibankewajiban Anggota pengekspor untuk :
-Menunjukkan kepada Anggota pengimpor secara objektif bahwa tindakantindakan
perlindungan yang diambilnya telah cukup layak bagi Anggota pengimpor. - Selanjutnya
memberikan akses sewajarnya atas permintaan Anggota pegimpor untuk pemeriksaan,
pengujian dan prosedur lain yang relevan. Dalam rangka memenuhi kewajiaban pertama
di atas, maka Anggota pengekspor antara lain harus :
a. Menggunakan prinsip-prnsip ilmiah dan bukti ilmiah yang cukup (pasal 2 ayat (2)
persetujuan ini).
b. Mendasarkan tindakan-tindakannya pada standar, pedoman atau rekomendasi
internasional (pasal 3 ayat (1) persetujuan ini).
C. Memenuhi kewajiban-kewajiban seperti diatur dalam persetujaun GATT/WTO
mengenai tindakan-tindakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan,
terutama pasal XX (b) (pasal 2 ayat (4) persetujuan ini).
Annex A : Definitions (Lampiran A : Defenisi)
Sebelumnya baik di dalam Preambule maupun dalam batang tubuh Persetujuan ini tidak
ditemui ketentuan yang menjelaskan pengertian tentang Tindakan Perlindungan
Kesehatan Manusia, Hewan dan Tumbuh-tumbuhan (sanitary or phytosanitary
measure). Pasal 1 yang merupakan Ketentuan Umum dalam persetujuan ini juga secara
tidak langsung memberi defenisi dari Tindakan Perlindungan Kesehatan Manusia, Hewan
dan Tumbuh-tumbuhan tersebut hanya saja dalam ayat (2) ditetapkan bahwa : For the
purposes of this Agreement, the definitions provided in Annex A shall apply (Untuk
keperluan Perserujuan ini, defenisi yang berlaku adalah yang disajikan dalam Lampiran A).
Selanjutnya ayat (3) memberi penegasan bahwa :The Annexes are an integral part of this
Agreement (Lampiran-lampiran Persetujuan ini merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari Persetujuan ini). Dalam pasal 1 ayat (1) Lampiran A Persetujuan ini
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan :
Sanitary or phytosanitary measure : - Any measure applied :
a. To protect animal or plant life or health within the territory of Member from risks
arising from the entry, estabilshment or spread of pests, disease, disease-carrying
organism or disease-causing organism;
b. To protect human or animal life or health within the teritory of the Member
from risks arising from the additives, contaminants, toxins or disease-causing
organism in foods, beverages or feedstuffs;
c. To protect human life or health within the teritoryof the Member from risks
arising from disease carried by animals, plants or product thereof, or from
the entry, establishment or spread of pests; or
d. To prevent or limit other damage within the teritory of the Member from the
entry, establishment or spread of pests. Sanitary or phytosanitary measures
include all relevant laws, decrees, regulations, requirement and procedures
including, inter alia, ang product criteria; processes and production methods;
testing, inspection, certification and approval procedures; quarantine treatments
including relevant requirement associated with the transport of animals or plants,
or with the materials necessary for their survival during transport; provisions on
relevant statistical methods, sampling procedures and methods of risk assesment;
and packaging ang labelling requirements directly related o food safety.
(Tindakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan : - Setiap tindakan
diterapkan untuk :
(a) Melindungi kehidupan atau kesehatan hewan atau tanaman dalam wilayah
Anggota dari resiko yang timbul dari masuknya, pembentukan atau penyebaran hama
penyakit, organisme pembawa penyakit atau organisme penyebab penyakit;
(b) Melindungi kehidupan atau kesehatan manusia atau hewan dalam wilayah
Anggota dari resiko yang timbul dariaditif, kontaminan (zat-zat yang mencemarkan),
toksin atau organisme penyebab penyakit yang terkandung dalam makanan,
minuman atau bahan pakan ternak;
(c) Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dalam wilayah Anggota dari risiko
yang timbul dari penyakit yang dibawa hewan, tanaman atau produknya, atau dari
masuknya, pembentukan atau penyebaran hama; atau
(d) Mencegah atau membatasi kerugian lain dalam wilayah Anggota yang timbul dari
masuknya, pembentukan atau penyebaran hama. Tindakan kesehatan manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan mencakup semua undang-undang, surat keputusan,
peraturan-peraturan, persyaratan dan prosedur yang relevan, termasuk antara
lain,kriteria produk jadi; proses dan metode produksi; proses pengujian, pemeriksaan,
pengesahan kelayakan dan persetujuan; perlakuan karantina termasuk persyaratan
relevan yang berhubungan dengan pengangkutan hewan dan tanaman, atau material
yang perlu agar mereka tetap hidup selama diangkut, ketentuan tentang metode
statistik yang relevan, prosedur pengambilan contoh dan penelitian risiko; dan
persyaratan pengemasan dan pemberian label yang langsung berhubungan dengan
keamanan makanan). Berdasarkan defenisi tersebut,dapat ditarik 4 subjek Tindakan
Kesehatan itu yakni :
1) Manusia
Bertujuan untuk melindungi kesehatan manusia dari dari aditif kontaminan (zat-
zat yang mencemarkan), toksin maupun penyakit yang dibawa hewan, tumbuh-
tumbuhan atau produknya.
2) Hewan Pada catatan kaki lampiran A ini diterangakan bawa pengertian hewan
termasuk ikan dan hewan liar. Di sini Tindakan Kesehatan tersebut ditujukan unutk
melindungi kesehatan hewan dari penyebaran hama, penyakit, organisme penyebab
penyakit serta melindungi resiko yang timbul dari aditif, kontaminan dan toksin.
3) Tumbuh-tumbuhan Seperti pengertian hewan, maka pegertian tumbuh-
tumbuhan juga disebutkan dalam catatan kaki Lampiran A ini, yaitu tumbuh
tumbuhan yang didalamnya termasuk hutatn dan tanaman liar. Di sini tujuan dari
Tindakan kesehatan tersebut adalah melindungi tumbuh-tumbuhan dari
penyebaran hama.
4) Negara Masuknya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sebagai subjek
Tindakan kesehatan serta adanya kalimat yang menyebutkan .......dalam wilayah
Anggota........, pada akhirnya secara tidak langsung akan melibatkan negara sebagai
subjek dari Tindakan Kesehatan tersebut.
Satu hal yang menjadi catatan sehubungan dengan masalah ini adalah tidak
ditemuinya defenisi tentang lingkungan hidup dalam persetujuan GATT 1994 tersebut
(meskipun diketahui Persetujuan ini antara lain sebagi rincian dari pasal XX (b)),
padahal Tindakan Kesehatan Manusia, Hewan dan Tumbuh-tumbuhan yang diautur
di dalamnya lebih tepat disebut sebagai tindakan perlindungan lingkungan hidup.
Kalimat dan defenisi dari Tindakan Kesehatan Manusia, Hewan dan Tumbuh-
tumbuhan tersebut denagn sendirinya telah dibatasi maksud dan esensi dari
tindakan itu, sedangkan isu-isu lingkungan hidup saat ini (termasuk yang berkaitan
dengan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan) terus berkembang dalam
segala bentuk maupun dampakya.
Di samping itu perlu digaris bawahi bahwa di dalam Prembule Persetujuan
Pembentukan OPD sebelumnya telah ditetapkan bahwa untuk merealisir salah satu
tujuannya yakni memperluas produksi dan perdagangan dalm barang-barang dan
jasa, ambil memanfaatkan seoptimal mungkin sumber-sumber dunia....... perlu
keelarasan dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan serta dengan tetap
melindungi dan melestarikan lingkungan hidup. Unsur-unsur melindungi dan
melestarikan lingkungan hidup itulah yang seharusnya tepat untuk dijabarkan lebih
lanjut dalam Persetujuan ini, khususnya yang menyangkut aktivitas perdagangan
internasional. Apabila Persetujuan tentang Pelaksanaan Tindakan Perlindungan
Kesehatan Manusia, Hewan dan Tumbuh-tumbuhan ini dibandingkan dengan tiga (3)
Persetujuan lainnya, yakni : Persetujuan Tentang Pembentukan OPD, Persetujuan
Tentang Pertanian dan Persetujuan tentang Hambatan Teknis Dalam Perdagangan,
maka akan diketahui bahwa ternyata Persetujuan yang mengatur perlindungan bagi
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan ini justru merupakan satu-satunya
Persetujuan yang tidak memuat istilah perlindungan lingkungan hidup sehingga hal
ini menimbulkan kesan yang rancu dan tidak konsisten. Pada bagian akhir pasal 1
Lampiran A Persetujuan ini dapat dilihat bahwa Tindakan Kesehatan Manusia,
Hewan dan Tumbuh-tumbuhan itu mencakup semua Undang-undang, Surat
keputusan, peraturan-peraturan, persyaratan dan prosedur yang relevan, dan lain-
lain.
Agreement On Technical BarriersTo Trade (Persetujuan Tentang Hambatan Teknis
Dalam Perdagangan)
Preambule
Diadakannya Persetujuan ini adalah didasarkan pada tujuan untuk mendorong
berkembangnya standar internasional dan sisitem pengkajian kesesuaian seperti yang
disebutkan dalam paragraf IV. Hal tersebut penting sebab diakui dapat meningkatkan
efisiensi produksi sekaligus melancarkan pelaksanaan perdagangan internasional.
meskipun demikian, peraturan teknis dan standar itu tidak sampai menjadi hambatan
yang tidak perlu dalam perdagangan internasional. Sebagaimana halnya dengan
Persetujuan sebelumnya (Persetujuan tentang Pelaksanaan Tindakan Perlindungan
Kesehatan Manusia, Hewan dan Tumbuhtumbuhan) maka persetujuan ini juga mengatur
isu lingkungan hidup, bahkan dalam Persetujuan ini dijumpai kalimat perlindungan
lingkungan hidup, sehingga meskipun Persetujuan ini sebenarnya mengatur masalah
standar atau peraturan teknis namun dalam isu lingkungan lingkungan hidup Persetujuan
ini lebih tegas penyebutannya jika dibandingkan dengan Persetujuan sebelumnya, yang
justru sama sekali tidak menyebutkan secara langsung pentingnya perlindungan
lingkungan hidup. Dalam Persetujuan ini kesadaran akan pentingnya perlindungan hidup
dicantumkan pada paragraf VI dimana disebutkan :
Recognizing that no country should be prevented from taking measures
necessary to ensure the quality of its exports, or for the protection of human, animal
practises, at the levels it considers appropriate, subject to requirment that they are not
applied in a manner which would constitute a means of arbitrary or unjustifiable
discriminations between countries where the same conditions prevail or a disguised
restriction on international trade, and are other wise in accordance with the provisions of
this agreement.(Mengakui bahwa tidak boleh ada negara yang dihalangi dalam membuat
aturan yang diperlukan untuk menjamin mutu ekspornya, atau untuk perlindungan
kehidupan dan kesehatan manusia, hewan atau tumbuh tumbuhan,perlindungan
lingkungannya atau untuk pencegahan praktek yang menyesatkan, pada tingkat yang
dianggap layak, dengan syarat bahwa hal tersebut tidak dilakukan dengan cara yang
merupakan diskriminasi yang tidak tetap, atau tidak tepat antar negara dimana berlaku
kondisi yang sama, atau sarana pembatasan tersamar dalam perdagangan internasional,
dan sebaiknya mengikuti ketentuan dalam persetujuan ini).
Pada bagian awal paragraf VI tersebut, terlihat adanya pengakuan penuh akan
kedaulatan masing-masing Anggota untuk membuat aturan-aturan yang diperlukan
antara lain untuk perlindungan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta
perlindungan lingkungannya, namun ternyata pada bagian akhir kedaulatan itu masih
disertai dengan sejumlah persyaratan seperti tersebut di atas. Jadi pengakuan akan
kedaulatan yang berkaitan dengan isu lingkungan hidup, baik dalam Persetujuan ini
maupun dalam Persetujuan sebelumnya, masih disertai dengan sejumlah persyaratan
sehingga hal tersebut dapat diinterpretasikan secara sempit oleh pihak-pihak atau
Anggota yang berkepentingan di atasnya. Dari perspektif lingkungan hidup, dampak
konkrit yang mungkin timbul dari persyaratan-persyaratan itu adalah terbatasnya
kedaulatan negara untuk melaksanakan tindakan-tindakan perlindungan lingkungan
hidup yang dalam skala nasional dianggap perlu.
Batang tubuh :
Article 2 : Preparation, Adoption and Application of Technical Regulation by Central
Governments Bodies (Pasal 2 : Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Peraturan Teknis
oleh badab-badan pemerintah Pusat). Ayat (1) pasal ini merupakan penegasan tentang
syarat untuk tidak melakukan diskriminasi seperti yang dimaksud dalam Preambule,
yakni: ...produk yang diimpor dari wilayah setiap Anggota harus diberikan perlakuan
yang tidak kurang menguntungkan ketimbang perlakuan yang diberikan kepada produk
nasioanal serupa, dan produk serupa yang berasal dari negara lain.
Selanjutnya pada ayat (2) kembali ditekankan agar peraturan teknis dimaksud tidak boleh
mengahambat perdagangan internasional kecuali untuk memenuhi tuuan-tujuan yang
syah, yakni antara lain : .....persyaratan keamanan nasional, pencegahan praktek yang
menyesatkan, perlindungan kesehatan atau keselamatan manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan atau lingkungan hidupnya. Untuk dapat memenuhi kriteria sebagai tujuan
yang syah, maka antara lain diperlukan informasi ilmiah dan teknis. Jadi disini Anggota
harus menjamin bahwa peraturan teknis yang dibuatnya bukan sebagai hambatan dalam
perdagangan internasional, kecuali apabila peraturan teknis itu antara lain digunakan
sebagai sarana untuk perlindungan lingkungan hidup. Untuk membuktikan bahwa
peraturan teknis itu memang digunakan sebagai perlindungan lingkungan hidup maka
Anggota yang bersangkutan harus menyediakan informasi ilmiah dan teknis.

Anda mungkin juga menyukai