Anda di halaman 1dari 15

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (2): 400-414

ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id


Copyright 2016

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN


KONSUMEN
Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen
Menggunakan Hotel Amaris di Samarinda

Resni Ulina Lingga 1

Abstrak
Untuk mengolah data dalam bentuk statistik menggunakan spftware SPSS
Ver. 22,0 dengan 100 sampel. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa hasil
koefisien Y = 1,851 + 0,091 X1 + 0,095 X2+ 0,578 X3, menunjukan Citra
pembuat (b1 = 0,091, citra pemakai (b2 = 0,095) dan citra produk (b3=
0,578).Pengujian hipotesis secara keseluruhan Uji F (Uji Simultan) dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Berdasarkan perhitungan Fhitung 23.996 >
Ftabel dan 3.089 dan diperoleh hasil nilai signifikan 0,000 < 0.05, sehingga
membuktikan hipotesis berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
konsumen (H0 ditolak dan Ha dterima).Hasil pengujian hipotesis dengan uji t
diketahui bahwa faktor Citra Produk merupakan faktor yang paling berpengaruh
dominan terhadap keputusan konsumen yang ditunjukan dengan nilai thitung lebih
besar dari ttabel (6.739 > 1.661) dengan tingkat signifikan 0,000.

Kata Kunci : Brand Image dan Keputusan Konsumen

Pendahuluan
Latar belakang
Bisnis pariwisata di Indonesia cukup potensial mengingat Indonesia
secara alami memiliki banyak potensi keindahan alam, keragaman dan keunikan
budaya dan lain sebagainya. Semua potensi tersebut menjadi modal dalam
industry pariwisata dan masih tetap terjaga kelestariannya. Harus diakui bahwa
kelemahan dari industry pariwsata adalah karena industry ini bersifat massif dan
massal melibatkan banyak orang jadi harus ada sinergitas dari segenap komponen
bangsa.
Hotel Amaris yang terletak di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur
adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Perhotelan juga perlu
memperhatikan citra perusahaan dan dijadikan indikator oleh para peminat atau
pengunjung dalam menilai apakah citra perusahaan atau produk perusahaan dapat
menjadi acuan pengunjung untuk menggunakan Hotel tersebut, dengan harapan
perusahaan perhotelan tersebut tetap exist dan semakin berkembang, ketiga
kriteria keputusan menggunakan hotel tersebut yaitu, Citra Pembuat ( corporate

1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: linggaresniulina@gmail.com
Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen ( Resni )

image), citra pemakai (User image), Citra Produk (Product Image). keputusan
pertama adalah cita pembuat (Corporate image) meliputi popularitas perusahaan
dan kredibilitas perusahaan, citra pemakai (user image) yang meliputi gaya hidup
atau kepribadiandan kelas sosialnya, dan citra produk (product image) meliputi
atribut produk, jaminan kualitas produk serta penawaran produk.
Tabel Data Pengunjung Bulan Januari Desember tahun 2015
No Jumlah pengunjung
Bulan Tahun 2014 Tahun 2015
1 Januari 1.367 1.887 Orang
2 Februari 1.500 1.447 Orang
3 Maret 1.650 1.541 Orang
4 April 1.400 1.465 Orang
5 Mei 1.375 1.751 Orang
6 Juni 1.200 1.362 Orang
7 Juli 850 1.762 Orang
8 Agustus 1.567 1.589 Orang
9 September 1.540 1.341 Orang
10 Oktober 1.510 1.858 Orang
11 November 1.325 3.737 Orang
12 Desember 1.700 4.240 Orang
Jumlah 16.993 Orang 23.980 Orang
Sumber Manajer operasional Hotel Amaris tahun 2015
Citra merek (Brand image) memiliki posisi strategis dalam persaingan
yang semakin tidak dapat diabaikan oleh perusahaan dalam rangka menarik minat
pengunjung atau konsumennuntuk menggunakan produk yang ditawarkan. Atas
dasar pemikiran tersebut penulis melakukan penelitian terhadap pengaruh brand
image yang terdiri atas citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user
image), citra produk (product image) terhadap keputusan konsumen
menggunakan Hotel Amaris di Samarinda.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam skripsi ini antara lain sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari komponen brand image yang
terdiri dari variabel citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user
image), dan citra produk (product image) terhadap keputusan konsumen
menggunakan Hotel Amaris di Samarinda?
2. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari komponen brand image
yang terdiri dari variabel citra pembuat (corporate image), citra pemakai
(user image), dan citra produk (product image) terhadap keputusan
konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda?
3. Diantara variabel Brand Image tersebut, variabel manakah yang paling
berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di
Samarainda.

401
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 400-414

Tujuan penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai, diharapkan dan diprediksikan
tindakan yang akan dilakukan sehingga hambatan yang mungkin terjadi dapat
dikurangi. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh yang secara parsial dari komponen
brand image yang terdiri dari variabel citra pembuat (corporate image), citra
pemakai (user image), dan citra produk (product image) terhadap keputusan
konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh yang secara simultan dari
komponen brand image yang terdiri dari variabel citra pembuat (corporate
image), citra pemakai (user image), dan citra produk (product image) terhadap
keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda.
3. Untuk menguji dan menganalisis variabel manakah yang paling berpengaruh
terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda.

Landasan Teori
Pengertian pemasaran
Menurut Mursyd (2006:26) pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang
berkaitan dengan arus penyerahan barang dan jasa- jasa dari produsen ke
konnsumen, dalam arti luas pemasaran meliputi pula hal hal yang bersifat
abstrak seperti asuransi, surat- surat saham dan surat obligasi.
Manajemen pemasaran
Alma (2004:83) Mendefenisikan manajemen pemasaran adalah
perencanaan, pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran suatu
perusahaan atau suatu bagian dari perusahaan.
Pengertian merek
Menurut American Marketing dalam Kotler (2004:63) merek adalah
nama, istilah, simbol/rancangan/kominasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi barang/jasa dari seseorang/sekelompok dan untuk
membedakan dari produk pesaing
Pengertian Brand Image
Menurut Kotler (2007 : 332) Brand Image adalah nama, istilah, tanda,
simbol, rancangan, atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk
mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.
Komponen Brand Image
Whitwell dalam Tjiptono (2005:22) menerangkan pemahaman tentang
peran srategi merek tidak bisa dipisahkan dari 3 komponen pendukung brand
image yaitu :
a. Citra pembuat (corporate image)
Dalam penelitian ini meliputi popularitas perusahaan dan kredibilitas
perusahaan.

402
Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen ( Resni )

b. Citra pemakai (user image)


Dalam penelitian ini meliputi gaya hidup atau kepribadian dan kelas sosialnya.
c. Citra produk (product image)
Dalam penelitian ini meliputi atribut produk, jaminan kualitas produk, serta
penawaran produk.
Perilaku Konsumen
Menurut Supranto (2007:4) perilaku konsumen merupakan tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai,
mengkonsumsi)dan menghabiskan produk (barang/jasa) termasuk proses yang
mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Membeli
Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan terus
berlagsung lama sesudahnya. Proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari 5
tahap yaitu pengenalan masalah, mencari informasi, evaluasi, keputusan membeli,
dan pasca pembelian ( Kotler, 2000: 204).
a. Pengenalan kebutuhan
Kebutuhan muncul karena adanya perbedaan antara kondisi yang diinginkan
dengan kondisi nyata atau yang dialami konsumen, artinya jika tidak ada
perbedaan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang nyata maka
tidak akan ada kebutuhan. Adanya kebutuhan belum tentu ada keputusan beli,
karena jika ada kebutuhan yang lebih penting maka proses akan berhenti,
artinya kebutuhan yang pertama akan tertunda atau tidak jadi terpenuhi
Kebutuhan dari konsumen perlu ditingkatkan oleh pemasar karena konsumen
pada umumnya mempunyai kendala antara lain anggaran dan waktu.
b. Pencarian informasi
Pencarian informasi digunakan untuk memilih alternatif yang mampu
memberikan manfaat secara maksimal dari penggunaan produk tersebut.
Informasi dapat diperoleh dari sumber internal ataupun sumber eksternal.
1) Sumber Internal
Yaitu penggunaan kembali informasi yang ada dalam memori atau otak
untuk mengatasi apabila kebutuhan muncul.Yang dijadikan pertimbangan
awal untuk mengatasinnya adalah produk atau merekyang ada pada memori
tersebut.
2) Sumber Eksternal
Yaitu pencarian informasi diluar memori. Ini bisa dilakukan melalui
beberapa cara atau media seperti:
a) Opini atau sikap dari teman atau keluarga.
b) Artikel, buku, iklan, atau salesman
c) Observasi atau mencoba langsung
c. Evaluasi Berbagai Alternatif
Tahap ketiga dari proses pembelian konsumen adalah evaluasi berbagai
alternatif. Pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama,
tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang

403
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 400-414

mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestise, ada yang hanya


sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka panjang, ada juga yang ingin
meningkatkan pengetahuan dan sebagainya. Konsumen akan mencari manfaat
tertentu dari suatu produk dan memandang setiap produk sebagai rangkaian
atribut dengan kemampuan tersebut. Konsumen akhirnya akan memilih
alternatif yang mampu memberikan manfaat maksimal yang ditawarkan oleh
produk yang ada.
d. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian dilakukan setelah melakukan tahap-tahap yang sudah
dijelaskan di atas, kemudian konsumen melakukan keputusan apakah
melakukan pembelian atau tidak. Pembelian biasanya dilakukan dengan
kesengajaan minimum dan pengambilan keputusan lebih jauh. Percobaan
berfungsi sebagai metode utama dalam evaluasi alternatif, jika memenuhi atau
melebihi harapan, hasil tersebut merupakan niat untuk membeli ulang.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian konsumen akan mendaptkan kepuasan atau
ketidakpuasan. Ketika konsumen mendapatkan kepuasan dari penggunaan
produk tersebut maka kesempatan atau keinginan untuk melakukan pembelian
ulang lebih besar, tetapi sebaliknya ketika konsumen mendapatkan
ketidakpuasan tentu saja konsumen akan beralih pada merek lain.
Keputusan Pembelian
Kotler (2000: 204) mengemukakan bahwa tahap- tahap yang dilewati
pembeli untuk mencapai keputusan pembeli melewati lima tahapan yaitu:
a. Pengenalan masalah
Proses pembeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli
merasakan perbedaan yang nyata dan keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi
Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dibutuhkan ada dalam
jangkauan, konsumen kemungknan akan membelinya. Seorang konsumen
yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi.
c. Evaluasi alternative
Tahap dari proses keputusan membeli yaitu ketika konsumen
menggunakan informasi atau mengevaluasi merek alternatife dalam
seperangkat pilihan.
d. Keputusan membeli
Konsumen mengevaluasi alternative barang yang akan dibeli, dalam
beberapa keadaan menggunakan perhitungan dengan cermat dan
pemikiran logis, mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau
tergantung pada instusi.
e. Tingkah laku pasca pembelian
Konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan
pada rasa puas atau tidak puas.

404
Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen ( Resni )

Kanuk (2004:547) mengemukakan keputusan pembelian adalah pemilihan


dari dua atau lebih alternative pilihan konsumen, artinya bila seseorang
memutuskan haruslah tersedia beberapa alternative.

Metode Penelitian
Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian yang berdasarkan studi deskriptif dimana penelitian ini berhubungan
dengan masalah masalah berupa fakta fakta saat ini. Analisis kuantitatif
merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka - angka
dan cara membahasnya dalam penelitian ini menggunakan aplikasi program SPSS
(Statistic Pakcagge for the Social Science) Ver. 22.
Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik dalam
pengumpulan data yang berkaitan dengan judul penelitian ini, agar penelitian ini
dapat memberikan suatu gambaran yang sifatnya kebenaran dan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Adapun teknik
pengumpulan data yang diterapkan adalah:
a. Penelitian lapangan (Field Work Research) Adalah pengumpulan data yang
diperoleh dengan cara mengadakan penelitian langsung terhadap pihak-
pihak yang berhubungan dan mendokumentasikan data-data yang diperoleh
baik secara lisan maupun tulisan. Field Work Research Meliputi:
1) Observasi, yaitu metode penelitian dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung dari obyek penelitian
2) Interview, yaitu metode penelitian dimana peneliti mengadakan jawab
dengan pihak- pihak yang berhubungan langsung dengan obyek yang
diteliti. Di sisi peneliti akan mengadakan tanya jawab dengan konsumen
yang melakukan penginapan di Hotel Amaris Samarinda dengan
menggunakan metode angket/ koesioner.
3) Metode ini berguna untuk mengumpulkan data atau penyebaran daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian dalam hal ini kepada
pengunjung Hotel Amaris di Samarinda
Teknik Analisis Data
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur data valid atau tidak valid dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengujian validitas instrumen
dilakukan pada 100 orang yang berkunjung padaHotel Amaris di
Samarindapengujian dilakukan dengan menggunakan sofware SPSS (Statistic
package For the Social Science) ver 21, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika rhitung rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid
2) Jika rhitung rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

405
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 400-414

Uji Reliabilitas
Salah satu teknik pengujian reliabilitas yang sering digunakan adalah
menggunakan metode Alpha (Cronbachs). Metode alpha sangat cocok digunakan
pada skor berbentuk skala (misal1- 4, 1-5) atau skor rentangan (misal 0-20, 0-50).
Metode alpha dapat juga digunakan pada skor dikotomi (0 dan 1).
Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis
product moment. Atau bisa menggunakan batasan dengan kriteria suatu instrumen
dikatakan reliabel jika koefisien alpha hitung > 0,60 (Sudarmanto, 2005 : 89-99).
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Model regresi Yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
terdestribusi secara normal/ Residu adalah sisa atau perbedaan hasil antara nilai
data pengamatan variabel terikat terhadap nilai variabel terikat hasil prediksi.
untuk melihat apakah residu normal atau tidak, dapat dilakukan uji One sample
kolmogorov Smirnov. Data yang normal adalah Sig. Kolmogorov- Smirnov-
hitung > Alpha. cara melakukan uji normalitas dengan SPSS.
Uji Multikolinieritas
Dalam output SPSS, masalah multikolinieritas ditunjukan lewat tabel
Coefficient, kolom Tolerance dan VIF (Variance Inflated Factors). Tolerance
adalah indikator seberapa banyak variabilitas sebuah variabel bebas tidak bisa
dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Jika nilai tolerance sangat kecil (<0,10),
maka menandakan korelasi berganda satu variabel dengan variabel bebas lainya
sangat tinggi dan terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF > 10, maka menandakan
terjadi multikolinieritas. Sehingga dasar pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut.
a. Jika Tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas
antara variabel bebas.
b. Jika Tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas antar
variabel bebas.
Uji Heteroskedastisitas
Salah satu teknik yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas
adalah dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi, yaitu dengan cara
melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan
studentized residual (SRESID) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya). Dasar pengambilan
keputusan yaitu :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

406
Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen ( Resni )

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtun waktu) dan
tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner dimana
pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan.
Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time
series.
Salah satu metode pengujian yang dapat digunakan adalah dengan uji Durbin-
Waston (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika d <dL atau d > (4-dL), berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), berarti tidak ada auto korelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah suatu teknik untuk dapat menentukan
korelasi antar suatu variabel kriterion dengan kombinasi dari dua atau lebih
variabel prediktor. Dalam regresi ganda itu kesalahan prediksi dapat diperkecil,
prediksi itu dimasukkan variabel-variabel (faktor-faktor) lain yang berpengaruh
dalam prediksi.
Rumusnya sebagai berikut : Jogiyanto (2012:181)
= + 11+ 22 +
Keterangan: :
Y = Kepuasan Pelanggan
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi Linier Berganda
X1 = Variabel Pertama (Brand Image)
X2 = Variabel Kedua (Promosi)
e =Standar Error
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh
hubungan variabel indevenden secara bersama-sama terhadap variabel dependent.
Semakin besar R, maka semakin kuat hubungan variabel indevendent secara
bersama-sama terhadap variabel dependent.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel devenden. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2yang kecil berarti kemampuan
variabel variabel indevenden dalam memnjelaskan variasi variabel devenden
sangagt terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel indevenden
memberikan hampir semua imformasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variasi devenden (kuncoro, 2001)
R2 =
Keterangan
SSR : Sumof Squares Regression

407
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 400-414

Total SS : Total Sum of Squares


Uji F ( Uji Simultan)
Uji F (uji serentak)
F hitung ( Rangkuti, 2002:165)
Dengan menggunakan df = n k -1
k : Jumlah variabel independen
n : banyak sampel
R : korelasi berganda
Uji F merupakan pengujian guna mengetahui hubungan antara tiga
variabel atau lebih. Dengan k menyatakan banyak variabel bebas dan n = ukuran
sampel, statistik F ini berdistribusikan F dengan dk pembilang = k dan dk
penyebut = (n-k-1). Pada koefisien determinasi berganda hasilnya akan positif
karena menggunakan hasil pengkuadratan.
Pengujian secara serentak adalah untuk mengetahui apakah secara
serentak koefisien regresi variabel bebas mempunyai pengaruh tidak terhadap
variabel tidak bebas.
1) Ho : b1 = b2 = 0, (tidak berpengaruh secara serempak variabel bebas
terhadap variabel terikat ).
2) Ha : b1 =b2 0 = (berpengaruh secara serempak variabel bebas terhadap
variabel terikat)
Pembuktian ini dilakukan dengan mengamati nilai signifikan Fhitung pada
alpha tertentu (5%)
1) Signifikan Fhitung< 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima.
2) Signifikan Fhitung> 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak
Uji t
Uji t (secara parsial)
T hitung =
Dimana :
bi : Koefisien Regresi
Sbi : Standart Error
(Sugiyono, 2004:214)
Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji apakah setiap koefisien
regresi variabel bebas mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel tidak
bebas. Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : bi = 0, artinya tidak dapat berpengaruh yang nyata terhadap kepuasan
konsumen
Ha : bi # 0, artinya terdapat pengaruh yang nyata terhadap kepuasan konsumen.
Pembuktian dilakukan dengan menggunakan uji 2 arah dan derajat
kebebasan (degree of freedom) atau tingkat kepercayaan 95% dengan alpha 5%.
Sedangkan proses penguji hipotesis dapat dilihat seperti dibawah ini
Apabila nilai Sig thitung> Sig tpenelitian maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Apabila nilai Sig thitung> Sig tpenelitian maka Ho diterima dan Ha ditolak

408
Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen ( Resni )

Hasil Penelitian
Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kusioner, maka sesugguhnya responden dalam menjawab pernyataan-
pernyataan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Sesuai dengan
standar pembuatan instrumen, bahwa sebelum instrumen digunakan sebagai
alat uji penelitian, maka harus di uji cobakan terlebih dahulu. Oleh karena
itu, untuk mengetahui tingkat keandalan atau kepercayaan instrumen
penelitian ini, penulis melakukan uji coba kepada 100 responden.
Uji validitas
Uji validitas akan menguji masingmasing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 23 pernyataan
yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam
menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah apabila korelasi antara masingmasing indikator terhadap total skor
konstruk menunjukan hasil yang signifikandengan tingkat signifikasi jika r
tabel lebih besar dari 0.196.
Hasil Pengujian Validitas
Sub Indikator Corrected Item r- Keterangan
Variabel Pernyataan Total Correlation tabel
Citra pembuat (X1)
Indikator 1 0, 807 0.195 Valid
Indikator 2 0, 739 0.195 Valid
Brand Citra Pemakai (X2)
Image Indikator 1 0, 882 0.195 Valid
Indikator 2 0, 888 0.195 Valid
Citra Produk (X3)
Indikator 1 0, 820 0.195 Valid
Indikator 2 0, 837 0.195 Valid
Variabel Y (1) 0, 667 0.195 Valid
Keputusa Variabel Y (2) 0, 724 0.195 Valid
n Variabel Y (3) 0, 805 0.195 Valid
Pembelia Variabel Y (4) 0, 458 0.195 Valid
n Variabel Y (5) 0, 667 0.195 Valid
Uji Reliabilitas
dapat di ketahui dari variabel penelitian ini diketahui bahwa seluruh variabel
memiliki Cronbach alpha lebih dari 0,6 sehingga variabel dan dimensi
penelitiandi nyatakan reliabel. Dengan hasil Cronbach alpha yang lebih besar
daro 0,6 maka secara keseluruhan variabel penelitian di nyatakan reliabel, dan
dasar indikator ini yang akan di gunakan pada analisis lebih lanjut.

Hasil pengujian reliabilitas


Variabel Cronbach alpha Keterangan
X1 0, 471 Reliabel

409
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 400-414

X2 0, 492 Reliabel
X3 0, 781 Reliabel
Y 0, 764 Reliabel
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,851 ,731 2,533 ,013
X1 ,091 ,083 ,091 1,094 ,277
X2 ,095 ,081 ,098 1,170 ,245
X3 ,578 ,086 ,576 6,739 ,000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil pengolahan data pade tabel 4.20 kolom Unstandardized
Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 1,851 + 0,091 X1 + 0,095 X2+ 0,578 X3
Pada persamaan regresi tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 1, 851 mempunyai arti bahwa apabila variabel bebas
Brand Image, Citra pembuat (X1), Citra pemakai (X2), Citra Produk (X3)
Adalah nol. Hal ini akan menunjukan keputusan konsumen akan positif, jika
tidak terdapat variabel variabel Brand Image citra pembuat, citra pemakai,
citra produk.
b. Koefisien (b1) = 0.091. pengaruh variabel citra pembuat (X1) terhadap
keputusan konsumen (Y) didapatkan koefisien regresi sebesar 0.091
mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel citra pembuat (X1)
sebesar 1 satuan, maka keputusan konsumen (Y) akan meningkatkan sebesar
0.091.
c. Koefisien (b2) = 0.095 pengaruh variabel citra pemakai (X2) terhadap
keputusan konsumen (Y) didapatkan koefisien regresi sebesar 0.095
mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel citra pemakai(X2)
sebesar 1 satuan, maka keputusan konsumen (Y) akan meningkatkan sebesar
0.095.
d. Koefisien (b3) = 0.578 pengaruh variabel citra produk (X3) terhadap
keputusan konsumen (Y) didapatkan koefisien regresi sebesar 0.578
mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel citra produk (X3)
sebesar 1 satuan, maka keputusan konsumen (Y) akan meningkatkan sebesar
0.578.
koefisien Korelasi (R)
koefisien ini menunjukan seberapa besar hubungan yang terjadi antara
variabel bebas (X1, X2, dan X3) secara serentak terhadap variabel terikat (Y).
Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, semakin mendekati 1 berarti hubungannya

410
Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen ( Resni )

semakin kuat, sebaliknya semakin mendekati 0 maka hubungannya semakin


lemah.
Menurut Rangkuti 2003:264) pedoman untuk memberikan interorestasi
koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
1) 0,000 0, 199 = Sangat Rendah
2) 0,200 0, 399 = Sangat Rendah
3) 0,400 0, 599 = Rendah
4) 0,600 0,799 = Kuat
5) 0,800 1,000 = Sangat Kuat
Pengujian Koefisien Korelasi

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,655 ,429 ,411 ,89699 1,606
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 4.21 Model Summaryb di peroleh nilai koefisien
korelasi (R) sebesar 0,655 berarti tingkat hubungan antar variabel Brand image
yang terdiri dari citra pembuat (X1), citra pemakai (X2) dan citra Produk (X3)
secara serentak dengan variabel (Y) dalam kategori kuat.
Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen (bebas) menjelaskan variabel
independen terikat
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 ,655 ,429 ,411 ,89699 1,606
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 4.22 diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:Dalam output SPSS diperoleh pada tabel 4.20 Model Summaryb diperoleh
nilai koefisien Determinasi (R2) adalah 0,429 atau 42,9. Maka koefisien
determinasinya = 0,429 x 100 = 42,9 % secara serentak dalam menjelaskan
variasi atau perubahan variabel terikat keptusan konsumen (Y) di dapati besarnya
pengaruh variabel bebas 42,9% , sedangkan sisanya yaitu 100% - 42,9 %= 57,1 %
dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian.
Uji F
Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau
hubungan positif dan signifikan variabel bebas Brand Image (X) berupa variabel

411
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 400-414

citra pembuat (X1), citra pemakai (X2), citra produk (X3) variabel terikat
keputusan konsumen (Y).
Uji F (Simultan)
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 57,920 3 19,307 23,996 ,000b
Residual 77,240 96 ,805
Total 135,160 99
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Berdasarkan tabel 4.23 diatas memperlihatkan nilai Fhitung adalah 23,996 ,
dengan tingkat signifikan 0,000. Sedangkan Ftabel adalah 3.089. Oleh karenapada
kedua perhitungan Fhitung> Ftabel (23.996 >3.089) dan tingkat signifikan 0.000 <
0,05 maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dan dapat disimpulkan bahwa
variabel bebas berupa variabel Brand Image (X1) citra pembuat, (X2) citra
pemakai dan (X3) citra produk secara bersama-sama (simultan ) mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat keputusan konsumen (Y)
Uji T
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
bebas Brand imagesecara parsial (individual) yang terdiri dari citra pembuat,
citra pemakai dan citra produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan konsumen (Y).
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,851 ,731 2,533 ,013
X1 ,091 ,083 ,091 1,094 ,277
X2 ,095 ,081 ,098 1,170 ,245
X3 ,578 ,086 ,576 6,739 ,000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel 4.24 di atas dapat di
jelaskan pengaruh antara variabel indevenden yaitu Brand Image yang terdiri dari
citra pembuat (X1), citra pemakai (X2) dan citra Produk (X3) terhadap variabel
dependen keputusan konsumen (Y) pada Hotel Amaris di Samarinda adalah
sebagai berikut:
1.Variabel Citra Pembuat (X1) Nilai t-hitung variabel Citra pemakai (X1) adalah
1,094 >Ftabel= 1.661 dan nilai Signifikan adalah 0,245, nilai ini lebih besar dari

412
Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen ( Resni )

nilai a= 5%, hal ini berarti citra pembuat (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan konsumen.
2.Variabel Citra Pemakai (X2) Nilai t-hitung variabel Citra pembuat (X2) adalah
1,170 >Ftabel= 1.661 dan nilai Signifikan adalah 0,245, nilai ini lebih besar dari
nilai a= 5%, hal ini berarti citra pemakai (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan konsumen.
3.Variabel Citra Produk Nilai t-hitung variabel Citra peroduk (X3) adalah 6.739
>Ftabel= 1.661 dan nilai Signifikan adalah 0,000, nilai ini lebih kecil dari nilai a=
5%, hal ini berarti citra produk (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen

Penutup
Hasil analisis secara Uji F (simultan), menunjukan bahwa Brand Image yang
terdiri dari variabel citra pembuat, citra pemakai dan citra produk mempengaruhi
keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Smarinda.
Hasil analisis secara Uji t (parsial), menunjukan bahwa Brand Image yang
terdiri dari variabel citra pembuat (X1), citra pemakai (X2) tidak berpengaruh
terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Smarinda dan
hanya variabel citra produk (X3) yang berpengaruh signifikan.
Berdasarkan nilai koefisien regresi (standardized coefficients), bahwa variabel
yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen dalam
menggunakan Hotel Amaris di Samarinda adalah variabel citra produk.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-
variabel lain di luar variabel yang telah diteliti ini agar memperoleh hasil
yang lebih bervariatif yang dapat berpengaruh terhadap keputusan konsumen.
Sebaiknya Hotel Amaris di Samarinda lebih meningkatkan atribut dan kualitas
produk sehingga pengunjung bisa menikmati dan merasa nyaman terhadap
fasilitas yang tersedia di Hotel Amaris di Samarinda. hasil perhitungan uji parsial
(Uji t) menunjukkan variabel citra produk berpengaruh signifikan terhadap
keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda.
Disarankan agar perlunya perusahaan lebih meningkatkan produktifitas
Hotel agar Brand Image dapat terbentuk semakin kuat sehingga dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan.

Daftar Pustaka
Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi,
Cetakan Keempat, Alfabeta, Bandung.
Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi & Rasakan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.jakarta
Assauri, Sopyan, 2004, Manajemen Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Basu Swastha dan Irawan, (2005), Manajemen Pemasaran Modern. Liberty,
Yogyakarta

413
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 400-414

Dantes, Nyoman Prof Dr. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta. CV Andi Offset
Fisk, Peter, 2007, Marketing Genius, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Semarang, UNDIP, 2005
Kartajaya, Hermawan, 2006, marketing Plus 2000 siasat memenangkan
persaingan Global, cetakan kesembilan, Gramedia Pustaka Umum
Jakarta.
Keller, K. L. 2003. Branding And Branding Equity. In. B. A Weitz and R.
Wensley. (Eds.), Handbook Of Marketing. London. : Sage.
2003, Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol, Jilid Pertama, Edisi Millenium, Prenhallindo,
Jakarta
2009. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta:
Indeks-Prentice Hall
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran jasa teori dan Praktik. Jakarta:
Salemba Empat.
2006, Manajemen Pemasaran Jasa, edisi kedua, Salemba
Empat, Depok.
Mursyd, 2006, Manajemen Pemasaran, cetakan keempat, Bumi Aksara, Jakarta.
Rangkuty, Fredy, 2003, Riset Pemasaran, Cetakan Keenam, Gramedia, Jakarta.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk
Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana
Simamora, Bilson, 2002, Aura Merek, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Penerbit: Alfabeta.
Sutisna dan Teddy Pawitra. 2001. Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran.
PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Swasta, Basu dan Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Liberty.
Tjiptono, Frandy.( 2008). Strategi Pemasaran edisi III. Yogyakarta : ANDI
(2005). Pemasaran jasa, malang, bayu media publising
Yogyakarta.
Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Widayat. 2004. Metode Penelitian Pemasaran Aplikasi Software SPSS,
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Sumber internet:
Rangkuti, Freddy. 2002. Riset Pemasaran http ://www.damandiri. or.id/file.
Nurhasymahdunairbab2.pdf. (diakses 26Januari 2015)

414

Anda mungkin juga menyukai