Problem Identification
Kabupaten Toba Samosir merupakan pemukiman padat penduduk dengan jumlah penduduk
menurut BPS Tobasa pada tahun 2016 mencapai 180.694 jiwa. Kenaikan jumlah tersebut diikuti
dengan meningkatnya pembuangan sampah organik dan anorganik. Selain itu, budaya
masyarakat batak yang memelihara ternak secara bebas, buang air besar secara sembarangan
dan buang sampah sembarangan telah mengakibatkan kurangnya kebersihan lingkungan.
Produksi sampah di Kabupaten Toba Samosir memiliki rata rata yaitu 459,312 m3 per hari
dengan asumsi produksi sampah 0,012 m3 per hari per rumah tangga yang sebagian besar
berasal dari sampah pasar, rumah tangga, sekolah, perkantoran, rumah tangga, pertokoan dan
lain sebagainya. Seluruh sampah diangkut dan di bawa ke Kawasan tempat pembuangan akhir
(TPA) sampah di Pintu Bosi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir dengan rata rata
37,8 m3 per hari. Sementara sampah sampah yang sampai pada TPA tersebut ditangani kurang
maksimal yaitu dengan cara pembakaran sampah (organik dan anorganik) yang menyebabkan
pencemaran udara. Selain itu sampah yang tidak sampai pada TPA dibakar atau dibuang
sembarangan yang menyebabkan penumpukan di muara sungai atau anak sungai. Masalah
sampah di Kabupaten Toba Samosir sampai saat ini belum tertangani secara optimal, sehingga
perlunya penanganan secara terpadu seperti peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan secara bertahap.
Sampah berdasarkan kandungan zat kimia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sampah
organik yang pada umumnya mengalami pembusukan, seperti daun dan sisa makanan.
Sedangkan sampah anorganik pada umunya tidak mengalami pembusukan, seperti plastik dan
logam. Sampah organik sangat banyak jumlahnya dan memiliki nilai yang lebih bermanfaat
seperi mengola menjadi kompos dan pupuk daripada dibakar dan menghasilkan polusi udara.
Pupuk kompos adalah bahan bahan organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya
interaksi antara mikroorganisme yang bekerja di dalamnya.
Pengelolaan sampah menjadi kompos mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA
sehingga menghemat sumber daya penunjang seperti bahan bakar kendaraan dan operasional
alat lainnya; persepsi masyarakat terhadap sampah yang dipandang sebelah mata karena
terkesan kotor dan bau berkurang karena kompos tidak berbau dan memiliki nilai lebih tinggi;
dan upaya menghindari dari kerusakan lingkungan karena sistem penanganan sampah sudah
baik.
No. Bahan
1. Sampah organik:
a. Sampah hijau: sayur sayuran, buah buahan, potongan
rumput, daun segar, limbah rumah tangga, bubuk the dan
kopi, kulit telur, pupuk kendang (kotoran unggas seperti
ayam, itik, sapi dan kambing)
b. Sampah coklat: daun kering, rumput kering, serbuk gergaji
serutan kayu, limbah kertas, kulit jagung, jerami (batang
padi), dan tangkai sayuran
2. Bakteri
3.1.2 Alat
Alat yang diperlukan untuk pembuatan pupuk kompos adalah:
Tabel 2. Alat pembuatan pupuk kompos
No. Alat
1. Mesin pencacah
2. Mesin komposter
3. Sekop
4. Ember
5. Termometer
6. Sarung tangan
7. Masker
4. Profitability Analysis
7. Conclusion