Anda di halaman 1dari 6

LO 1: Pentingnya Perhitungan

Menurut Campbell, measurement adalah penugasan angka untuk menunjukkan


kepemilikan sistem material daripada jumlah yang mengutamakan hukum dalam
mengatur kepemilikan.
Menurut Steven, measurement adalah penugasan angka terhadap objek atau
peristiwa berdasarkan aturan.

LO 2: Skala
Setiap perhitungan memerlukan skala. Skala dibentuk ketika auran semantik
digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematis ke objek atau persitiwa.
Skala menunjukkan informasi mengenai angka yang disajikan, jadi memberikan arti
kepada angka-angka.

Skala Nominal
Dalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai pemberian nama. Menurut
Stephen, penomoran pemain bola merupakan salah satu contoh skala nominal.
Torgerson menyataan, Dalam perhitungan, sebagaimana kita menggunakan syarat,
angka yang ada berkaitan dengan jumlah relatif atau derajat dari kepemilikan dari
objek, dan tidak pada objek itu sendiri. Dalam perbedaan skala nominal, angka
mengacu pada objek atau tingkatan objek; ini adalah objek yang dinamakan atau
diklasifikasi. Jadi, skala nominal menunjukkan klasifikasi yang tidak menjadikan
perhitungan sebagai pertimbangan dalam penggunaan syarat yang biasa.

Skala Ordinal
Skala ordinal terbentuk jika sebuah operasi memberikan tingkatan objek dalam
pertanyaan dengan hal terhadap kepemilikan. Kelemahan skala ordinal adalah jarak
antar angka yang tidak menjelaskan perbedaan dalam perbedaan kuantitas
kepemilikan yang ditunjukkan. Menurut Torgerson, skala ordinal memiliki Asal
Alamiah, yaitu point nol natural yang menunjukkan nilai yang netral.

Skala Interval
Skala interval memberikan informasi lebih daripada skala ordinal. Tidak hanya
pemberian peringkat dalam objek dengan kehormatan yang diberikan kepada
kepemilikan, namun jarak antar interval dalam skala sama dan diketahui. Kelemahan
skala interval adalah poin nol yang suka ditentukan sewenang-wenang.

Skala Ratio
Skala Ratio menjadi satu jika:
Urutan tingkatan dari objek atau kejadian dengan hormat untuk properti
diketahui.
Jarak antar objek sama dan diketahui.
Asal yang unik, natural zero point, ada jika jarak darinya sekurang-kurangnya
diketahui satu objek.

LO 3 Skala Operasi yang diizinkan


Alasan mengapa kita membahas skala pada aplikasi matematika tertentu diijinkan
hanya pada jenis skala yang berbeda. Skala ratio mengijinkan untuk semua
pengadaan operasi perhitungan fundamental, pengurangan, multiplikasi, dan divisi,
serta aljabar, analisis geometri, kalkulus, dan metode statistik.

Alasan mengapa struktur skala bersifat invariant:


Urutan peringkat dari poin tidak berubah.
Ratio dari poin tidak berubah.
Poin nol tidak berubah.

LO 4 Jenis-jenis perhitungan
Perhitungan Fundamental
Disebut sebagai perhitungan fundamental jika angka dapat ditugaskan untuk properti
oleh hukum alamiah dan tidak bergantung pada perhitungan dari variable lainnya.
Fundamental analysis bersifat aditif. Karena hal ini, sederhana untuk menumakan
pararel fisik pada operasi hitung.

Perhitungan berasal
Menurut Campbell, perhitungan berasal merupakan perhitungan yang bergantung
pada perhitungan dua atau lebih kuantitas. Perhitungan berasal berhubungan dengan
kepemilikan fundamental. Mereka terjadi berdasarkan teori empiris yang berhubungan
dengan kepemilikan dengan kepemilikan lain.

Perhitungan perintah
Dalam sains sosial dan akuntansi, menggunakan pembangunan yang sewenang-
wenang berkaitan dengan kepemilikan yang dapat diobservasi kepada konsep yang
diberikan tanpa memberikan teori untuk mendukung hubungan ini. Bagaimanapun,
dalam klasifikasi ketat Campbell, perhitungan dapat dibuat jika teori empiris ada untuk
membantu.

LO 5 Reliabilitas dan Keakuratan


Penyebab dari terjadinya kesalahan:
Operasi perhitungan tidak presisi. Sebuah operasi mungkin saja tidak
dinyatakan secara pas dan dapat menghasilkan kesalahan dalam penyajian
oleh penghitung.
Measurer (penghitung). Si penghitung dapat menyajikan hukum, beranggapan
salah, atau membaca instrument dengan tidak tepat.
Instument. Kesalahan mungkin saja berasal dari instrument fisik penghitung
seperti penggaris, thermometer atau barometer.
Lingkungan. Setting dalam terjadinya operasi perhitungan dapat
mempengaruhi hasil yang berpengaruh terhadap kecacatan.
Atribut yang tidak jelas. Masalah terjadi dalam mendefinisikan atribut untuk
perhitungan, tidak dengan metode perhitungan per se.
Resiko dan ketidak pastian.Ini berhubungan dengan return pada asset yang
tangible (nyata). Masalah yang terjadi adalah adanya harapan akan
kesempurnaan.

ACCURATE MEASUREMENT (PENGUKURAN YANG AKURAT)


Meskipun prosedur pengukuran dapat diandalkan, memberikan hasil yang tepat atau
persis, tetapi tidak dapat memberikan hasil yang akurat. Kekonsistensian dari hasil,
ketepatan dan keandalan tidak mengarah kepada keakuratan. Alasannya adalah
bahwa keakuratan ada hubungannya dengan seberapa dekat pengukurannya dengan
nilai sesungguhnya dari atribut pengukuran, dari tujuan, begitulah dapat dikatakan.
Sifat-sifat mendasar, seperti panjangnya objek, dapat ditentukan untuk menjadi akurat
dengan membandingkan objek dengan standar yang menunjukkan nilai
sesungguhnya. Masalahnya adalah, untuk banyak pengukuran nilai sesungguhnya
tidak diketahui. Untuk menentukan keakuratan dalam akuntansi, perlu kita ketahui
atribut apa yang harus kita ukur untuk mencapai tujuan dari pengukuran. Tujuan dari
akuntansi menyebutkan kegunaan dari informasi. Keakuratan dari pengukuran
berhubungan dengan gagasan pragmatis dari kegunaan, tetapi para akuntan tidak
setuju dengan apa yang spesifik, yang dijelaskan dalam standar-standar kuantitatif.
Harus kita catat, bagaimanapun juga repetisi dari operasi tidak memastikan
keakuratan. Kita dapat menghitung biaya persediaan dengan metode FIFO,
mengulang perhitungan dan mendapatkan hasil yang sama , tetapi bukan berarti
bahwa jawabannya sudah akurat, kecuali dengan memeriksa kesalahan aritmatika.
Daripada menggunakan istilah keakuratan, yang sangat sering dimengerti untuk
ketepatan aritmatika, mungkin lebih baik menggunakan istilah ilmuwan sosial, yaitu
validitas atau keabsahan.

LO 6 PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI


Pengukuran dalam akuntansi masuk dalam kategori pengukuran turunan untuk modal
dan laba. Laba akuntansi kini diturunkan, dibawah standar akuntansi, dari perubahan
modal selama periode dari seluruh aktivitas termasuk kenaikan dan penurunan nilai
wajar dari net aset diluar transaksi-transaksi dengan pemilik. Modal diturunkan dari
hasil pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas. Hal itu berarti kia harus mengukur nilai
dari modal awal, jumlah dari pendapatan yang diterima, penggunaan modal, dan
perubahan nilai wajar aset bersih. Kenaikan pada modal selama periode akan
mengukur jumlah laba dari beberapa sumber termasuk kegiatan operasi dan
pengukuran kembali (setelah menyesuaikan pemasukan dari modal baru atau
pembayaran dari dividen. Penyajian kembali nilai wajar dari asset bersih akan
membentuk modal awal pada periode berikutnya.

Pada periode normatif tahun 1960-an, terdapat sejumlah keberatan mengenai


penilaian dan pemeliharaan modal dari prinsip historical cost. Kritik diperdebatkan
bahwa penilaian perusahaan berdasarkan dari historical cost yang sudah ketinggalan
jaman tidak terlalu berguna untuk pengambilan keputusan dan laba yang diturunkan
tidak mengukur penggunaan sumber daya kontemporer.

Konsekuensinya, kita ditinggalkan dengan sejumlah sistem pengukuran akuntansi.


Perbedaan perspektif ini merefleksikan sejumlah batasan dari akuntansi dan
kurangnya persetujuan dari prinsip-prinsip pengukuran, tetapi dengan sistem alokasi
historical cost sebagai model yang konvensional dan dominan.

Hal ini menghasilkan dua buah pengembangan penting dalam stadar akuntansi
internasional seperti dicatat dalam standar akuntansi IAS 39/AASB 139 Financial
Instruments: Recognition and Measurement dan proyek kerjasama IASB/FASB dalam
pelaporan kinerja keuangan (1) Pengukuran laba dan pengakuan pendapatan
harusnya dihubungkan dengan pengakuan secara waktu, dan (2) bahwa pendekatan
nilai wajar harusnya bisa diadopsi sebagai prinsip kerja pengukuran.

LO 7 MEASUREMENT ISSUES FOR AUDITOR


Beberapa masalah diciptakan untuk auditor oleh pergeseran fokus untuk pengukuran
laba dari pencocokan pendapatan dan beban untuk menilai perubahan nilai wajar
aktiva bersih. Bila keuntungan ditentukan dengan mencocokkan transaksi pendapatan
dan biaya untuk periode auditor dapat berkonsentrasi mengumpulkan bukti bahwa
transaksi tersebut telah ditangani dengan tepat oleh sistem akuntansi klien. Namun,
ketika diturunkan oleh dari perubahan nilai wajar, muncul pertanyaan yang leih sulit
untuk auditor dalam mengumpulkan bukti dalam perkiraan manajemen.

Sebagai tambahan dari masalah terkait penggunaan nilai wajar dan masalah yang
berhubungan, auditor juga menghadapi masalah yang disebabkan keberagaman
dalam keandalan dan akurasi pengukuran historical cost. Sebagai contohnya, sistem
manufaktur dari standard costing didasarkan pada historical cost dari berbagai input,
asumsi mengenai volume dan metode processing, serta masalah-masalah seputar
tugas dari biaya overhead antara produk, proses, dan departemen. Semua faktor ini
mempengaruhi biaya-biaya persediaan yang masih dipegang di akhir periode dan
barang terjual selama periode. Dalam konteks ini, auditor perlu menguji kewajaran
dari asumsi-asumsi yang mendasari prosedur yang diadopsi dalam mengembangkan
standar-standar dari spesifikasi ilmuwan.

Anda mungkin juga menyukai