Anda di halaman 1dari 5

IV.

METODE PENELITIAN

4.1 Kerangka Pemikiran


Bentley (2007) menyebutkan bahwa sistem memiliki batasan tertentu dan didalamnya terdiri atas
dua komponen model dan basis data yang diintegrasikan oleh perangkat komputer tertentu yang
menghasilkan output tertentu. Sistem penjadwalan ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Kerangka Pemodelan

Sistem penjadwalan ini terdiri atas model-model kuantitatif penjadwalan dan basis data
penjadwalan. Model-model kuantitatif penjadwalan terdiri atas perhitungan nilai CR, aturan buffer
stock, perhitungan jumlah produksi, perhitungan utilisasi mesin, perhitungan downtime mesin,
perhitungan SPT, dan aturan penetapan mesin kritis. Adapun basis data penjadwalan terdiri atas data
permintaan tiap item produk, data faktor konversi, data delay mesin, data waktu produksi mesin, data
stok gudang, dan waktu kerja mesin. Model-model kuantitatif penjadwalan dan basis data
penjadwalan ini diintegrasikan dalam sistem komputer dalam hal ini perangkat lunak Microsoft Excel
2010 (Microsoft, 2009). Pengintegrasian ini dilakukan untuk menghasilkan alternatif penjadwalan
produksi.

4.2 Metodologi Penelitian


PT. MDS merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan daging. Penjadwalan yang
baik akan meningkatkan produktifitas perusahaan. Namun, pengamatan di lapangan menyimpulkan
ada beberapa hal yang sebenarnya menjadi penghambat dalam pelaksanaan penjadwalan perusahaan.
Penjadwalan itu sendiri merupakan penjabaran dari master schedule (rencana kerja) yang dijabarkan
kedalam jadwal kerja harian perusahaan berupa urutan produksi setiap jenis produk. Dalam
pelaksanaannya di PT. MDS sering terjadi penumpukan di beberapa lini produksi dan terjadi
downtime mesin (penuruan waktu kerja mesin) yang diakibatkan terjadinya change over (pindah item
produk), selain itu jadwal produksi secara terperincipun belum bisa dibuat dengan maksimal. Oleh

12

sebab itu dilakukan identifikasi lebih dalam guna lebih melihat permasalahan yang sebenarnya terjadi
di lapangan.
Setelah identifikasi lebih dalam dilakukan upaya pengurutan produksi berdasarkan kondisi di
gudang produk akhir. Metode Critical Ratio (CR) merupakan metode tepat karena akan menjaga
gudang tetap terisi penuh. Penggunaan metode ini dikarenakan perusahaan melakukan distribusi
produk setiap hari, sehingga gudang finish goods harus senantiasa terjaga. Untuk meningkatkan
kinerja sendiri, dilakukan upaya meminimalisir waktu change over. Dilakukan pengelompokan
produk dan melakukan produksi dengan metode Short Processing Time (SPT). Adapun flowchart
metode penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Flowchart Metodologi Penelitian

13

Flowchart pada Gambar 3. menggambarkan tahapan pelaksanaan penelitian ini, dimulai dengan
identifikasi faktor terkait penjadwalan, kemudian pengurutan item untuk diproduksi dengan metode
critical ratio (CR) dan dibuat alternatif jadwal harian. Adapun untuk identifikasi faktor terkait
penjadwalan terdiri atas identifikasi waktu baku proses produksi setiap mesin, waktu delay untuk
pengangkutan selama proses produksi dari satu mesin produksi ke mesin produksi lainnya, dan
identifikais penentuan mesin kritis yang selanjutnya akan digunakan pada pembuatan jadwal harian.
Adapun flowchart identifikasi terkait penjadwalan produksi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Flowchart Metodologi Perhitungan Awal

Data jam kerja mesin produksi, data delay antar mesin produksi, dan data mesin kritis produksi
ini selanjutnya akan menjadi inputan proses berikutnya. Selanjutnya dilakukan pengurutan item
produk untuk diproses selama proses produksi, adapun flowchart pengurutan produksi dengan item
produk tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Setelah jenis produk disusun, jenis produk tersebut
disusun kembali kedalam jadwal harian.

14

Start

Jumlah Permintaan

Stok Gudang =>


Ya
Permintaan

Tidak

Hitung Jumlah yang Harus


diproduksi

Jumlah yang harus


Diproduksi

Konver satuan

Produksi (pcs)/(batch)

Menghitung Nilai CR

Urutan Produksi berdasarkan


Nilai CR terendah

End

Gambar 5. Flowchart Metodologi Perhitungan Nilai CR

4.3 Tata Laksana


1. Observasi Lapang dan Studi Pustaka
Observasi lapang dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan proses produksi.
Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari sistem penjadwalan yang diterapkan
perusahaan.

15

2. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini, identifikasi masalah dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembuatan jadwal produksi serta kebijakan-kebijakan yang berlaku di perusahaan.

3. Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan pada departemen Production Planning and Inventory Control
(PPIC), departemen produksi, dan departemen logistik. Pengambilan data dilakukan dengan
cara observasi di lapangan secara langsung dan wawancara dengan pihak-pihak terkait
dalam proses produksi. Data sekunder diperoleh dari pihak PPIC, departemen produksi, dan
departemen logistik. Data yang dikumpulkan berupa sales order (data permintaan), data
tiap tahapan produksi, dan data jenis produksi.

4. Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik dan model pengurutan yaitu CR
dilanjutkan dengan SPT yang merupakan metode paling sesuai diterapkan di perusahaan.
Data yang dijadikan masukan dalam model penjadwalan adalah data permintaan atau
pesanan, data kapasitas produksi, data jenis produk, data stok produk jadi di gudang, dan
data batas waktu pengiriman.

5. Perancangan Model
Pada perancangan model, input (masukan) model berupa data permintaan atau pesanan
meliputi tanggal pemesanan, jumlah pemesanan, data teknis produk, jumlah stok produk
jadi, dan kapasitas produksi. Output (keluaran) dari model berupa penjadwalan produksi
dengan menggunakan aturan CR dan SPT.

6. Implementasi dan Verifikasi


Microsoft Excel 2010 merupakan perangkat yang digunakan untuk mendukung proses
penjadwalan yang telah dibuat. Edraw Max 16 dan Endnote 15 merupakan software
pendukung yang digunakan.

16

Anda mungkin juga menyukai