Anda di halaman 1dari 12

A.

ZAT PADAT
Bahan padat dapat diklasifikasikan berdasarkan keteraturan susunan atom-
atom atau ion-ion penyusunnya. Bahan yang tersusun oleh deretan atom-atom yang
teratur letaknya dan berulang (periodik) disebut bahan kristal. Dikatakan bahwa bahan
kristal mempunyai keteraturan atom berjangkauan panjang. Sebaliknya, zat padat
yang tidak memiliki keteraturan demikian disebut bahan amorf atau bukan-kristal.
Fisika zat padat secara umum dihubungkan dengan kristal dan elektron dalam kristal.
Pengkajian tentang zat padat dimulai pada tahun-tahun awal abad ini sesudah berhasil
dipelajarinya difraksi sinar-x oleh kristal. Dari gejala ini dapat ditemukan bukti bahwa
kristal terdiri dari atom-atom yang susunannya teratur. Melalui keberhasilan
memodelkan susunan atom-atom dalam kristal, para fisikawan dapat mempelajari
lebih banyak dan lebih lanjut tentang zat padat. Dalam perkembangan selanjutnya,
pengkajian zat padat telah meluas pada bahan bukan kristal (amorf), bahan gelas, dan
bahkan bahan cair
B. KRISTAL DAN NON KRISTAL
Bahan yang tersusun oleh deretan atom-atom yang teratur letaknya dan
berulang (periodik) yang tidak berhingga dalam ruang disebut bahan kristal.
Kumpulan yang berupa atom atau molekul dan sel ini terpisah sejauh 1 atau 2 .
Kristal dapat dibentuk dari larutan, lelehan, uap, atau gabungan dari ketiganya. Bila
proses pertumbuhannya lambat, atom-atom atau pertikel penyusun zat padat dapat
menata diri selama proses tersebut untuk mrenempati posisi yang sedemikian
sehingga energi potensialnya minimum. Keadaan ini cenderung membentuk susunan
yang teratur dan juga berulang pada arah tiga dimensi, sehingga terbentuklah
keteraturan susunan atom dalam jangkauan yang jauh.
Sebaliknya, zat padat yang tidak memiliki keteraturan demikian disebut bahan
amorf atau bukan-kristal, dalam proses pembentukan yang berlangsung cepat, atom-
atom tidak mempunyai cukup waktu untuk menata diri dengan teratur. Hasilnya
terbentuklah susunan yang memiliki tingkat energi yang lebih tinggi. Susunan atom
ini umumnya hanya mempunyai keteraturan yang berjangkauan terbatas, dan keadaan
inilah yang mencerminkan keadaan amorf.

keteraturan yang berjangkauan terbatas, dan keadaan inilah yang mencerminkan keadaan
amorf.
C. STRUKTUR KRISTAL
Susunan khas atom-atom dalam kristal disebut struktur kristal. Struktur kristal
dibangunoleh sel satuan (unit cell ) yang merupakan sekumpulan atom yang tersusun
secara khusus,secara periodik berulang dalam tiga dimensi dalam suatu kisi kristal
(crystal lattice).Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa sebuah Kristal
Ideal disusun olehsatuan-satuan struktur yang identik secara berulang-ulang yang tak
hingga didalam ruang.Untuk menggambarkan struktur kristal ini dapat
digambarkan/dijelaskan dalam istilah istilah : Lattice (kisi) dan sebuah Basis yang
ditempelkan pada setiap titik lattice (titik kisi)
- Kisi kristal : Kisi adalah sebuah susunan titi-titik yang teratur dan periodik di dala
m ruang.
- Basis : sekumpulan atom, dengan jumlah atom dalam sebuah basis dapat berisi satu
atom atau lebih.

Atau secara singkatnya adalah struktur kristal terdiri dari kisi dan basis, Struktur
kristalakan terjadi bila ditempatkan suatu basis pada setiap titik kisi sehingga
struktur kristalmerupakan gabungan antara kisi dan basis. Apabila dinyatakan
dalam hubungan dua dimensiadalah sebagai berikut

Sehingga apabila atom atau sekumpulan atom tersebut menempati titik-titik kisi maka
akanmembentuk suatu struktur kristal

D. KISI KRISTAL
Didalam kristal terdapat kisi-kisi yang ekivalen yang sesuai dengan
lingkungannya dan diklasifisikan menurut simetri translasi.

Operasi translasi kisi


Didefinisikan sebagai perpindahan dari sebuah kristal oleh sebuah vektor
translasi kristal
1. Untuk kisi dua dimensi (2D)
Ilustrasi struktur kristal dalam gambaran dua dimensi (2D) :

T merupakan vektor translasi


A,B, dan C adalah atom Penyusun kristal a1 adalah jarak antara atom
Vektor posisi dari setiap titik kisi pada kisi dua dimensi yaitu :
T = n1a1 + n2a2
a, a1 dan a2 merupakan vektor translasi primitif, sedangkan n1 dan n2 merupakan bilangan
bulat yang nilainya bergantung pada kedudukan titik kisi

2. untuk kisi tiga dimensi (3D)


Pada kisi tiga dimensi (3D), vektor posisi untuk titik-titik kisi yaitu:

T = n1a1 + n2a2 + n3a3


a1, a2 dan a3 adalah vektor translasi primitif
, , dan g adalah sudut yang dibentuk vektor a1, a2 dan a3
Selain simetri translasi, terdapat beberapa operasi lain yang membuat kisi invarian (tidak
berubah bentuknya dari semula), yaitu :
a. Refleksi : Pencerminan pada bidang (simbul : m)
b. Rotasi : Perputaran pada sumbu tertentu dgn sudut sebesar (2/n) (simbul n = 1,2,3,4,dan 6
c. Inversi : Pencerminan pada suatu titik tertentu (simbul : i)
d. Luncuran/Glide : Operasi gabungan antara refleksi dan translasi
e. Ulir/Screw : Operasi gabungan antara rotasi dan translasi

Sel Primitif dan Sel Konvensional


1. Sel primitif adalah sel yang mempunyai luas atau volume terkecil, Sel primitif dibangun
oleh vektor basis biasa disebut sel satuan (unit sel).

Cara menentukan sel primitif (metoda wigner seitz) :


a. Ambilah salah satu titik kisi sebagai acuan (biasanya di tengah)
b. Titik kisi yang anda ambil sebagai acuan dihubungkan dengan titik kisi terdekat
disekitarnya.
c. Di tengah-tengah garis penghubung, buatlah garis yang tegak lurus terhadap garis
penghubung.
d. Luas terkecil (2 dimensi) atau volume terkecil (3 dimensi) yang dilingkupi oleh garis-
garis
atau bidang-bidang ini yang disebut sel primitive Wigner-Seitz
Contoh penggambaran Sel Primitif dengan Metode Wigner-Seitz
2. sel konvensional (sel tak primitif) adalah sel yang mempunyai luas atau volume bukan
terkecil artinya mempunyai luas atau volume yang besarnya merupakan kelipatan sel
primitif.

E. KISI BRAVAIS DAN NON BRAVAIS


Kisi yang memiliki titik-titik kisi yang ekuivalen disebut kisi Bravais sehingga titik-titik kisi
tersebut dalam kristal akan ditempati oleh atom-atom yang sejenis
Titik A,B dan C adalah ekuivalen satu sama lain
Titik A dan A1 tidak ekivalen (non-Bravais)

Tipe-tipe lattice dasar


Lattice (kisi) dua dimensi : ada lima (5) jenis, yaitu
1. Kisi miring

2. Kisi bujur sangkar

3. Kisi heksagonal
4. Kisi segi panjang

5. Kisi segi panjang berpusat

Lattice (kisi) Tiga dimensi : ada 7 sistem kristal dan 14 kisi bravais, yaitu :
1. Triklinik
2. Monoklin
3. Orthorombik
4. Tetragonal
5. Kubus
6. Trigonal
7. Heksagonal
Jarak antar bidang-bidang kristal (hkl)
F. STRUKTUR KRISTAL KUBIK
Tiga jenis struktur kristal yang relatif sederhana dapat dijumpai pada kebanyakan
logam, yaitu :
1. kubus sederhana (simple cubic = SC)
Sel Primitif = Sel Konvensional Jumlah titik lattice =
8 x 1/8 = 1 buah (Pada setiap sudut dipakai 8 kubus sel)

Contoh: CsCl,CuZn,CsBr,LiAg Jarak tetangga terdekat : a Jml tetangga terdekat : 6 Vektor


primitif : a1 = ax a2 = ay a3 = az

2. kubus pusat bidang sisi (face-centered cubic = FCC)

Sel Primitif Sel Konvensional


Jumlah titik lattice pada:
sel primitive = 8 x 1/8 = 1 buah
sel konvensional = (8 x 1/8) + 1 = 2
buah

contoh : NaCl, Intan, ZnS, Cu, Ag, Au, Al ,Pb ,Ni ,Fe,Nb
Jarak tetangga terdekat : 2a/2 Jml tetangga terdekat : 12
Vektor primitif : a1 = a/2 (x + y) a2 = a/2 (y + z) a3 = a/2 (x + z)
3. kubus pusat ruang badan (body-centered cubic = BCC)

Sel Primitif Sel Konvensional


Jumlah titik lattice pada: sel primitive = 8 x 1/8 = 1 buah
sel konvensional = (8 x 1/8) + (6 x 1/2) = 4buah
Jarak tetangga terdekat : (3a/2)1/2
Jumlah tetangga terdekat : 8
Vektor primitif : a1 = a/2 (x + y z ) a2 = a/2 (-x + y + z) a3 = a/2 (x y + z )
Contoh : Na,Li,K,Rb,Cs,Cr,Fe,Nb

Anda mungkin juga menyukai