Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

ANGINA PECTORIS
Apr 2
1. PENGERTIAN

Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan
tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai
oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung
meningkat. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779)
Angina pektoris adalah suatu sindrom kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada
yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke
lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu
aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Noer, Sjaifoellah, dkk.
IPD, 1999 : 1082)
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis
Kardiovaskuler)
2. ETIOLOGI

Ateriosklerosis
Spasme arteri koroner
Anemia berat
Artritis
Aorta Insufisiensi
3. EPIDEMIOLOGI

Di AS kurang lebih 50 % dari penderita jantung koroner ( PJK ) mempunyai manifestasi


angina pectoris, jumlah angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden angina
pectoris pertahun pada penderita di atas 3 th sebesar 213 penderita / 100.000 penduduk.

4. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Dapat Diubah (dimodifikasi)


Diet (hiperlipidemia)
Rokok
Hipertensi
Stres
Obesitas
Kurang aktifitas
Diabetes Mellitus
Pemakaian kontrasepsi oral

2. Tidak dapat diubah


Usia
Jenis Kelamin
Ras
Herediter
Faktor Pencetus Serangan

Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :

Emosi atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, mengakibatkan frekuensi
jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan
demikian beban kerja jantung juga meningkat.

Kerja fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan
oksigen jantung

Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung. (pada jantung
yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin
buruk).

Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan


darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779).

5. PATOFISIOLOGI

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke


sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis,
namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering
ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga
meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner
berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila
arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi
iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Berkurangnya kadar oksigen memaksa
miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme yang
anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak
efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan
siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar.
Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga
mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.

Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis
menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang
terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya
berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal;
bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.

Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika.


Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami
iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya
fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup
(jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut).

Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium.
Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa sakit masih belum jelas.
Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh suatu
zat kimia antara yang belum diketahui atau oleh sters mekanik lokal akibat kontraksi
miokardium yang abnormal. Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebgai suatu tekanan
substernal, kadang-kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien
tak pernah mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit karena
maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan
miokardium akan oksigen, seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan hilang dalam
beberapa menit dengan istirahat atau nitrogliserin.

1. KLASIFIKASI

Angina Pektoris Stabil

q Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan
oksigen miokard.

q Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.

q Durasi nyeri 3 15 menit.

Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Angina noctural

Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini dapat di kurangi dengan duduk
tegak. Biasanya angina noctural disebabkan oleh gagal ventrikel kiri.

b. Angina dekubitus

Angina yang terjadi saat berbaring.

c. Iskemia tersamar

Terdapat bukti objektif iskemia ( seperti tes pada stress ) tetapi pasien tidak menunjukan
gejala.

Angina Pektoris Tidak Stabil

q Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.

q Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.

q Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
q Kurang responsif terhadap nitrat.

q Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.

q Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang
beragregasi.

Angina Prinzmental (Angina Varian).

q Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.

q Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.

q EKG menunjukkan elevasi segmen ST.

q Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.

q Dapat terjadi aritmia.

2. GEJALA KLINIS

Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter
skapula atau lengan kiri.

Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang
hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).

Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.

Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.

Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi,
dizzines.

Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.

Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Enzim atau isoenzim jantung,biasanya DBM : meningkat,menunjukkan kerusakan


miokard.

EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen ST
gelombang T menunjukkan iskemia.

Foto Dada : biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi
jantung atau komplikasi paru.

PCO2 kalium dan laktatmiokard: mungkin meningkat selama serangan angina.


Kolestrol / trigliserida serum : mungkin meningkat.

Kateterisasi jantung dengan angiografi: diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang
diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia dan
penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien dengan EKG istirahat
abnormal.

4. THERAPY

a. Terapi Farmakologi.

Nitrogliserin

Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris. Nitrogliserin
diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan
mengurangi nyeri angina.

Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria
sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah
vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah
penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan
darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan
terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik
dan menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada
penurunan kebutuhan oksigen jantung,menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang
antara suplai dan kebutuhan.

Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan
akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.

Penyekat Beta-adrenergik.

Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan
oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan
di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul
bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol,
metoprolol, propranolol, nadolol.

Nitrat dan Nitrit

Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom


angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat
menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi
pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat
jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya
toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 12jam.
Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.

Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang
akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada
pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan
oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat
kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin,
nifedipin, nimodipin, verapamil.

b. Terapi Non Farmakologis

Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara
lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya
tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan
menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk
menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah.
Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif,
agresif atau ambisius.

5. PROGNOSIS

Umumnya pasien dengan angina pektoris dapat hidup bertahun-tahun dengan hanya sedikit
pembatasan dalam kegiatan sehari-hari. Mortalitas bervariasi dari 2% 8% setahun. Faktor
yang mempengaruhi prognosis adalah beratnyan kelainan pembuluh koroner. Pasien dengan
penyempitan di pangkal pembuluh koroner kiri mempunyai mortalitas 50% dalam lima tahun.
Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien dengan penyempitan hanya pada salah satu
pembuluh darah lainnya. Juga faal ventrikel kiri yang buruk akan memperburuk prognosis.
Dengan pengobatan yang maksimal dan dengan bertambah majunya tindakan intervensi
dibidang kardiologi dan bedah pintas koroner, harapan hidup pasien angina pektoris menjadi
jauh lebih baik.

6. PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung
dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi
farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secar bedah tujuan ini dicapai melalui
revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti
koroner transluminal perkutan (PCTA= percutaneus transluminal coronary angioplasty).
Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.

Angioplasti koroner transluminal perkutan adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah
arteri koroner dengan memecahkan plak atau ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu
aliran darah ke jantung. Kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukkan ke arteri koroner
yang mengalami gangguan dan diletakkan di antara daerah aterosklerotik. Balon kemidian
dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk memecah plak.

PCTA dilakukan pada pasien yang mempunyai lesi yang menyumbat paling tidak 70% lumen
internal arteri koroner besar, sehingga banyak daerah jantung yang berisiko mengalami
iskemia. PCTA jarang dilakukan pada pasien dengan (1) oklusi arteri koroner kiri utama yang
tidak menunjukkan aliran kolateral ke arteri sirkumflexa dan desebdens anterior, (2) yang
mengalami stenosis di daerah arteria koroner kanan dan aorta, (3) yang aretri koronernya
menunjukkan aneurisma proksimal atau distal stenosis, (4) yang telah menjalani tandur
safena magma, atau (5) fungsi ventrikel kirinya sudah tidak jelas.

A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

v Aktivitas/ istirahat

Gejala : Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan

Terbangun bila nyeri dada

Tanda : Dispnea saat kerja

v Sirkulasi

Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan

Tanda : Takikardia, disritmia

Kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi

v Makanan/ cairan

Gejala : Mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan

Diet tinggi kolesterol/lemak, kafein, minuman keras

Tanda : Distensi gaster

v Integritas ego

Gejala : Stresor kerja, keluarga

Tanda : Ketakutan, mudah marah

v Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan
ekstremitas atas kiri.

Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.

Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit)

Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan tekanan
darah.

v Pernapasan
Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok

Tanda : Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.

v Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke

Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual bebas

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.

b) Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard


transien/memanjang)

c) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung, berkurangnya


curah jantung.

d) Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status


kesehatan.

e) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. RENCANA KEPERAWATAN

1. NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi
Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina menurun da
dan beratnya.

INTERVENSI RASIONAL

Nyeri dan penurunan curah jantung dpat


saraf simpatis untuk mengeluarkan sejum
epineprin, yang meningkatkan agregasi
mengeluarkan trombokxane A2.Nyeri ti
Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila menyebabkan respon vasovagal, menuru
terjadi nyeri dada. frekuensi jantung.

Membantu membedakan nyeri dada din


Identifikasi terjadinya faktor pencetus, bila ada: frekuensi, kemungkinan kemajuan menjadi angina
durasi, intensitas dan lokasi nyeri. stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 men
tidak stabil lebih lama dan dapat berakh

Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau Nyeri jantung dapat menyebar contoh ny
lengan (khusunya pada sisi kiri. permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf

Menurunka kebutuhan oksigen miokard


Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina. resiko cidera jaringan atau nekrosis.

Memudahkan pertukaran gas untuk men


Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek napas pendek berulang

Pasien angina tidak stabil mengalami pe


yang mengancam hidup secara akut, yan
Pantau kecepatan atau irama jantung terhadap iskemia dan atau stress

TD dapat meningkat secara dini sehubun


rangsangan simpatis, kemudian turun bi
Panatau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina dipengaruhi.

Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, batasi pengunjung


bila perlu Stres mental atau emosi meningkatkan k

Berikan makanan lembut. Biarkan pasien istirahat selama 1 Menurunkan kerja miokard sehubungan
jam setelah makan pencernaan, manurunkan risiko seranga

Kolaborasi:
Berikan antiangina sesuai indikasi: nitrogliserin: sublingual Nitrigliserin mempunyai standar untuk p
mencegah nyeri angina selam lebih dari

2. PENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN INOTROPIK (ISK


TRANSIEN/MEMANJANG)

Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan curah jantung.
Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkata
klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung.

INTERVENSI RASIONAL

Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cem


menurunnya curah jantung. Perubahan j
Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, tekanan darah. (hipertensi atau hipotensi) karena respon

Menurunkan perfusi otak dapat mengha


Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung, disorientasi. sensorium.

Sirkulasi perifer menurun bila curah jan


kulit pucat dan warna abu-abu (tergantu
Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi dan menurunya kekuatan nadi perifer
Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama Menurunkan konsumsi oksigen atau keb
episode akut kerja miokard dan risiko dekompensasi

Berikan periode istirahat adekuat. Bantu dalam atau melakukan


aktivitas perawatan diri, sesuai indikasi Penghematan energy, menurunkan kerja

Efek yang diinginkan untuk menurunka


miokard dengan menurunkan stress ven
Pantau dan catat efek atau kerugian respon obat, catat TD, kandungan inotropik negative dapat men
frekuaensi jantung dan irama (khususnya bila memberikan terhadap iskemik miokardium. Kombina
kombinasi antagonis kalsium, betabloker, dan nitras) beta dapat memberi efek terkumpul pad

Angina hanya gejalab patologis yang dis


miokard.penyakit yang emepengaruhi fu
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK dekompensasi.

Kolaborasi :
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium, Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya
contoh ditiazem (cardizem); nifedipin (procardia); kalsium berperan penting dalam menceg
verapamil(calan). iskemia pencetus spasme arteri koroner
tahanan vaskuler, sehingga menurunkan

Penyakit beta, contoh atenolol (tenormin); nadolol (corgard); Obat ini menurunkan kerja jantung deng
propanolol (inderal); esmolal (brebivbloc). frekuensi jantung dan TD sistolik.

3. INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA OTO


BERKURANGNYA CURAH JANTUNG.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan/diperlukan.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien menunjuk
tanda-tanda intoleransi fisiologis.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji respons klien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi


lebih dari 20 kali per menit di atas frekuensi istirahat; Menyebutkan parameter membantu dala
peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas; dispnea fisiologi terhadap stress aktivitas dan, bi
atau nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; indikator dari kelebihan kerja yang berk
diaphoresis; pusing atau pingsan. aktivitas.

Teknik menghemat energi mengurangi p


juga membantu keseimbangan antara su
Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi. oksigen.

Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan h
kebutuhan. kebutuhan akan mendorong kemandirian
aktivitas.

4. ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TE


KESEHATAN.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapa
Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan s
efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat dia

INTERVENSI RASIONAL

Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress. Menurunkan cemas dan takut terhadap d

Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut,contoh menolak, Perasaan tidak ekspresikan dapat menim
depresi, dan marah. internal dan efek gambaran diri.

Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien Meyakinkan pasien bahwa peran dalam
sebelumnya. tidak berubah.

Mungkin diperlukan untuk membantu p


Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi secara fisik mampu untuk membuat stra

5. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI, KEBUTUHA


BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah.


Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi dala
serta melakukan perubahan pola hidup.

INTERVENSI RASIONAL

Pasien dengan angina membutuhkan bel


Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan perlyunya terjadi dan apakah dapat dikontrol. Ini a
mencegah serangan angina. manajemen terapeutik supaya menurunk

Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai


pencetus episode angina, contoh: stress emosional, kerja fisik,
makan terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan
yang ekstrem Dapat menurunkan insiden /beratnya ep

Kaji pentingnya control berat badan, menghentikan merokok, Pengetahuan faktor resiko penting mem
perubahan diet dan olahraga. kesempatan untuk membuat perubahan

Tunjukan/dorong pasien untuk memantau nadi sendiri selama Membiarkan pasien untuk mengidentifik
aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana, hindari regangan. dapat dimodifikasi untuk menghindari s
dibawah ambang angina.

Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, Menyiapkan pasien pada kejadian untuk
contoh menghentikan aktivitas, pemberian obat bila perlu, yang mungkin tidak tahu apa yang harus
penggunaan teknik relaksasi. serangan.

Angina adalah kondisi rumit yang sering


penggunaan banyak obat untuk menurun
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol/mencegah memperbaiki sirkulasi koroner, dan men
serangan angina. serangan.

Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan


menggunakan obat-obat yang dijual bebas. Obat yang dijual bebas mempunyai pote
4. EVALUASI

1) Pasien bebas dari nyeri.

2) Peningkatan curah jantung

a. EKG dan kadar enzim jantung normal

b. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut

3) Pasien dapat mengontrol aktivitas yang dapat memicu serangan angina

4) Menunjukan penurunan kecemasan

a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya

b. Mematuhi semua aturan medis

c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya
berubah

d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadi episode nyeri

5) Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas dari


komplikasi

a. Menjelaskan proses terjadinya angina

b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi

DAFTAR PUSTAKA

Smelzer. C, Suzanne, 2002. Bounner & Sularti. Keperawatan medical bedah. Jakarta: EGC

Mansjoer Arif, 2002. Kapita Selekta kedokteran. Edisi 3. Jilid 5. Jakarta: FKUI
Barbara C. Long, Perawatan Medikal Bedah 2, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan, Bandung, 1996.

Brunner & Suddarth.2002. keperawatan Medikal Bedah.edisi 8 vol.2. EGC. Jakarta


Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse. Alice C Geissler Rencana Asuhan
Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta ,2000. Hal 73 82.

Sjaifoellah, (1998). Ilmu Penyakit dalam, Jilid I edisi ketiga Jakarta. Balai Penerbit FKUI
hal. 1082 1089.
Sylvia A. Price (1995) Patofisiologi, ; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. Buku I
Jakarta EGC.
Tambayong,Jan. 2002. Patofisiologi untuk Keperawatan. Buku kedokteran (ECG). Jakarta

http//www. Kalbe. Co.id/file/147_05 penyakit jantung koroner


http//www. Tanaman obat. Com/index. Php/ penyakit jantung

http//www.kardiologi-vi.com
http//.bintang mawar.net
http// mediacastove.com/ 2007/12/16 penguna.
Disusun oleh: Mahasiswa Akper Pemkab. Tapanuli Tengah ( Subina Pasaribu, Yusra
Aryati Simamora, Yolius Gulo, Tomi Nopem Simanungkalit dan Triwandes Tambunan)
untuk memenuhi tugas mata ajar K

Anda mungkin juga menyukai